BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

dokumen-dokumen yang mirip
METODE EVA UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. telah diterapkan guna memenuhi keinginan semua pihak yang berkepentingan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Economic Value Added (EVA)

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang melakukan merger mengambil atau membeli semua aset dan liabilities

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Bank-bank Umum Bank-bank Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu. Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya didasarkan sesuai sasarannya dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). Menurut Mulyadi (2001:425), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kenerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil dari kinerja pada waktunya serta penghargaan baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar merubah baik tindakan dan hasil yang diinginkan. Ukuran kinerja perusahaan dapat dibedakan berdasarkan sumber informasi yang dipakai untuk mengukur kinerja. Informasi yang digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bisa berupa informasi keuangan maupun non-keuangan dan dapat didasarkan pada pengukuran intern dan ekstern. Tipe informasi keuangan 6

7 intern antara lain berupa penjualan, profit margin, pendapatan operasi, dan data aktiva yang merupakan data akuntansi. Sedangkan tipe akuntansi ekstern adalah informasi keuangan yang diperoleh dari luar perusahaan seperti harga saham perusahaan di bursa saham dan tingkat pertumbuhan industri yang berkaitan dengan jenis usaha perusahaan. Tipe yang lain yaitu tipe informasi non-keuangan yang dapat berupa informasi non-keuangan intern maupun ekstern. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengetahui kondisi kinerjanya, maka perusahaan dapat melakukannya dengan menilai kinerja perusahaannya. Menilai kinerja keuangan yang baik, dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh sumber dayanya untuk kegiatan operasional secara efektif dan efisien atau tidak. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Tujuan pengukuran kinerjaadalah sebagai berikut (Supriono, 2001:385): a. Untuk menentukan besarnya kontribusi devisi dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. b. Untuk membuat saran dan keputusan tindakan perbaikan atas situasi yang diluar kendali. c. Untuk menilai prestasi manajer devisi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. d. Untuk mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi manajer devisi yang telah ditentukan.

8 e. Untuk memotivasi para manajer devisi dalam meningkatkan prestasi. 2.2 Pengertian Laporan Keuangan Dalam proses berjalannya suatu perusahaan, dirasa perlu untuk melakukan peninjauan atau evaluasi terhadap kerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang ada dalam suatu perusahaa tersebut. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat sembarangan, tetapi juga harus memperhatikan standar dan aturan yang berlaku. Karena dengan mengacu pada standar atau aturan yang berlaku dalam suatu laporan kuangan membuat laporan keuangan tersebut mudah dibaca dan mudah dipahami. Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan tanggung jawab manajar keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan yaitu (Kasmir, 2008:6) : 1. Merencanakan; 2. Mencari; 3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan; dan 4. Memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, yang menjadi kewajiban seorang manajer ialah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih (Kasmir, 2008:6). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Jadi dalam pengertian sederhana, laporan keuangan menurut Kasmir (2008:7)

9 adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. 2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan Mengingat betapa penting suatu laporan keuangan bagi perusahaan, sudah dapat dipastikan bahwa dibuatnya suatu laporan keuangan perusahaan memiliki tujuan yang penting bagi kelangsungan perusahaan. Menurut Prastowo dan Rifka Juliaty (2008:5) laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Kasmir (2008:10) terdapat beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

10 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 2.2.2 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Rafika Juliaty (2008:9) laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. Didalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan : 1. Unsur Posisi Keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca). Dalam menilai apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas tersebut, perhatian perlu ditunjukan pada substansidan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumannya. Neraca juga dapat meliputi pos yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Masing masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :

11 a. Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. b. Kewajiban Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih), di dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan. 2. Unsur Kinerja Keuangan Perusahaan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghsailan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, misalnya return on investment atau earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense). Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban ini bergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan.masing-masing unsur

12 yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut didefinisikan sebagai berikut: a. Penghasilan (Income) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam betuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal. Penghasilan meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (normal), seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalty dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi antara lain pos yang timbul dalam pengalihan aktiva tak lancar. b. Beban (Expense) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencakup baik kerugian (loss) maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktiva perusahaan yang biasa.

