Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering

dokumen-dokumen yang mirip
Penambahan Bumbu Ketumbar (Cariandrum sativum) dalam Pembuatan Ikan Kering Tawes (Osteochilus sp)

Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan Penambahan Kelapa Parut

Pembuatan Bakso Ikan Toman (Channa micropeltes)

Pengaruh Penambahan Gula Aren (Arenga pinnata Wurmb Merrill) Terhadap Cita-Rasa Wadi Ikan Patin (Pangasius sp.)

MUTU IKA KAKAP MERAH YA G DIOLAH DE GA PERBEDAA KO SE TRASI LARUTA GARAM DA LAMA PE GERI GA

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Kamariah Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Musamus

EVALUASI MUTU ORGANOLEPTIK BEKASAM IKAN WADER

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Food Science and Culinary Education Journal

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : PRISCILLIA WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

STUDI PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) ASIN KERING DIHUBUNGKAN DENGAN KADAR AIR DAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Jusniati, Et al. / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2017) 365. Kata Kunci : Jantung Pisang, Ikan Tongkol, Abon Jantung Pisang

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BROKOLI

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

Pengaruh Teknik Inkubasi Pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptiknya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SEREAL UNTUK PRODUK DODOL DAN BAKSO SEHAT. H. Jalil Genisa

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KERUPUK ATOM YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Oleh:

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

PENGARUH PROPORSI TERIGU DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BANDENG SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN SERAI (Cimbopogon citratus) PADA MUTU HASIL PENGOLAHAN BELUT (Monopterus albus) ASAP

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

Quality Characteristics of Cryptopterus Catfish Cracker Fortified With White Mushroom (Pleurotus ostreatus) by: ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak

KAJIAN PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS GARAM TERHADAP KUALITAS IKAN BANDENG (CHANOS CHANOS SP.) ASIN KERING

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PENGARUH PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA TERHADAP MUTU NUGGET IKAN GABUS (Channa striata) Oleh:

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

THE EFFECT OF ADDITION OF SPINACH FLOUR (Amaranthus sp) ON CONSUMER ACCEPTANCE OF CATFISH BALL. Mychael F Naibaho 1), Dewita Buchari 2), Sumarto 2)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAGING TERHADAP PENERIMAAN ABON IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: 1.

PENGEMBANGAN ALAT PENGERING PRODUK PANGAN BERLEMAK UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI RAMBAK CAKAR

KAJIAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP EMPEK-EMPEK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) DENGAN PENAMBAHAN WORTEL (Daucus carota)

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRACT ABSTRAK

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

Oleh. Raja Anita Lufhiana 1), Sumarto 2), N. Ira Sari 2) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

A STUDY ON CONSUMER ACCEPTANCE OF TILAPIA ABON (Oreochromis niloticus) WITH THE ADDITION WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) Abstract

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

STUDI MUTU IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Blkr) GORENG DAN ASAP YANG DIPASARKAN DI KOTA PADANG

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BAKSO BERBAHAN DASAR KOMPOSISI DAGING SAPI DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

STUDI MUTU DAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON IKAN

The Effect of Corn Flavor on Consumer Acceptance of Catfish Macaroni (Pangasius hyphopthalmus) by: ABSTRACT

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

Transkripsi:

Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering Cutting Meat of Toman Fish (Channa micropeltes) in The Making Dried Fish Restu Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya E-mail : restuybakrie@gmail.com Diterima : 14 Oktober 2015. Disetujui : 17 Desember 2015 ABSTRACT This research aims to study how to cut meat of Toman fish (Channa micropeltes) in the making dried fish, in order to obtain the products favored by consumers, so it can be applied in producing high quality of dried fish. The results showed that by cutting transversely meat of Toman fish thickness of 2 cm produce the best dried fish, with product specifications: moisture content (25.41 %); protein content (40.41 %); Fat content (1.81%); and organoleptic value (7.64). Overall organoleptic test results to intact and clean appearance; distinctive aroma of dried fish; compact and crisp texture; specific savory taste and dried fish product. Key words : Channa micropeltes, Toman fish, cutting, dried fish. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara pemotongan daging ikan Toman (Channa micropeltes) dalam pembuatan ikan kering, supaya diperoleh produk yang disukai oleh konsumen, sehingga dapat diaplikasikan dalam memproduksi ikan kering yang berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemotongan daging ikan toman secara melintang ketebalan 2 cm dalam pembuatan ikan toman kering menghasilkan produk ikan kering terbaik, dengan spesifikasi produk: kadar air (25,41%); kadar protein (40,41%); Kadar lemak (1,81%); nilai uji organoleptik (7,64). Hasil uji organoleptik secara keseluruhan terhadap kenampakan utuh dan bersih; aroma khas ikan kering; tekstur kompak dan renyah; rasa enak dan gurih spesifik ikan kering. Kata kunci : Channa micropeltes, ikan Toman, pemotongan, ikan kering. PENDAHULUAN Sub-Sektor perikanan merupakan salah satu penyumbang kebutuhan protein hewani tertinggi bagi masyarakat Indonesia. Tetapi tidak semua semua orang dapat menikmati hasil perikanan tersebut dalam keadaan segar, karena konsumen berada jauh dari pusat produksi, sedangkan ikan tergolong kedalam bahan pangan mudah busuk, Sebab itu perlu dilakukan penanganan dan pengolahan hasil perikanan secara baik (Hadiwiyoto, 1993). Produk perikanan hasil olahan setengah jadi yang paling banyak dijual di Kalimantan adalah berupa ikan kering (ikan asin). Ikan kering/asin ini dapat dibuat dari hampir semua jenis ikan (baik ikan laut maupun tawar). Salah satu produk ikan kering/asin adalah ikan Toman (Channa micropeltes) kering/asin. Ikan ini merupakan hasil tangkapan para nelayan menggunakan pancing (banjur, rawai) dan bubu besar. Hasil tangkapan sangat melimpah pada awal musim kemarau dan awal musim penghujan. Produk ini cukup disukai oleh masyarakat, namun kualitasnya masih rendah, rasanya yang terlalu asin dan berbau tengik apabila disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sebab itu perlu cara lain untuk penanganan dan pengawetan ikan ini agar berkualitas dan disukai oleh konsumen. 75 Restu. Pemotongan daging ikan Toman

Sampai saat ini belum dicoba alternatif lain cara penanganan dan pengawetan ikan toman menjadi ikan kering (tidak asin) dengan pemotongan yang berbeda dari biasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara pemotongan pada pembuatan ikan toman kering, sehingga diperoleh produk yang berkualitas dan disukai oleh konsumen. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penanganan dan pengawetan ikan toman kering yang baik, sehingga dapat diaplikasikan dalam memproduksi ikan kering yang berkualitas. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Toman segar dengan berat antara 1,5 kg sampai 2,5 kg per ekor dan garam. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Sastrosoepadi, 1999). meliputi : A = Pemotongan membujur (fillet) sebagai Kontrol B = Pemotongan melintang (steak) tebal 3 cm C = Pemotongan melintang (Steak) tebal 2 cm. Setiap perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ikan toman segar disiangi, kemudian dicuci hingga bersih. 2. Pemotongan sesuai perlakuan. 3. Pengaraman 5% dari daging ikan. 4. Disimpan dalam wadah selama ± 12 jam hingga garam dianggap meresap. 5. Daging ikan dicuci. 6. Dijemur di bawah sinar matahari sampai dianggap cukup kering 7. Analisa kadar air; protein dan lemak 8. Digoreng untuk uji organoleptik Kadar air cara pemotongan daging ikan toman berpengaruh terhadap kadar air yang dikandung produk. Nilai rerata kadar air ikan toman kering disajikan dalam Tabel 1. Rerata kadar air ikan toman kering terendah hasil penelitian ini adalah 25,61%. Pengurangan kadar air dari daging segar selama proses penggaraman dan pengeringan sebesar 34,56%. Kadar air ini lebih tinggi dari kadar air lais kering yaitu 24,39% (Restu, 2009) dan Kadar air ikan gabus kering yaitu 24%; tetapi lebih rendah dari kadar air ikan sepat kering yaitu sebesar 30%. (Cahyo Saparinto, 2006), namun dibawah kadar air maksimal untuk ikan asin kering yaitu 40% (SNI 2721.1.2009). Semakin rendah kadar air dalam produk maka semakin awet produk yang dihasilkan karena aktivitas mikroorganisme akan terhambat (Purnomo, 1995). Pada Tabel 1 terlihat bahwa cara dan bentuk pemotongan daging ikan mempengaruhi tinggi - rendahnya kadar air yang dikandung produk ikan toman kering. Semakin tebal daging ikan, maka proses penetrasi garam kedalam daging ikan akan lambat dan proses pengeringan juga semakin lambat, sebaliknya bila dilakukan pemotongan secara melintang maka proses keluarnya air dari dalam daging ikan akan semakin cepat. Tabel 1. Rerata kadar air ikan Toman kering hasil penelitian (%). 1 32,31 27,06 25,23 2 31,63 27,38 26,04 3 33,12 26,89 25,56 Total 97,06 81,33 76,83 Rerata 32,35 27,11 25,61 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa proksimat daging ikan toman segar adalah: kadar air (74,1%); protein (18,92%); Lemak (5,23%); dan kadar abu (0,94%) (Restu,2012). Hasil Anova menunjukan bahwa cara pemotongan daging ikan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air ikan toman kering (Tabel 2). Hasil uji BNT menunjukan bahwa perlakuan A berbeda nyata terhdap perlakuan B dan C. 76 Restu. Pemotongan daging ikan Toman

