DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI

dokumen-dokumen yang mirip
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KESEHATAN ANAK. Website:

Buku Indikator Kesehatan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

CEDERA. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

STATUS GIZI. Website:

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PENANGGULANGAN KEMISKINAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

Rencana Strategis Bidang Kesehatan Berkaitan dengan Program Lintas Sektor

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

Disabilitas. Website:

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

LAPORAN HASIL RAPAT KERJA PRESIDEN RI DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

PENANGGULANGAN KEMISKINAN: PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH

Mutu Primary Care: Triono Soendoro

Transkripsi:

DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI

Tujuan MDGs GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN GOAL 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB) GOAL 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB Penurunan angka kemiskinan dan kelaparan Peningkatan efektivitas program penanggulangan kemiskinan di daerah Terlaksananya program Program Keluarga Harapan 816 ribu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) 1.116 ribu Meningkatnya Rumah Tangga kualitas pelayanan Sangat Miskin (RTSM) PKH untuk keluarga sangat miskin. Kemensos didukung KemenDiknas (Dinas Pendidikan), KemenKes (Dinas ) dan Gubernur, Bupati/Walikota. Di 21 provinsi pada tahun 2010, yaitu: Sumbar, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, NTT, Sulut, Gorontalo, Aceh, Sumut, DIY, Banten, NTB, Kalsel, Bali, Bengkulu, Kalbar, Kalteng, Kepri, Sulsel, Sulteng, dan Sulbar. Bupati dan Walikota diharapkan dapat menjamin berfungsinya lembaga pelayanan kesehatan (Puskesmas) dan sekolah. Terlaksananya Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM)Mandiri di tingkat kecamatan dan kelurahan serta desa di daerah terbelakang 6.408 kecamatan 6.328 kecamatan Meningkatnya fasilitas dasar di kecamatan/ desa miskin dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di tingkat kecamatan dan desa. Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Pekerjaan Umum 33 provinsi dengan prioritas pada provinsiprovinsi yang memiliki tingkat kemiskinan di atas kemiskinan nasional, yaitu: Aceh, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jateng, DIY, Jatim, NTB, NTT, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Gubernur, Bupati/Wali-kota agar meningkatkan fungsi koordinasi melalui Tim Koordinasi Penang-gulangan Kemiskinan Provinsi dan Kab/Kota. Terlaksananya pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil serta pelayanan Kredit Usaha Rakyat/KUR (persen anggaran penjaminan KUR) 100 100 Meluasnya jangkauan pelayanan KUR. Kementrian Koperasi dan UKM dan bank pelaksana KUR 33 provinsi dengan prioritas pada provinsiprovinsi yang memiliki tingkat kemiskinan di atas kemiskinan nasional, yaitu: Aceh, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jateng, DIY, Jatim, NTB, NTT, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Gubernur, Bupati/Walikota membantu peningkatan kemampuan calon penerima KUR yang belum bankable.

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB Peningkatan Meningkatnya produksi padi ketahanan pangan nasional di tingkat rumah tangga 66,68 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) 68,8 juta ton GKG Meningkatnya ketersediaan pangan pokok (beras) dari produksi dalam negeri Kementrian Pertanian dan Perum Bulog, Pemda Di 33 provinsi dengan prioritas pada 15 sentra produksi padi, yaitu: Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Jatim, Jabar, Jateng, Banten, Bali, Sulsel, Sulteng, Kalsel, Kalbar, dan NTB. Gubernur, Bupati/Walikota mendorong peningkatan produksi dan ketersediaan pangan lokal. Peningkatan koordinasi pelaksanaan program kemiskinan Terlaksananya program beras 17,5 juta RTS 17,5 juta RTS miskin (Raskin) kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) @ 15 kg/rt/ bulan @ 15 kg/rt/ bulan Ditetapkannya penggunaan satu data dasar keluarga miskin PPLS 2008 di daerah Kesepakatan Pemutakhiran penggunaan data PPLS satu data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Meningkatnya akses keluarga miskin terhadap pangan yang mencukupi, dengan harga yang terjangkau. Penajaman sasaran dan meningkatnya kualitas data PPLS Bulog, Pemda, dengan Tim Raskin yang dikoordinasikan Menko Kesra BPS, Pemda, Timnas Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Di 33 provinsi. Gubernur, Bupati/Walikota memastikan kelancaran pelaksanan Raskin dan memastikan RTS menerima Raskin sesuai dengan target dan rencana program. Gubernur, Bupati/Walikota menempatkan data RTS dan data kemiskinan lainnya pada Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) serta dijadikan dasar untuk penyusunan rencana dan koordinasi pencapaian MDG di daerah.

