Peran Kebijakan Sosial dalam Memerangi Kemiskinan Anak dan Mempromosikan Pembangunan Sosial: Sebuah Pendekatan Transformatif

dokumen-dokumen yang mirip
Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd

Kemiskinan Anak di Asia Timur dan Pasifik: Deprivasi dan Disparitas. Sebuah studi di tujuh negara

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

Perlindungan Sosial, Kemiskinan dan Kesenjangan: Pengalaman di Amerika Latin

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

KEMISKINAN ANAK DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI FILIPINA. Reyes, Tabulaga, Rodriguez UNICEF Philippines

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

HUBUNGAN KESEHATAN DAN KEMISKINAN

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds. Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Tahun Sanitasi Internasional 2008 dan Kelompok Kerja AMPL Provinsi NAD. Banda Aceh 12 May 2008

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. indikator perbaikan dunia yang tercantum dalam Millenium Development Goals

Pekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Paradigma Kesejahteraan

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014

Mendorong Petani Kecil untuk Move Up atau Move Out dari Sektor Pertanian

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

MENGUKUR PENDAPATAN DAN KEMISKINAN MULTI-DIMENSI: IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Ringkasan eksekutif. Tantangan

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER

Oleh Pathamavathy Naicker

Asesmen Gender Indonesia

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015

PEMBANGUNAN WILAYAH YANG TIDAK SEIMBANG (UNEQUAL DEVELOPMENT OF REGIONS)

Kemiskinan sangat identik dengan beberapa variabel berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

Tantangan-tantangan yang Muncul dalam Mengukur Kemiskinan dan Kesenjangan di Abad ke-21

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

BAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

Oleh Sugeng Bahagijo. International NGO Forum on Indonesian Development-INFID

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

Bab 10: Mewujudkan Agenda Nasional untuk Pertanian Tiga Dunia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Melebihi Batas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

Transkripsi:

Peran Kebijakan Sosial dalam Memerangi Kemiskinan Anak dan Mempromosikan Pembangunan Sosial: Sebuah Pendekatan Transformatif 1 Katja Hujo U N R I S D Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013

Outline Presentasi Kemiskinan dan Ketidaksetaraan: Dimana kita berada? Program-program Perlindungan Sosial: Apa yang bisa mereka lakukan untuk pengurangan kemiskinan dan apa saja tantangannya? Kemiskinan anak di Asia: Saat yang tepat untuk perlindungan sosial

Capaian Pembangunan Global Rasio kemiskinan global ($1.25 per hari) berkurang dari 47% pada 1990 menjadi 22% pada 2010, lebih dari setengahnya sejak 1990; 700 juta penduduk dunia terentaskan dari kemiskinan; Target pengurangan jumlah penduduk yang kelaparan dapat dicapai pada 2015, dengan berkurangnya proporsi penderita gizi kurang dari 23,2% pada 1990-92 menjadi 14,9% pada 2010-12; 2 milyar penduduk dunia mendapat akses ke sumber air minum yang baik; Lebih dari 200 juta penghuni kawasan kumuh mendapatkan perbaikan kondisi hidup terkait air bersih, sanitasi, dan perumahan (2000-10); Secara global, tingkat kematian yang disebabkan malaria turun drastis sebesar lebih dari 25% antara 2000 and 2010. Ruang fiskal meningkat: kewajiban utang dibandingkan dengan rasio pendapatan ekspor berkurang dari 12% pada 2000 menjadi 3.1% pada 2010 di semua negara berkembang. Semua capaian tersebut menguntungkan bagi anak-anak, keluarga mereka dan masyarakat. Sumber: The MDG Report 2013

