INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI Jakarta, 7 Desember 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 27 /M/Kp/III/2013 TENTANG


INSENTIF RISET SINAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

PEDOMAN PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 DEWAN RISET NASIONAL KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

KERANGKA ACUAN KERJA

Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi Jakarta, Februari 2008

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

PEDOMAN KOMPETISI TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM INSENTIF SENTRA HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-HKI)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

PANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA)

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

PEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

PENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

REFERENSI WIRAUSAHA Wirausaha Menggerakan Perekonomian Masayrakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PANDUAN PROGRAM INSENTIF PI-UMKM. Penumbuhkembangan UMKM Melalui Lembaga Intermediasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo

PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2OL7 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN

PANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN TEKNIS PENGISIAN BORANG PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 04/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

PROGRAM PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI

PANDUAN DISEMINASI HASIL PENELITIAN DAN INOVASI TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN KANTOR RISET, TEKNOLOGI DAN INOVASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

2016, No. -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambah

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK (FORM ISIAN LEMBAGA) KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

IPTEK BAGI PRODUK UNGGULAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

Program Insentif Penelitian Universitas Gadjah Mada Tahun 2006 BATCH 3

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH


KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 36 /SM/Kp/XI/2013 TENTANG

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif.

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI SKALA BESAR

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN TTG UNGGULAN TAHUN 2016 TINGKAT KOTA BATAM

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

insentif, penyelenggaraan program iptek, dan pembentukan lembaga.

PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2018

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PEDOMAN LOMBA KREATIVITAS INOVASI DAN TEKNOLOGI (KRENOTEK) KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017

PANDUAN TEKNIS PENGUATAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 05/PUI/P-Teknis/Litbang/2017

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN Keputusan Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi Nomor : 24 /SM/Kp/VI/2013 Tanggal : 12 Juni 2013 BUKU PEDOMAN INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Jakarta 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izinnya, kami dapat menerbitkan buku Pedoman Inkubasi Bisnis Teknologi. Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2013 akan menyelenggarakan program inkubasi bisnis teknologi dalam rangka mendukung revitalisasi Puspiptek menjadi Science Techno Park sesuai dengan amanat Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 2025. Program ini merupakan skema pendanaan untuk inkubator dan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam melakukan proses inkubasi untuk mengembangkan industri berbasis pemanfaatan inovasi iptek. Dengan program ini diharapkan adanya model ikubator bisnis teknologi yang ideal yang dapat melakukan pembinaan dalam mempercepat pengembangan bisnis berbasis pemanfaatan inovasi iptek yang didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi dan pemangku kepentingan lainnya sehingga IKM yang dibina dapat menjadi bisnis yang menguntungkan. Kami berharap buku pedoman ini merupakan acuan bagi Tim Pengelola, Tim Seleksi, Inkubator dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan melaksanakan program inkubasi bisnis teknologi. Jakarta, 12 Juni 2013 Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi TTD. Hari Purwanto DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 2

RINGKASAN EKSEKUTIF Insentif inkubasi bisnis teknologi merupakan salah satu instrument kebijakan Kementerian Riset dan Teknologi yang akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan perlunya dukungan pemerintah untuk menumbuhkan industri baru yang berbasis inovasi iptek yang dapat meningkatan daya saing industri. Insentif inkubasi bisnis teknologi adalah skema pendanaan dalam rangka menguatkan Sistem Inovasi Nasional (SINas), pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan inovasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Tujuan program inkubasi bisnis teknologi adalah menguatkan peran inkubator bisnis, menumbuhkembangkan wirausaha baru berbasis teknologi dan pemodelan inkubasi wirausaha baru berbasis inovsi iptek melalui inkubator. Pada tahun 2013, program inkubasi bisnis teknologi akan dilaksanakan di Puspiptek Serpong. Pada tahun-tahun selanjutnya program ini akan diperkenalkan pada kawasan spesifik seperti pada koridor ekonomi yang ditetapkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2010-2025 dan kawasan lain yang ditetapkan kemudian. Sosialisasi program ini dilakukan secara terbuka melalui pengumuman di website Kementerian Riset dan Teknologi dan sosiaiasi langsung kepada inkubator. Pendanaan kegiatan inkubasi diberikan pada tahun 2013 berupa paket kegiatan inkubasi senilai maksimal 350 (tiga ratus lima puluh) juta rupiah per paket. Penggunaan dana tersebut dimaksudkan untuk pembiayaan operasional manajemen Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) dalam melaksanakan kegiatan inkubasi bisnis tahun pertama dan dana untuk pembiayaan kegiatan Industri Kecil Menengah Tenant Inkubator (IKM-TI). Proposal kegiatan inkubasi bisnis teknologi dapat diajukan oleh inkubator yang sudah menjalankan operasional inkubator dan mempunyai tenant. Bidang fokus yang dapat diajukan untuk program ini adalah teknologi pangan, obat dan kesehatan, energi, transportasi, ketahanan dan keamanan, informasi dan komunikasi dan material maju. Teknologi yang diajukan kepada tim seleksi adalah teknologi yang sudah siap (proven) untuk 3

