PERKEMBANGAN KURIKULUM KESEHATAN MASYARAKAT TJIPTO S

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA)

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013

Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PRODI: PASCASARJANA BUDIDAYA PERAIRAN FPIK-UB

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WORK SHOP KURIKULUM MIH

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Tim Penyusun KKNI DIKTI 2013

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja

DRAFT 2014 PANDUAN PENYUSUNAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

KOMPETENSI SARJANA BIOLOGI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN ANIMASI JENJANG II, III dan IV berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL III berbasis

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

PROGRAM STUDI D3 SENI PENGOLAHAN PATISERI SIKAP

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN LEVEL I, II, III, dan IV berbasis

DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN KURIKULUM PT

DAFTAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG KURSUS DAN PELATIHAN SESUAI DENGAN LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II. berbasis

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS

PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI S1 AKUNTANSI

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS

Disajikan oleh Endrotomo Tim KKNI dan SN DIKTI BELMAWA DIKTI

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL V

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

1. Pengembangan NQF di berbagai belahan dunia dan di Indonesia

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN YANG MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDODNESIA (KKNI)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) berbasis

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno

UNIVERSITAS AIRLANGGA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL IV berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL III berbasis

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT

A. Identitas Program Studi

2018, No.7 2 Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL II berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR LEVEL III berbasis

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis

A. Identitas Program Studi

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

KURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI: ANTISIPASI CA. Dr. Supriyadi, M.Sc., C.M.A., C.A., Ak. Dosen Tetap - Jurusan Akuntansi FEB UGM Ketua IAI KAPd

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI LEVEL II berbasis

Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Ditjen DIKTI

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PROGRAM STUDI D3 MEKANISASI PERTANIAN SIKAP

Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN SIKAP

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS

LEARNING OUTCOME PRODI S1 MANAJEMEN FEB UNPAD

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

2018, No.8-2- Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Repu

KAJIAN PEMETAAN SUPPLY DAN DEMAND DALAM RANGKA PENYELARASAN PENDIDIKAN DENGAN DUNIA KERJA

PROGRAM STUDI D4 KETEKNIKAN SIKAP

PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT. Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL IV berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis

Disajikan oleh Endrotomo Tim KKNI dan SN DIKTI BELMAWA DIKTI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEBIJAKAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI TENTANG

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3

KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY (MC) LEVEL IV BERBASIS

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

Perbandingan PRODUKTIVITAS : Indonesia vs negara ASEAN Nilai output rata-rata pekerja Indonesia (dan Filipina) adalah 8 jam: Dapat dikerjakan oleh

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY (MC) LEVEL III berbasis

DAFTAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG KURSUS DAN PELATIHAN SESUAI DENGAN LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS

Transkripsi:

PERKEMBANGAN KURIKULUM KESEHATAN MASYARAKAT TJIPTO S

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT TERDIRI DARI 8 TAHAP PERKEMBANGAN 1. ASAL MUASAL KESEHATAN MASYARAKAT: Sanitasi dan perumahan, Kebersihan dan ketuhanan, Penyakit dan komunitas 2. Kesehatan dan komunitas pada era Yunani (malaria, diphteri, konsep penyakit, udara, air, tempat, hygiene, health education, kesehatan kerja, administrasi kesehatan) era Romawi (penyakit endemic dan epidemic, suply air dan sanitasi, iklim, tanah dan kesehatan, kesehatan pekerja, pelayanan kesehatan) 3. Kesehatan masyarakat di era Pertengahan (500-1500 S.M) tumbuhnya perkotaan, sanitasi urban, perlindungan konsumen, karantina, penyakit pes, pengorganisasian kesmas, pelayanan kes, rumah sakit, panti kesejahteraan 4. Mercantilism, Absolutism, dan Kesehatan (1500-1750): Scurvy- The black death pada pelaut, penyakit akibat kerja, small pox, mikroskop (Leuwenhock), Penemuan PH adm., National Health Policy,