Tantangan-tantangan Pasca 2015 1.2 milyar penduduk dunia masih hidup dalam kemiskinan ekstrim (sekitar 600 juta anak-anak), dan 2.4 milyar hidup dengan kurang dari $2 sehari pada 2010 (dua pertiga penduduk di Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan) 1.75 milyar orang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tidak mendapatkan hak atas kesehatan, peluang ekonomis, pendidikan, dan standar hidup layak. (UNDP, 2010). Meskipun kemiskinan ekstrim berkurang dari 58% menjadi 48% di SSA (1999-2010), jumlah absolut orang miskin meningkat lebih dari dua kali lipat antara 1981 dan 2010, dari 205 juta menjadi 414 juta. 870juta orang diperkirakan mengalami kurang gizi. Lebih dari 100 juta anak balita mengalami kurang gizi dan memiliki berat badan yang kurang dari semestinya; Tingkat kematian anak balita menurun sebanyak 41% (dari 12 juta pada 1990 menjadi 6.9 juta pada 2011), tetapi target penurunan yang dua pertiga masih belum tercapai, dengan kematian anak yang semakin terkonsentrasi di daerah-daerah termiskin dan terjadi pada bayi berusia beberapa bulan. Meskipun jumlah anak yang tidak bersekolah menurun hampir setengahnya antara 2000 dan 2011, sepertinya target pendidikan dasar untuk semua anak di dunia sullit tercapai pada 2015. Kematian ibu hamil menurun 47%, tetapi target penurunan tiga perempat belum tercapai. Keberlanjutan lingkungan, sanitasi, dan penyaluran bantuan tidak sesuai dengan waktu yang ditargetkan: bantuan turun drastis sebesar 4% dibanding pada 2011, yg telah turun sebesar 2% dibanding pada 2010. Bantuan pembangunan bilateral kepada negara-negara kurang maju turun sebesar 13% pada 2012. Sumber: The MDG Report 2013

Pasca 2015: Mengapa ketidaksetaraan penting -bagi pertumbuhan, penurunan kemiskinan + struktur sosial Kesetaraan yang meningkat mengakibatkan: Penurunan kemiskinan yang lebih cepat melalui pertumbuhan Permintaan domestik yang meningkat dan perubahan struktur Sistem kesejahteraan yang stabil secara fiskal dan politik (komitmen kelas menengah) Kohesi sosial yang meningkat, mobilitas sosial, dan struktur kekuasaan yang berimbang Tingkat Kejahatan dan konflik dengan kekerasan yang menurun Penurunan faktor pendorong migrasi Sumber: UNRISD 2012

Ketidaksetaraan antara negara-negara (GDP p.c. US$): menyusul ketertinggalan tetapi tetap ada kesenjangan yang lebar (WDI 2013) 35000 30000 High income HIC 25000 20000 15000 10000 5000 0 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Latin America & Caribbean (all income levels) LCN East Asia & Pacific (all income levels) EAS China CHN India IND South Asia SAS Sub-Saharan Africa (all income levels) SSF

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 GINI coefficient Dan: Ketidaksetaraan di dalam negeri meningkat di banyak negara (WDI 2013) 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 Brazil Zambia Ghana China India Tanzania Vietnam Indonesia Korea (Rep.)

Melihat lebih dekat: ketidaksetaraan, disparitas, deprivasi kumulatif Kemiskinan multidimensi-- contoh- contoh kategori deprivasi untuk kesejahteraan anak pendapatan: kemiskinan (e.g. 1.25 $PPP p.d.) atau kerentanan (2 $PPP p.d) Kesehatan dan gizi Pendidikan, PAUD Air dan sanitasi Kondisi hidup (rumah, listrik, dll.) Kesejahteraan emosional Informasi dan partisipasi Akta kelahiran, ijin tinggal

Yang paling dirugikan- deprivasi kumulatif Faktor-faktor resiko yang mendukung adanya deprivasi kumulatif mencakup: Tinggal di perdesaan atau daerah terpencil atau daerah kumuh perkotaan Memiliki kecacatan, berasal dari suku atau agama minoritas (termasuk imigran), berjenis kelamin perempuan Tinggal di rumah tangga miskin, dalam rumah tangga dengan banyak tanggungan tinggal dalam rumah tangga yang memiliki kepala keluarga wanita atau pengangguran

Ketidaksetaraan dan apa yang tidak ditunjukkan oleh angka ratarata: hasil pendidikan di Bolivia lokasi, jenis kelamin, etnis, pendapatan 16 14 12 10 8 9,1 Bolivia Average years of schooling by group (2011) urban 10,7 urban male 11,4 urban non indigenous male 12,2 urban non indigenous male, richest quintile 13.63 6 4 2 0 5,5 rural 4,6 3,8 2.94 rural female rural indigenous female rural indigenous female the poorest quintile Source: UDAPE (2011)