diproduksi massal. Proposal inkubasi bisnis teknologi akan diseleksi oleh tim seleksi yang dibentuk dengan Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tim seleksi terdiri dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), Kementerian Riset dan Teknologi, Instansi terkait dan pakar/praktisi yang ditunjuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Mekanisme seleksi kegiatan inkubasi bisnis teknologi meliputi 2 (dua) tahapan seleksi, yaitu tahap desk evaluation dan presentasi proposal rencana usaha. Aspek yang dinilai dalam seleksi adalah karakter pengusahan dan proposal usaha. Proposal yang dinyatakan lolos seleksi akan melaksanakan kegiatan inkubasi di Gedung TMC di Puspiptek. Inkubator Pembina diwajibkan untuk menempatkan 1 (satu) orang pegawai di Puspiptek dan menyediakan mentor yang berpengalaman. Program inkubasi bisnis teknologi akan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun dan dibagi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap awal, tahap pengembangan dan tahap lanjutan. Pada tahap awal kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1) Transfer teknologi/pelatihan, 2) Pendampingan penyusunan business plan (rencana usaha), 3) Uji coba produksi, 4) Legalitas usaha, 5) Pengurusan HKI, dan 6) Evaluasi dan rapat kerja tahunan. Pada tahap pengembangan kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1) Uji coba pasar, 2) Pendampingan Produksi dan Manajemen Usaha, 3) Temu Bisnis, 4) Aksesisibilitas sumber permodalan, 5) Sertifikasi dan standarisasi produk dan 6) Evaluasi dan rapat kerja tahunan inkubator. Pada tahap lanjutan kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1) Produksi Komersial, 2) Pendampingan Produksi dan Manajemen Usaha, 3) Perluasan pasar, 4) Pengembangan network dan 5) Evaluasi dan rapat kerja tahunan inkubator. Setelah selesai program inkubasi (pasca inkubasi), tenant inkubator masih memiliki peluang untuk mendapatkan bimbingan/konsultasi untuk mengembangkan bisnisnya. Dari hasil pelaksanaan program inkubasi bisnis teknologi ini diharapkan dapat diwujudkan adanya model inkubasi bisnis teknologi yang ideal dan industri baru berbasis inovasi iptek. Pedoman inkubasi bisnis teknologi wajib menjadi acuan bagi setiap inkubator pengusul dan pihak-pihak lain yang terlibat di dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program inkubasi bisnis teknologi di Puspiptek. 4

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... ii iii v I. Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 3 1.3. Tujuan, Sasaran dan Luaran... 4 1.4. Indikator Keberhasilan... 5 1.5. Bidang Prioritas... 5 1.6. Pengertian/Definisi... 5 II. Pelaksanaan Program Inkubasi Bisnis Teknologi... 7 2.1. Alur Pelaksanaan Program... 7 2.2. Tahapan Pelaksanaan Program... 8 2.3. Jadwal Pelaksanaan Program... 9 2.4. Sosialisasi Program... 9 2.5. Mekanisme Seleksi... 9 2.6. Unsur Penilaian... 9 2.7. Pelaksanaan Program Inkubasi... 10 2.8. Monitoring dan Evaluasi... 14 III. Skema Pendanaan dan Fasilitas Inkubasi... 15 3.1. Skema Pendanaan... 15 3.2. Fasilitas Inkubasi... 16 IV. Ketentuan Proposal Inkubasi Bisnis Teknologi... 17 4.1. Persyaratan Inkubator Pembina/Pelaksana Inkubasi... 17 4.2. Persyaratan Tenant Inkubator... 17 4.3. Pendaftaran Proposal... 17 4.4. Format Penulisan Proposal Inkubasi... 17 5

LAMPIRAN Lampiran 1. Profil Inkubator Bisnis Teknologi Lampiran 2.1. Proposal Business Plan (IKM Tenant Inkubator Baru) Lampiran 2.1. Proposal Business Plan (IKM Tenant Inkubator yang Sudah Beroperasi) 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena globalisasi adalah suatu proses perubahan yang didorong oleh hasil saling mempengaruhi (interplay) 4 (empat) faktor penentu (determinant) utama perubahan, yaitu: i) pertumbuhan dan struktur demografi yang tidak berimbang, ii) penurunan daya dukung lingkungan, iii) makin langkanya sumber daya alam, dan iv) inovasi teknologi. Fenomena globalisasi menyampaikan pesan agar kita menyegerakan penyikapan yang sesuai untuk menuju ke pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan. Penyikapan yang sesuai terhadap tantangan globalisasi menuntut dilakukannya terobosan-terobosan di seluruh lini kehidupan yang praktis dimungkinkan dengan banyaknya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Namun, untuk membuat ilmu pengetahuan menjadi bermanfaat, perlu dilakukan proses kombinasi dan rekombinasi ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan inovasi teknologi. Aspek penting lain terkait fenomena globalisasi adalah semakin terbukanya dunia dengan meleburnya batas maya negara yang menyebabkan mudahnya akses ke sumber daya di lokasi lain menjadi semudah mengakses sumber daya yang ada di lokasi sendiri. Karena hal ini bersifat mutual, maka diperlukan penguasaan strata kemampuan bersaing tertentu untuk dapat memanfaatkan potensi yang ditawarkan dunia Global. Indonesia dengan rangking daya saing pada posisi ke 50 (lima puluh) di tahun 2012 dalam Global Competitiveness Index (GCI) sebagaimana dilaporkan oleh World Economic Forum (WEF) saat ini belum dalam posisi penguasaan strata kemampuan yang memadai untuk dapat memenangkan persaingan Global. Oleh karena itu, perlu pengarahan dan pengalokasian sumber daya untuk menyegerakan perbaikan posisi daya saing. Dalam kerangka peningkatan daya saing tersebut disadari urgensi kebutuhan penyediaan agenagen perubahan dalam bentuk wirausaha baru berbasis teknologi dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Wirausaha baru berbasis teknologi atau wirausaha inovatif atau dalam bentuk yang lebih umum sebagai IKM inovatif merupakan komponen penting dalam perekonomian suatu bangsa. Hal ini antara lain disebabkan oleh dampak yang dihasilkannya seperti penciptaan 7

