BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP

BAB 3 METODE PENELITIAN. penyusunan struktur kalimat pada pembelajar asing tingkat dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Skor hasil penelitian adalah perolehan data dari seluruh rangkaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 70

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengacu pada indikator penelitian berupa (1) Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD TOWARD THE ABILITY OF FICTION READING COMPREHENSION OF HEARING IMPAIRMENT STUDENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GRAFIK...

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat pada Anak Tunarungu Dengan Media I-Chat (I Can Hear And Talk)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE SPASTIK MELALUI BERMAIN DI AIR

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI...

BAB III METODE PENELITIAN A.

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

Transkripsi:

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita di kelas VIII. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metodologi eksperimen. metode eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu. Rosnow dan Rosenthal (Sunanto, 2005:56) mengemukakan : Desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu desain kelompok (group design) dan desain subjek tunggal (Single Subject Design). Desain kelompok memfokuskan pada data yang berasal dari kelompok individu, sedangkan desain subjek tunggal (Single Subject Design) memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian. Pengertian metode eksperimen yang dikemukakan Atikunto (2002:3) sebagai berikut: eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (Kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang biasa mengganngu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat sari suatu perlakuan. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Subject research (SSR). Tawney dan Gats, (1964:10) mengemukakan tentang definisi Single Subject Research (SSR) yaitu: Single Subject Research design is an integral part of behavior analytic tradition. The term to a research strategy developed to document change 27

in the behavior individual subject. Through the accurate selection an utilization of the family of design, it is possible to demonstrate a fungcional relationship between intervention an change in behavior. Disain SSR merupakan bagian yang integral dari analisis tingkah laku (Behavior analytic). SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangakan untuk mendokumentasikan perubahan tingkah laku subjek secara individual. Melalui seleksi yang akurat dari pemanfaatan pola disain kelompok yang sama, hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan fungsional antara perlakun dari perubahan tingkah laku. Dalam peneitian modifikasi perilaku, penggunaan skor individu lebih utama dari pada skor rata-rata kelompok. Pada disain subyek tuggal pengukuran variabel terikat atau target behavior dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antara individu maupun kelompok tetapi dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Yang dimaksud kondisi di sini kondisi baseline dan kondisi eksperimen (intervensi). Pengertian Baseline dan kondisi eksperimen menurut Juang Sunanto (2005: 56) adalah : Kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur di bawah kondisi tersebut. Pada peneliian dengan disain subyek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara baseline dengan sekurang-kurangnya satu fase intervensi. Untuk memecahkan permasalahan yang peneliti ajukan, peneliti menggunakan Desain Reversal dengan bentuk disain A-B-A. Pada desain A- 28

B-A telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel bebas. Prosedur dasar penelitian dengan desain A-B-A sebagai berikut, mulamula target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Setelah melakukan pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran dilanjutkan pada kondisi baeline kedua (A2). Pengukuran pada kondisi baseline ke dua (A2) dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Prosdur utama disain A-B-A ini secara visual dapat digambarkan seperti grafik 3-1 Grafik 3.1 Prosedur Dasar Disain A-B-A Target Nehavior Baseline (A) Baseline (B) Baseline (A) Sesi (waktu) ( Juang Sunanto 2005:61) Dalam Tahap rancangan intervensi subjek dikondisikan pada situasi belajar dan waktu yang digunakan dalam satu kali pertemuan 80 menit. Sebelum intervensi dilakukan siswa dikondisikan dalam situasi belajar mengajar dimana terjadi interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Pada tahap baseline A1 peneliti mengamati proses belajar dan melakukan 29

pengukuran tiap sesi tentang kemampuan membaca permulaan, sesi pada baseline A dilakukan sebanyak 3 sesi. Pengamatan dan pengukuran selanjutnya pada pase intervensi (B) sebanyak 10 sesi. Untuk megetahui hubungan fungsional antara variabel bebas dan terikat peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran pada baseline (A1), pegukuran pada baseline (A1) dilakukan 3 sesi dengan maksud sebagai kontrol untuk fase intervesi sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan sumber data yang akan diteliti yang berhubungan dengan permsalahan penelitian. Data menurut Suharsimi A. (1992 : 91-92) adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Berdasarkan pengertian tersebut data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data hasil pengamatan proses kegiatan belajar mengajar pada materi membaca permulaan. b. Data hasil pengukuran prestasi belajar atau tes kemampuan membaca permulaan. Penelitian ini menggunakan satu subjek sebagai target behavior/perilaku sasaran yaitu siswa dengan identitas sebagai berikut : Subjek Penelitian Nama : GW Jenis Kelamin : P 30

