M. I. Iskandar & Achmad Supriadi

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN BUNGKIL BIJI KARET SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT PADA KAYU LAPIS PULAI (Alstonia angustiloba Miq.)

Pengaruh Jenis Kayu dan Jumlah Lapisan Terhadap Sifat Venir Lamina

PENGARUH TEPUNG GAPLEK DAN DEKSTRIN SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP KETEGUHAN REKAT KAYU LAPIS KAPUR

PENGARUH BESARAN KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN KAYU. (The Effect of Pressing Rate on Wood Shaving Particleboard Properties)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

BAB III BAHAN DAN METODE

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.)

PENGARUH KADAR EKSTENDER DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT FISIS MEKANIS LBV DENGAN PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

PENAMBAHAN TANIN PADA PEREKAT UREA FORMALDEHIDA UNTUK MENURUNKAN EMISI FORMALDEHIDA PAPAN PARTIKEL

PENINGKATAN MUTU PAPAN PARTIKEL MELALUI PENINGKATAN KADAR PEREKAT ( I mprovement of Particle Board Quality by Increasing Adhesive Content)

KAYU LAPIS BAMBU (BAMBOO PLYWOOD) DARI PEMANFAATAN LIMBAH KERAJINAN BILIK BAMBU

SIFAT PAPAN BLOK SENGON DENGAN VENIR SILANG KAYU TUSAM

PENGARUH POSISI RADIAL KAYU BAWANG (Dysoxylum sp.), JENIS FILLER DAN DERAJAT KELEMBUTANNYA TERHADAP KETEGUHAN REKAT

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FUMIGASI AMONIUM HIDROKSIDA TERHADAP EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS DAN PAPAN PARTIKEL

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

PENGARUH KADAR EKSTENDER DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT FISIS MEKANIS VBL DENGAN PEREKAT PHENOL FORMAL DEHIDA

PENINGKATAN DAYA TAHAN RAMBAT API KAYU LAPIS DENGAN CARA PELABURAN NATRIUM SILIKAT PADA VENIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KADAR PEREKAT TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL BAMBU ( Effect of resin portion on bamboo particleboard properties )

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

ABSTRAK. Pengaruh Jenis Perekat dan Kombinasi Jenis Kayu terhadap Keteguhan Rekat Kayu Lamina

Anwar Kasim, Yumarni dan Ahmad Fuadi. Abstract. Key words: Elaeis guineensis Jacq., trunk, Uncaria gambir Roxb., adhesive, particleboard.

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)

SIFAT FISIS MEKANIS BAMBU LAPIS SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK INTERIOR

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SKRIPSI

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

GLUE KNOWLEDGE AND TESTING LABORATORY. Created by Zukhrufia Isna Pramadewi, S.Si

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

Sifat-sifat papan semen partikel yang diuji terdiri atas sifat fisis dan mekanis. Sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM

BEBERAPA SIFAT BAMBU LAMINA YANG TERBUAT DARI TIGA JENIS BAMBU. (Some Properties of Laminated Bamboo Board made from Three Bamboo Species)

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

Paribotro Sutigno & Adi Santoso

Herman Siruru Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT

PEMBUATAN PRODUK BAMBU KOMPOSIT. 1. Dr. Ir. IM Sulastiningsih, M.Sc 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si 3. Dr. Krisdianto, S.Hut., M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI KAYU KULIT MANIS. (Properties of Particleboard Made from Kulit Manis ( Cinnamomum burmanii) Wood)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIASI BERAT LABUR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN LAMINA DARI BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEMADATAN

SIFAT MEKANIK PAPAN GYPSUM DARI SERBUK LIMBAH KAYU NON KOMERSIAL

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C11. SIFAT PEREKATAN KAYU AKASIA FORMIS (Acacia auriculiformis) DARI HUTAN RAKYAT PADA VARIASI ARAH AKSIAL, RADIAL DAN UMUR