lapangan kerja baru, potensi penghasilan pajak dan aktor penting dalam mengadopsi inovasi teknologi untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi (high value added products). Penumbuhkembangan IKM inovatif/wirausaha inovatif baru menjadi salah satu sasaran penting pembangunan ekonomi dan iptek dalam RPJMN 2010-2014. Keberadaan dan peran wirausaha inovatif baru menjadi semakin penting di tengah rendahnya kapasitas industri lokal yang sudah mapan untuk mengadopsi hasil riset lembaga penelitian dalam negeri karena faktor resiko teknis dan bisnis yang masih tinggi sehingga wirausaha inovatif baru berbasis teknologi ini akan menjadi industri yang berbasis inovasi teknologi di masa depan. Program inkubasi bisnis teknologi merupakan salah satu strategi yang sudah terbukti dapat mendorong lahirnya IKM dan wirausaha inovatif baru. Pematangan konsep teknis dan bisnis selama masa inkubasi membuat tingkat risiko dapat dikelola sesuai dengan kemampuan perusahaan yang diinkubasi. Dengan mekanisme ini maka alih teknologi dan adopsi inovasi hasil riset dapat diakselerasi karena, antara lain, sebagian risiko dapat dibebankan ke Negara dan/atau pemangku kepentingan lainnya. Kementerian Riset dan Teknologi mulai tahun 2013 mengintroduksi dan melaksanakan program inkubasi bisnis teknologi yang secara khusus diarahkan untuk mendorong tumbuhnya wirausaha baru berbasis inovasi teknologi, khususnya inovasi berbasis riset iptek dalam negeri. Program ini sekaligus mendukung skema pendanaan difusi dan pemanfaatan iptek teknologi dalam Program Insentif Riset SINas di Kementerian Ristek. Mulai tahun anggaran 2013 ini Kementerian Riset dan Teknologi akan menyelenggarakan Program Inkubasi Bisnis Teknologi. Pada tahun pertama, program ini ditujukan untuk memperkuat kapasitas inkubator bisnis dan teknologi dalam menginkubasi tenant/wirausaha inovatif baru di wilayah Jabodetabek. Tenant yang lolos seleksi dari yang diusulkan inkubator bisnis teknologi tersebut akan diinkubasi di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong. Pada tahun-tahun selanjutnya program ini akan diperkenalkan pada kawasan spesifik, seperti pada koridor ekonomi yang ditetapkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2010-2025 dan kawasan lain yang ditetapkan kemudian. 8

1.2. Dasar Hukum 1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (1), Pasal 19 ayat (3) butir (b) dan Pasal 21 ayat (3). Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi, memberikan simulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan Sistem Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Selain itu Pemerintah juga kerkewajiban melaksanakan penguatan petumbuhan industri berbasis teknologi untuk meningkatkan kemampuan perekayaan, inovasi, dan difusi teknologi serta memperkuat tarikan pasar bagi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan. Selanjutnya untuk melaksanakan fungsi tersebut, Pemerintah berperan mengembangkan instrument kebijakan yang berbentuk dukungan sumberdaya, dana, pemberian insentif, penyelenggaraan kegiatan iptek dan pembentukan lembaga; 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025. Dukungan Pemerintah untuk pembangunan iptek dilakukan melalui pengembangan SDM iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarpras iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi iptek; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Dalam rangka mewujudkan tujuan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pembinaan alih teknologi kekayaan interlektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan. Pembinaan yang dimaksud dapakt dilaksanakan dalam bidang SDM, pendanaan, informasi dan sarana dan prasarana; 4) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha Untuk Peningkatan Kemampuan Perekayaan, Inovasi dan Difusi Teknologi. Badan usaha yang mengalokasikan sebagian pendapatan untuk peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi dapat diberikan 9