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Perbaikan status gizi masyarakat 2. Peningkatan kecukupan kalori Penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita yang ditandai oleh perbaikan indikator kinerja : TARGET PENYELESAIAN 1. Persentase balita gizi buruk 100 100 yang mendapat perawatan 2. Persentase balita ditimbang 65 70 berat badannya (jumlah balita ditimbang/seluruh balita atau D/S) 3. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif 65 67 4. Persentase 6-59 bulan dapat 75 78 kapsul vitamin A 5. Persentase Kab/Kota yang 100 100 melaksanakan surveilans gizi 6. Persentase penyediaan bufferstock Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) 100 100 Proporsi penduduk yang berada dibawah garis konsumsi minimum (2.100 kkal/kapita/hari) SASARAN Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat PENANGGUN G JAWAB - - Meningkatnya kecukupan kalori, Pertanian, BPS PEMERINTAH DAERAH Diprioritaskan pada provinsi-provinsi dengan prevalensi kekurangan gizi pada balita di atas angka rata-rata nasional (> 18,4%) yaitu 19 provinsi meliputi NTT, Maluku, Sulteng, Kalsel, Aceh, Gorontalo, Sulbar, NTB, Kalteng, Papua Barat, Malut, Sumut, Sultra, Kalbar, Riau, Papua, Sumbar, Kaltim, Jambi. KETERANGAN Sasaran penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita pada akhir MDGs (2015) adalah sebesar 18,5%, pencapaian pada tahun 2007 adalah 18,4%. Sumber data : Riskesdas, 2007. Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : Susenas, dengan proporsi penduduk yang 2009 berada dibawah garis konsumsi minimum, di atas angka rata-rata nasional (>64,43%) yaitu 10 Provinsi, meliputi : DIY, Kaltim, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Malut, Maluku, Papua, Gorontalo, dan Riau.

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGU PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN NG JAWAB 3. Penyusunan Rencana Aksi 1. Tersusunnya Rencana Aksi Nasional Pangan dan - 100 Tersusunnya Rencana Aksi Bappenas, Kemenkes, Tim koordinasi penyusunan RAN PG Pangan dan Gizi Gizi (RAN PG) 2011-2015 (persen) Pangan dan Gizi Kementan, Kemenperin, BPOM tingkat pusat dipimpin oleh Bappenas. Di tingkat nasional RAN PG telah ada untuk periode tahun 2006-2010 dan harus disusun RAN PG yang baru untuk periode tahun 2011-2015 2. Tersusunnya pedoman dan sosialisasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) 2011-2015 (persen) 100 - Bappenas, Kemenkes, Kementan, Kemenperin, BPOM 3. Tersusunnya RAD PG 2011-2015 Dibentuk tim advokasi RAN PG pusat untuk membantu penyusunan RAD PG dan dipimpin oleh Bappenas. - 33 provinsi Gubernur Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi mencakup provinsi dan kab/kota

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB Penurunan angka kematian anak Penurunan angka kematian anak Menurunnya Angka Kematian Bayi dan Balita yang ditandai oleh perbaikan indikator kinerja : 1. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 2. Cakupan pelayanan kesehatan bayi 3. Cakupan pelayanan kesehatan balita 84 86 Meningkatnya pelayanan kesehatan anak 84 85 78 80 Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : Profil dengan dengan cakupan kunjungan, 2007 neonatal di bawah angka rata-rata nasional (<79,96 %, ) yaitu di 16 provinsi, meliputi : Papua, DIY, Papua Barat, Sulbar, Aceh, Sulut, Lampung, Kaltim, Maluku, Malut, Kalbar, Sulsel, Banten, Jabar, Kepri, Kalteng. Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : SDKI 2007 dengan angka kematian bayi (AKB) diatas angka rata-rata nasional (>34 per 1.000 kelahiran hidup) yaitu di 26 provinsi, meliputi : Sulbar, NTB, Sulteng, Maluku, Kalsel, NTT, Gorontalo, Malut, Sumbar, Sumut, Bengkulu, Banten, Kalbar, Lampung, Kepri, Sumsel, Sulsel, Sultra, Papua, Jambi, Babel, Jabar, Riau, Papua Barat, Jatim, Sulut Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : SDKI, 2007 dengan angka kematian bayi (AKBA) diatas angka rata-rata nasional (> 44 per 1.000 kelahiran hidup) yaitu di 26 provinsi, meliputi : Sulbar, Maluku, NTB, NTT, Kalsel, Malut, Sulteng, Gorontalo, Sumut, Bengkulu, Papua, Sumbar, Sultra, Papua Barat, Kalbar, Kepri, Banten, Sulsel, Lampung, Sumsel, Jabar, Riau, Jambi, Babel, Aceh, Jatim.