Tanggal Lahir : 27 Agustus 1993 Alamat : Dusun Jelegong RT 02/02 Desa Haur Kuning Paseh C. Teknik Analisis Data Analisa data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kemampuan atau kompetensi yang ada pada subjek merupakan kemampuan membaca permulaan. Penelitian dengan desain subjek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Dalam menganalisis data pada penelitian dengan desain subjek tunggal ada bebarapa hal, diantaranya pembuatan grafik, penggunaan statistik deskriptif dan pengguanaan analisa visual. Penggunaan analisis grafik diharapkan dapat memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan (baseline) maupun pada saat setelah diberi perlakuan (intervensi), dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan (intervensi). Menurut Sunanto (2005:96), dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti diantaranya : Banyaknya data point (skor) dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi. Analisis data pada penelitian disain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu ; pembuatan grafik, penggunaan statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisi dalam kondisi dan analisis antar kondisi. 31

1. Analisis Dalam Kondisi Menganalisa perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi base line atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi komponen ; (1) panjang kondisi, (2) estimasi kecenderungan arah, (3) kecenderungan stabilitas, (4) jejak data, (5) level stabilitas dan rentang, serta (6) level perubahan. a. Panjang Kondisi Pada penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukkan ada berapa sesi dalam kondisi tersebut. Selanjutnya di buat dalam bentuk tabel. KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) Panjang Kondisi b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope) Bagi peniliti di bidang modifikasi perilaku, kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Menurut Sunanto (2005:98), Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan inatervensinya. Untuk lebih jelas dibuat dalam sebuah tabel seperti berikut : KONDISI Estimasi Kecenderungan Arah BASELINE (A) (Meningkat) 32

(Mendatar) (Menurun) Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-midddle. Pada penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split-Middle). Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data point nilai ordinatnya. Ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya 1) Membagi data pada fase baseline menjadi dua bagian 2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap a, dibagi menjadi dua bagian 3) Tentukan posisi median dari masing-masing bagian 4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara bagian kanan dan bagian kiri c. Kecenderungan Stabilitas Kecenderungan stabilitas menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu. Jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Menurut Sunanto (2005:98), Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan dibawah mean, maka data dikatakan stabil. Untuk menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan 33

persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12 dan 15%). Persentase penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentase besar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah. Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. Adapun langkah penentuan Kecenderengun Stabilitas diantaranya 1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan : Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas 2) Menentukan Mean Level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data 3) Menentukan Batas atas dengan rumusan : Batas Atas = Mean Level + (0,5.Rentang Stabilitas) 4) Menentukan Batas atas dengan rumusan : Batas bawah = Mean Level - (0,5.Rentang Stabilitas) 5) Menghitung Persentase Stabilitas (PS) dengan rumus PS BR = 100% BP Keterangan : PS = Persentase Stabilitas BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin (Sunanto, 2005:115) 34

d. Jejak Data Menentukan kecenderungan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah. e. Level Stabilitas dan Rentang Istilah Level menunjukkan pada besar kecilnya data yang berada pada skala ordinat (sumbu Y). Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas. f. Level Perubahan (Level Change) Tingkat perubahan menunjukkan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara : 1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam suatu kondisi 2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik (therapeutic) atau memburuk (contratherapeutic) sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terkait perubahan untuk satu variabel, Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (intervensi) terhadap variabel terikat (target behavior) secara jelas, peneliti harus terfokus pada perubahan satu target behavior dua kondisi. Yang peneliti perhatikan adalah target behavior yang berubah sepanjang fase intervensi (B) dan bagimana perubahannya 35

dibandingkan dengan fase baseline (A). Jika benar terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behavior. 2. Analisis Antar Kondisi Untuk menganalisa visual antar kondisi terdapat lima komponen yaitu ; 1) jumlah variabel, 2) perubahan trend dan efeknya, 3) perubahan stabilitas, 4) perubahan level, dan 5) persentase overlap. a. Jumlah Variabel yang Diubah Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (intervensi) terhadap variabel terikat (target behavior) secara jelas, peneliti harus terfokus pada perubahan satu target behaviour dua kodisi. Jika terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behaviour b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecenderungan Arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase Baseline maupun Intervensi. 36

c. Perubahan Stabilitas Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat kecenderungan satabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase Baseline maupun Intervensi d. Perubahan Level Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data point pada kondisi Baseline pada sesi terakhir dan sesi pertama pada kondisi Intervensi kemudian dihitung selisih keduannya e. Data Overlap Menurut Sunanto (2005:115), menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara : 1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline. 2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi. 3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100 Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. D. Tahap-Tahap Penelitian Sebagai langkah awal penelitian diperlukan persiapan untuk membantu kelancaran penelitian, langkah-langkah kegiatan yang dilakukandalam penelitian ini adalah : 37