insentif berbentuk insentif perpajakan, kepabeanan, dan/atau bantuan teknis penelitian dan pengembangan; 5) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025. Kementerian Riset dan Teknologi berperan mendukung Masterplan percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui penguatan kemampuan SDM dan iptek Nasional; 6) Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha. Dalam konsiderans menimbang Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing nasional perlu ditumbuhkembangkan wirausaha baru yang tangguh, kreatif, dan profesional. Pengembangan Inkubator Wirausaha bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi; dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia terdidik dalam menggerakkan perekonomian dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7) Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 243b/M/Kp/IX/2011 tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2010 2014. Salah satu kegiatan yang akan menjadi instrument untuk melaksanakan sinergi fungsional dalam rangka pembangunan SINAs adalah penguatan jaringan iptek dengam membangun infrastruktur penghubung intek-industri berupa science and technopark, lembaga intermedasi, modal ventura, inkubator, prototype center, dll; 8) Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2012 tentang Bantuan Teknis Penelitian dan Pengembangan Kepada Badan Usaha. Badan usaha yang mengalokasikan sebagian pendapatan untuk peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi dapat diberikan insentif berbentuk bantuan teknis berupa penempatan tenaga ahli dan pemanfaatan fasilitas laboratorium di lembaga litbang. 9) Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 175/M/Kp/IV/2013 tentang Pembentukan Program Inkubasi Bisnis Teknologi. 10

1.3. Tujuan, Sasaran dan Luaran Tujuan program ini adalah: 1. Penguatan peran Inkubator Bisnis Teknologi. 2. Penumbuhkembangan wirausaha baru berbasis inovasi teknologi. 3. Pemodelan inkubasi wirausaha baru berbasis inovasi teknologi melalui Inkubator Bisnis Teknologi. Sasaran kegiatan ini adalah terwujudnya inovasi teknologi. Kegiatan inkubasi bisnis teknologi terhadap tenant inkubator hasil seleksi akan dilaksanakan maksimum selama 3 (tiga) tahun dengan evaluasi setiap tahun. Luaran kegiatan adalah: I. Meningkatnya peran Inkubator Bisnis dalam menumbuhkembangkan wirausaha berbasis inovasi teknologi. II. III. Tumbuhnya wirausaha baru berbasis inovasi teknologi. Model inkubasi wirausaha baru berbasis inovasi teknologi melalui Inkubator Bisnis Teknologi. 1.4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dari program inkubasi bisnis teknologi adalah: 1. Adanya model inkubasi bisnis teknologi yang ideal. 2. Adanya industri baru berbasis inovasi iptek. 1.5. Bidang Prioritas Pemilihan topik kegiatan inkubasi merujuk pada topik-topik riset, yaitu: 1. Teknologi Pangan; 2. Teknologi Kesehatan dan Obat; 3. Teknologi Energi Baru dan terbarukan; 4. Teknologi Transportasi; 5. Teknologi Informasi dan Komunikasi; 6. Teknologi Pertahanan dan Keamanan; dan 7. Teknologi Material Material Maju. 11

1.6. Pengertian/Definisi Inkubator Bisnis Teknologi: suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses inkubasi terhadap wirausaha/tenant melalui pelayanan penyediaan tempat sebagai sarana beserta fasilitas pendukung lainnya meliputi akses teknologi, manajemen usaha, akses permasaran, akses permodalan, pelatihan, pendampingan dan bimbingan kewirausahaan. Tenant: IKM yang dibina oleh Inkubator. Fokus Teknologi: prioritas pada hasil riset dalam negeri dalam 7 bidang prioritas IPTEK: 1) Pangan, 2) Kesehatan dan Obat, (3) Energi, (4) Transportasi, (5) Informasi dan Komunikasi, (6) Pertahanan dan Keamanan dan (7) Material Maju. Inkubasi: proses pembinaan dan pendampingan yang diberikan oleh Inkubator kepada tenant. Masa Inkubasi: adalah periode waktu pendampingan tenant oleh Inkubator maksimal sampai dengan 3 (tiga) tahun. Tim Seleksi Tenant dan Inkubator: sekelompok orang yang berdasarkan keahliannya diberi tugas untuk melakukan seleksi terhadap calon tenant, dan IBT sasaran program. Tim seleksi terdiri dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), Kementerian Riset dan Teknologi, Instansi terkait dan pakar/praktisi yang ditunjuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi. 12

II. PELAKSANAAN PROGRAM INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI 2.1. Alur Pelaksanaan Program Aliran usulan program dari IKM Tenant Inkubator (IKM-TI) dan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) kepada Pengelola Program Inkubasi Bisnis Teknologi digambarkan dalam bagan berikut (Gambar 2.1). Kemenristek Tim Evaluasi dan Monev Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) IKM Tenant Inkubator Pengelola Program Profil Inkubator Usulan Bisnis Evaluasi Usulan Hasil Evaluasi Keputusan evaluasi Dana Pelaksanaan Program Inkubator Terpilih UKM Tenant Terpilih Operasional Bisnis UKM Tenant Inkubator di I-STP, PUSPIPTEK Pendampingan UKM Tenant Inkubator Evaluasi Kegiatan IBT dan UKM Tenant Inkubator Laporan Laporan Laporan Laporan Gambar 2.1. Bagan alir Program Kegiatan Inkubasi Bisnis Teknologi di Puspiptek 13