13 2.2.3 Isi Laporan Keuangan Isi dari laporan keuangan adalah sebagai berikut (Harahap, 2004:4): 1. Daftar Neraca Daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal pada tanggal tertentu. 2. Perhitungan Laba Rugi Perhitungan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. 3. Laporan dan sumber penggunaan dana Sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. Bisa diartikan sebagai kas biasa juga modal kerja. 4. Laporan Arus Kas Laporan ini merupakan iktisar Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembayaran. 2.3 Definisi EVA (Economic Value Added) Istilah EVA (Economic Value Added) ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M. Stern yang merupakan analis keuangan Stern Steward & co s, sebuah jasa konsultasi dari New York, USA.

14 Menurut Tunggal (2001:2), EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Di dalam konsep ini modal dihitung berdasarkan dana yang diperoleh perusahaan dari berbagai sumber, baik modal yang disetor oleh pemilik ataupun modal yang berasal dari hutang. Modal yang diperoleh ini memberikan timbal balik berupa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh modal tersebut. Timbal balik tersebut diberi nama biaya modal. 2.3.1 Manfaat EVA (Economic Value Added) Manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja yang menggunakan konsep EVA (Iramani dan E.Febrian, 2005:3) adalah sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham. 2. Dengan EVA manajer berfikir dan bertindak seperti halnya pemilik modal, yaitu memilih investasi yang meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan. 3. EVA dapat membuat para manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria nilai maksimal perusahaan. 4. EVA dapat menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur modalnya.

15 5. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. 2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan EVA (Economic Value Added) Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan (Iramani dan E.Febrian, 2005:6) adalah sebagai berikut : 1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. 2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajer untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. 3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang berbeda pula. 4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan nilai perusahaan. 5. Memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak. 6. Kelebihan EVA yang lain adalah dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding.

16 Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu: 1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. 2. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas dan penentuan seperti loyalitas dan tingkat resensi konsumen. 3. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal. Adanya beberapa kelemahan darikonsep EVA tidak membuat konsep ini tidak berguna. EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan walaupun tidak terlepas dari beberapa kelemahan, mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan-harapan investor terhadap investasi mereka. Hal ini menjadi penting karena setiap investasi tidak melepaskan diri dari konsekuensi munculnya biaya modal sebagai kompensasi atas dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Pengembalian investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk terwujudnya investasi. Tingkat kemajuan perusahaan umumnya dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan kunci dalam kinerja perusahaan karena dari hasil tersebut pihak pengambil keputusan dapat menentukan langkah-langkah berikutnya untuk mengembangkan dan memajukan perusahaan. Begitu pula bagi investor yang menanamkan modalnya yang menginginkan pula pengembalian modal yang sesuai dengan modal yang ditanamkannya pada perusahaan tersebut.

17 2.3.3 Perhitungan EVA (Economic Value Added) Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA dikenal sebagai pengukur yang dengan adil mempertimbangkan harapan para penyandang dana, yang diukur dengan Weight Average Cost of Capital (WACC) dari struktur modal yang digunakan. Fungsi dari menghitung EVA adalah untuk mengetahui suatu perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah ekonomi atau tidak. EVA di formulasikan sebagai berikut : EVA = NOPAT Biaya Modal Keterangan: NOPAT = Net Operating After Tax (laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak) Biaya Modal = WACC x invested capital NOPAT dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: NOPAT = (NPAT + beban bunga) penghematan pajak NOPAT NPAT = laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak = laba bersih setelah beban pajak sebelum penghematan pajak Sebelum menghitung NOPAT, dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas penghematan pajak melalui rumus sebagai berikut: Keterangan: EBT = Earning Before Tax (laba bersih sebelum beban pajak)

