KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI MADURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

dokumen-dokumen yang mirip
Kesesuaian Lahan untuk Tembakau di Madura dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 1 MARET 2010 ISSN

PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PANGAN PADI DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN TAMBAK GARAM DI PESISIR UTARA KABUPATEN PAMEKASAN

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP

PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN TAMBAK GARAM DI PESISIR UTARA KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Alfian Sukri Rahman Dosen Pembimbing: Ir. Yuwono, MT Udiana WD, ST, MT

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM RAKYAT DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PAMEKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Kata kunci: lahan kering, kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Lampiran 1. Deskripsi Profil

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

BAB II METODE PENELITIAN

PENENTUAN KAWASAN JENIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DATA SPASIAL

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

III. METODOLOGI 3.1 Ruang Lingkup dan Batasan Kajian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

EMBRYO VOL. 7 NO. 1 JUNI 2010 ISSN 0216-0188 KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI MADURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Abstract Cropp patern in the rainy season caused unutilization land in Madura. This research has amied to find out agroecosystem agriculture map using remote sensing and cropp development models by agroecosystem. The method of this research uses agriculture plants with maching between land quality in mapping unit and evaluation food plants. Result of this research shows potential agriculture map for corn cultivation, wide area very appropriate 70.279,5 ha (15,4), appropriate 211.512,3 ha (46,3). Keyword : site selection, corn, Madura Pendahuluan Pulau Madura memiliki areal pertanian sekitar 400 ribu hektar, yang didominasi oleh sawah tadah hujan dengan curah hujan di atas 200 mm selama bulan Desember sampai April, dengan tingkat kesuburan tanah rendah dan produktivitas rendah (BPS, 2007). Secara tradisional petani melaksanakan pola tanam padi sawah pada awal musim hujan diikuti oleh tumpangsari jagung dengan kacang tanah. Pola tanam seperti ini, menyebabkan kurang optimumnya pemanfaatan lahan dan secara otomatis berdampak pada rendahnya produksi dan pendapatan petani. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pertanian jagung di Madura adalah terbatasnya investasi untuk mendukung pengembangan usaha agrobisnis. Keterbatasan data tentang kondisi perkembangan penggunaan lahan yang kurang, kurangnya informasi mengenai komoditas unggulan daerah yang mempunyai peluang untuk dikembangkan yang dapat menarik daya tarik para investor karena hasil evaluasi lahan untuk berbagai keperluan yang ada. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu metode pengumpulan data yang cepat. Salah satu metode penelitian yang dimaksud adalah pemanfaatan citra satelit penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan peta kesesuaian lahan untuk tanaman jagung menggunakan sistem informasi geografis dan citra satelit penginderaan jauh. Suhelmi (1998) memanfatkan citra satelit Landsat TM dan SIG untuk perencanaan penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Menghasilkan perluasan penanaman tembakau pada lahan perkebunan. Sudrajat (2008) melakukan penelitian Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Tembakau di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase dan matching method. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di empat kabupaten Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) dan Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo mulai bulan Maret sampai bulan Desember 2010. Tahapantahapan analisis dalam pemetaan karakteristik agroekoteknologi dalam gambar 1. 45

Kesesuaian Lahan Untuk... 45 52 (Firman FM) Peta RBI Skala 1:25000 Citra Satelit Landsat dan Aster Peta Tanah Data Curah Hujan Data kontur Koreksi radiometri dan geometri Interpolasi Citra Interpolasi DEM Klasifikasi penggunaan lahan Analisis Slope Klasifikasi lereng Peta Lereng PetaPenggunan Lahan Peta Jenis Tanah Peta Curah Hujan Tumpang susun Peta satuan Lahan Kerja Lapang: -Pengumpulan data fisik lingkungan yang tidak bisa disadap citra Penentuan Sampel uji Uji akurasi Reinterpretasi Peta-peta karakteristik lahan Peta Penggunaan Kuaitas lahan Maching Peta Kesesuaian lahan Gambar 1. Alur penyunan peta Kesesuaian lahan Uraian pelaksanaan penelitian berdasarkan skema penelitian di atas (gambar diatas): 1. Pra prosesing citra satelit. Pada tahapan ini terdiri dari dua tahapan : koreksi radiometri dan koreksi geometri. 2. Interpretasi penggunaan lahan. Interpretasi penggunaan lahan dari citra digital Landsat ETM+ dan Aster. 3. Ekstraksi Digital Elevation Model (DEM), data DEM didapatkan dari kontur peta RBI dan ekstraksi dari citra Aster. Pembuatan peta lereng juga didapatkan dari data DEM. 4. Pembuatan peta jenis tanah yang didapatkan dari digitasi peta tanah. 5. Pembuatan peta curah hujan, 6. Pengecekan lapangan, pada kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan klasifikasi serta pengumpulan data yang tidak dapat diperoleh melalui analisis citra. 7. Membuat tabel hasil pengamatan tanah, meliputi pengamatan sifat tanah dan pengambilan contoh tanah untuk analisis di 46