Tabel 2. Anova kadar air ikan Toman kering Prlkn 2 75,22 37,61 Galat 6 1,57 0,26 143,86** 5,14 10,92 ** Berbeda sangat nyata terbaik diperoleh pada perlakuan C dengan kadar air terendah yaitu 25,61%, yaitu perlakuan pemotongan melintang dengan ketebalan 2 Cm. Kadar protein nilai rerata terbaik kadar protein ikan Toman kering dihasilkan oleh perlakuan C sebesar 40,41%, yaitu pemotongan secara melintang dengan tebal 2 cm. Secara keseluruhan hasil pengamatan dicantumkan dalam Tabel 3. Rerata kadar protein ikan toman kering hasil penelitian tertinggi pada perlakuan C: 40,41%; kadar protein ini lebih randah bila dibandingkan dengan kadar protein ikan gabus kering yaitu sebesar 58%. (Cahyo Saparinto, 2006). ikan lais kering: 43,01(Restu, 2009) dan kadar protein ikan tawes kering 45,89% (Restu, 2013), namun lebih rendah dari kadar protein ikan sepat kering yaitu 38% (Cahyo Saparinto, 2006). Dari nilai rerata pada tabel 3, terlihat bahwa kecendrungan semakin tipis ukuran pemotongan, maka semakin tinggi pula kadar protein yang dikandung oleh produk ikan toman kering. Cara pemotongan daging ikan toman berpengaruh terhadap kandungan protein dalam daging ikan toman kering. Hasil Anova menunjukan bahwa cara pemotongan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein ikan toman kering yang dihasilkan, dimana Fhitung (89,31) Ftabel 10% (10,92). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4. Kadar lemak nilai rerata terbaik kadar lemak ikan toman kering dihasilkan oleh perlakuan C sebesar (46,65%) dengan pemotongan. Secara keseluruhan hasil pengamatan terlihat dalam Tabel 5. Rerata kadar lemak ikan toman kering hasil penelitian tertinggi pada perlakuan C: 1,81%; kadar lemak ini lebih randah bila dibandingkan dengan kadar lemak ikan gabus kering yaitu sebesar 1,5%. (www.kanikanpin.blogspot.com, 2013). Dari nilai rerata pada Tabel 5 terlihat bahwa kecenderungan semakin tipis ukuran pemotongan, maka semakin tinggi pula kadar lemak yang dikandung oleh produk ikan toman kering. Hasil Anova menunjukan bahwa cara pemotongan daging ikan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak ikan toman kering yang dihasilkan, dimana Fhit (2,05) Ftab 5% (5,14). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 3. Rerata kadar protein ikan Toman kering perlakuan pemotongan yang berbeda (%) 1 33,48 37,35 40,41 2 34,21 36,94 39,64 3 32,86 37,72 41,18 Total 100,55 112,01 121,23 Rerata 33,52 37,34 40,41 Tabel 4. Hasil Anova kadar protein ikan Toman kering Perlkn 2 71,56 35,78 Galat 6 2,40 0,40 ** Berbeda Sangat nyata 89,31** 5,14 10,92 Tabel 5. Rerata kadar lemak ikan Toman kering perlakuan pemotongan yang berbeda (%) 1 1,36 1,83 1,72 2 1,52 1,16 1,63 3 1,19 1,79 2,08 Total 4,07 4,78 5,43 Rerata 1,36 1,59 1,81 77 Restu. Pemotongan daging ikan Toman

