BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

3 Metodologi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Kimia Fisik-Analitik Fakultas

Cara uji kelarutan aspal

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Proses pembuatan edible film khitosan dilakukan melalui proses pelarutan, pemanasan, pengadukan, penyaringan, penuangan larutan pada cetakan, pengeringan, dan pengelupasan film dari cetakan. Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Khitosan, masing-masing komposisi dibuat dalam 4 variasi massa : 2, 3, 4, dan 5 gram Dilarutkan dalam 100 ml asam asetat glasial 1 % Diaduk dengan pengaduk stirer pada suhu 50 0 C di atas hot plate selama 60 menit Divakum dan disaring dengan pompa vakum Tanpa perlakuan : tidak ditambahkan gliserol Dipanaskan pada suhu 50 0 C di atas hot plate selama 15 menit sambil diaduk dengan stirer Dengan perlakuan: penambahan gliserol dengan 4 variasi konsentrasi untuk tiap komposisi khitosan (0,2, 0,4, 0,6, dan 0,8 ml/gram khitosan) X 28

X Sampel larutan film Cetakan film dibersihkan dengan alkohol 96 % Penuangan larutan film pada cetakan akrilik 20 x 20 cm 2 Pengeringan pada suhu kamar selama 24 jam Pengelupasan film dari cetakan Edible Film Uji WVTR Uji O 2 TR Uji Uji Uji ketebalan kuat tarik elongasi Pengolahan data Pembahasan Kesimpulan Foto-foto proses pembuatan edible film dapat dilihat pada Lampiran 5. Proses pembuatan edible film khitosan ini dilakukan di Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jl. Balai Kimia No.1, Pekayon, Pasar Rebo Jakarta Timur. 29

3.2 BAHAN DAN ALAT 3.2.1 Bahan 1. Khitosan (spesifikasi pada Lampiran 1) 2. Asam asetat glasial 1% 3. Aquades 4. Plasticizer gliserol 3.2.2 Alat Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Hot Plate dengan stirer 9. Labu erlemeyer 2. Thermometer 10. Gelas ukur 3. Pompa vakum 11. Kertas saring 4. Beaker glass 12. Corong penyaring vakum 5. Gelas ukur 13. Media cetak (akrilik) 6. Hygrometer 14. Neraca 7. Lakban 15. Pipet Volume 8. Alat uji fisik edible film 16. Alat uji SEM (Scanning Electron Microscope) Foto-foto bahan dan alat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. 3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1 Pembuatan edible film Prosedur pembuatan edible film khitosan adalah modifikasi metode Vojdani dan Torres dalam Butler, et. al., [28], prosedur pembuatan tersebut sebagai berikut : 1. Masing-masing komposisi khitosan (2, 3, 4, dan 5 gram) khitosan dilarutkan dengan 100 ml asam asetat glasial 1%. Proses pelarutan dilakukan sedikit demi sedikit supaya terbentuk gel campuran khitosan dan asam asetat glasial secara sempurna. 2. Larutan khitosan dipanaskan pada suhu 50 0 C di atas hot plate selama 60 menit dengan pengadukan menggunakan stirer. Proses ini menyempurnakan pembentukan gel campuran khitosan dan asam asetat glasial. 30