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak 4. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 5. Persentase ketersediaan obat dan vaksin 6.. Persentase puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) 7. Persentase RS kab/kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) TARGET PENYELESAI AN SASARAN 80 82 Meningkatnya cakupan imunisasi pada bayi 80 85 Meningkatnya ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar 60 70 Meningkatnya puskesmas rawat inap yang mampu PONED 80 85 Meningkatnya RS kab/kota yang mampu PONEK PENANGGU NG JAWAB PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN Selain indikatorindikator tersebut (1-4), indikator terkait gizi memberi pengaruh terhadap penurunan angka kematian anak (bayi dan balita)

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 5 : Meningkatkan Ibu TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB 1. Penurunan Angka Kematian Ibu Penurunan Angka Kematian Ibu Menurunnya Angka Kematian Ibu yang ditandai oleh perbaikan indikator kinerja sebagai berikut : 1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 84 86 Meningkatnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : dengan angka pertolongan persalinan Susenas, 2009 oleh tenaga kesehatan terlatih di bawah angka rata-rata nasional (< 77,37%) yaitu di 17 provinsi, meliputi : Maluku, Malut, Sulbar, Sultra, Papua, NTT, Kalbar, Papua Barat, Sulteng, Gorontalo, Kalteng, Sulsel, Jabar, Sumsel, NTB, Kalsel, Lampung. 2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat/k4) 84 88 Meningkatnya pelayanan antenatal (pemeriksaan kunjungan kehamilan ke empat) Provinsi-provinsi dengan kunjungan K4 Sumber data : Profil di bawah angka rata-rata nasional, 2008 (<86,04%) yaitu di 24 provinsi, meliputi : Papua, Sulbar, Maluku, Kalbar, Malut, Papua Barat, Sulteng, Sultra, Sulut, Banten, Kalsel, Kaltim, Aceh, Kepri, Bengkulu, Jatim, Gorontalo, Sulsel, Jambi, Sumsel, Kalteng, Lampung, Sumbar, Riau. 3. Jumlah tenaga kesehatan yang ditempatkan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) 1.200 1.245 Tersedianya tenaga kesehatan di Puskesmas DTPK dan di Rumah Sakit Diprioritaskan pada 183 kabupaten/kota dengan kategori daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) yang berada pada 27 provinsi, meliputi : Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel, Kepri, Banten, Jabar, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sultra, Sulbar, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat, NTT, NTB. Diperlukan regulasi khusus (Perpres) untuk menempatkan tenaga kesehatan strategis (dokter, drg, perawat, bidan, tenaga gizi, SKM, asisten apoteker, dan sanitarian) terutama di DTPK

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 5 : Meningkatkan Ibu TARGET PENYELESAI AN SASARAN PENANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN 4. Persentase ketersediaan obat 80 85 Meningkatnya dan vaksin di sarana pelayanan kesehatan dasar ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar 5. Persentase puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) 6. Persentase RS kab/kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 60 70 Meningkatnya puskesmas rawat inap yang mampu PONED 80 85 Meningkatnya RS kab/kota yang mampu PONEK 7. Persentase ibu hamil mendapat 71 74 Meningkatnya Fe 90 tablet status gizi ibu hamil

