Farida Mokoginta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Anggota Dakia Supriyadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

ARTIKEL. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mengikuti Ujian Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VIIᴬ SMP NEGERI 3 PAGUYAMAN, KECAMATAN PAGUYAMAN, KABUPATEN BOALEMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018. Oleh. Azura. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

oleh : Arief Ramadhan Budi Aji

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KESALAHAN EJAAN PADA TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BIOGRAFI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

Potri Olympia Rahayu, Pemanfaatan Media Gambar Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pasung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL SISWA SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF MENULIS PENGALAMAN PRIBADI OLEH PESERTA DIDIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KEEFEKTIFAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGLUWAR MAGELANG, JAWA TENGAH

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

Transkripsi:

1

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PAGUYAMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Farida Mokoginta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota Dakia Supriyadi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur isi dalam pembelajaran bahasa Indoensia berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman, dan mendeskripsikan kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi fitur bahasa (ejaan, kosakata, dan kalimat). Metode dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitaif, populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman dan sampel siswa kelas VII/B SMP Negeri 3 Paguyaman yang berjumlah 22 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teksnik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) peneliti membaca hasil karya siswa, (2) peneliti member skor sesuai hasil kerja siswa (3) membuat tabulasi yang berisi perolehan skor dari masing-masing siswa (4) menentukan penetapan criteria skala penelitian (5) menentukan criteria dengan persentase. Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan bahwa siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi struktur teks berada pada kategori baik sebanyak 40% dari jumlah siswa, menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi isi berada pada kategori baik sebanyak 40% dari jumlah siswa, menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi kosakata berada pada kategori baik sebanyak 63% dari jumlah siswa, menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi kalimat pada kategori cukup sebanyak 50% dari jumlah siswa, menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi ejaan berada pada kategori cukup sebanyak 63%dari jumlah siswa. Disimpulkan bahwa kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman tahun ajaran 2014/2015 secara keseluruhan berada pada predikat baik dengan nilai rata-rata 64,18. Kata kunci : kemampuan, menyusun, teks tanggapan deskriptif 2

PENDAHULUAN Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu kosa kata dan tata bahasa yang sesuai dengan objek (tema) sebagai alat pencapai tujuan. Jika peserta didik telah mampu melahirkan sebuah tulisan, maka mereka sudah dapat dikatakan mampu menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tarigan (2008:3) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dismpulkan bahwa tujuan utama menulis adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi tidak akan terjalin dengan baik apabila tidak didukung oleh kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Keterampilan menulis siswa belum menunjukkan harapan sebagaimana mestinya. Siswa belum mampu mengungkapkan ide-ide, pendapat, atau tanggapan terhadap suatu masalah dalam komunikasi tulisan walaupun melalui bentuk paragraf sederhana. Padahal, pembelajaran menulis paragraf sudah ditekankan kepada siswa sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar. Oleh karena itu, 3

optimalisasi pembelajaran keterampilan menulis selayaknya mendapat perhatian serius bagi guru bahasa Indonesia di SMP dalam meningkatkan kualitasnya. Setiap pengetahuan tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia harus diimplementasikan dalam bentuk produk berupa karya siswa. Artinya pengetahuan tersebut harus memberikan manfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat karya sesuai dengan genre teks yang dipelajari. Adapun ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia SMP kelas VII meliputi lima jenis teks, yaitu: (1) teks eksposisi, (2) teks laporan hasil observasi, (3) teks tanggapan deskriptif, (4) teks eksplanasi, dan (5) teks cerpen. Bertolak dari ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut, maka pembelajarannya menggunakan pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa yang berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan sekedar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi aktualisasi diri yang penggunaannya pada konteks sosial dan akademis. Oleh sebab itu, guru secara perlahan-lahan harus mengarahkan siswa agar mandiri. Sehingga siswa menguasai model teks yang diajarkan. Hal ini dapat dilakukan siswa melalui kegiatan diskusi, melengkapi teks rumpang, membuat kerangka teks, dan membuat teks yang mirip dengan teks yang diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia berlandaskan sebagaimana uraian di atas. Jika pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan sesuai tahapan tersebut, 4