18 2.3.3.1 Biaya Modal Biaya modal adalah unsur penting untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek yang digunakan dalam penilaian investasi, sumber pembelanjaan manajemen aktiva (Warsono, 2003:135). Penentuan biaya modal yang tepat bagi suatu perusahaan adalah sesuatu yang penting, berdasarkan tiga alasan berikut: 1. Maksimalisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan. 2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal. 3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja. Besar kecilnya biaya modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus dipengaruhi oleh empat macam faktor. Pertama, kondisi ekonomi umum. Variabel ekonomi makro, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi, akan menentukan besarnya tingkat pengembalian bebas resiko. Kedua, kondisi pasar. Kemampuan untuk dipasarkan suatu sekuritas yang meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan para investor akan menurun, yang berarti biaya modal akan mengecil. Ketiga, keputusan operasi dan pembelanjaan. Suatu perusahaan yang menginvestasikan dananya pada investasi yang beresiko tinggi dan banyak menggunakan sumber dana dari utang dan saham preferen, maka akan menanggung resiko yang tinggi. Serta yang terakhir, jumlah pembelanjaan. Permintaan terhadap jumlah dana yang meningkat cepat, akan membawa konsekuensi semakin meningkatnya beban biaya modal.

19 Persamaan untuk menghitung biaya modal adalah: Keterangan: CoC = WACC x Invested Capital CoC WACC = Cost of Debt (Biaya modal) = Weighted Average Cost of Capital (Biaya rata-rata tertimbang) Invested Capital = Modal yang diinvestasikan 2.3.3.2 WACC (Weighted Average Cost of Capital) Perhitungan biaya modal secara keseluruhan bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital budgeting). Konsep ini mengarah pada WACC(Weighted Average Cost of Capital)yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing-masing. Modal berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas. Besarnya tingkat biaya modal pada persamaan diatas ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Dengan kata lain, perhitungan WACC adalah dengan melihat proporsi struktur modal perusahaan yang terdiri dari Modal Utang (debt) dan modal saham (equity). Dengan demikian, persamaan dari WACC adalah : WACC = (Wd x Kdt) + (We x Ke)

20 Dimana: Wd = Weight of Debt (bobot hutang pada struktur hutang dalam bentuk prosentase) Kdt We Ke = Cost of Debt After Tax (tingkat biaya hutang setelah pajak) = Weight of Equity (proporsi dari saham dalam bentuk prosentase) = Cost of Equity (tingkat biaya modal saham) Untuk mengestimasikan WACC, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memutuskan tipe modal yang mana yang digunakan. Mengingat Cost of Capital utamanya digunakan dalam proses pembuatan keputusan investasi jangka panjang, fokus pembahasan adalah pada perhitungan Cost of Capital yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam hal capital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam pembahasan investasi jangka panjang adalah sumber modal yang bersifat jangka pendek, digunakan untuk menunjang jalannya operasi perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan umumnya menggunakan short-term liabilities sebagai sumber dana bagi working capital yang bersifat siklus atau musiman. Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan Cost of Capital yang digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan penggunaan long-term debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba ditahan) sebagai sumber utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal jangka panjang itulah yang termasuk dalam perhitungan WACC.

21 Untuk menentukan WACC perlu dilakukan perhitungan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Biaya Hutang Biaya hutang adalah tingkat bunga sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Biaya hutang dihitung dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam periode 1 tahun dibagi dengan jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut. Dikatakan penghematan pajak karena logika yang digambarkan dari persamaan di bawah ini: Beban Bunga Kd = hutang jangka panjang Keterangan: K d = Cost of Debt Before Tax (Tingkat hutang sebelum pajak) Selanjutnya, karena pembayaran hutang ini mengurangi besar pendapatan kena pajak, maka ongkos utang itu harus dikalikan dengan faktor (1-T) untuk mendapatkan biaya bunga setelah pajak, dimana T (Tax) adalah tingkat pajak yang harus dibayarkan (%). T beban pajak pendapatan sebelum pajak Oleh karena itu, besarnya cost of debt setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut: Kdt = Kd (1 T) keterangan: Kdt = Cost of Debt After Tax (Biaya hutang setelah pajak)

22 T Kd = Tax (tingkat pajak) = Cost of Debt Before Tax (Biaya hutang sebelum pajak) 2. Biaya Modal Saham Biaya modal saham adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham atau dengan menggunakan laba ditahan untuk investasi (Martono dan Harjito, 2002:207). Model CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan model penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungan antara tiga faktor, yaitu: besarnya tingkat bunga bebas resiko (Rf), resiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta (β) dan premium resiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dan return saham (Rm-Rf). Jika disajikan dalam bentuk persamaan menjadi sebagai berikut: K e =R f + (R m R f ) Keterangan : R f = Rate Free (Tingkat suku bunga bebas risiko) = Beta (ukuran risiko sistematis saham perusahaan) R m = Return Market (Tingkat pengembalian pasar) Adapun perhitungan dari masing-masing variabel CAPM adalah sebagai berikut: a. Rate Free (Rf) Tingkat suku bunga bebas resiko merupakan rata-rata dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan selama satu tahun.