Peran Perlindungan Sosial (PS) dalam mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan UNRISD: perlindungan sosial menyangkut tindakan mencegah, mengelola dan mengatasi situasi-situasi yang merugikan kesejahteraan orang. Komponenkomponen utama PS adalah: Jaminan sosial Bantuan sosial Kebijakan pasar tenaga kerja Perlindungan sosial adalah subset dari kebijakan sosial, yang juga mencakup pelayanan sosial dan kebijakan-kebijakan lainnya dengan tujuan-tujuan sosial dan redistributif (mis. keuangan mikro, kebijakan sektor perdesaan)

Kebijakan Sosial memiliki nilai intrinsik: Berdasarkan konvensi-konvensi internasional dan Hak Asasi Manusia: Hak atas Jaminan Sosial (Pasal 22) Hak atas Perawatan Medis dan Pelayanan Sosial (Pasal 25) Hak atas Pendidikan (Pasal 26) Konvensi ILO (No. 102) Konvensi atas Hak Anak CEDAW: Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan

Kebijakan Sosial Bersifat Membangun dan Transformatif Kebijakan Sosial yang transformatif berdasarkan pada hak universal dan bertujuan untuk: Meningkatkan kapasitas produktif individu, kelompok, dan masyarakat; Memperkuat efek redistributif progresif kebijakan ekonomi; Mengurangi beban pertumbuhan dan reproduksi masyarakat, termasuk pekerjaan terkait pengasuhan, dan melindungi masyarakat dari kehilangan pendapatan dan berbagai biaya yang terkait dengan pengangguran, kehamilan, penyakit atau disabilitas, dan masa tua.

Tren Terkini dalam PS Agenda PS global semakin kuat 1980/90-an: Kebijakan sosial dengan menggunakan pendekatan jaring pengaman dan pasar Copenhagen 1995 (pekerjaan-kemiskinan-integrasi sosial) MDGs/PRSPs Berbagai strategi perlindungan sosial pada level internasional dan nasional (lembaga keuangan internasional and banks pembangunan regional, komisi regional, UNICEF, FAO, ILO, EU etc.) Rekomendasi ILO Tahun 2012 tentang Landasan Perlindungan Sosial Nasional (akses ke pelayanan dasar, jaminan pendapatan seumur hidup)

Bantuan sosial semakin relevan Jaminan sosial: kesenjangan ketercakupan yang tinggi dan biaya ekonomi yang besar (tapi sebagian besar dibiayai oleh kontribusi) Bantuan sosial: semakin relevan, area paling dinamis dan inovatif, tapi memiliki tantangan ketercakupan universal, kecukupan bantuan, desain program, pelaksanaan, pembiayaan Kebijakan pasar tenaga kerja: cukup relevan di negara berpendapatan menengah dan terkait skema jaminan pekerjaan infrastruktur/ ketenagakerjaan

Program Bantuan Tunai Mencakup 750 juta - 1 milyar jiwa di negara-negara berkembang (DFID, 2011). Pada 2010, dijalankan di 52 negara termasuk 16 negara berpendapatan rendah Dampak terukur atas: Kemiskinan (headcount, kesenjangan), ketidaksetaraan (Gini, horizontal) Ketahanan Nutrisi dan pangan Pendidikan Kesehatan

Beberapa contoh program bantuan tunai dalam skala besar

Jenis program bantuan sosial Bantuan langsung tunai (menyasar orang miskin; tunjangan pensiun atau tunjangan anak universal, pemberian status kewarganegaraan) Bantuan bersyarat di bidang pekerjaan (pekerjaan infrrastruktur, skema jaminan ketenagakerjaan, dll.) Bantuan bersyarat di bidang investasi modal manusia: kinerja sekolah, cek kesehatan Bantuan nontunai (misalnya, makanan bagi pendidikan) Subsidi (makanan, bahan bakar, dll.)