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 5 : Meningkatkan Ibu Program Kependudukan dan Keluarga Berencana TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGG UNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN Peningkatan 1. Terlayaninya jumlah peserta KB 7.1 7.2 Menurunnya unmet need BKKBN dan Diprioritaskan pada Jangkauan dan baru (juta peserta) Gubernur semua provinsi karena Kualitas 2. Meningkatnya jumlah peserta KB 26.7 27.5 (Provinsi) nilai unmet need-nya Pelayanan KB aktif/pa (juta) di atas 5%, kecuali Provinsi Babel. 3. Terlayaninya jumlah peserta KB 3.75 3.80 Meningkatnya baru miskin/kps dan KS-1 dengan Contraceptive Prevalence menyediakan alokon gratis (juta Rate (CPR) peserta) 4. Meningkatnya jumlah Peserta KB aktif miskin/keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera 1 (KS- 1) dengan menyediakan alokon gratis (juta peserta) 5. Meningkatnya persentase peserta KB baru pria (persen) 11.9 12.2 3.6 4 6. Terselenggaranya pembinaan KB di 196 196 wilayah galcitas (kab/kota) 7. Terselenggaranya pelayanan KB di klinik KB pemerintah dan swasta 23.500 23.500 Diprioritaskan pada provinsi yang nilai CPR-nya rendah atau di bawah rata-rata nasional, yaitu di 20 provinsi : Jabar, Gorontalo, DKI, Sumbar, Kaltim, Banten, Riau, NTB, Sumut, Sulsel, Sultra, Malut, Aceh, DIY, Sulbar, Kepri, NTT, Pabar, Papua, dan Maluku. 8. Tersedianya dukungan sarana dan prasarana di klinik KB pemerintah dan swasta 4.700 4.700

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 5 : Meningkatkan Ibu TARGET PENYELESAI AN SASARAN PENANGGU NG JAWAB PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN 9. Meningkatnya dokter dan bidan 2.258 48.522 terlatih (pelatihan teknis) 10. Meningkatnya petugas klinik - 17.304 terlatih (pelatihan Recording Report) 11. Meningkatnya jumlah tenaga lini lapangan program KB (PLKB/PKB) yang terlatih: a. Latihan dasar umum 1.065 1.343 b. Refreshing 1.350 2.500 c. Pelatihan teknis 3.018 3.300 Peningkatan 1. Meningkatnya jumlah pelatih - 115 Menurunnya BKKBN dan Diprioritaskan pada provinsi Intensitas Pelayanan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi ASFR 15-19 tahungubernur yang nilai Age Specific Fertility dan Promosi Program KB Remaja (PKBR) dilatih (pendidik dan konselor sebaya) (Provinsi) Rate (ASFR)-nya tinggi atau di atas rata-rata nasional, yaitu di 2.Meningkatnya jumlah Center of Excellent PKBR 1 per prov 2 per prov 16 provinsi: Sulteng, Malut, Gorontalo, NTB, Babel, Jatim, 3. Meningkatnya jumlah Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja/ mahasiswa yang dibentuk dan dibina 9.373 12.253 Kalsel, Pabar, Sultra, Sulbar, Bengkulu, Bali, Kalbar, Papua, Lampung, dan Jabar. 4. Meningkatnya persentase remaja yang mengetahui informasi Kependudukan dan KB (KKB) melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang (persen) 95 95

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB Peningkatan akses penduduk terhadap air minum yang layak Peningkatan akses air minum yang layak Program Pengelolaan Sumber Penyediaan dan Daya Air Pengelolaan Air Baku Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dasar yang layak Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peningkatan akses sanitasi dasar yang layak Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi dasar yang ditandai oleh perbaikan indikator kinerja : 1. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 85 90 Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum 2. Terbangunnya prasarana dan sarana air baku 3. Terfasilitasinya kawasan perkotaan yang terlayani air minum 4. Terfasilitasinya kawasan perdesaan yang terlayani air minum 7600 l/detik tersebar di 25 provinsi 9000 l/detik tersebar di seluruh provinsi Meningkatnya kapasitas PU dan layanan air baku untuk penyediaan air minum 218 kawasan 244 kawasan Meningkatnya pelayanan PU air minum terhadap MBR di perkotaan dan perdesaan 49 kawasan 30 kawasan dan dan 1.472 desa 1.165 desa PU 1. Jumlah desa yang 2.500 5.500 Meningkatnya akses melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) penduduk terhadap sanitasi dasar Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : dengan persentase akses RT terhadap Susenas, 2009 air minum layak dibawah angka ratarata nasional (<47,63%) yaitu di 19 provinsi, meliputi : Banten, Aceh, Bengkulu, DKI Jakarta, Papua, Kalteng, Babel, Kepri, Lampung, Jabar, Riau, Sulbar, Malut, Sulteng, Sulut, Gorontalo, NTB, NTT, Sumbar. Diprioritaskan pada provinsi-provinsi Sumber data : dengan persentase akses penduduk Susenas, 2009 pada fasilitas sanitasi layak dibawah angka rata-rata nasional (<51,02%) yaitu di 21 provinsi, meliputi NTT, Papua, Kalteng, Papua Barat, Bengkulu, Lampung, Maluku, Kalbar, Sumbar, NTB, Jambi, Kalsel, Sumsel, Sulteng, Aceh, Malut, Gorontalo, Sulbar, Kepri, Sultra, Jatim.

Percepatan Pencapaian MDGs Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN JAWAB Pengaturan, 2. Terlayaninya kawasan 11 kab/kota 11 kab/kota Meningkatnya PU Pembinaan, dengan infrastruktur air pelayanan Pengawasan, limbah melalui sistem off-site infrastruktur air Pengembangan 3. Terlayaninya kawasan 30 kab/kota 35 kab/kota limbah Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan Sumber Pembiayaan Dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Dan Persampahan dengan infrastruktur air limbah melalui sistem on-site Pengembangan 1. Konflik dan tekanan Kawasan Konservasi terhadap kawasan taman dan Ekosistem nasional dan kawasan Esensial konservasi lainnya (Cagar Alam/CA, Suaka Margasatwa/SM, Taman Buru/TB, dan Hutan Lindung/HL) menurun 2. Pengelolaan ekosistem esensial sebagai penyangga kehidupan meningkat 3. Penanganan perambahan kawasan hutan pada 12 provinsi prioritas (Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sultra, dan Sulteng) 1% 2% Meningkatnya Kemenhut TN terletak di 28 Provinsi, yaitu Pengembangan pengelolaan dan pendayagunaan 50 unit taman nasional dan 477 unit kawasan konservasi lainnya (CA, SM, TB, dan NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, DKI, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sultra, Sulteng, Gorontalo, Sulut, Malut, Maluku, Papua kawasan konservasi menyelamatkan spesies yang terancam punah 2% 4% HL) dan Sumut, Sumbar, Jambi, Kaltim, ekosistem Sulut, Sulsel, NTT, Papua Barat, esensial. Papua 2 Prov 4 Prov Provinsi prioritas

Perumusan Rencana Aksi Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs Di Daerah TARGET PENYELESAIAN SASARAN PEMERINTAH DAERAH KETERANGAN PENANGGUNG JAWAB Penyusunan 1. Tersusunnya pedoman 100 - Tersedianya Bappenas (koordinator), 33 Provinsi Di daerah pedoman rencana aksi daerah tentang pedoman dan Kemenkes, dibentuk tim rencana aksi percepatan pencapaian tujuan terlaksananya Kemendiknas, Kemenag, koordinasi yang percepatan MDGs (persen) sosialisasi Kem.PU, BKKBN, dipimpin oleh pencapaian rencana aksi Kementan, Kemensos, Bappeda tujuan MDGs di daerah tentang Kemendagri, KemenPP, Provinsi dengan daerah percepatan KLH, anggota analog pencapaian ESDM, seperti anggota tujuan MDGs Kelautan dan Perikanan, di tingkat pusat. 100 - BPS, Kemenhut. Percepatan pencapaian tujuan MDGs di daerah 2. Terlaksananya sosialisasi pedoman rencana aksi daerah tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs (persen) 3. Terselenggaranya fasilitasi penyusunan RAD MDGs 2011-2015 oleh tim pusat (persen) 4. Tersusunnya rencana aksi daerah tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs di tingkat provinsi (RAD MDGs 2011-2015) 100-10 Provinsi 33 Tersedianya Provinsi RAD MDGs 2011-2015 di seluruh provinsi Gubernur 33 Provinsi RAD MDGs 2011-2015 mencakup rencana percepatan pencapaian MDGs pada tingkat Kab/Kota

TERIMA KASIH