EMBRYO VOL. 7 NO. 1 JUNI 2010 ISSN 0216-0188 laboratorium. Membuat klasifikasi kesesuaian lahan untuk jenis tanaman diservikasi dengan cara membandingkan antara karakteristik lahan dan kualitas lahan seperti pada tabel dibawah. 8. Pengolahan kesesuaian lahan untuk tanaman tembakau. Tabel 1. Kriteriakesesuaian lahan untuk budidaya Jagung (Zea mays) Persyaratan penggunaan/ Kelas kesesuaian lahan karakteristik lahan S1 S2 S3 N Ketersediaan air (wa) Curah hujan tahunan (mm) 500 1.200 1.200-1.600 > 1.600 < 300 400-500 300 400 Penggunaan lahan sawah tegal Tanah lain Media perakaran (rc) Tekstur halus, agak halus, sedang - Agak kasar terbuka Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) > 16 16 Kejenuhan basa () > 50 35-50 < 35 kasar ph H2O 5,8-7,8 5,5-5,8 7,8 8,2 < 5,5 > 8,2 C-organik () > 0,4 0,4 Bahaya erosi (eh) Lereng () < 8 8-16 16-30 > 30 Sumber : Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian yang dimodifikasi. (http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/) Peta Penggunaan Lahan dari Citra Satelit Hasil Dan Pembahasan Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Satel 47

Kesesuaian Lahan Untuk... 45 52 (Firman FM) Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Hasil Klasifikasi Citra Satelit. No Klasifikasi Luas Penggunaan Lahan (Ha) 1 Hutan 8.882,0 1,95 2 Mangrove 4.994,4 1,09 3 Pemukiman/Gedung 34.647,1 7,59 4 Sawah 74.237,3 16,26 5 Sungai/Danau 694,4 0,15 6 Tambak 8.199,7 1,80 7 Tanah Terbuka 232.415,3 50,90 8 Tegalan 92.552,1 20,27 Total 456.622,3 100,00 Sumber : Hasil analisis citra satelit. Peta Lereng Hasil interpretasi mendapatkan kondisi lereng di Madura sebagian besar pada kondisi kemiringan lereng <3 mencapai seluas 256.146,1 ha atau 56,1 dari luas Madura. Lereng dalam kondisi 3-5 mencapai 63.062,5 ha atau 13,8. Lereng 5-8 mencapai 52.225,3 ha (11,4), lereng 8-16 mencapai 57.772,8 ha (12,7) dan 16-25 mencapai 18.088,5 ha (4), lereng 25-30 mencapai 3.761,6 atau 0,8 dan lereng >30 mencapai 1,2. Tabel 3. Luas Lereng Hasil Analisis di Madura. No Klasifikasi lereng () Luas (Ha) 1 <3 256.146,1 56,1 2 3-5 63.062,5 13,8 3 5-8 52.225,3 11,4 4 8 16 57.772,8 12,7 5 16 25 18.088,5 4,0 6 25 30 3.761,6 0,8 7 >30 5.565,4 1,2 Total 456.622,1 100.0 Sumber : Hasil analisis Gambar 3. Peta Lereng hasil ekstraksi dari DEM di Daerah Madura Peta Tanah Jenis tanah yang mendominasi di Madura adalah jenis mediteran rodik yang terdiri dari kompleks mediteran merah dan litosol 142.393,4 ha, kompleks brown forest soil, litosol mediteran 42.421,4 ha dan asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan 4.537,1ha. Sehingga mencapai total luas 172.712,69 ha atau 37,4 dari luas wilayah Madura. Disusul dengan kompleks mediteran, grumosol,regosol dan litosol yang mencapai 142393.4 ha atau 31,1 dari luas total Madura. Sedangkan jenis tanah yang lain tidak lebih dari 8 dari luas wilayah Madura. 48