Bambu lamina penggunaan umum

PENGARUH ULTRA VIOLET FILLER PADA PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS INDAH UNTUK RUANG INTERIOR

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

PENGARUH COMPACTION RATIO TERHADAP SIFAT PAPAN LANTAI PARTIKEL KAYU JATI DAN SENGON

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BULU DOMBA, SERBUK GERGAJI DAN SERUTAN KAYU DENGAN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA

Effect of Particle Layerson Mechanical Characteristics (MoE And MoR) Of Particle Board Of Ulin Wood (Eusideroxylon Zwageri T.Et.B)

PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI

Djoko Purwanto ABSTRACT

PENGARUH PELABURAN AMONIUM HIDROKSIDA TERHADAP EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS DAN PAPAN PARTIKEL.

METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

BAHAN DAN METODE. Penelitian di laksanakan bulan September - November Penelitian ini

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

PERTUMBUHAN SEMAI Shorea seminis (de VRIESE) SLOOTEN PADA KANDUNGAN AIR TANAH YANG BERBEDA (Growth of Shorea seminis (de Vriese) Slooten Seedling at

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis acq)

Karakteristik Papan Bambu Lamina Direkat dengan Tanin Resorsinol Formaldehida Ignasia M Sulastiningsih, Adi Santoso, Barly, Mohamad I Iskandar

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI TIGA JENIS BAMBU DENGAN PENAMBAHAN KATALIS MAGNESIUM KLORIDA (MgCl 2 )

Kiki Sinaga, M. Dirhamsyah Dan Ahmad Yani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

III. BAHAN DAN METODE

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

Transkripsi:

Penelitian Hasil Hutan Vol. 4 No. 1, Maret 016: ISSN: 016-49 Terakreditasi No.: 64/AU/PMI-LIPI/07/015 PENGARUH KADAR EKSTENDER TEPUNG BIJI ALPUKAT TERHADAP MUTU KAYU LAPIS DAMAR ( Agathis alba Foxw) (The Effect of Avocado Seed Flour Content as an Extender in Damar ( Agathis alba Foxw.) Plywood) M. I. Iskandar & Achmad Supriadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor Telp. (051) 8678, Fax. (051) 8641 E-mail : susupriadi@gmail.com D iterima 0 Februari 015, Direvisi 8 April 015, Disetujui 17 April 015 ABSTRACT The addition of extender in the adhesive mixture may reduce the cost of gluing in the plywood manufacture. The extender addition should not reduce the plywood quality in term of internal bonding. This paper examines the use of avocado seeds flour as an extender in the manufacture of damar plywood ( Agathis alba Foxw.). Based on the total mixture weight, the seeds flour was grouped into three concentrations of 10%, 0% and 0%. The main adhesive used was Urea Formaldehyde (UF) and parameters tested includes moisture content, density and internal bonding strength. Results show that the average of plywood moisture content, density and internal bonding strength were 7.46%, 0.48 g/cm, 11.77 kg/cm, respectively. The moisture content and bonding strength of damar plywood meets the Indonesian National Standard (SNI). The maximum bonding strength was achieved by plywood with an extender of 10% avocado seed's flour. The variation of extender contents shows the pattern of the greater the extender content the the lower the internal bonding strength. Keywords: Adhesive extender, flour of avocado seeds, damar plywood, internal bonding, SNI ABSTRAK Penambahan bahan pengeras ( extender) pada campuran bahan perekat mengurangi biaya perekatan pada pembuatan kayu lapis. Penambahan pengeras seharusnya tidak mengurangi kualitas kayu lapis dalam hal ini keteguhan rekat. Tulisan ini mempelajari penggunaan tepung biji alpukat sebagai bahan pengeras pada pembuatan kayu lapis dari kayu damar ( Agathis alba Foxw.) Berdasarkan berat total perekat tepung biji alpukat dikelompokkan dalam tiga konsentrasi yaitu 10%, 0% dan 0% dari bobot perekat cair. Perekat yang digunakan adalah perekat Urea Formaldehida (UF) dan parameter yang diuji adalah kadar air, berat jenis, dan keteguhan rekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar air kayu lapis damar adalah 7,46%, kerapatan 0,48 g/cm, dan keteguhan rekat 11,77 kg/cm. Kadar air dan keteguhan rekat kayu lapis damar memenuhi standar baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Keteguhan rekat tertinggi dicatat dari pengujian kayu lapis dengan bahan pengeras tepung biji alpukat dengan konsentrasi 10%. Kadar bahan pengeras berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis, semakin tinggi kadar pengeras, keteguhan rekat kayu lapis cenderung berkurang. Kata kunci: Bahan pengeras, tepung tepung biji alpukat, kayu lapis damar, keteguhan rekat, SNI I. PENDAHULUAN Pada industri kayu lapis, selain kayu sebagai bahan baku digunakan pula perekat sebagai bahan pembantu yang berfungsi merekatkan lembaranlembaran venir menjadi kayu lapis. Jenis perekat yang biasa digunakan pada industri kayu lapis di Indonesia adalah Urea Formaldehida (UF) untuk kayu lapis interior dan Fenol Formaldihida (FF) untuk kayu lapis eksterior. Perekat merupakan 45