SEJARAH (lanjt) 5. Periode Pencerahan dan revolusi (1750-1830): Population explotion, Health dan HAM, Geography of health & disease, advice to the people, prevalence of disease 6. Industrialisasi dan Pergerakan Sanitasi (1830-1875): mobilisasi angkatan kerja, urban growth, statistical enthusiasm, KIA, first step to international health org. 7. Era Bacteriological dan kelanjutannya (1875-1950): antisepsis and asepsis, bacteriology, herbal medicine, specific element in disease. 8. Masa kini dan lanjutan (1950 -..) economic and social trens, kesejahteraan ibu dan anak, kesehatan sekolah, nutrition, kesejahteraan pekerja, penyuluhan kesehatan, tanggung jawab pemerintah untuk peningkatan kesehatan

Perkembangan kesehatan masyarakat sebagai profesi global Sebelum masehi: Hygienist, K3 Setelah masehi beberapa ratus tahun: hygienist, K3, epidemiologist (Karantine, vaccination), nutritionist, health educator, demographer, administrator. > 2010 : upaya standarisasi pendidikan profesi sehingga dimungkinkan adanya network antar negara

Perkembangan (pendidikan) keilmuan kesehatan masyarakat (global) Abad 10 : sbg bagian pendidikan medis modern di Eropa. Literatur dari Yunani, Romawi, dan Arab Abad 14 : munculnya wabah bbrp peny. Menular; konsep karantina. Abad 17: scientific medicine dan agriculture & industrial revolution, konsep public health berkembang Abad 18: prevention dng vaccination (E.Jenner- smallpox vacc.) Abad 19: Pierre Louis French founder of modern epidemiology John Snow London U.K. Public Health Act London U.K Abad 20 - : W.H.O berdiri (1946), Alma Alta for P.H.C (1978), Health for All in 2000 (1998), MDG s (2010-2015)

Perkembangan pendidikan keilmuan kesehatan masyarakat di Indonesia Era 1950 sebagai bagian dari pendidikan medis (kedokteran, kedokteran gigi) Era 1965 sebagai bagian dari pendidikan pascasarjana Era 1985 sebagai pendidikan sarjana Era 2010 sebagai biang pengembangan ilmu di lingkup kesehatan masyarakat

Pengembangan NQF di berbagai belahan dunia dan di Indonesia

S3 S2 S1 SMU S3T S2T S1T/DIV DIII DII DI SMK SPESIAL IS PROFE SI 9 8 7 6 5 4 3 2 AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATOR AHLI TEKNISI/ ANALIS OPERATOR 1

Studi literatur dan komparasi: Australia, New Zealand, UK, Germany, France, Japan, Thailand, Hongkong, European Commission of Higher Education Implementasi KKNI, sinkronisasi antar sektor, pengakuan oleh berbagai sektor atas kualifikasi KKNI. 2009 2012 2003 2006 2010 2011 2016 UU 20-2003 PP no.31-2006 dasar dari KKNI Pengembangan KKNI Kementrian Diknas dan Kementrian Nakertrans Penyetaraan antara kualifikasi lulusan dengan kualifikasi KKNI, PPL, Pendidikan multi entry dan multi exit, Pendidikan sistem terbuka

Curriculum development Tahapan: 1. Penetapan peran dan fungsi kesehatan masyarakat 2. Penetapan kompetensi agar fungsi terpenuhi 3. Penetapan keilmuan yang mendukung tercapainya kompetensi 4. Penetapan susunan kurikulum (pengembangan topik dan pembobotannya)

DIMENSIONS OF COMPETENCY BASED CURRICULUM DEVELOPMENT 1. Identification of Competencies 2. Standardization of Competencies 3. Competence-Based Curriculum 4. Certification of Competence

FROM CORE PH FUNCTIONS TO CORE COMPETENCIES AND CORE TEACHING CURRICULUM: THREE COMPONENTS 1. Core PH Functions 2. Core System Competencies Core Individual Competencies 3. Core Teaching Curriculum