2.2. Tahapan Pelaksanaan Program Penyusunan Pedoman Penyusunan Pedoman Penyiapan Fasilitas di Puspiptek Sosialisasi Program Seleksi Tenant Inkubator Penetapan Tenant Inkubator Program Inkubasi Evaluasi Tahunan STOP Lanjut Gambar 2.1. Flow chart program inkubasi bisnis teknologi di Puspiptek 14

2.3. Jadwal Pelaksanaan Jadwal Program Inkubasi Bisnis Teknologi dapat dilihat di situs Kementerian Riset dan Teknologi. 2.4. Sosialisasi Program Sosialisasi program inkubasi bisnis teknologi disampaikan kepada inkubator calon pelaksana melalui situs Kementerian Riset dan Teknologi dan sosialisasi langsung kepada inkubator. 2.5. Mekanisme Seleksi Inkubator pelaksana program dapat mengajukan maksimal 3 (tiga) usulan calon IKM tenant peserta program. Seleksi dilakukan dalam 2 (dua) tahap oleh Tim Seleksi. Tahap pertama adalah desk evaluation. Calon tenant dan inkubator yang lolos seleksi tahap pertama akan mengikuti seleksi tahap kedua melalui presentasi proposal rencana usaha di depan tim seleksi. Seleksi tahap kedua berupa pendalaman ide calon tenant dalam bentuk penyampaian gagasan/ide/inisiatif melalui wawancara dengan Tim Seleksi yang mencakup aspek (a) Karakter Pengusaha, dan (b) Proposal Usaha. 2.6. Unsur Penilaian a. Karakter Pengusaha, aspek yang dinilai adalah : Ketekunan, Kemampuan kerja sama, Kepemimpinan, Antusiasme terhadap usaha, kejujuran b. Proposa Usaha, aspek yang dinilai adalah viable dan marketable 2.7. Pelaksanaan Program Inkubasi Bisnis Teknologi Pelaksanaan program inkubasi akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan yang akan berlangsung selama 3 (tiga) tahun, yaitu tahap awal, tahap pengembangan, tahap lanjutan. Selanjutnya setelah 3 (tiga) tahun, juga akan dilakukan kegiatan pasca inkubasi. Tahapan inkubasi yang akan dilakukan disajikan dalam Gambar 2.2. 15

Gambar 2.2. Tahapan inkubasi bisnis teknologi di Puspiptek 2.7.1. Tahun Pertama : Inkubasi Tahap Awal Dalam tahun pertama, kebutuhan tenant yang telah teridentifikasi pada tahap seleksi akan dibantu untuk dipenuhi oleh inkubator, baik dalam hal teknologi, maupun aspek legal. Untuk faktor teknologi, inkubator membantu dalam mentransfer teknologi yang berasal dari perguruan tinggi dan jaringan kerja yang telah dibina ke tenant, demikian pula dengan aspek legalitas usaha. Bagi tenant yang membutuhkan kredit pinjaman untuk tambahan modal usaha, inkubator mencarikan sumber pendanaan baik dari program pemerintah maupun dari sumber keuangan lainnya seperti bank, untuk menunjang perkembangan usaha tenant. Pada proses ini inkubator akan meminta jaminan (kolateral) pada tenant. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam tahun pertama inkubasi adalah 1) Transfer teknologi/pelatihan, 2) Pendampingan penyusunan business plan (rencana usaha), 3) Uji coba produksi, 4) Legalitas usaha, dan 5) Evaluasi dan rapat kerja tahunan. 16

1. Pelatihan (Transfer Teknologi) Tahun pertama inkubasi diawali dengan pemberdayaan tenant antara lain melalui pelatihan. Pelatihan disampaikan dalam bentuk teori, kegiatan di dalam ruang kelas, simulasi dan testimoni pelaku bisnis. Dalam tahap ini tenant akan memperoleh pelatihan baik pelatihan secara umum (general training), maupun pelatihan spesifik sesuai kebutuhan tenant. Materi general training antara lain meliputi: 1. Entrepreneurship; 2. Aspek Legal dan HKI; 3. Manajemen Keuangan; 4. Manajemen Pemasaran; 5. Manajemen Produksi; dan 6. Penyusunan Business Plan. 2. Pendampingan penyusunan Business Plan (Rencana Usaha) IKM tenant didampingi secara intensif supaya bisa menyusun businesss plan yang baik dan benar serta layak untuk diajukan kepada lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank. Pendampingan dilakukan terhadap perencanaan pengembangan usaha, perencanaan sumber daya manusia, produksi, pemasaran. Aspek pemasaran meliputi segmentasi pasar, targeting, dan positioning. Selain itu juga pendampingan untuk penyusunan bisnis plan dilakukan terhadap marketing mix dan keuangan termasuk rugi dan laba serta kelayakan usaha. 3. Uji coba produksi Uji coba produksi dilakukan pada tahun pertama merupakan implementasi dari rencana usaha yang telah disusun. Kegiatan ini bersifat pengembangan produk dan bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang direncanakan. 17

