Pendekatan Analisis Konfigurasi Frekuensi untuk Menentukan Store Layout

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT ABSTRAK

PREDICTION-CFA PADA CFA REGIONAL

Abstrak. Kata kunci : Age of Empire 2, Prediction Configural Frequency Analysis

DATA ORDINAL PADA ANALISIS KONFIGURASI FREKUENSI

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah

Model Probit Untuk Ordinal Response

Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun)

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG

APLIKASI REGRESI DUA LEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA. Indahwati, Dian Kusumaningrum, Wiwid Widiyani

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Rata-rata Nilai. 2 saudara 25%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

De Perceptron Aplikasi Market Basket Analysis berbasis web menggunakan Perceptron

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

PROSIDING ISBN :

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

OLEH: SINDY FEBRI A DOSEN PEMBINGBING: Ir. ARIE KISMANTO, M.Si. Monday, July 18, 2011 Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika ITS 1

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear * Mulyana **


Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM UNTUK KOREKSI SEBARAN BERSYARAT PADA ANALISIS KORELASI

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang

KAJIAN METODE IMPUTASI DALAM MENANGANI MISSING DATA. Triyani Hendrawati Staf Pengajar Statistika Universitas Padjadjaran

PERAMALAN BANYAKNYA PELANGGAN LISTRIK MENGGUNAKAN MODEL HARVEY

Metode Bootstrap Untuk mengestimasi Data Hilang (missing Data) pada Eksperimen Faktorial

PENDEKATAN MODEL MULTILEVEL UNTUK DATA REPEATED MEASURES

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

TechnoXplore ISSN : X Jurnal Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Vol 1 No : 2, Oktober 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinan Partisipasi Bekerja Individu pada Sektor Pariwisata di Provinsi Jawa Tengah

PROSIDING ISBN :

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan minimarket di kota-kota besar sangat dibutuhkan bagi. masyarakat khususnya di daerah perumahan. Bagi sebagian besar

