PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

I. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Semen Spermatozoa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

PENGARUH GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inseminasi Buatan (IB)

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India yang merupakan keturunan

PENGARUH JUMLAH SPERMATOZOA PER INSEMINASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH

PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING DI DATARAN RENDAH TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL. Simmental Semen s Quality

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

SKRIPSI. Oleh FINNY PURWO NEGORO. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perkawinan silang dengan kambing kacang. Masyarakat menyebut

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa Sapi

Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis pada Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Post-Thawing Sapi Simmental

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

VIABILITAS SEMEN SAPI SIMENTAL YANG DIBEKUKAN MENGGUNAKAN KRIOPROTEKTAN GLISEROL

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

Motility of Spermatozoa Brahman Bull in CEP-D Diluent with Egg Yolk Suplementation of Gallus sp. of Hisex Brown Strain during Refrigerator Storage

EFEK PENAMBAHAN LAKTOSA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA EPIDIDIMIS MARMUT (Cavia cobaya) SELAMA PRESERVASI SKRIPSI

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BRAHMAN DENGAN DOSIS KRIOPROTEKTAN GLISEROL YANG BERBEDA DALAM BAHAN PENGENCER TRIS SITRAT KUNING TELUR

TINJAUAN PUSTAKA. domestik dari banteng ( Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik. Sapi asli

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

EVALUASI KUALITAS SEMEN BEKU AKIBAT PERBEDAAN METODE LAMA EQUILIBRASI DAN LAMA PENURUNAN SUHU SELAMA PROSESING SEMEN

SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI

OBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang (lokal) dengan kambing Etawah (kambing

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dapat menghasilkan wol

Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan masyarakat akan bahan pangan itu sangatlah penting untuk menunjang kehidupannya. Protein hewani adalah salah satu bahan pangan yang dibutuhkan manusia untuk melangsungkan kehidupannya, dimana salah satu protein hewani yang sangat umum dibutuhkan oleh manusia adalah daging. Pemerintah di Indonesia mencanangkan program swasembada daging yang masih saja belum tercapai sampai tahun ini. Penyediaan daging yang optimal, dapat ditempuh dengan penyediaan ternak untuk menghasilkan populasi yang banyak guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknologi reproduksi perlu dikembangkan untuk membantu meningkatkan populasi dengan meningkatkan mutu genetik ternak tersebut. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah Inseminasi Buatan (IB). Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan dari Inseminasi Buatan, antara lain adalah keahlian inseminator dan juga kualitas dari semen beku yang digunakan. Semen beku adalah semen yang telah diencerkan dan selanjutnya dibekukan jauh di bawah titik beku air yang bertujuan untuk menghentikan sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel. Kualitas semen beku merupakan salah satu faktor pembatas terhadap keberhasilan program IB pada kambing. Pembekuan semen merupakan usaha untuk menjamin daya tahan spermatozoa dalam waktu

yang lama, melalui proses pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan semen sehingga dapat digunakan pada suatu waktu sesuai kebutuhan. Permasalahan yang sering terjadi saat proses pembekuan semen yaitu pengaruh cold shock terhadap sel yang dibekukan dan perubahan-perubahan intraseluler akibat pengeluaran air dengan terbentuknya kristal-kristal es. Kristalkristal es intraseluler dapat merusak spermatozoa secara mekanik. Sebagian masalah cold shock dan pembentukan kristal-kristal es ini dapat diatasi dengan penggunaan pengencer bergliserol sebagai bahan pelindung, yang berfungsi sebagai agen krioprotektan. Penambahan krioprotektan seperti gliserol merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi penurunan kualitas semen beku. Hal ini didasarkan pada peranan gliserol dalam melindungi membran plasma, mencegah kerusakan fisik dan fungsional sel spermatozoa selama proses pembekuan semen akibat terbentuknya kristal-kristal es. Semen mudah mengalami kerusakan selama proses pembekuan, yang mengakibatkan penurunan kualitas semen terutama motilitas, daya hidup dan keutuhan tudung akrosom spermatozoa post thawing. Penggunaan gliserol dalam pembuatan semen beku dapat menghasilkan daya hidup sperma paling lama dan persentase tudung akrosom utuh paling tinggi. Gliserol dapat berdifusi kedalam sperma melalui membran, selanjutnya meminimalisasi terbentuknya kristal-kristal es yang dapat merusak keutuhan tudung akrosom sperma, mengubah bentuk dari kristal-kristal es menjadi lebih tumpul, dan melindungi dari kematian sperma yang cukup cepat. Kerusakan tudung akrosom pada sperma akibat terbentuknya kristal-kristal es, secara tidak langsung juga dapat menurunkan daya hidup dari spermatozoa tersebut.