1. Mengurus Perizinan Mengurus perizinan yang bersifat administratif dilakukan dimulai dari tingkat jurusan, fakultas, universitas, sampai di Dinas Pendidikan Prop. Jawa Barat. Dari tingkat Jurusan, peneliti memperoleh surat usulan pengangkatan pembimbing dan surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Fakultas peneliti memperoleh surat Keputusan pengangkatan Pembimbing dan Surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Universitas. Dari tingkat Universitas, peneliti memperoleh surat permohonan izin melaksanakan sebagai pengantar untuk Kepala Dinas Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Tingkat Kabupaten Sumedang. Dari Kepala Dinas Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Tingkat Kabupaten Sumedang peniliti memperoleh surat izin penelitia sebagai pengantar ke untuk memperoleh surat izin penelitian yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SDLB ABC Mirrojuttaqwa Sumedang. 2. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran dan mengetahui kondisi di lapangan yang akan dijadikan tempat penelitian. Terutama untuk mengetahui gambaran secara jelas tentang subjek yang akan diteliti. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari guru wali kelas VIII SMPLB Mirrojuttaqwa Sumedang, serta mengamati secara langsung kegiatan / aktivitas proses belajar. 38

3. Menyusun Rancangan Penelitian Kegiatan ini merupakan dari proses penelitian, yaitu menyusun rancangan kegiatan penelitian yang diajukan kepada Dewan Skripsi. Untuk melengkapi dan menyempurnakan rancangan penelitian, peneliti melaksanakan konsultasi dan bimbingan secara intensif dengan dosen pembimbing. Setelah itu peneliti menyusun jadwal rencana kegiatan untuk melakukan penelitian di SMPLB Mirrojuttaqwa Sumedang. 4. Menentukan Subjek Penelitian Berdasarkan penelitian Single Subjek Riset dengan menggunakan metode reversal dengan desain A-B-A, subjek penelitian hanya 1 orang sebagai subjek yang akan diteliti, yaitu siswa di kelas VIII SDLB Mirrojuttaqwa Sumedang.. 5. Menyiapkan Instrumen Penelitian Instrumen sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan memiliki peranan yang penting karena data tersebut merupakan dasar untuk menjawab masalah penelitian (Susetyo, 2002:47). Untuk memperoleh data secara efisien dan efektif dilakukan terlebih dahulu penilaian agar tes yang digunakan benar-benar valid dan reliabel. Instrumen tes harus memenuhi persyaratan umum diantaranya ; a). validitas, yaitu dapat mengukur karakteristik perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, b). Reliabilitas, yaitu menunjukkan keajegan gambaran hasil yang diperoleh meskipun dilakukan beberapa 39

kali evaluasi. Validitas instrumen ini telah dirujuk berdasarkan pertimbangan oleh ahli yaitu dengan persetujuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui pencatatan data tersebut sudah reliabel atau belum digunakan perhitungan persentase kesepakatan (percent agreement). Pada tahap ini peneliti mempersiapkan format perolehan skor jawaban benar dengan menggunakan single subject research dengan desain mustiple baseline cross subject. Instrumen penelitian disesuaikan tingkat penguasaan siswa di kelas VIII dalam materi membaca permulaan. 6. Menyusun Jadwal Kegiatan Penelitian Dalam melakukan suatu kegiatan penelitian diperlukan suatu rancangan kegiatan dan jadwal kegiatan yang akan akan dilakukan nati dalam penelitian agar penelitian sesuai dengan prosedur dan terarah secara teratur. Jadwal kegiatan tersebut dapat di rencanakan sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No. Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keterangan 1. Rabu, 03-12-2008 Observasi ke lokasi untuk mengetahui keadaan siswa di kelas VIII 2. Selasa 04-12 - 2008 Observasi untuk menemui wali kelas VIII dan mencari informasi tentang data pribadi siswa kelas VIII 3. Senin, 08-12-2008 Observasi dan mengamati kegiatan proses belajar kegiatan belajar 4. Selasa 09-12-2008 Menentukan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian 40

5 Rabu, 10-12-2008 s/d Sabtu, 17-12-2008 6. Senin, 22-12- 2009 s/d Sabtu 27 12 2008 7 Senin 29-12-2008 s/d Senin 10-01-2009 8. Senin 12-01-2009 s/d Senin 17-01-2009 9. Senin, 18 01 2009 s/d Sabtu 20-02-2009 Membuat instrument Pengukuran baseline 1 (A) Perlakuan/intervensi kepada Pengukuran baseline B Pengukuran Baseline (A1) Menyelesaikan laporan dan melengkapi skripsi untuk dapat mengikuti ujian sidang 41