EMBRYO VOL. 7 NO. 1 JUNI 2010 ISSN 0216-0188 Tabel 4. Jenis dan Luas Masing-Masing Jenis Tanah di Madura Macam Tanah Madura (ha) Aluvial Hidromorf 35.513,9 7,8 Aluvial Kelabu Kekuningan 24.304,9 5,3 Asosiasi Hidromorf Kelabu dan Planosol Coklat Keke 25.356,7 5,6 Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan 4.528,7 1,0 Grumusol Kelabu 13.659,2 3,0 Kompleks Brown Forest Soil, Litosol Mediteran 42.417,4 9,3 Kompleks Grumusol Kelabu dan Litosol 19.516,7 4,3 Kompleks Mediteran Merah dan Litosol 117.691,7 25,8 Kompleks Mediteran, Grumusol, Regosol dan Litosol 142.388,3 31,2 Litosol 19.315,4 4,2 Mediteran Merah Tua dan Regosol 5.051,9 1,1 Regosol Coklat Kekuningan 6.877,4 1,5 Jumlah 456.622,1 100,0 Sumber : Hasil analisis peta tanah Gambar 4. Peta Tanah di Daerah Madura. Peta Curah Hujan Hasil klasifikasi curah hujan mendapatkan curah hujan dominan sebesar 1200-1400 mm/tahun mencapai 31,5 dari luas wilayah Madura (143.731,9 ha) yang sebagian besar terdapat di daerah Sumenep. 49

Kesesuaian Lahan Untuk... 45 52 (Firman FM) Tabel 5. Luas Klasifikasi Curah Hujan Tahunan di Madura No Klasifikasi Curah hujan (mm/tahun) Luas (Ha) 1 <1100 45.202,8 9,9 2 1100-1200 77.715,2 17,0 3 1200-1400 143.731,9 31,5 4 1400-1600 107.060,2 23,4 5 1600-1900 82.267,6 18,0 6 >1900 944,6 0,2 Total 456.922.3 100,0 Sumber : hasil analisa Gambar 5. Peta Curah Hujan Tahunan di Daerah Madura Uji Analisa Tanah Hasil uji sampel tanah dapat dilihat pada tabel 6.18. Hasil analisis menunjukkan rata-rata ph H 2 O tanah mencapai 7, ph Kcl mencapai 6,1. Rata-rata kandungan C organik mencapai 0,7. Rata-rata kandungan N total 0,1 dan C/N rasio 7,9. Rata-rata kandungan C olsen 8 sedangkan P Olsen 8 mg/kg. Rata-rata kandungan K 0,2 me/100g, Na 0,2 me/100g, Ca 12 me/100g, Mg 1,7 me/100g, Kapasitas Tukar Kation 19,4 me/100g. Rata-rata jumlah basa 14,1, rata-rata Kejenuhan Basa 73,9. Ratarata kandungan pasir 42,7, debu 29,9 dan liat 17,3. Pemodelan Potensi Pulau Madura Berdasarkan Agroekosistem Potensi Agroekosistem Tanaman Jagung Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan berdasarkan potensi agroekosistem diketahui bahwa sebagian besar wilayah Madura sesuai untuk budidaya jagung. Luas wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 70.279,5 ha atau 15,4 dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 211.512,3 ha atau 46,3. Luas wilayah yang kurang sesuai 161.098,6 ha atau 35,3 dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya jagung mencapai 13.732,0 ha atau 3 dari luas wilayah Madura. 50