maka siswa akan mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan membuat berbagai teks. Namun kenyataan yang sering terjadi di sekolah, banyak terdengar keluhan-keluhan dari para guru pengajar bahasa Indonesia. Salah satu keluhan mereka adalah kurangnya kemampuan mereka mengajarkan bahasa Indonesia berbasis teks, terutama menyusun teks. Hal ini akan berdampak pada proses dan hasil pembelajaran. Salah satunya akan berdampak pada ketidak kemampuan siswa menyusun berbagai teks. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian adalah (1) bagaimanakah kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur isi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman tahun pelajaran 2014/2015, (2) bagaimanakah kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi unsur kebahasaan (ejaan, kosakata, dan kalimat) dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 paguyaman tahun pelajaran 2014/2015. KAJIAN TEORI Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar. Menurut Dimyati (2006:200) bahwa evaluasi hasil belajar 5

merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skal nilai berupa huruf, kata atau symbol. 2. Sistem Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 Sistem penilaian hasil belajar merupakan sistem penilaian yang digunakan untuk seorang pendidik dalam menentukan hasil belajar siswa. Namun, dalam Kurikulum 2013 sistem penilaian hasil belajar ada 3 bentuk yang harus dinilai yakni penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 pasal 7 mengemukakan bahwa (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian, (b) sikap penilain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C) skala penilaian sebagaimana dimakasud pada ayat 1 untuk kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan rentang angka dan huruf 4,00 (A)- 1,00 (D). 3. Teks Tanggapan Deskriptif Menurut Kosasih (2007:138) tanggapan deskriptif adalah buah pikiran/anggapan terhadap suatu peristiwa atau keadaan. Pendapat ataupun reaksi seorang setelah melihat, mendengar ataupun merasakan sesuatu. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar 6

pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Paragraf ini menggambarkan sesuatu hal dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Hal yang digambarkan bisa tentang keindahan alam. Keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang. 4. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi Menurut Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf (1982:94) pun memakai kata memberikan rincian-rincian dan objek-objek, berarti cara penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu: 1. Melukiskan atau menggambarkan objek, 2. Berisi rincian-rincian objek, 3. Memberikan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya, 4. Hasil penyerapan panca indra. 5. Struktur Isi Teks Tanggapan Deskriptif Struktur teks deskriptif terdiri atas identifikasi, klasifikasi/definisi, dan deskripsi bagian. Pernyataan tersebut berdasarkan buku teks siswa Kurikulum 2013 oleh Permendikbud. 7

a. Identifikasi Pada identifikasi ini yaitu penentu atau penetapan identitas Contoh, Tari saman berasal dari Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri. b. Klasifikasi/definisi Pada klasifikasi/definisi ini yaitu penggolongan atau pengelompokkan. Contoh, Tari saman mempunyai penari yang ganjil. c. Deskripsi bagian Pada deskripsi bagian ini berisi tentang bagian-bagian dari teks yang akan dibuat. Artinya penggambaran atau mendeskripsikan bagian-bagian dari definisi umum. Contoh, Tari saman mempunyai kostum atau busana khusus yang terbagi 3 bagian yaitu pada kepala dipakai bulung teleng dan sunting kepies. 6. Ejaan Menurut Arifin (2009:164) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambanglambang itu (pemisahan dan penggambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknik yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Menurut Tarigan (1985:2) ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Menurut Badudu (1984:7) merumuskan ejaan ialah menggambarkan bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarlisasikan yang lazimya mempunyai tiga aspek yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan 8

penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuansatuan morfemis, aspek sintaksi yang menyangkut penanda ujaran tanda baca. 7. Kosakata Menurut (Soedjito, 1992:5) kosakata adalah perbendaharaan dapat diartikan sebagai (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yag dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. 8. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!) (Arifin 2009:66). Chaer (1994:240) kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur dan berisi pikiran yang lengkap. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan hasil belajar siswa secara objektif hasil yang diperoleh dalam menyusun teks tanggapan deskriptif berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 9

Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik Tes. Kemampuan atau tes IQ (Intelligence Quotient) menurut Kunandar (2013:334) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Pada penelitian ini peneliti memberikan tes kepada siswa berupa tugas menyusun teks tanggapan deskriptif sebagai berikut. a. Menjelaskan pada siswa tentang pengertian paragraf deskriptif b. Setelah selesai membaca, siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan menyusun teks tanggapan deskriptif. c. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan hasil pekerjaan siswa d. Peneliti memeriksa hasil pekerjaan siswa dengan berpedoman pada indikator yang telah ditentukan dan memberikan skor. Menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman. Yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Paguyaman. dibawah ini : Data yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan rubrik penilaian Aspek yang Dinilai Skor Kriteria 27-30 Sangat baik-sempurna: menguasai topik tulisan, sustansif, pengembengan teks deskripsi lengkap, relevan dengan topik yang dibahas Isi 22-26 Cukup baik: cukup menguasai permasalahan, cukup memadai, pengembagan deskriptif terbatas, relevan dengan topik tetapi kurang terperinci 17-21 Sedang cukup: penguasaan permasalahan terbatas, substansi kurang, pengembangan topik tidak memadai 10

Struktur (Identifikasi, Klasifikasi/ Definisi, Deskripsi bagian) 13-16 18-20 14-17 10-13 Sangat kurang: tidak menguasai permasalahan, tidak ada substansi, tidak relevan, atau tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis, kohesif Cukup baik: kurang lancar, kurang terorganisasi tetapi ide utama ternyatakan, pendukung terbatas, logis tetapi tidak lengkap Sedang cukup: tidak lancar, gagasan kacau atau tidak terkait, urutan dan pengembangan kurang logis Kosakata 7-9 18-20 14-17 10-13 7-9 18-20 14-17 Sangat kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih, pilihan kata dan ungkapan efektif, menguasai pembentukan kata, penggunaan register tepat Cukup baik: penguasaan kata memadai, pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu Sedang cukup: penguasaan kata terbatas, sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan makna atau tidak jelas Sangat kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah, tidak layak dinilai Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks dan efektif terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) Cukup baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas Fitur bahasa (kalimat) 10-13 Sedang cukup: terjadi banyak kesalahan dalam konstruksi kalimat tunggal, kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata artikel, pronomina), tetapi makna membingungkan atau kabur 11

7-9 Sangat kurang: tidak menguasai tata kalimat, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak dinilai Ejaan 10 sangat baik: menguasai aturan penulisan, terdapat sedikit sekali kesalahan ejaan, tada baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf cukup baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, 6 penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna Sedang-cukup : sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, 4 penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tindak jelas; makna membingungkan atau kabur. Sangat kurang : tidak menguasai aturan penulisan; terdapat 2 banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai. Menggunakan rumus distribusi frekuensi X = X1 + X2 + X3 + Xn N Ket : X adalah nilai rata-rata N adalah jumlah siswa X1,X2, X3 dan seterusnya adalah skor yang diperoleh HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dalam pembelajaran bahasa Indonesia 12

berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 paguyaman tahun ajaran 2014/2015 diuraikan sebagai berikut. Menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari struktur teks siswa yang memperoleh kategori siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik sebanyak 4 orang atau 18 %. Kategori kemampuan baik sebanyak 9 orang atau 40%. Kategori kemampuan cukup sebanyak 5 orang atau 22%, dan kemampuan kurang sebanyak 4 orang atau 18%. Berdasarkan analisis data kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi isi teks bahwa siswa yang memperoleh kategori kemampuan sangat baik sebanyak 4 orang atau 18%, kategori kemampuan baik sebanyak 9 orang atau 40%, kategori kemampuan cukup sebanyak 5 orang atau 22% dan kategori kemampuan kurang sebanyak 4 orang atau 18%. Dalam menyusun teks tanggapan deskriptif tidak sekedar memperhatikan struktur dan isi teks. Namun, unsur kebahasaan dalam menyusun teks tanggapan deskriptif penting juga untuk diperhatikan. Adapun yang menjadi unsur kebahasaan dalam menyusun teks tanggapan deskriptif adalah kosakata, ejaan dan kalimat. Analisis data kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segikosakata siswa yang memperoleh kateogori kemampuan sangat baik sebanyak 4 orang atau 18 %. Kategori kemampuan baik sebanyak 9 orang atau 40%. Kategori kemampuan cukup sebanyak 5 orang atau 22%, dan kemampuan kurang sebanyak 4 orang atau 18%. Kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi kalimat kemampuan sangat baik tidak ada sama sekali atau 0%, kategori baik sebanyak 7 orang atau 31%, kategori kemampuan cukup 13

sebanyak 11 orang atau 50%, sedangkan kemampuan kurang sebanyak 4 orang atau 18%. Kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi ejaan kemampuan sangat baik tidak ada sama sekali atau 0%, kategori baik sebanyak 3 orang atau 13%, kategori cukup sebanyak 14 orang atau 63%, kategori kurang sebanyak 5 orang atau 22%. Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh data kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif secara keseluruhan. No Nama Siswa Skor Nilai Jlh Ubahan 1 2 3 4 5 1-4 D-A 1 Nisa S. Kumayi 14 22 14 14 4 68 3,00 B 2 Arlan Bahuwa 9 13 13 9 4 48 2,33 C+ 3 Saptian Suleman 9 22 14 9 4 58 2,66 B 4 Abdul Hafidz 14 22 14 10 2 62 2,66 B 5 Nabila Salsabila 18 27 14 14 4 77 3,00 B+ 6 Sri Yulandari 9 17 14 15 4 59 2,66 B 7 Riyanto Ano 10 17 14 12 2 55 2,33 B- 8 Yulia Fransisca 15 23 18 15 2 73 3,00 B+ 9 Rostia Bakari 18 27 18 17 6 86 3,33 A- 10 Julfikar Ayabu 13 17 14 11 2 57 2,66 B 11 Asmawati 9 13 14 13 6 55 2,33 B- 12 Romi S. Antu 9 22 14 10 4 59 2,66 B 13 Nazlia Ngadi 18 27 17 13 4 79 3,33 B+ 14 Tegar Setiawan 10 13 13 9 4 49 2,33 C+ 15 Nurul Nahri 18 27 14 14 4 77 3,00 B+ 16 Nuryati Palilati 9 13 10 13 4 49 2,33 C+ 17 Wahyu P. Mohammad 17 22 17 17 4 77 3,00 B+ 18 Rahnia 10 17 13 13 4 57 2,33 B+ 19 Sintiya Uli 17 22 17 11 6 73 3,00 B+ 20 Safwan R. Ridam 14 22 13 13 2 64 2,66 B 21 Fadel R. Daud 9 13 9 9 4 44 2,00 C+ 22 Nur F. Lamangida 17 22 18 13 4 74 3,00 B+ Rata-Rata 64,18 3,00 B Berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi hasil penilaian kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif di atas, menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 64,18 Sesuai dari hasil rekapitulasi di atas, jumlah keseluruhan nilai dari 14

keempat aspek atau permasalahan pada umumnya berada pada kategori baik. Dari keseluruhan siswa yakni 22 orang siswa yang berada pada kategori baik sekali 90-100 sebanyak 1 orang. Kategori baik 60-69 sebanyak 17 orang, kategori cukup 30-39 sebanyak 4 orang, dan kategori kurang tidak ada sama sekali. Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur teks rata-rata berada pada kategori cukup. Hal ini diakibatkan oleh siswa dalam menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari struktur teks masih banyak yang belum sesuai dengan struktur yang dijelaskan oleh guru. Dalam tulisan siswa tidak menguraikan bagaimana identifikasi dan cara membandingkannya dengan topik lain hanya langsung menjelaskan mengklasifikasi/definisi dan mendeskripsikan bagian. Sedangkan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur harus memperhatikan identifikasi, klasifikasi definisi, dan deskripsi bagian. Hal ini berdasarkan buku teks siswa oleh Permendikbud menyusun teks tanggapan deskriptif harus memperhatikan tiga bagian yaitu, identifikasi, klasifikasi/definisi, deskripsi bagian. Sedangkan dalam tulisan siswa menyusun struktur teks tanggapan deskriptif masih banyak yang belum sesuai. Seperti tertukar, antara identifikasi dan deskripsi bagian, begitu juga kalsifikasi dan identifikasi. Kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi isi teks rata-rata berada pada kategori cukup. Hal ini diakibatkan oleh siswa yang belum mengerti tentang penjelasan guru, dan kebanyakan juga siswa di dalam kelas masih banyak yang ribut sehingga masih banyak yang belum di pahami oleh 15