4. Legalitas usaha Dalam tahun pertama, tenant akan didampingi dalam pengurusan legalitas usaha, sehingga tenant peserta program diharapkan dapat segera memiliki badan usaha. 5. Perngurusan HKI Untuk memperoleh paten atas produk yang dihasilkan, penjajakan pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mulai dilakukan. 6. Evaluasi dan rapat kerja tahunan Evaluasi dan rapat kerja tahunan akan dilakukan setiap tahun pada akhir tahun kegiatan dalam rangka mengevaluasi dan merencanakan kegiatan pengembangan pada tahun selanjutnya. 2.7.2. Tahun Kedua : Tahapan Pengembangan Kegiatan inkubasi yang dilakukan pada tahun kedua merupakan tahap pengembangan. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Uji coba pasar; 2) Pendampingan Produksi dan Manajemen Usaha; 3) Temu Bisnis; 4) Aksesisibilitas sumber permodalan; 5) Sertifikasi dan standarisasi produk; dan 6) Evaluasi dan rapat kerja tahunan inkubator. Pada tahun kedua, usaha tenant diharapkan sudah mulai berjalan dengan baik dan dilakukan uji coba pasar. Pendampingan yang dilakukan oleh tenaga pendamping dari Inkubator difokuskan pada aspek produksi, pemasaran, dan manajemen usaha termasuk pengelolaan keuangan (pembukuan sederhana). Selain itu inkubator membantu membuka akses pasar dengan cara mempertemukan tenant dengan calon mitra bisnis melalui suatu kegiatan temu bisnis. Temu bisnis paling sedikit dilakukan setahun sekali dengan mengundang calon mitra bisnis, pemerintah dan lembaga keuangan. Namun jika 18

memungkinkan dan keadaan yang mendesak, kegiatan temu usaha dapat dilakukan lebih dari sekali dalam setahun (sesuai kebutuhan). Bagi tenant yang membutuhkan kredit pinjaman untuk tambahan modal usaha, inkubator dapat memfasilitasi akses ke sumber pendanaan baik dari program pemerintah maupun dari sumber keuangan lainnya. Selain itu dirancang pula sertifikasi dan standarisasi produk. 2.7.3. Tahap Ketiga : Tahap Lanjutan Kegiatan inkubasi yang dilakukan pada tahun ketiga merupakan tahap lanjutan. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Produksi Komersial; 2. Pendampingan Produksi dan Manajemen Usaha; 3. Perluasan pasar; 4. Pengembangan network; dan 5. Evaluasi dan rapat kerja tahunan inkubator. Pada tahun ketiga tenant sudah melakukan kegiatan produksi secara komersial dan wilayah pemasaran produk telah meningkat. Melalui pengembangan jejaring yang dilakukan wilayah pemasaran produk diharapkan mampu mencapai skala nasional. 2.7.4. Tahap Pasca Inkubasi Pada tahap pasca inkubasi, inkubator melepas tenant menjadi IKM yang mandiri dan berkembang. Namun demikian komunikasi dan layanan konsultasi masih tetap diberikan. Pada tahap pasca inkubasi, tenant harus mampu mengembangkan jaringan kemitraan untuk pengembangan usahanya dan perluasan wilayah pasar skala internasional, salah satunya melalui program co-incubation. Tenant yang telah lulus (alumni inkubator) dan berhasil dapat membagi pengalaman, memberikan pendampingan, dan menjalin kemitraan bisnis dengan tenant inkubator. Selain itu, pada tahap ini, tenant alumni inkubator memberikan informasi makro perkembangan usahanya kepada inkubator teknologi yang kemudian dapat 19

digunakan untuk menganalisis dampak kegiatan inkubasi teknologi terhadap perekonomian daerah dan nasional. 2.8. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi program inkubasi bisnis teknologi dilaksanakan oleh tim monitoring dan evaluasi yang ditetapkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Pelaksananaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap 2 (dua) bulan. 20

III. SKEMA PENDANAAN DAN FASILITAS INKUBASI 3.1. Skema Pendanaan Dana yang dialokasikan untuk kegiatan inkubasi adalah maksimal sebesar 350 (tiga ratus lima puluh) juta rupiah per tahun per IKM-TI yang akan disalurkan melalui IBT terkait. Penggunaan dana tersebut dimaksudkan untuk pembiayaan operasional manajemen IBT dalam melaksanakan kegiatan inkubasi bisnis tahun pertama dan dana untuk pembiayaan kegiatan IKM-TI. Masa inkubasi untuk IKM-TI direncanakan untuk maksimum 3 (tiga) tahun. Keberlanjutan pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk tahun kedua dan ketiga diberikan berdasarkan hasil evaluasi setiap tahun. Rincian alokasi dana dipaparkan dalam Tabel 2. Diharapkan IBT dan IKM-TI juga memiliki sumber dana lain untuk kegiatan ini. Tabel 3.1. Rincian alokasi dana Kemenristek untuk IBT dan IKM-TI Terpilih No Rincian Penggunaan Besar alokasi Dana Kemenristek 1.Operasional manajemen tim Inkubator (maksimal 25 % dari total biaya) 1 Daya dan jasa Inkubator Bisnis Teknologi 2 Kegiatan Inkubasi : Maks.25% Honor Tim Inkubasi Honor Mentor 3 Perjalanan Tim Inkubasi Maks. 15% Perjalanan Mentor 4 Lain-Lain : Komunikasi ATK Penyusunan dan Penggandaan Laporan Monev Maks. 15% 2. Kegiatan Usaha IKM tenant peserta program (minimal 75 % dari total biaya) 1 Pelatihan yang diselenggarakan Kemenristek (General dan Spesifik) 2 Pengembangan Produk 3 Sewa peralatan, dan bahan perlengkapan 4 Pembelian bahan baku dan bahan pendukung produksi 5 Kemasan Dana Sumber Lain 21