Penelitian Hasil Hutan Vol. 4 No. 1, Maret 016: faktor yang turut menentukan mutu kayu lapis, dimana adonan perekat yang digunakan mempengaruhi mutu kayu lapis yang dibuat. Untuk menghemat pemakaian perekat, dapat ditambahkan ekstender kedalam perekat tersebut, sehingga dapat mengurangi biaya penggunaan perekat. Pencampuran ekstender diharapkan tidak akan mengurangi kemampuan dan kekuatan daya rekat dari perekat yang digunakan. Dalam tulisan ini disajikan hasil penelitian pengaruh kadar ekstender terhadap keteguhan rekat kayu lapis damar ( Agathis alba Foxw.). Bahan ekstender yang digunakan berupa tepung biji alpukat dengan kadar bervariasi yaitu 10 %, 0 %, dan 0 % masing-masing dari bobot perekat cair. Variasi penggunaan kadar ekstender bertujuan agar dapat diketahui kayu lapis yang dihasilkan dari berbagai kadar ekstender tersebut yang memenuhi persyaratan keteguhan rekat kayu lapis Indonesia dan mengetahui kadar ekstender yang menghasilkan kayu lapis dengan keteguhan rekat terbaik. II. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Venir yang digunakan dalam penelitian ini adalah venir kupas dari kayu damar ( Agathis alba Foxw) sebanyak 00 lembar dengan ukuran panjang 0 cm, lebar 0 cm dan tebal 1,5 mm serta kadar air 10%. Perekat yang digunakan adalah Urea Formaldehida (UF) berasal dari P T Pamolite Adhesive Indsutry (PAI) Probolinggo, dengan spesifikasi kenampakan putih bening, kekentalan 1, poise, ph 10 dan resi content 40, o semuanya pada suhu 0 C. Bahan ekstender yang digunakan adalah biji alpukat, sekitar 500 g berupa tepung. Peralatan yang digunakan meliputi viscosimeter, oven, gelas ukur, timbangan, thermometer, alat uji geser tarik, gergaji mesin meja, mesin kempa panas dan dingin, caliper, kuas, pengaduk dan lain-lain. B. Metode 1. Persiapan bahan ekstender Biji alpukat dijemur sampai mencapai kadar air kering udara. Kemudian dikeringkan di oven sampai mencapai kadar air 1%. Setelah itu digiling menjadi berupa tepung, disaring menggunakan penyaring berukuran 00 mesh dan hasilnya disimpan dalam kantong plastik.. Pembuatan campuran perekat Komposisi perekat yang digunakan dalam penelitian dibuat dengan mencampur bahanbahan seperti tercantum pada Tabel 1. Pencampuran bahan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : a. Perekat UF dimasukkan ke dalam gelas ukur b. Ditambahkan bahan ekstender masing-masing sebanyak 10%, 0% dan 0% dari berat campuran perekat, kemudian diaduk secara perlahan sampai merata. Penambahan air pada setiap komposisi perekat terus dilakukan sambil diukur menggunakan viscosimeter sampai campuran mencapai kekentalan 18-0 poise. c. Kemudian pada campuran yang tersebut ditambahkan pengeras (Amonium klorida) sebanyak 0,5 g, lalu diaduk kembali hingga merata. Campuran ini siap untuk digunakan. Tabel 1. Bahan ramuan yang dicampur ke dalam perekat urea formaldehida Table 1. Ingredient stuffs as mixed into the urea formaldehyde adhesive No 1 Komponen (Stuffts) Perekat urea formaldehida (Urea formaldehyde adhesive) Ekstender (Extender) Pengeras (Hardener), ammonium klorida Kadar bahan ekstender (Extender contents, %) 10 0 0 100 100 100 10 0,5 0 0,5 0 0,5 Jumlah 110,5 10,5 10,5 46