Penambahan bahan pengencer berupa tris-sitrat kuning telur dimaksudkan untuk memberikan ketahanan kepada spermatozoa sebagai sumber nutrisi dan juga sebagai pelindung atau meminimalisasi persentase kematian sperma akibat pembekuan. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian mengenai Pengaruh penambahan gliserol dalam pengencer tris-sitrat kuning telur terhadap daya hidup dan tudung akrosom utuh semen kambing Peranakan Etawah post thawing. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh level gliserol dalam pengencer tris-sitrat kuning telur terhadap daya hidup dan tudung akrosom utuh sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. 2. Berapa level gliserol terbaik dalam pengencer tris-sitrat kuning telur yang dapat menghasilkan daya hidup sperma paling lama dan persentase tudung akrosom utuh paling tinggi pada sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh level gliserol dalam pengencer tris-sitrat kuning telur terhadap daya hidup dan tudung akrosom utuh sperma kambing Peranakan Etawah post thawing.

2. Mengetahui level gliserol terbaik dalam pengencer tris-sitrat kuning telur yang dapat menghasilkan daya hidup sperma paling lama dan persentase tudung akrosom utuh paling tinggi pada sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. 1.4 Kegunaan Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar rujukan penelitian selanjutnya, dan juga dapat menjadi parameter untuk meningkatkan kualitas semen serta dapat memaksimalkan kualitas semen meskipun melalui tahap pembekuan. 1.5 Kerangka Pemikiran Teknologi Inseminasi buatan digunakan dalam meningkatkan populasi ternak dan dapat memperbaiki mutu genetik dari ternak itu sendiri. Prosedur inseminasi buatan diperlukan kualitas semen beku yang cukup baik untuk digunakan. Selama proses pembekuan semen, akan terbentuk kristal-kristal es yang akan menyebabkan konsentrasi elektrolit meningkat di dalam sel yang akan melarutkan selubung lipoprotein dinding sel spermatozoa, dan pada waktu thawing akan mengubah permeabilitas membran plasma sehingga spermatozoa akan mati (Toelihere, 1985). Penambahan krioprotektan seperti gliserol merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya kualitas semen beku kambing. Peranan gliserol dalam hal ini melindungi membran plasma, mencegah kerusakan fisik dan fungsi sel spermatozoa selama proses pembekuan semen akibat terbentuknya kristal-kristal es. Gliserol mempunyai efek pengikatan membran plasma yang secara langsung mengikat fosfolipid pada kelompok kepala yang

menurunkan fluiditas membran berinteraksi dengan protein dan glikoprotein membran yang menyebabkan penumpukan partikel intra membran. Penambahan gliserol dapat menurunkan kapasitas elektrikal membran yang mengindikasikan skala restrukturisasi yang besar dari struktur membran. Gliserol mempunyai aktivitas osmotik, berdifusi secara perlahan melalui membran. Secara metabolis gliserol akan berdifusi, menembus dan memasuki spermatozoa dan akan dipakai oleh spermatozoa untuk metabolisme oksidatif, menggantikan air yang bebas dan mendesak keluar elektrolit-elektrolit, menurunkan konsentrasi elektrolit intraseluler serta mengurangi daya merusaknya terhadap sel spermatozoa (Toelihere, 1985). Selain itu, gliserol akan menurunkan konsentrasi natrium di dalam medium di luar sel sehingga kematian sel spermatozoa akibat solution-effect dapat dihindarkan dan pembentukan kristal-kristal es di dalam sel dapat dikurangi. Salah satu bahan pengencer yang digunakan dalam pengolahan semen beku adalah tris sitrat kuning telur, tris dan sitrat dapat mempertahankan osmolaritas dan sebagai penyangga yang dapat digunakan secara efektif untuk mempertahankan ph secara fisiologik, glukosa/fruktosa sebagai sumber energi, bagi spermatozoa selama inkubasi dan dapat mempertahankan tekanan osmotik pengencer, dan kuning telur dapat melindungi spermatozoa dari kerusakan akibat cekaman dingin (cold shock). Selama proses pembekuan berlangsung, spermatozoa mudah mengalami peroksidasi lipid, yang akan merusak sel spermatozoa. Bagian sel spermatozoa yang paling peka terhadap kerusakan peroksidasi endogenous dan eksogenous adalah bagian akrosom. Tudung akrosom merupakan bagian terpenting dari spermatozoa dan berperan dalam proses pembuahan. Pada tudung akrosom terdapat enzim-enzim (hialuronidase, akrosin, CPE (Corona Penetrating Enzyme)