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Pendekatan Analisis Konfigurasi Frekuensi untuk Menentukan Store Layout Resa Septiani Pontoh 1, Defi Y. Faidah 2 1,2 Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran resa.septiani@unpad.ac.id S - 25 Abstrak Jika kita amati, akan ditemukan pola khusus yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan store layout di suatu supermarket atau perusahaan retail sejenis. Fenomena seperti ini populer menggunakan Market Basket Analysis (MBA) dalam penyelesaiannya. Pada prinsipnya, MBA akan menggunakan data item pembelian konsumen yang dibeli secara bersamaan sehingga nantinya akan diperoleh asosiasi dan korelasi antar item yang dipilih oleh konsumen. Prosedur yang biasa digunakan pada MBA adalah Association Rule Analysis yang dapat memberikan informasi hubungan antar item dalam suatu data set. Atas dasar adanya pola atau konfigurasi yang terjadi, maka penulis akan menerapkan konfigurasi tersebut dengan menggunakan analisis yang berbeda untuk menemukan konfigurasi produk mana yang paling konsumen sukai. Configural Frequency Analysis adalah salah satu metode statistika yang dapat menentukan apakah suatu peristiwa yang tidak diduga seperti yang telah disebutkan sebelumnya secara signifikan tidak sesuai dengan apa yang telah diekspektasikan (Von Eye : 2000). CFA dapat diaplikasikan pada market basket analysis untuk menentukan posisi strategis peletakan suatu produk.dengan melihat fenomena CFA type dan antitype yang terjadi, seorang marketer dapat memprediksi peletakan produk yang paling diminati oleh konsumen. Penelitian ini akan menggunakan data survey pasar yang dilakukan oleh perusahaan PT. XYZ yang ingin menempatkan produk-produknya pada deretan terdepan layout supermarket M. Terdapat empat produk yang menjadi fokus penelitian yaitu produk A, B, C, dan D. Disimpulkan bahwa susunan yang dianggap paling sesuai dan optimal untuk dilakukan yaitu meletakkan produk A,B, dan C secara bersebelahan atau hanya produk C dan D saja. Kata kunci:configural Frquency Analysis, Log Linear I. PENDAHULUAN Salah satu tantangan untuk banyak perusahaan adalah bagaimana cara memanfaatkan pelanggan yang ada menjadi sebuah informasi yang bermanfaat. Salah satu informasi penting yang sering kurang dimanfaatkan adalah data pembelian belanja komsumen seperti data ketertarikan konsumen akan produk tertentu serta kecenderungan konsumen untuk membeli produk tertentu setelah membeli produk tertentu. Jika kita amati, akan ditemukan pola khusus yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan store layout di suatu supermarket atau perusahaan retail sejenis. Fenomena seperti ini populer menggunakan Market Basket Analysis (MBA) dalam penyelesaiannya. Pada prinsipnya, MBA akan menggunakan data item pembelian konsumen yang dibeli secara bersamaan [3] sehingga nantinya akan diperoleh asosiasi dan korelasi antar item yang dipilih oleh konsumen. Loyalty atau member card yang diberikan kepada konsumen berisi data profil dan pembelian konsumen dapat digunakan untuk melihat transaksi yang telah dilakukan. Prosedur yang biasa digunakan pada MBA adalah Association Rule Analysis yang dapat memberikan informasi hubungan antar item dalam suatu data set [2]. Sebagai misal, 60% konsumen yang membeli mi instan akan membeli telur dan tepung terigu. Tentu saja hasil ini dapat digunakan sebagai strategi pemasaran yang baik dan dapat memaksimalkan posisi peletakan produk di supermarket. Atas dasar adanya pola atau konfigurasi yang terjadi, maka penulis akan menerapkan konfigurasi tersebut dengan menggunakan analisis yang berbeda untuk menemukan konfigurasi produk mana yang paling konsumen sukai maupun yang meleset terjadi dari apa yang telah diperkirakan sebelumnya. Configural Frequency Analysis adalah salah satu metode statistika yang dapat menentukan apakah suatu peristiwa yang tidak diduga seperti yang telah disebutkan sebelumnya secara signifikan tidak sesuai dengan apa yang telah diekspektasikan (Von Eye : 2000). Tentunya dalam statistika hal yang telah diekspektasikan tersebut tergambar oleh suatu model. Dalam metode CFA ini, tidak melihat pada ada atau tidaknya interaksi antar variabel melainkan akan melihat ada atau tidaknya interaksi antar kategori yang MS 159