Pengaruh Kadar Ekstender Tepung Biji Alpukat Terhadap Mutu Kayu Lapis Damar ( Agathis alba Foxw.) ( M. I. Iskandar & Achmad Supriadi). Pembuatan kayu lapis Pembuatan kayu lapis dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : a. Venir ukuran 0 cm x 0 cm diampelas agar mempunyai permukaan halus, kemudian dikeringkan dalam oven sampai mencapai kadar air 10%. b. Permukaan venir dilaburi dengan campuran perekat dengan berat labur 170 g/m atau 1,6 g untuk setiap lembar kayu lapis berukuran 0 cm x 0 cm. c. Susun venir yang telah selesai dilabur secara bersilangan tegak lurus, dikempa dingin selama 10 menit dan dilanjutkan dengan kempa panas o pada suhu 110 C selama menit. 4. Pembuatan contoh uji kadar air, kerapatan dan keteguhan rekat Pembuatan contoh untuk pengujian mutu kayu lapis yang meliputi kadar air, kerapatan dan keteguhan rekat kayu lapis tersebut dilakukan 14 hari setelah kayu lapis selesai dibuat. Prosedur pengujian menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-5008.-000). C. Analis is Data Untuk mengetahui pengaruh kadar ekstender terhadap kadar air, kerapatan keteguhan rekat kayu lapis damar, maka dilakukan sidik ragam dengan rancangan acak lengkap dengan percobaan factorial (Sudjana, 004). Sebagai perlakuan adalah kadar ekstender yang terdiri dari tingkat yaitu 10%, 0% dan 0% dengan banyaknya ulangan 4 buah. Nilai rata-rata keteguhan rekat kayu lapis dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai mutu kayu lapis. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Minitab (Hendradi, 006). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian mutu kayu lapis disajikan pada Tabel. Untuk mengetahui pengaruh kadar ekstender terhadap mutu kayu lapis damar dilakukan analisis keragaman dan hasilnya disajikan pada Tabel. Tabel. Nilai rata-rata mutu kayu lapis damar Table. Mean values of damar plywood quality No Parameter mutu (Quality parameter) 1 Kadar air (Moisture content), % Kerapatan (Density), g/cm Keteguhan rekat (Internal bonding), g/cm Kadar ekstender (Extender contents), % 10 0 0 7,48 7,46 7,45 0,48 0,46 0,45 1,91 11,79 10,61 Rata-rata (Means) 7,46 0,48 11,77 8 7,48 7,46 7,45 7 6 5 4 10 0 0 Kadar ekstender (%) Gambar 1. Histogram kadar air kayu lapis damar Figure 1. Histogram of moisture content of damar plywood 47