No Rincian Penggunaan Besar alokasi 6 Pemasaran 7 Legalitas Usaha 8 Benchmarking 9 HKI, standarisasi dan sertifikasi 10 Biaya ruangan dan utilitas 11 Konsultasi 12 Penyusunan & Penggandaan Laporan Dana Kemenristek Dana Sumber Lain 3.2. Fasilitas Inkubasi Kegiatan inkubasi terhadap tenant akan dilaksanakan di kawasan Puspiptek. Dengan demikian, selama proses inkubasi berlangsung, tenant akan menempati fasilitas yang tersedia di kawasan Puspiptek. Sedangkan Inkubator Bisnis Teknologi akan menugaskan tim pendamping (mentor) inkubasi tenant di kawasan Puspiptek. Fasilitas inkubasi di Puspiptek Serpong berupa gedung, ruangan dan akses utiliitas yang disediakan oleh Puspiptek. Dalam periode masa inkubasi selama 3 (tiga) tahun di Puspiptek, tenant akan disediakan akses terhadap pilot plant, laboratorium dan workshop untuk mendukung kegiatan usaha yang dilakukan. 22

IV. KETENTUAN PROPOSAL INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI 4.1. Persyaratan Inkubator Pembina/Pelaksana Inkubasi Persyaratan inkubator pelaksana terdiri dari hal berikut: 1. Memiliki tenaga pendamping yang memiliki keahlian yang berkaitan dengan proses inkubasi. 2. Menugaskan minimal 1 (satu) orang tenaga pendamping (mentor) dalam rangka mendampingi tenant secara intensif di kawasan Puspiptek. 3. Memiliki jejaring dengan pemangku kepentingan seperti pemda, dan lembaga keuangan. 4. Diutamakan yang berpengalaman minimal tiga tahun dalam kegiatan inkubasi tenant. 4.2. Persyaratan Tenant Inkubator Persyaratan tenant yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut. 1. Start up company ( 2 tahun). 2. Memiliki Proposal Rencana Usaha. 3. Produk memiliki prospek pasar nasional dan/atau global. 4. Produk berbasis teknologi yang berorientasi pada 7 (tujuh) bidang prioritas Iptek. 5. Wirausahawan diutamakan dari mahasiswa atau alumni Perguruan Tinggi. 4.3. Pendaftaran Proposal Pendaftaran proposal kegiatan inkubasi bisnis teknologi dikirimkan kepada Tim Pengelola Program Inkubasi Bisnis Teknologi Kementerian Ristek, Asisten Deputi Iptek IKM, Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6 Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat, dalam bentuk hardcopy sebanyak 4 (empat) eksemplar dan softcopy (file dalam CD). Dalam pendaftaran inkubator pengusul diwajibkan mengisi formulir berupa Profil Inkubator Bisnis Teknologi (Lampiran 1) yang disediakan secara lengkap dan benar. 23

4.4. Format Penulisan Proposal Kegiatan Inkubasi Penulisan proposal kegiatan inkubasi mengikuti ketentuan seperti pada lampiran 2. Proposal kegiatan inkubasi dapat diikuti oleh inkubator yang baru dan inkubator yang sudah berjalan/beroperasi. 24

Lampiran 1. Profil Inkubator Bisnis Teknologi PROFIL INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI (IBT) A. IDENTITAS INKUBATOR 1. Nama Inkubator : 2. Alamat : 3. Telepon : 4. Email : 5. Nama Manajer : 6. Alamat : 7. Telepon : 8. Email : B. PROFIL INKUBATOR 1 Jenis Inkubator ( ) For Profit ( ) Not for Profit 2 Lembaga Pemilik ( ) PTN ( ) PTS ( ) Sektor Swasta Inkubator ( ) Kementerian, Sebutkan unit dan kementerian:. 3 Fokus Inkubasi (Pilih dan sebutkan spesifikasi di dalam masing-masing bidang) ( ) Pertanian ( ) Manufakturing ( ) ICT ( ) Industri Kreatif ( ) Lainnya, Sebutkan:.. 4 Tahun Mulai 5 Fasilitas Luas Kantor (administrasi, rapat dll): m2 Luas Ruangan IKM Tenant: m2 Lainnya, Sebutkan: 6 Manajemen Jumlah karyawan inkubator: orang 7 Model Bisnis Inkubasi 8 Jumlah UKM Tenant yang sedang berjalan 9 Jumlah UKM Tenant 25

yang pernah didampingi 10 Jumlah UKM tenant yang telah berhasil 11 Faktor Kunci Keberhasilan Inkubasi 12 Faktor faktor Penghambat Inkubasi 13 Besar Rata-rata dana operasional per tahun 14 Sumber Dana 26