PS di Asia beberapa contoh Bantuan Tunai Bersyarat (CCTs) Pantawid Pamiya di Filipina, mencakup 8,5 juta anak, dengan rencana ambisius untuk meningkatkan jumlah bantuan dan cakupan. China: Jaminan standar hidup minimum, sekitar 75 juta penerima bantuan pada 2012, 71% di antaranya penduduk perdesaan. Tunjangan Pensiun Bersasaran: Bangladesh, Viet Nam; universal: Nepal, Thailand Tunjangan bagi pengangguran dan program ketenagakerjaan: Tunjangan bagi pengangguran: Republik Korea National Rural Employment Guarantee (NREGA) di India: berbasis hak, pekerjaan dengan bayaran selama 100 hari per tahun, 50 juta pekerja mendapat pekerjaan pada 2009; infrastruktur dll., Bangladesh: Penciptaan lapangan pekerjaan bagi penduduk sangat miskin: 6 juta penerima bantuan Jaminan Kesehatan Sosial: Indonesia: Jamkesmas, 2009 mencakup 9,34% dari total populasi anak National Health Insurance in Republic of Korea: ketercakupan unversal sejak 2009, kontribusi rumah tangga substansial (55%), tapi terus berkurang

Perlindungan Sosial dan Kemiskinan Anak di Indonesia in Indonesia: Perkembangan dan tantangan di masa depan UNICEF Indonesia: Social Protection Country Strategy (Unicef 2012), Comprehensive Child Poverty Analysis (Unicef et al. 2012) Temuan utama: 58% rumah tangga tercakup oleh perlindungan sosial, terutama kelompok miskin dan rentan Dana bantuan digunakan untuk memenuhi keperluan anak (pangan, biaya pengobatan, biaya sekolah) Program utama dan persentase anak yg tercakup pada 2009: jaminan kesehatan bagi penduduk miskin (9.34), raskin (41.22), beasiswa (3.65) Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan (PKH): mencakup 816,000 rumah tangga (2010) Bantuan Langsung Tunai(BLT): kompensasi kenaikan harga BBM, berbatas waktu, mencakup 18,5 juta rumah tangga (2009) Rekomendasi studi Tangani masalah-masalah pelaksanaan (penetapan sasaran, tumpang tindih, ketidaktercakupan, koordinasi, distribusi) dan perkuat monitoring & evaluasi Penanggulangan kemiskinan memerlukan pendekatan multidimensi yg tidak hanya mencakup kemiskinan pendapatan Fokus lebih besar pada strategi PS jangka panjang: kesehatan, nutrisi, pendidikan bagi anak miskin, bantuan ekonomi bagi rumah tangga Informasi dan peningkatan kesadaran keluarga dan rumah tangga terkait keuntungan berinvestasi pada anak Informasi ttg pengelompokan dan hak penerima bantuan; fasilitasi akses (KTP, transportasi dll.)

Tantangan bagi PS: Ketercakupan dan Kecukupan Ketercakupan: sulit mencakup kelompok (terutama untuk program jaminan sosial berpremi) Migran Pekerja informal Penduduk perdesaan Anak rentan: yatim, anak jalanan, pekerja anak, anak dari orang tua migran, anak dengan disabilitas, anak dari keluarga/komunitas tersisih ILO: hanya 20% dari populasi yang bekerja (+ keluarga) memiliki akses ke jaminan sosial komprehensif Kecukupan: tolok ukur internasional (ILO), jaminan sosial menyediakan tunjangan lebih besar, bantuan sosial seringkali tidak mencukupi untuk mengentaskan orang dari kemiskinan India NREGA: 1/3 gaji minimum; social pensions Asia: ½ Garis Kemiskinan Brazil: tunjangan bantuan sosial dihubungkan dengan standar gaji minimum!

Tantangan bagi PS: Pembiayaan Ruang fiskal dan Keterjangkauan: ruang fiskal meningkat sejalan dengan tingkat pendapatan (grafik pengeluaran sosial per daerah) TAPI: Pengeluaran sosial adalah variabel kebijakan Memobilisasi sumber daya domestik bagi PS: perpajakan, kontribusi, sewa mineral, sektor finansial/tabungan/pembayaran/opp Bantuan bisa melengkapi pembiayaan domestik, tapi dalam jangka panjang berguna untuk mengembangkan strategi pembiayaan nasional berkelanjutan Desain instrumen pembiayaan: dampak pada distribusi, efisiensi, tata kelola!