ISBN 978-602-73403-1-2 ada pada tiap variabel (konfigurasi) sehingga nantinya akan diperlihatkan suatu nilai frekuensi ekspektasi dari suatu peristiwa yang tergambar dari konfigurasi yang ada kemudian nilai tersebut akan dibandingkan dengan frekuensi pada observasi yang dilakukan. Dengan demikian, akan terjadi dua kemungkinan peristiwa yaitu peristiwa yang terjadi lebih sering dari yang diekpektasikan (CFAtype) dan suatu peristiwa ternyata lebih jarang terjadi dari apa yang telah diekspektasikan sebelumnya (CFA Antitype). Pengaplikasian pada metode CFA ini dapat digunakan pada data-data yang bersifat kategori untuk melihatfenomena-fenomena yang mungkin terjadi.cfa dapat diaplikasikan pada market basket analysis untuk menentukan posisi strategis peletakan suatu produk.dengan melihat fenomena CFA type dan antitype yang terjadi, seorang marketer dapat memprediksi peletakan produk yang paling diminati oleh konsumen. II. METODE PENELITIAN Configural Frequency Analysis adalah salah satu metode statistika yang dapat menentukan apakah suatu peristiwa yang tidak diduga seperti yang telah disebutkan sebelumnya secara signifikan tidak sesuai dengan apa yang telah diekspektasikan [6]. Tentunya dalam statistika hal yang telah diekspektasikan tersebut tergambar oleh suatu model [4]. Dalam metode CFA ini, tidak melihat pada ada atau tidaknya interaksi antar variabel melainkan akan melihat ada atau tidaknya interaksi antar kategori yang ada pada tiap variabel (konfigurasi) sehingga nantinya akan diperlihatkan suatu nilai frekuensi ekspektasi dari suatu peristiwa yang tergambar dari konfigurasi yang ada kemudian nilai tersebut akan dibandingkan dengan frekuensi pada observasi yang dilakukan. Dengan demikian, akan terjadi dua kemungkinan peristiwa yaitu peristiwa yang terjadi lebih sering dari yang diekpektasikan (CFAtype) dan suatu peristiwa ternyata lebih jarang terjadi dari apa yang telah diekspektasikan sebelumnya (CFA Antitype). Pengaplikasian pada metode CFA ini dapat digunakan pada data-data yang bersifat kategori untuk melihat fenomena-fenomena yang mungkin terjadi.cfa dapat diaplikasikan pada market basket analysis untukmenentukan posisi strategis peletakan suatu produk.dengan melihat fenomena CFA type dan antitype yang terjadi, seorang marketer dapat memprediksi peletakan produk yang paling diminati oleh konsumen. CFA menerapkan model hirarki berdasarkan pada keberadaan efek-efek. Pada penelitian ini akan menitikberatkan pada first-order CFA sehingga berdasarkan metode hirarki maka Zero-Order perlu diamati terlebih dahulu. Zero-order mengasumsikan bahwa tidak ada efek yang terjadi. Dengan kata lain, jika type dan/ atau antitype muncul pada model ini menandakan bahwa main effects terjadi ataupun terjadinya interakasi pada main effects tersebut (first-order interaction) bahkan kedua-duanya. Base model pada zero-order adalah sebagai berikut [6]: dimana 1 adalah vektor konstan dan adalah parameter yang hanya berjumlah 1.Jika semua variabel mempunyai status yang sama, dan hanya Main effect atau efek utama yang digunakan (first-order), model log-linear secara umum [6] adalah sebagai berikut: dimana X adalah matriks yang berisi vektor kostan dan vektor-vektor dari main effects dari semua variabel. Jika Type dan Antitype muncul menandakan bahwa adanya interaksi pada main effects. Beberapa tahapan yang dilakukan pada penelitian first-order CFA ini yaitu sebagai berikut: 1. Pemilihan base model untuk CFA dan pengestimasian frekuensi harapan dari suatu sel. 2. Rencana Pengambilan Sampel 3. Penjabaran hasil pengujian signifikansi dan pengidentifikasian apakah konfigurasi masuk ke dalam type atau antytipe. 4. Penginterpretasian type dan antitype. (1) (2) MS 160

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 A. Pemilihan base model pada CFA CFA base model harus memenuhi tiga kriteria berikut: 1. Paling tidak ada satu alasan untuk discrepancies (ketidakcocokan) antara frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi (diharapkan) yang ditandai dengan munculnya type atau antitype. 2. Parsimoni: model-model dasar harus sesederhana mungkin dan order serendah mungkin. 3. Pertimbangan skema pengambilan sampel: skema pengambilan sampel dari seluruh variabel harus dipertimbangkan. Skema pengambilan sampel dapat mempengaruhi base model yang dipilih. Data yang diambil diasumsikan telah diambil dari suatu populasi dimana base model memberikan gambaran yang valid dari distribusi frekuensi dalam tabel silang tersebut. Skema pengambilan sampel digunakan untuk menentukan estimasi nilai frekuensi ekspektasi suatu sel [6]. Jika variabel yang akan diteliti terbagi menjadi prediktor dan kriteria, misal terdapat dua prediktor A dan B dan dua kriteria C dan D maka, model log linier [1,6] yang digunakan adalah sebagai berikut: (3) dimana EY ( ijk ) A B i j C k D l AB ij CD kl = frekuensi diharapkan setiap sel. = intercept atau constant atau rata-rata umum = Efek utama faktor A pada kategori ke-i = Efek utama faktor B pada kategori ke-j = Efek utama faktor C pada kategori ke-k = Efek utama faktor D pada kategori ke-l = Interaksi faktor A dan B pada kategori ke-i dan ke-j = Interaksi faktor C dan D pada kategori ke-k dan ke-l Model log linier tersebut diasumsikan bahwa peneliti tidak menginginkan adanya interaksi antar prediktor dan kriteria. Apabila peneliti menginginkan tidak adanya interaksi antar prediktor tetapi terdapat interaksi antar kriteria, model log linier [6] yang digunakan adalah sebagai berikut: dimana EY ( ijk ) A B i j C k D l AB = frekuensi diharapkan setiap sel. ij = intercept atau constant atau rata-rata umum = Efek utama faktor A pada kategori ke-i = Efek utama faktor B pada kategori ke-j = Efek utama faktor C pada kategori ke-k = Efek utama faktor D pada kategori ke-l = Interaksi faktor A dan B pada kategori ke-i dan ke-j (4) B. Metode Bonferroni Metode Bonferroni merupakan metode penyesuaian untuk α. Karena nilai α untuk setiap konfigurasi berbeda dengan α keseluruhan maka perlu dilakukan penyesuaian untuk menetapkan signifikansi nominal α terhadap kesalahan pengujian. Jika α i adalah kesalahan α dari test untuk konfigurasi ke-i dan T adalah jumlah konfigurasi, maka α* merupakan probabilitas bahwa setidaknya satu tes mengarah pada penolakan H 0 [6]. Penyesuaian dapat dilakukan dengan rumusan sebagai berikut: * (5) T MS 161