Lampiran 2.1. Proposal Business Plan (IKM Tenant Inkubator Baru) Cover PROPOSAL BUSINESS PLAN IKM TENANT INKUBATOR YANG BARU 27

PROPOSAL BUSINESS PLAN Nama IKM Pengusul Nama Pemilik Nama Inkubator Bisnis Teknologi Tahun... 28

I. IDENTIFIKASI IKM TENANT INKUBATOR 1. Nama IKM : 2. Nama Pemilik : 3. Tahun Berdiri : 4. Alamat : 5. No telepon, Fax, Email : II. PROFIL USAHA 1. Jenis Usaha : 2. Jenis Produk : 3. Harga Pokok Penjualan : 4. Omset per tahun a. Unit Produk : b. Nilai Penjualan (Rp.) : 5. Modal Awal : 6. Aset : 7. Jumlah Karyawan : IV. RENCANA STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan : 4.2. Deskripsi Tugas Dan Fungsi : V. ANALISIS PEMASARAN 5.1. Gambaran Umum Pasar a. Segmen pasar: b. Target pasar: 5.2. Model Pemasaran a. Penetapan Harga b. Distribusi c. Promosi 29

VI. ASPEK TEKNOLOGI, PRODUK, PRODUKSI DAN OPERASI 6.1. Nilai dan manfaat produk 6.2. Uraian singkat teknologi inovasi yang digunakan. 6.3. Status teknologi: 6.2.1. Masih dalam pengembangan prototype 6.2.2. Sudah memasuki tahap produksi. 6.4. Status HKI (pilih salah satu status di bawah ini): a. Hasil pengembangan sendiri: - Sudah memiki sertifikat HKI (lampirkan sertfikat HKI) - Masih dalam proses pendaftaran HKI (lampirkan surat pendaftaran dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia - Belum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia b. Hasil pengembangan pihak lain (license agreement dengan pemilik) (Lampirkan surat perjanjian lisensi dengan pihak lain) c. Akses terbuka (tanpa kepemilikan) 6.5. Proses produksi (serta gambar proses produksi) VII. ASPEK KEUANGAN 7.1. Biaya Investasi 7.2. Biaya Produksi 7.3. Analisis Arus Kas Sederhana (serta Analisis Rugi Laba) VIII. ACTION PLAN DAN JADUAL (dalam bar chart) IX. KEBUTUHAN DANA (Uraikan secara rinci) Lampiran 2.2. Proposal Business Plan (IKM Tenant Inkubator Yang Sudah Beroperasi) 30

Cover PROPOSAL BUSINESS PLAN IKM TENANT INKUBATOR YANG SUDAH BERJALAN 1-2 TAHUN... 31

PROPOSAL BUSINESS PLAN Nama IKM Pengusul Nama Pemilik Nama Inkubator Bisnis Teknologi Tahun... 32

I. IDENTIFIKASI UKM TENANT INKUBATOR 1. Nama IKM : 2. Nama Pemilik : 3. Tahun Berdiri : 4. Lokasi IKM : 5. No telepon, Fax, Email : II. PROFIL USAHA 1. Jenis Usaha : 2. Jenis dan Harga Pokok Penjualan Produk (Rinci beserta Gambar): 3. Omset per tahun : 4. Modal Awal : 5. Aset : 6. Jumlah Karyawan : III. RENCANA PENGEMBANGAN SELANJUTNYA No. Uraian Keterangan 1. Pengembangan produk baru 2. Perluasan Lokasi Produksi 3. Pengadaan Peralatan baru 4. Penambahan tenaga Kerja 5. Perluasan Pemasaran 6. Lainnya 33

IV. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan 4.2. Deskripsi Tugas Dan Fungsi V. ANALISIS PEMASARAN 5.1. Gambaran Umum Pasar a. Segmen pasar : b. Target pasar : 5.2. Model Pemasaran a. Penetapan Harga b. Distribusi c. Promosi VI. ASPEK PRODUK, PRODUKSI DAN OPERASI 6.1. Nilai dan manfaat produk 6.2. Kapasitas produksi 6.3. Uraian singkat teknologi inovasi yang digunakan. 6.4. Status teknologi: 6.2.1. Masih dalam pengembangan prototype 6.2.2. Sudah memasuki tahap produksi. 6.5. Status HKI (pilih salah satu status di bawah ini): a. Hasil pengembangan sendiri: - Sudah memiki sertifikat HAKI (lampirkan sertfikat HKI) - Masih dalam proses pendaftaran HKI (lampirkan surat pendaftaran dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia - Belum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia b. Hasil pengembangan pihak lain (license agreement dengan pemilik) (Lampirkan surat perjanjian lisensi dengan pihak lain) c. Akses terbuka (tanpa kepemilikan) 6.6. Proses produksi (serta gambar proses produksi) 34

VII. ASPEK KEUANGAN 7.1. Biaya Investasi 7.2. Biaya Produksi 7.3. Analisis Arus Kas Sederhana (serta Analisis Rugi Laba) VIII. ACTION PLAN DAN JADUAL (dalam bar chart) IX. KEBUTUHAN DANA (Uraikan secara rinci) 35