Pengeluaran Jaminan Sosial menurut daerah (% GDP)

Pengeluaran sosial adalah variabel kebijakan (ADB 2013) Negara GDP p.c. $ SP exp. % GDP Health exp. % GDP Japan 39 714 19,2 7,8 Singapore 35 514 3,5 1,6 Indonesia 2 335 1,2 1,1 Mongolia 1 692 9,6 3,1 Cambodia 731 1,0 2,1 Nepal 463 2,1 1,7

Tantangan bagi PS: Implementasi dan Tata Kelola Kapasitas negara memiliki tiga dimensi (UNRISD 2010: 259) Kapasitas politis: koalisi dan kesepakatan politis untuk mendefinisikan, mengadopsi, dan menerapkan kebijakan Kapasitas mobilisasi sumber daya Kapasitas alokasi dan penguatan sumber daya Rekomendasi: Fokus pada ketiga dimensi dan bukan pada reformasi «tata kelola» yang baik dan teralu luas Redistribusi kekuatan Libatkan masyarakat dalam mengalokasikan dan mengawasi sumber daya Reformasi birokrasi dan administrasi (fungsi dasar Weberian) Meningkatkan desentralisasi dengan melibatkan masyarakat miskin pada proses pengambilan keputusan di tingkat lokal

Kesimpulan: Saat yang tepat bagi Perlindungan Sosial di Asia Satanya meningkatkan kapasitas perlindungan sosial di Asia untuk membuat pola pertumbuhan semakin inklusif dan berkelanjutan. Penting untuk mengintegrasikan bantuan pendapatan berpremi dan tanpa premi, akses ke pelayanan, dan kebijakan pasar tenaga kerja, dan usaha mewujudkan sistem universal dan berbasis hak Program perlindungan sosial sangat efektif sebagai bagian integral dari strategi perlindungan sosial jangka panjang Startegi PS harus Diintegrasikan dengan upaya menciptakan jalur pertumbuhan berkelanjutan dan padat karya Mencakup pengembangan pelayanan dasar termasuk yang meringankan beban kerja pengasuhan (digaji atau tidak) terutama beban yang ditanggung perempuan. Sistem PS harus dibangun di atas pengaturan finansial yang berkelanjutan dari segi fiskal dan politis, wajar, dan kondusif bagi pembangunan ekonomi. Pengaturan politis, aliansi strategis, dan dialog sosial memiliki arti penting dalam membangun konsensus nasional atau pakta sosial Program universal bisa menarik dukungan luas dari berbagai kelompok dengan kemampuan untuk membayar dan memiliki pengaruh politik; mereka membangun kohesi sosial dan memfasilitasi pembiayaan. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan memerlukan upaya khusus untuk menjamin akses ke pelayanan dan transfer sosial bagi orang-orang yang termarjinalissasi: hal ini bagian dari strategi PS yang ramah anak

Tentang UNRISD UNRISD adalah sebuah lembaga penelitian independen di dalam sistem PBB, didirikan pada 1963, dan berlokasi di Jenewa. Amanat lembaga ini adalah untuk mengadakan riset kebijakan atas isu-isu terkait masalah sosial kontemporer dan sesuai dengan prioritas PBB. Ikuti kegiatan UNRISD di www.unrisd.org dan

References ADB. 2013. The Social Protection Index. Assessing Results for Asia and the Pacific. Asian Development Bank. Cook, S. and K. Hujo. Forthcoming. Social Protection in Development Context. The Companion to Development Studies. Edited by Vandana Desai and Rob Potter. Third Edition. Taylor & Francis Group. DFID 2011. Cash Transfers. Literature Review. Policy Division. ILO. 2010. World Social Security Report, 2010-11, Geneva: International Labour Organization. UN. 2013. The Millennium Development Goals Report 2013. United Nations, NY. UNICEF/SMERU/Bappenas. 2012. National Report Indonesia. Child Poverty and Disparities in Indonesia: Challenges for Inclusive Growth. UNICEF. 2012. A social protection engagement strategy for Unicef in Indonesia. UNRISD. 2010. Combating Poverty and Inequality.http://www.unrisd.org UNRISD. 2012. Inequalities and the Post-2015 Development Agenda. Research and Policy Brief No. 15, October 2012. World Bank. 2013. World Development Indicators online.