3. Larutan khitosan kemudian divakum dan disaring dengan bantuan pompa vakum, agar gelembung udara dan kotoran yang terperangkap di dalam larutan dapat hilang. 4. Kemudian larutan khitosan dipanaskan kembali pada suhu 50 0 C selama 15 menit, selama pemanasan dilakukan pengadukan dan penambahan plasticizer gliserol (dengan variabel konsentrasi 0,2, 0,4, 0,6, dan 0,8 ml/gram khitosan) untuk tiap masing-masing komposisi khitosan (2, 3, 4, dan 5 gram), untuk sampel tanpa penambahan gliserol cukup diaduk saja selama 15 menit pada suhu 50 0 C. Pengadukan dilakukan untuk mencegah pembentukan gumpalan khitosan. Selama pencampuran dan pemanasan larutan film terjadi reaksi antara khitosan dan asam asetat glasial dengan penambahan atau tanpa penambahan gliserol. 5. Setelah batas waktu 15 menit tercapai, diharapkan campuran telah homogen. Larutan edible film khitosan dituang kemedia cetak yang berupa akrilik (20 x 20 cm 2 ), yang sebelumnya terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 96%. Bagian pinggir dari akrilik dibatasi dengan lakban untuk mencegah keluarnya larutan. Setiap sampel dituangkan kedalam media cetak yang berjumlah sama, agar diketahui perbedaan ketebalan masing-masing sampel sejalan dengan penambahan konsentrasi plasticizer. 6. Kemudian edible film yang telah siap didinginkan pada suhu kamar selama kurang lebih 24 jam, pendinginan ini dimaksudkan agar larutan edible film khitosan tersebut membeku dan membentuk lembaran edible khitosan. 7. Lembaran edible film khitosan kemudian dikelupas dari media cetak, untuk kemudian dilakukan pengujian terhadap sifat fisik dari edible film khitosan tersebut. 3.3.2 Pengujian sifat fisik edible film khitosan Secara umum parameter sifat fisik yang penting yang diukur dan diamati dari edible film berbahan dasar khitosan pada penelitian ini adalah kekuatan tarik (tensile strength), persen pemanjangan (elongation to break), permeabilitas terhadap uap air dan gas (uji WVTR dan O 2 TR), serta ketebalan dari edible film tersebut. Variabel komposisi khitosan (dalam gram) serta banyaknya penambahan 31

plasticizer (dalam ml/gram) pada pembuatan edible film mempengaruhi parameter-parameter penting tersebut diatas. 3.3.2.1 Pengujian kekuatan tarik (tensile strength) dan persen pemanjangan (elongation) (ASTM D882,1997) [48] Alat yang digunakan adalah Tensile Strength and Elongation Stograph-MI Toyoseiki yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Kuat tarik ditentukan berdasarkan beban maksimum pada saat film putus dan persentase pemanjangan berdasarkan pada penambahan panjang film pada saat putus. Nilai kekuatan tarik dan perpanjangan (% elongasi) diukur berdasarkan rumus : F KuatTarik = ;...(3.1) A dimana : F = gaya kuat tarik (kgf), sedangkan A = luas alas sampel (cm 2 ) Panjang setelah putus - panjang awal %Elongasi = x 100% Panjang awal Persiapan bahan uji :...(3.2) 1. Bahan dikondisikan sesuai dengan suhu dan RH (Relative Humidity) standar. 2. Siapkan minimal 5 lembar contoh masing-masing untuk arah mesin dan silang mesin. 3. Potong contoh uji sesuai dengan ukuran : Untuk film: - lebar 1,5 cm Prosedur pengujian : - panjang 20 cm 1. Contoh uji dijepit dengan chuk (penjepit) sepanjang ±10 cm antar penjepit atas dan bawah. 2. Catat panjang mula-mula/awal, penunjukan pada grafik posisi di posisi 0 (nol). 3. Hidupkan knop start, maka alat akan bergerak untuk menarik contoh uji sampai putus. 4. Catat juga pada bagian recorder atau grafik. 5. Catat panjang setelah putus atau panjang akhir. 6. Contoh uji dikeluarkan dengan cara membuka chuk (penjepit). 32