PH FUNCTIONS (INDONESIA) M sebagai manajer pelayanan kesehatan masyarakat I _ sebagai Inovator dalam strategi pemecahan masalah kesehatan masyarakat R _ sebagai Reseacher / Peneliti A _ apprentice yaitu professional yang belajar sepanjang hayat C _ sebagai communitarian selalu dekat dan bersama kelompok masyarakat binaan L - leadership yang dapat berperan (Role player) pemimpin yang memberi teladan baik E - sebagai Educator bagi mereka yang membutuhkan

Identification of Competencies AREA OF COMPETENCIES: 1. Komunikasi efektif untuk upaya preventif dan promotif 2. Landasan ilmiah ilmu kesehatan masyarakat untuk kajian dan pengambilan keputusan 3. Ketrampilan berorganisasi dan pemberdayaan masyarakat 4. Analisis, penilaian dan kebijakan kesehatan masyarakat 5. Kepemimpinan dan team work 6. Pengembangan diri dan riset 7. Etika, moral dan keselamatan diri dan masyarakat

Deskripsi Umum Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasi mencakup proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut : Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

LEVEL 1 Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Memiliki pengetahuan faktual. Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain

LEVEL 2 Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

LEVEL 3 Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai. Mampu kerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

LEVEL 4 Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain

LEVEL 5 Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

LEVEL 6 Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya, dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

LEVEL 7 Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

LEVEL 8 Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

LEVEL 9 Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

Komunikasi efektif untuk upaya promotif dan preventif 1. Melakukan komunikasi yang efektif baik tulisan maupun oral, atau dengan cara lainnya. 2. Mengupayakan input dari individu-individu dan organisasi-organisasi. 3. Mengadvokasi program dan sumber daya kesehatan. 4. Berpartisipasi dalam kelompok untuk menyatakan isu spesifik 5. Menggunakan media, teknologi terkini, dan jaringan di masyarakat untuk menyebarkan informasi 6. Secara efektif, mempresentasikan informasi yang akurat tentang demografi, statistik, program, dan saintifik kepada masyarakat profesional dan biasa. 7. Mendengar orang lain dengan sikap yang baik, menghargai pendapat orang lain, dan mendukung ekspresi dari pendapat dan sikap yang beragam. 8. Mengelola sistem informasi untuk mengoleksi, mengambil, dan menggunakan data untuk penyelesaian masalah.

Metoda pembelajaran 1. System paket (Eropa) 2. System kredit (USA) 3. System semi kredit

Pendekatan pembelajaran Teacher centered learning process Student centered learning process

Perbandingan student centered learning dng konvensional MODEL SPICES 1. Student centered 2. Problem based 3. Integrated 4. Community based 5. Elective 6. Systematic approach MODEL KONVENSIONAL 1. Teacher centered 2. Information gathering 3. Discipline based 4. Laboratory/ lecture based 5. Uniform 6. Apprenticeship

Ketrampilan dan sikap yang dihasilkan Problem Based Learning Kerjasama tim Memimpin kelompok Mendengarkan Mencatat Menghargai pandangan kolega Mengkaji kritis literatus Belajar mandiri Penggunaan sumber daya informasi Ketrampilan presentasi

Kerugian PBL Memerlukan sumber daya yang besar: ruang, literatur, narasumber, e-library Memerlukan perencanaan detil : masalah, skenario, situasi dll. Memerlukan komitmen, dosen yang terlatih Perubahan paradigma ; dosen sebagai fasilitator

Keuntungan PBL Retensi dan recall bisa maksimal Ketrampilan interdisipliner Ketrampilan belajar mandiri berkelanjutan Proses pembelajaran yang proaktif, berpusat pada mhs, kooperasi, menilai diri dan kelompok (peer review) Lingkungan belajar dibuat kondusif, ada feedback, aneka sasaran belajar. Ketrampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah