ISAK 7: ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (Revisi 2009) SIC 12 (2009) : Consolidation Special Purpose Entities

dokumen-dokumen yang mirip
KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 7 PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI IAS 24 - Related Party Disclosure. Presented by: Dwi Martani

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

KUIS & SOAL LAPORAN ARUS KAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

AKUNTANSI IMBALAN KERJA DAN PENSIUN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PSAK 5 : SEGMEN OPERASI IFRS 8 : Operating Segments. Presented by: Dwi Martani

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

LABA PER LEMBAR SAHAM

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

KUIS & SOAL AKUNTANSI SEWA. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 11. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

KUIS & SOAL INVESTASI SAHAM. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 7. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

KUIS & SOAL INVESTASI BONDS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

KUIS & SOAL EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

LABA PER LEMBAR SAHAM. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 5

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

KUIS & SOAL EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PSAK 26 Biaya Pinjaman

KUIS & SOAL PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI & ESTIMASI & KOREKSI

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

KUIS & SOAL SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PSAK 15 (revisi 2009) IAS 28: Investment in Associates. Dwi Martani

ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha LN. Presented by: Dwi Martani ata

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Presented: Dwi Martani

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2

Indonesian Institute Of Certified Public Accountants TECHNICAL newsflash

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48

PSAK 58. Discontinued Operation OPERASI YANG DIHENTIKAN. Presented by: Dwi Martani Anggota Tim Implementasi IFRS Ketua Departemen Akuntansi FEUI

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

Analisis Aktivitas Pendanaan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Investasi Stock. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 7. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

LAPORAN KEUANGAN BANK

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL

AKUNTANSI IMBALAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

ED PSAK 65. konsolidasian. exposure draft

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari

ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

05FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN POSISI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani. Fitri Indriawati, SE., M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

dan Laporan Keuangan Tersendiri

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

Transkripsi:

ISAK 7: ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (Revisi 2009) SIC 12 (2009) : Consolidation Special Purpose Entities 1

Perubahan Referensi : PSAK 4, PSAK 24, PSAK 50 dan PSAK 53. ISAK 7 (2004) : Kerangka konseptual, PSAK 1 dan PSAK 4 Ruang lingkup tidak berlaku untuk : proram imbalan paska kerja dan program imbalan paska kerja lainnya. ISAK 7 (2004) : kompensasi berbasis saham 2

Latar Belakang Entitasdapatdiirikanuntuk diirikan mencapaitujuankhusus: Melakukan sewa menjankan aktivitas riset dan pengembangan Sekuritisasi aset Entitas bertujuan khusus (EBK) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, atau bukan badan hukum Dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur batasan dan kewenangan, kebijakan mengoperasikan EBK. 3

Latar Belakang Entitas sponsor (yang diwakili EBK) Mengalihkan atau menjual aset Hak pemakaian aset yang dikuasai EBK Memberikan jasa untuk EBK Peyedia modal menyerahkan dana kepada EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK (pendiri / sponsor) mungkinsecara substansi mengendalikanebk EBK. Hak (benefi cial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Sponsor / pendiri memperoleh manfaat utama EBK melalui pengembalian. 4

Permasalahan PSAK 4 mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi, PSAK 4 tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenaikonsolidasi EBK. Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasi suatu EBK. 5

Ruang Lingkup Interpretasi ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja dan program imbalan kerja jangka panjang lainnya di mana diterapkan PSAK 24. Interpretasi ini tidakmembahashal hal hal yang terkaitdengan pengakuan penjualan atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam konsolidasi. 6

Interpretasi Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. 7

Interpretasi Kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatanebktersebut tersebut (beroperasi denganautopilot) autopilot) atau dengan cara lainnya. PSAK 4 paragraf 10 menjelaskan beberapa situasi di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki hak suara 50% atau kurang pada entitas lain. Suatuentitasmungkinmemperoleh memperoleh kendali atassuatu suatu EBK meskipun entitas tersebut hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki modal EBK. Penerapan konsep pengendalian membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan untuk tiap tiap kasus. 8

Interprestasi Tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4 paragraf 10. Kondisi kondisi berikut ini, misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas mengendalikan EBK dan konsekuensinya mengonsolidasi EBK tersebut: Secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari operasi EBK; Secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan ini; secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko kepemilikan yang terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari aktivitas EBK yang bersangkutan. 9

Indikasi Adanya Pengendalian terhadap EBK Kegiatan Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secaralangsungdantidaklangsungmembentukebksesuai sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya. Misalnya: EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber modal jangka panjang kepada entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi sentral entitas; atau EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama entitas atau operasi sentral entitas yang, jika tanpa adanya EBK, harus dipenuhi sendiri oleh entitas. Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada pengendalian. 10

Indikasi Adanya Pengendalian terhadap EBK Pengambilan keputusan Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan untuk mengendalikan atau untuk memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan setelah pembentukan EBK. Kemampuan dalam pengambilan keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan pembentukan mekanisme autopilot. Misalnya: kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak; kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam EBK; atau kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan atau aturan dalam EBK. 11

Indikasi Adanya Pengendalian terhadap EBK Manfaat Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan EBK melalui undangundang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau skema lain, dalam bentuk perencanaan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh manfaat dalam EBK menunjukan adanya pengendalian dli ktik ketika hli hal ini idikhususkan k untuk entitas yang melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat tersebut dari kinerja keuangan EBK. Misalnya: hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang didistribusikan oleh entitas dalam bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi ili lain; hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadual atau dalam likuidasi EBK. 12

Indikasi Adanya Pengendalian terhadap EBK Risiko Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan mengevaluasi risiko darimasing masing masing pihakyangbertransaksidenganebk EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat pengembalian atau perlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui EBK ke investor luar yang memberikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan lk dan investor substansinya hanya sebagai peminjam karena kerentanan mereka atas keuntungan dan kerugian terbatas. Misalnya: penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang signifikan atas aset EBK; penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi EBK di masa depan; penyedia modal tidak secara substantif rentan pada risiko yang melekat atas aset neto atau operasional EBK; atau substansinya, penyedia modal menerima pembayaran yang setara dengan tingkat t pengembalian bli para kreditur atau bunga atas modal. dl 13

Main References Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI International Financial Reporting Standards Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales 14

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen AkuntansiFEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com 08161932935 atau 081318227080 15