ISBN 978-602-73403-1-2 dimana: T= banyaknya konfigurasi Untuk melihat signifikansi konfigurasi apakah terdapat penyimpangan dari base model yang terbentuk maka dilakukan pengujian dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : E(Ni) = Ei (nilai frekuensi observasi sama dengan nilai frekuensi ekspektasi) H 1 : E(Ni) Ei (nilai frekuensi observasi tidak sama dengan nilai frekuensi ekspektasi) Statistik uji: Ni Ei (6) z Ei dimana: i = konfigurasi ke-i N i = frekuensi observasi konfigurasi ke-i E i = frekuensi ekspektasi konfigurasi ke-i Kriteria uji: Tolak H 0 jika p-value α* Terima H 0 jika p-value >α* C. Identifikasi Hasil Tes Signifikansi Pada langkah ini dilakukan pengidentifikasian hasil dari tes signifikansi konfigurasi apakah konfigurasi merupakan type, antitype, atau telah sesuai dengan base model. Eksplorasi dalam CFA melibatkan tes signifikansi untuk setiap sel dalam tabel silang. Prosedur ini dapat menyebabkan kesalahan pengujian α oleh karena itu, setelah melakukan tes signifikansi dan sebelum pengidentifikasian konfigurasi sebagai type atau antitype, perlu dilakukan penyesuaian untuk α. Setelah dilakukan pengujian signifikansi konfigurasi menggunakan Bonferroni, dilakukan pengidentifikasian apaka konfigurasi termasuk ke dalam type atau antitype. Jika p-value lebih besar dari pada α* (α yang disesuaikan) berarti tidak munculnya type atau antitype dengan kata lain konfigurasi tersebut sudah sesuai dengan base model yang terbentuk. Sedangkan jika p-value lebih kecil sama dengan dari α* maka akan muncul type atau antitype yang berarti terjadi penyimpangan dari base model yang terbentuk. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini akan menggunakan data survey pasar yang dilakukan oleh perusahaan PT. XYZ yang berisi data pembelian konsumen secara bersama-sama. Kasus yang terjadi adalah bahwa perusahaan PT. XYZ ini ingin menempatkan produk-produknya pada deretan terdepan layout supermarket M. Terdapat empat produk yang menjadi fokus penelitian yaitu produk A, B, C, dan D. Perusahaan ini ingin melihat produk mana saja yang biasanya diminati dan dibeli secara bersamaan oleh konsumen, Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan biaya operasional dan penjualan. Untuk kasus ini, model yang digunakan adalah CFA First-Order tanpa predictor dan kriteria dengan model pada persamaan 7. dimana EY ( ijk ) A B i j C k D l = frekuensi diharapkan setiap sel. = intercept atau constant atau rata-rata umum = Efek utama produk A pada kategori ke-i = Efek utama produkb pada kategori ke-j = Efek utama produkc pada kategori ke-k = Efek utama produkd pada kategori ke-l (3) MS 162