7. Kembalikan chuk (penjepit) keposisi semula dengan menekan knop reverse. 8. Ulangi pengujian seperti prosedur diatas, sebanyak minimal 5 kali. (Sumber : Modul pedoman praktikum karakteristik polimer. [49] ) 3.3.2.2 Pengujian Laju Transmisi Uap Air (Water Vapor Transmission Rate/WVTR) (ASTM E96, 1980) [50] Laju Transmisi uap air terhadap edible film diukur dengan menggunakan metode gravitasi. Bahan penyerap uap air (desikan)/ silica gel diletakkan dalam mangkuk aluminium, kemudian sampel diletakkan di atas mangkuk tersebut sedemikian rupa sehingga menutupi mangkuk tersebut. Tuangkan lilin cair untuk menutupi bagian antara wadah dengan sampel sehingga tidak ada udara masuk. Persiapan bahan uji : 1. Bahan dikondisikan sesuai dengan suhu dan RH standar. 2. Potong 5 buah bahan uji dari contoh bahan yang tersedia dengan ukuran 8,9 cm atau dengan menggunakan alat potong yang tersedia. Prosedur pengujian : 1. Apabila kedua permukaan dari bahan yang diuji tidak sama maka permukaan yang berhadapan dengan udara yang lebih lembab di dalam pemakaian dipasang pada cawan menghadap keatas. 2. Letakkan desikan di dalam setiap cawan sedemikian rupa sehingga permukaannya tidak lebih dekat dari 3 mm dari bahan uji yang sedang di uji. 3. Letakkan tutup dari cawan menghadap keatas lalu letakkan cincin logam sedemikian rupa sehingga bagian yang teratur menghadap keatas. 4. Letakkan bahan uji kedalam tutup sehingga bahan uji tersebut duduk pada cincin logam. Selanjutnya letakkan cincin karet, tutup, sehingga cincin karet tersebut menekan bahan uji coba pada tempatnya. 5. Dengan pelan-pelan sekrupkan tutup pada cawan. 6. Timbang setiap cawan dengan ketelitian 0,0001 gr, catat hasilnya. 7. Letakkan cawan-cawan tersebut di dalam humidity chamber, lalu tutup dan jalankan kipas di dalam chamber. 33

8. Keesokan harinya pada jam yang sama (± 24 jam), ambil cawan-cawan tersebut keluar dan timbang kembali pada timbangan dengan ketelitian 0,0001 gr. 9. Setiap penimbangan usahakan tidak boleh lebih dari 30 menit. 10. Kembalikan cawan-cawan yang ada contohnya kedalam chamber dan ulangi lagi prosesnya. 11. Tentukan pertambahan massa dari setiap cawan, catat waktu dari penimbangan dan catat dari jumlah jam antara 2 penimbangan pada kolom yang tersedia. 12. Buat grafik dari pertambahan massa di dalam milligram terhadap jam, dari Gambar grafik hitung pertambahan massa dalam 24 jam. Laporan hasil uji : A. Dengan menggunakan grafik : 1. Buat grafik dari pertambahan massa dalam milligram vs waktu dalam jam untuk setiap cawan. 2. Tarik garis lurus terbaik (best straight line), melalui 3 atau titik terakhir. 3. Dari grafik tentukan pertambahan massa, dalam satuan mg/jam. Hitung WVTR setiap cawan dengan mempergunakan rumus : Rumus : WVTR = 4,8 ml (satuan mg/ m 2 /24 jam)...(3.3) Dimana : ml = Pertambahan massa dalam satuan mg per jam. 4. Angka WVTR ialah rata-rata aritmatik dari angka WVTR seluruh cawan. B. Dengan perhitungan langsung : 1. Untuk setiap cawan hitung WVTR dengan memakai rumus : WVTR = (240 xm 2) m2 = 4,8 x g/ m 2 ( sxt) t / 24 jam...(3.4) dimana : m2 t = Pertambahan massa, dalam satuan miligram dalam waktu t jam. = Waktu dalam satuan jam antara dua penimbangan terakhir. 34

s = Luas permukaan bahan uji, dalam satuan cm yang dalam ketentuannya pada alat uji yang digunakan sebesar 50 cm 2, maka rumus yang diatas sudah disederhanakan. 2. Hitung harga rata-rata aritmatik WVTR dari angka WVTR seluruh cawan, dan angka ini adalah angka WVTR yang didapat dalam satuan mg/ m 2 /24 jam. (Sumber : Modul pedoman praktikum karakteristik polimer. [49] ) 3.3.2.3 Laju Transmisi Oksigen Metode Manometer (Oxygen Transmission Rate/O 2 TR) (ASTM D 3985-81, 1989) [51] Laju transmisi oksigen terhadap edible film diukur dengan menggunakan alat Gas Transmission Rate Tester Specdivac2 yang dapat dilihat pada Lampiran 4, sebelum diukur film dikondisikan dalam ruangan bersuhu 25 C, RH 50% selama 24 jam. Film yang diuji dipotong dengan diameter 105 108 mm, edible film harus bebas dari kerusakan, tekukan atau cacat. Persiapan bahan uji : l. Semua contoh harus bebas dari tanda-tanda atau cacat (crease, noda yang tipis; menyerap, lubang, dan lain - lain). 2. Potong 3 buah contoh diameter 105 108 mm (gunakan template). Prosedur pengujian : 1. Bersihkan tempat contoh. 2. Beri silicon pada pinggir tempat contoh ± 1-2 cm. 3. Miringkan ujung tester kekiri, maka tetesan mercury pada dasar tabung pengukur menuju kapiler, tutup kran 3, buka kran A dan kran 4, hidupkan pompa vakum 5 menit. 4. Tutup kran 4, jangan matikan pompa vakum. 5. Kembalikan instrumen dengan posisi tegak lurus. 6. Pelan-pelan, masukkan udara pada distributor dengan cara membuka kran 3 sampai benang mercury menuju kapiler pada skala nol tutup kran A. 7. Masukkan gas uji (O 2, N 2, CO 2 ) melalui sel penutup. 8. Benang mercury akan turun. 9. Lanjutkan sampai kecepatan turunnya menjadi konstan. 35

10. Siapkan contoh uji selanjutnya buka kran 4, kemudian buka kran 3 untuk memasukkan udara. Cara mematikan alat : - Matikan vakum. - Buka kran 4. - Buka pelan - pelan kran 3. - Kemudian buka perlahan-lahan kran A. Laporan hasil uji : 1. Kecepatan ini biasanya diekspresikan dalam cc (pada 0 O C ) pada tekanan standar 1 atm/m 2 /24 jam. 2. Buat grafik tinggi mercury (h) dalam cm terhadap waktu (t) dalam jam. Ambil grafik yang lurus saja tentukan slop dari grafik dh/dt dan catat nilai untuk (h) pada titik ini. 3. Hitung percepatan transmisi gas (G) dalam cc/m 2 /24 jam pada tekanan 1 atm dari persamaan : G = dimana : T 0 1 10000 V + 2aH dh 24 x x x x xc...(3.5) T P0 A H CH dt G = Gas transmition rate (cm 3 /m 2 /24 jam), 1 cc = 1 cm 3 T0 = Suhu pada 0 0 C (273 K) dalam Kelvin. T = Suhu pengujian. P0 = Tekanan atmosfir normal, dalam atm, oleh karena itu Po = 1. A = Luas permukaan contoh uji (cm 2 ). V = Volume awal dari pipa kapiler dalam cm 3. a = Penampang melintang dari dalam tabung kapiler dalam cm 2 (0,0123 cm 2 untuk alat uji yang digunakan). h = Tinggi mercury dalam kapiler baca pada waktu mulai (cm) H = Tinggi kolom mercury dihubungkan pada atmosfir-atmosfir tekanan pada waktu pengujian (tinggi barometer) dalam cm 3 C = Faktor koreksi pada alat (1) dh = Slop dari kurva pada titik t (cm/jam) dt (Sumber : Modul pedoman praktikum karakteristik polimer. [49] ) 36

3.3.2.4 Pengujian ketebalan Edible film yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan pengukur ketebalan Microcal Meshmer dengan ketelitian 0.0001 mm pada lima tempat yang berbeda. Nilai ketebalan diukur dari rata-rata lima pengukuran ketebalan edible film. 37