yang diperlukan dalam menembus culumus oophorus dan zona pelusida. Oleh karenanya bagian tudung akrosom ini menjadi bagian penting untuk diperhatikan dalam evaluasi semen. Uji yang dilakukan untuk menilai utuh tidaknya tudung akrosom adalah uji formalin 1%. Spermatozoa dengan tudung akrosom utuh akan terlihat hitam karena enzim-enzim (protein) yang ada akan mengalami aglutinasi. Kerusakan akrosom terutama terjadi pada saat pencairan kembali (thawing) (Cross dan Hank, 1991), tingkat kerusakan akrosom pada kambing dapat mencapai 20-22% (Tambing, 1999; Werdhany, 1999). Adanya gliserol yang berfungsi sebagai agen krioprotetan akan menjaga keseimbangan konsentrasi fisiologik intra dan ekstraseluler dan tudung akrosom akan tetap utuh. Gliserol akan berinteraksi dengan membran plasma sehingga akan mengurangi kerusakan dari membran plasma dan tudung akrosom pada saat terjadi perubahan struktur dari relatif cair ke padat selama pembekuan atau yang lebih penting lagi pada saat pencairan kembali (Feradis, 1999). Konsentrasi 6% gliserol dalam pengencer tris lebih efektif mempertahankan motilitas, daya hidup dan keutuhan membran plasma sel sperma kambing peranakan Etawah dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 7% (Tambing, 1999). Penggunaan gliserol pada semen kambing konsentrasi gliserol yang optimum adalah 4-7% (Leboeuf dkk., 2000), sedangkan untuk pembekuan semen kambing, standar penggunaan gliserol yang dianjurkan adalah 6-8%. Jika kurang dari itu maka giserol tidak akan memberikan efek yang berarti, sedangkan jika lebih tinggi akan menimbulkan efek toksik pada spermatozoa (Evans dan Maxwell, 1987). Dari hasil penelitian terdahulu bahwa penambahan gliserol 6% berhasil melindungi spermatozoa dari berbagai cekaman selama proses kriopreservasi semen, sehingga dapat mempertahankan kualitas semen beku (motilitas, daya hidup, membran

plasma utuh dan tudung akrosom utuh spermatozoa) yang layak dipakai dalam program IB pada kambing Peranakan Etawah. Selain kerusakan tudung akrosom utuh yang disebabkan oleh pembekuan, secara tidak langsung pembentukan kristal es akibat pembekuan mempengaruhi juga daya hidup dari sperma itu sendiri. Kerusakan tudung akrosom yang dialami oleh sperma karena kristal es, menyebabkan sperma yang mempunyai akrosom yang tidak utuh berarti sperma tersebut mati, semakin besar peningkatan kerusakan tudung akrosom maka semakin menurun pula daya tahan hidup dari sperma itu sendiri. Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil hipotesis bahwa penambahan gliserol dalam pengencer tris-sitrat kuning telur berpengaruh terhadap daya hidup dan tudung akrosom utuh sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. Serta penambahan gliserol 6% didalam pengencer tris-sitrat kuning telur merupakan level yang paling baik dalam menghasilkan daya hidup sperma paling lama dan persentase tudung akrosom utuh paling tinggi pada sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak akhir bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016 di Breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dan dilanjutkan dengan pengamatan di Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.