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan First-Order untuk melihat apakah terdapat interaksi antar produk. TABEL 1. OUTPUT CFA FIRST-ORDER No Konfigurasi Ni Ei Z P-Value T/A 1 1 1 1 1 10 4,905232 2,300353 0,010714 2 1 1 1 2 14 5,807344 3,399663 0,000337 Type 3 1 1 2 1 2 2,049948 0,034885 0,486085 4 1 1 2 2 2 2,426950 0,274060 0,392019 5 1 2 1 1 3 7,689283 1,691077 0,045411 6 1 2 1 2 4 9,103404 1,691445 0,045375 7 1 2 2 1 1 3,213432 1,234757 0,108460 8 1 2 2 2 3 3,804408 0,412413 0,340018 9 2 1 1 1 5 10,816666 1,768591 0,038481 10 2 1 1 2 12 12,805938 0,225214 0,410906 11 2 1 2 1 0 4,520398 2,126122 0,016746 12 2 1 2 2 2 5,351735 1,448846 0,073690 13 2 2 1 1 30 16,955855 3,167785 0,000768 Type 14 2 2 1 2 18 20,074173 0,462941 0,321703 15 2 2 2 1 12 7,086029 1,845997 0,032446 16 2 2 2 2 7 8,389207 0,479630 0,315745 Konfigurasi pada tabel 1 yaitu 1111 mempunyai arti Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, C, dan D. 1112 menandakan Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, C, namun tidak dengan D. Berikut adalah contoh keterangan lengkap dari konfiguras1. 1111 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, C, dan D 1112 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, C, tidak dengan D 1121 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, D, tidak dengan C 1122 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, tidak dengan C dan D 1221 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk A, D, tidak dengan B dan C 1222 : Produk A diletakkan sendiri Dari Tabel 2 terlihat bahwa terdapat adanya interaksi antar produk. Type muncul pada: 1112 : Produk A diletakkan berdampingan dengan produk B, C, tidak dengan D 2211 : Produk C diletakkan berdampingan dengan produk D, tidak dengan A dan B Type yang muncul menandakan bahwa susunan yang dianggap paling sesuai dan optimal untuk dilakukan yaitu meletakkan produk A, B, dan C secara bersebelahan atau hanya produk C dan D saja. IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa CFA dapat digunakan sebagai alternatif baru untuk memperkirakan layout yang sesuai dengan kebiasaan konsumen membeli produk secara bersamaan. Disimpulkan pula bahwa susunan tersebut yang dianggap paling sesuai dan optimal untuk dilakukan yaitu meletakkan produk A,B, dan C secara bersebelahan atau hanya produk C dan D saja. Berkaitan dengan hasil, produk mana yang akan dipilih dapat disesuaikan dengan budgeting yang ada atau dengan memilih frekuensi yang terbanyak yang ada. Kebenaran interpretasi atas type dan antitype MS 163

ISBN 978-602-73403-1-2 sangat didasari oleh tepat atau tidaknya pemilihan base model dari CFA, karena itu penulis sangat menganjurkan agar pemilihan base model harus sesuai dengan tujuan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Agresti, A. 2007. An Introductional to Categorical Analysis. John Willey & Sons, Inc. New York. [2] Brijs T, Vanhoof K, Wets G (2003) Defining interestingness for association rules. Int J Inf Theor Appl 10(4):370 376 [3] Chiu, K.S.Y., Luk, R.W.P, Chan, K.C.C., and Chung, K.F.L, Market-basket Analysis with Principal Component Analysis:An Exploration, IEEE International Conference on Systems, Man and Cybernetics, Vol.3, 2002 [4] Dobson, A. J. 1983. Introduction to Statistical Modelling. Chapman and Hall Ltd: London [5] Mauri C (2003) Card loyalty. A new emerging issue in grocery retailing. Journal of Retailing and Consumer Serv 10(1):13 25 [6] Von Eye, A. 2002. Configural Frequency Analysis: Methods, Models, and Aplications. Lawrence Erlbaum Associates: London. MS 164