Penelitian Hasil Hutan Vol. 4 No. 1, Maret 016: 14 1 10 8 6 4 0 10 0 0 Kadar ekstender (%) Gambar. Histogram keteguhan rekat kayu lapis damar Figure. Histogram of bonding strength of damar plywood Tabel. Analisis keragaman pengaruh kadar ekstender terhadap mutu kayu lapis damar Table. Analysis of variance on the effect of ekstender contents on damar plywood quality No. Parameter mutu (Quality parameter) 1 Kadar air (Moisture content), % Kadar ekstender (Extender contents) Galat (Error) Kerapatan (Density), g/cm Kadar ekstender (Extender contents) Galat (Error) Keteguhan rekat ( Internal bonding ), g/cm Kadar perekat (Extendercontents) Galat (Error) Keterangan ( Remarks) : db ( df) = derajat bebas ( degree of freedom) ** = sangat nyata ( highly significant) db (df) 9 9 9 Kuadrat tengah (Mean squares) 0,0008 0,041 0,000058 0,00005 5,910 0,01 F hitung (F calc.) 0,0 1,17 169,78** Kadar air kayu lapis damar yang dibuat berkisar antara 7,01% hingga 7,81% dengan rata-rata 7,46% (Tabel ). Dengan demikian kayu lapis damar tersebut semuanya memenuhi persyaratan SNI 01-5008.-000, (00), karena nilainya di bawah 14%. Secara statistik kadar ekstender tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kayu lapis damar (Tabel ). Kerapatan kayu lapis damar yang dibuat berkisar antara 0,47 g/cm hingga 0,49 g/cm dengan rata-rata 0,48 g/cm (Tabel ). Nilai kerapatan sebagian kayu lapis damar hasil penelitian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan berat jenis kayu damar (0,48 g/cm ), disebabkan adanya lapisan perekat dan terjadinya pemadatan pada saat pengempaan venir dibuat kayu lapis. SNI tidak mensyaratkan besarnya kerapatan untuk kayu lapis. Makin tinggi kadar ekstender pada masing-masing bahan, semakin tinggi kerapatan. Akan tetapi secara statistik tidak ada pengaruh nyata kadar ekstender terhadap kerapatan kayu lapis damar (Tabel ). Keteguhan rekat kayu lapis damar yang dibuat berkisar antara 10,61 g/cm hingga 1,91 g/cm dengan rata-rata 11,77 g/cm (Tabel ). Dengan demikian keteguhan rekat kayu lapis damar tersebut semuanya memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia karena nilainya lebih dari 7 kg/cm. Hasil sidik ragam pada Tabel menunjukkan kadar ekstender berpengaruh sangat nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis damar. Hasil uji beda lebih lanjut menunjukkan terdapat perbedaan sangat nyata nilai keteguhan rekat kayu lapis damar antar masing-masing kadar 48