siswa. Dalam tulisan siswa tersebut penguasaan permasalahan terbatas, substansi kurang, dan pengembangan topik tidak memadai. Seperti yang diketahui bahwa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi isi harus memenuhi kriteriakriteria menguasai topik tulisan, substansif, pengembangan teks deskriptif lengkap, relevan dengan topik yang dibahas. Hal ini berdasarkan pendapat Nurgiyantoro dan buku guru oleh Permendikbud. Sedangkan dalam tulisan siswa masih banyak hanya mengarang, menyalin dalam buku dan tidak memperhatikan tema yang diberikan guru. Dalam menyusun teks tanggapan deskriptif ada beberapa kebahasaan yang harus diperhatikan antara lain adalah kosakata, kalimat dan ejaan. Namun, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kemampuan siswa menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi kebahasaan rata-rata berada pada kategori cukup. Hal ini diakibatkan oleh siswa yang belum menguasai cara menyusun teks tanggapan deskriptif dengan memperhatikan koskata, kalimat dan ejaan. Dalam hasil karya siswa tersebut penggunaan bahasa (kosakata, kalimat, dan ejaan) masih ada yang salah. Padahal dalam menyusun teks tanggapan deskriptif kebahasaan tersebut harus memadai dan jelas. Seperti halnya dengan kosakata menurut (Suedjito, 1992:5) kosakata adalah perbendaharaan sebagai semua katakata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Kalimat menurut (Widjono, 2012:186) adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran yang diawali dengan huruf kapital dan 16

diakhiri dengan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!). Sedangkan ejaan menurut (Tarigan, 1985:2) adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dari segi ejaan, dalam menyusun teks tanggapan deskritif, siswa banyak menggunakan huruf kecil di awal kalimat, penulisan kalimat tidak diakhiri dengan titik (.), tidak menggunakan tanda koma (,) di setiap kata yang harus digunakan tanda baca. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif secara keseluruhan berada pada predikat baik dengan nilai rata-rata 64,18. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi struktur pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman berada pada kategori baik. Karena pengetahuan siswa dan penguasaan terhadap struktur teks tanggapan deskriptif sudah membaik. Kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi isi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman berada pada kategori baik. Karena hasil kerja siswa tersebut sudah sesuai dengan isi struktur teks tanggapan deskriptif. Kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dari segi unsur kebahasaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman rata-rata berada pada kategori baik. Karena hasil siswa tersebut penggunaan kata dan ungkapan kurang tepat, konstruksi kalimat terjadi kesalahan, banyak kesalahan dalam penulisan ejaan. 17

Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. Penelitian ini merupakan penelitian menyarankan beberapa hal sebagai berikut. Penelitian ini merupakan penelitian permulaan terhadap kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan hasil penelitian kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur isi teks, dari segi unsur kebahasaan. Untuk mendukung hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada struktur teks tanggapan deskriptif. Penelitian ini telah menemukan kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif dilihat dari segi struktur isi teks, dan segi unsur kebahasaan. Untuk melengkapi hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian yang dilihat dari aspek lain seperti sistematika teks tanggapan deskriptif yang secara keseluruhan. Penelitian ini tidak hanya dapat dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 3 Paguyaman, tetapi perlu juga dilakukan di kelas-kelas dan disekolah-sekolah lain. 18

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Akademi Presindo. Jakarta Badudu. 1984. Ejaan Bahasa Indonesia. CV Pustaka. Bandung Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta Tarigan, Henry Guntur. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Erlangga Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Angkasa. Bandung Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Kosasih, E. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP. Bandung : CV. Yrama Widya. Keraf, Gorys. 1982. Online. Tersedia: http://anezthiencute8. Blogspot. Com /2011 /11/karangan-deskripsi.htm tgl 10 Oktober 2014 Kunandar. 2013. Penelitian Autentik (Penilaian Hasil Belajar peserta didik berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta : PT Rajagrafindo persada Soedjito, 1992. Kosakata Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 19

20