EMBRYO VOL. 7 NO. 1 JUNI 2010 ISSN 0216-0188 Tabel 6. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya Jagung di Madura. No Kelas kesesuaian lahan budidaya jagung Total (ha) 1 Sangat Sesuai 70.279,5 15,4 2 Sesuai 211.512,3 46,3 3 Kurang sesuai 161.098,6 35,3 4 Tidak Sesuai 13.732,0 3,0 456.622,3 100,0 Sumber : hasil analisis pemodelan. Pada masing-masing Kabupaten menunjukkan untuk Kabupaten Bangkalan daerah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 14.001,8 ha atau 10,8 dari luas Kabupaten Bangkalan, sedangkan daerah yang sesuai untuk budidaya jagung mencapai 60.996,7 ha atau mencapai 46,9 dari luas wilayah Bangkalan. Kabupaten Sampang daerah yang kurang sesuai mencapai 44,4 dari luas Kabupaten Sampan dengan luas 54.833,0 ha. Sedangkan daerah yang sesuai mencapai 45.195,7 ha (36,6) dan daerah yang sangat sesuai mencapai 20.247,7 ha atau 16,4 dari luas Kabupaten Sampang. Wilayah Pamekasan wilayah yang sesuai untuk budidaya jagung mencapai 37.547,2 ha atau 45,9 dari luas Kabupaten Pamekasan, sedangkan untuk daerah yang kurang sesuai mencapai 25.197,0 ha atau 30,8 dan daerah yang sangat sesuai mencapai 18,6 dari wilayah Pamekasan (15.188,4 ha). Kabupaten Sumenep daerah yang sesuai mencapai 55,8 dari luas wilayah Sumenep (67.772,7 ha), daerah yang kurang sesuai mencapai 25,3 (30.757,4 ha). Sedangkan daerah yang sangat sesuai mencapai 17,2 atau 20.841,5 ha. Gambar 7. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman jagung 51

Kesesuaian Lahan Untuk... 45 52 (Firman FM) Tabel 7. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya Jagung di masing-masing kabupaten di Madura. No Kelas Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep (ha) (ha) (ha) (ha) 1 Sangat 14.001,8 10,8 20.247,7 16,4 15.188,4 18,6 20.841,5 17,2 Sesuai 2 Sesuai 60.996,7 46,9 45.195,7 36,6 37.547,2 45,9 67.772,7 55,8 3 Kurang 50.311,1 38,7 54.833,0 44,4 25.197,0 30,8 30.757,4 25,3 sesuai 4 Tidak 4.809,0 3,7 3.086,0 2,5 3.811,3 4,7 2.025,6 1,7 Sesuai 130.118,6 100,0 123.362,5 100,0 81.744,0 100,0 121.397,2 100,0 Sumber : hasil analisis pemodelan Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Peta potensi pertanian Madura mendapatkan potensi agroekosistem untuk budidaya jagung luas wilayah yang sangat sesuai 70.279,5 ha (15,4), sesuai mencapai 211.512,3 ha (46,3), kurang sesuai 161.098,6 ha (35,3) dan tidak sesuai 13.732,0 ha ( 3). Saran 1. Perlunya dilakukan uji akurasi hasil pemodelan kesesuaian lahan 2. Perlunya dilakukan model pola tanaman dan analisis usaha taninya Daftar Pustaka Anonimous, 2007. Laporan Pertanaman Tembakau Sumenep. Sumenep: Dinas Kehutanan dan Perkebunan BPS, 2007. Jawa Timur dalam Angka. Surabaya: BPS Nasidin, 2005. Pemanfaatan Citra Satelit Landsat Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) dan SIG untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Tanaman Kakao di Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Ribawanto, T. 2006. Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Tembakau Dalam Rangka Meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Di Kabupaten Temanggung). Tesis S2. Bandung: ITB. Sudrajat, J. 2008. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Tembakau Di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalen. Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Suhelmi, I.R., 1998. Pemanfaatan data Citra satelit Landsat TM dan SIG untuk Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Wonosobo DIY. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Winarno, 1993. Kemampuan Lahan dan Produktivitas Tembakau Kedu Rajangan di daerah Lereng Sumbing Bagian Timur di Kabupaten Temanggung. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 52