Tabel 4. Uji beda terhadap rata-rata keteguhan rekat kayu lapis pada tiga variasi kadar ekstender Table 4. Difference test on the means of plywood's bonding strength of three extender contents variation No Parameter mutu (Quality parameter) 1 Keteguhan rekat (Bonding strength), kg/cm Pengaruh Kadar Ekstender Tepung Biji Alpukat Terhadap Mutu Kayu Lapis Damar ( Agathis alba Foxw.) ( M. I. Iskandar & Achmad Supriadi) Perbandingan nilai rata-rata (Comparison between means) P1 P P 1,91 11,79 10,61 c b a Keterangan ( Remarks): P = Kadar ekstender ( Extende rcontent); P1 = 10%; P = 0%; dan P = 0% bahan tepung biji alpukat. Huruf yang tidak sama, berbeda nyata ( Different letter is significant difference) Tabel 5. Hubungan antara kadar ekstender (X, %) dengan keteguhan rekat kayu lapis (Y, kg/cm ) Table 5. Relation between of extender content (X, %) and bonding strength (Y, kg/cm ) of the plywood Uraian (Description) Hubungan (Relationship) F hitung (F calculation) R (Koefisien determinasi/determination coefficient) S (Simpangan baku/standard deviation) Nilai (Value) Y = 14,07 0,11 X 74,5 0,97 0,168075 ekstender. Makin banyak penambahan ekstender pada ramuan perekat, keteguhan rekat kayu lapis semakin menurun (Tabel 4). Hal ini terjadi karena makin tingginya kadar ekstender dalam campuran perekat, maka makin sedikit jumlah Urea Formaldehida per satuan luas permukaan venir. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian Santoso dan Sutigno (004) yang meneliti tentang Pengaruh tepung gaplek dan dekstrin sebagai ekstender perekat Urea Formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis kapur, Santoso et al. (010) yang meneliti Pengaruh kadar ekstender dan waktu kempa terhadap sifat fisis mekanis LBV dengan perekat Phenol Formaldehida, Sari, Rosidah, dan Rahman (008) yang meneliti tentang penggunaan tepung buah nipah (Nyfa fruticans Wurmb) sebagai ekstender pada perekat Urea Formaldehid untuk papan partikel, Siruru (006) tentang Pengaruh ekstender dan bahan pengisi perekat tentang Pengaruh tepung gaplek dan dekstrin sebagai ekstender perekat Urea Formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis kapur terhadap delaminasi papan blok. Kayu lapis damar yang memiliki nilai keteguhan rekat terbaik adalah dengan ekstender kadar 10%. Untuk mengetahui hubungan antara kadar ekstender dengan keteguhan rekat kayu lapis damar, dilakukan sidik regresi (Tabel 4). Hasilnya adalah Y = 14,07 0,11 X (Tabel 5). Hubungan tersebut berupa regresi linier. Nilai koefisien regresi bertanda negatif. Hal ini berarti makin tinggi kadar ekstender, keteguhan rekat kayu lapis makin rendah dan sebaliknya. Nilai F 74,5 menunjukkan bahwa kadar ekstender berpengaruh sangat nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis, R sebesar 0,97 menunjukkan bahwa variabel kadar ekstender dapat menjelaskan variabel keteguhan rekat sebesar 97%. Hubungan regresi pada penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Santoso dan Sutigno (004) tentang Pengaruh tepung gaplek dan dekstrin sebagai ekstender perekat Urea Formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis kapur, dan Wahyuningsih (1985) tentang pengaruh campuran sagu dan bungkil biji karet sebagai ekstender urea formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis meranti merah. IV. KESIMPULAN Kayu lapis damar yang dibuat memiliki ratarata kadar air 7,46 %, kerapatan 0,48 gr/cm dan keteguhan rekat 11,77 gr/cm. Kadar air dan 49

Penelitian Hasil Hutan Vol. 4 No. 1, Maret 016: keteguhan rekat kayu lapis yang dibuat semuanya memenuhi Standar Nasional Indonesia. Kadar ekstender berpengaruh sangat nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis. Makin tinggi kadar ekstender, semakin menurun keteguhan rekat kayu lapis damar. Hubungan antara kadar ekstender dengan keteguhan rekat berupa regresi linier yang dinyatakan sebagai Y = 14,07 0,11 X. Kayu lapis damar dengan kadar ekstender 10 % memiliki nilai keteguhan rekat terbaik. DAFTAR PUSTAKA Standard Nasional Indonesia ( SNI). (00). (SNI 01-5008.-000). Kayu lapis penggunaan umum. Badan Standardisasi Nasional. Hendradi, T.C. (006). Statistik six sigma dengan Minitab. Panduan cerdas inisiatif kualitas. Yogyakarta: Andi Offset. Santoso, A., Hadi, Y.S., & Juliati, R. (010). Pengaruh kadar ekstender dan waktu kempa terhadap sifat fisis mekanis LBV dengan perekat phenol formaldehida. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 8 (4), 80-9. Santoso, A. & Sutigno, P. (004). Pengaruh tepung gaplek dan dekstrin sebagai ekstender perekat Urea Formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis kapur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, (), 61-68. Sari, M.N., Rosidah & Rahman, Y.M. (008). Jurnal Ilmu Kehutanan, (1), 48-54. Siruru, H. (006). Pengaruh ekstender dan bahan pengisi perekat Urea Formaldehida terhadap delaminasi papan blok. Jurnal Agroforestri, 1 (), 19-5. Sudjana, (004). Desain dan analisis eksperimen. Bandung: Tarsito. Wahyuningsih, E. (1985). Pengaruh campuran sagu dan bungkil biji karet sebagai ekstender Urea Formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis meranti merah. (Skripsi Sarjana). Fahutan IPB, Bogor. 50