23 b. Return Market (Rm) Perhitungan tingkat pengembalian pasar dilakukan dengan cara menggunakan data dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan ini menggunakan persamaan: IHSG t -IHSG t- Rm = IHSG t- Keterangan: IHSG t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t c. Rumus perhitungan ( ) melalui pendekatan regresi adalah: Keterangan: n Rm Ri = Banyaknya periode pengamatan = Return Market (Tingkat pengembalian pasar) = Return Individual (Tingkat pengembalian saham individu) d. Return Individual (Ri) Return Individual atau pendapatan saham individu (Ri) dihitung dari harga saham akhir transaksi bulan ini (Pt) dikurangi dengan harga terakhir pada bulan sebelumnya kemudian ditambah dengan deviden kas rata-rata tiap

24 bulan (Dt). Hasilnya dibagi dengan harga akhir transaksi bulan sebelumnya. Perhitungan (Ri) adalah menggunakan persamaan sebagai berikut: R i D t P t -P t- P t- Keterangan: Dt P t = Deviden saham pada periode ke t = harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t- 1 2.4 Penelitian Terdahulu Judul penelitian terdahulu adalah analisis rasio keuangan dan metode economic value added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan - perusahaan food and beverages di BEI yang dibuat oleh Ali Almahadi (20 2 ). Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan, obyek penelitian yang diteliti dan periode laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian terdahulu, metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan adalah metode rasio keuangan dan EVA. Sedangkan pada penelitian sekarang, metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah metode EVA. Obyek yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

25 Sedangkan pada penelitian sekarang, obyek yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah laporan keuangan pada periode 2007-2011, sedangkan pada penelitian sekarang adalah laporan keuangan periode 2010-2012. Persamaan antara penelitian terdahulu dan sekarang adalah pada jenis penelitiannya yang sama-sama penelitian deskriptif dan sama-sama menggunakan purposive sampling. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. EVA dapat memberikan gambaran bagi pada investor. Bagaimana sebuah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah. Sehingga dapat memenuhi harapan mereka untuk memperoleh keuntungan. 2. Dengan analisis rasio keuangan dan EVA perusahaan dapat meninjau sejauh mana keberhasilan mereka dalam mengolah keuangan perusahaan sehingga dapat memperbaiki kinerjanya guna menarik dan mempertahankan para investor yang menanamkan modalnya di perusahaan. 3. Bagi para kreditor rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA) adalah cara yang paling tepat untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan yang akan diberikan pinjaman, terutama pada rasio likuiditas dan rasio solvabilitas dapat terlihat bagaimana sebuah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga kreditor tidak salah dalam mengambil keputusan untuk meminjamkan dana mereka.

26 2.5 Rerangka Pemikiran Investor belum mengetahui dengan pasti apakah dana yang diinvestasikan pada sebuah perusahaan terjamin dan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Para investor memerlukan informasi yang akurat dalam menilai kinerja sebuah perusahaan.untuk itu dirasa sangat perlu melakukan analisis laporan keuangan dengan metode EVA (Economic Value Added) untuk melihat apakah terdapat nilai tambah ekonomis perusahaan tersebut. Berdasarkan dari kajian teori yang bersumber dari penelitian terdahulu maka rerangka pemikiran dari penelitian adalah sebagai berikut: Laporan Keuangan Data Penunjang Perusahaan Laporan Neraca Laporan Laba Rugi Tingkat Bunga IHSG Metode EVA Kinerja Keuangan Gambar 1 Rerangka Pemikiran

27 Data keuangan perusahaan diperoleh dari dua sumber, yaitu laporan keuangan dan data penunjang perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi. Metode EVA merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dalam perhitungannya, metode EVA membutuhkan data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi, serta data penunjang perusahaan yaitu IHSG dan tingkat bunga. Melalui metode EVA, perusahaan akan dapat mengukur kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.