Tabel 6. Hasil Anova kadar lemak ikan Toman kering Perlkn 2 0,31 0,15 Galat 6 0,45 0,08 * Tidak berbeda nyata 2,05* 5,14 10,92 Uji organoleptik Uji organoleptik dilakukan untuk setiap perlakuan ikan toman kering (mentah) meliputi kenampakan dan aroma, sedangkan untuk tekstur dan rasa dilakukan setelah ikan toman kering (masak), yaitu setelah digoreng. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang dilakukan oleh 5 orang panelis terlatih terhadap kenampakan, aroma, tekstur dan rasa ikan toman kering ditampilkan dalam tabel 7. Tabel 7. Rerata hasil uji Organoleptik terhadap kenampakan, aroma, tekstur dan rasa ikan Toman kering U l a n g a n Plk Rerata I II III IV V A 6,9 7,0 7,1 7,1 7,2 7,06 B 7,2 7,0 7,4 7,4 7,6 7,32 C 7,6 7,5 7,7 7,6 7,8 7,64 Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji organoleptik produk ikan Toman kering dengan nilai rerata tertinggi dihasilkan oleh perlakuan C = 7,64 yaitu dengan cara pemotongan melintang (steak) tebal 2 cm, menghasilkan produk yang paling disukai para panelis dengan kriteria disukai oleh panelis: spesifikasi kenampakan utuh, bersih dan rapi; aroma harum khas ikan kering; tekstur kompak dan renyah; rasa enak dan gurih. Nilai hasil uji tingkat kesukaan (organoleptik) ini berada diatas nilai standar untuk ikan asin kering hasil uji oraganoleptik yaitu minimal 7,0 (SNI 2721.1:2009). Kemudian diikuti oleh perlakuan B = 7,32 dan perlakuan A = 7,06. Pada Tabel 7 telihat bahwa cara pemotongan yang dilakukan dapat menentukan tingkat kesukaan para panelis. Nilai uji organoleptik tertinggi diperoleh pada perlakuan C dengan cara pemotongan melintang dan ketebalan daging 2 cm, memperoleh nilai terbaik dari para panelis dengan kriteria kenampakan dan aroma ikan toman kering (mentah) menarik; rasa dan tekstur daging ikan toman (masak) setelah digoreng adalah enak, gurih dan renyah. Cara pemotongan daging ikan secara melintang (steak) ketebalan 2 cm, memperoleh nilai tingkat kesukaan lebih tinggi dibandingkan dengan pemotongan secara membujur dan melintang tebal 3 cm. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemotongan daging ikan toman secara melintang ketebalan 2 cm dalam pembuatan ikan Toman kering menghasilkan produk ikan toman kering terbaik dengan nilai indeks efektifitas tertinggi (0,82), dengan spesifikasi produk: kadar air (25,41%); kadar protein (40,41%); Kadar lemak (1,81%); nilai uji organoleptik (7,64). Hasil uji organoleptik secara keseluruhan terhadap kenampakan utuh dan bersih; aroma khas ikan kering; tekstur kompak dan renyah; rasa enak dan gurih spesifik ikan toman kering. Pada pembuatan produk ikan kering untuk ikan yang berukuran besar, disaran melakukan pemotongan daging ikan secara melintang (steak) dengan ketebalan 2-3 cm, agar diperoleh produk ikan kering yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Afrianto dan Liviawati (1989). Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Cahyo S (2006). Gizi dan Aneka Masakan Bahan ikan. Dahara Prize, Semarang. Hadiwiyoto,S., (1993). Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Jilid 1. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Purnomo, H., (1995). Aktifitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. Penerbit Univ. Indonesia. Jakarta. Restu (2009). Pembuatan Ikan Lais (Belodontichthys dinema BLKR) Kering: Kajian dari Persentase Kadar Garam dan Bawang Putih (Allium sativum). Buletin Suara Tunjung 78 Restu. Pemotongan daging ikan Toman

Nyahu, Ed. Januari Maret 2009. Hal. 29 31. Unpar Palangka Raya. Restu (2012). Pembuatan Bakso Ikan Toman (Channa micropeltes). Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 1. Juni 2012. Restu (2013). Pengaruh pencucian daging ikan toman (Channa micropiltes) setelah Penggaraman terhadap citarasa wadi. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 2. Juni 2013. Sastrosupadi, A., (1999). Rancangan Percobaan Praktis (Bidang Pertanian). Edisi Revisi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. SNI 2721.1:2009. Ikan Asin Kering Bgn 1. Spesifikasi Suprtayitno, E. (1996). Protein. Fakultas Perikanan Univ. Brawijaya Malang 79 Restu. Pemotongan daging ikan Toman