Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

Pembelajaran Ekspositori pada Tema Bermain di Lingkunganku Kelas II SD Negeri 63 Banda Aceh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 4 NGAWI. Sri Muryani SMP Negeri 4 Ngawi

BAB III METODE PENELITIAN

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Oleh : Indriyani Mustika 2 dan Ngurah Ayu Nyoman Murniati 3. Abstrak

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

PROSIDING ISBN :

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V. Sulistiodiono

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penggunaan metode yang baik dan tepat dapat berpengaruh dalam proses dan pencapaian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Simulasi di Kelas V SDN Pembina Tataba

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI GAMES COMPETITION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Transkripsi:

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Kartika Dewi (09220672) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dengan berdasarkan latar belakang dan kondisi awal yang didapat, peneliti menggunakan layanan orientasi belajar sebagai layanan yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi pada siswa. Layanan ini dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan-peningkatan pada kinerja guru dan aktivitas siswa dalam siklus I dan II, sehingga berdampak pada meningkatnya motivasi berprestasi pada siswa. Kata Kunci : Motivasi Berprestasi PENDAHULUAN Proses belajar merupakan hal sangat penting bagi dunia pendidikan, karena dengan belajar seseorang yang awalnya tidak tau menjadi tau dan dengan belajar manusia dapat tumbuh dan berkembang semakin baik dihari berikutnya. Belajar dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan yang berada disekitarnya. Proses belajar disekolah beragam, karena didalamnya ada beberapa aspek seperti pedagogis, psikologis, dan didaktis. Aspek pedagogis memperlihatkan kenyataan bahwa kegiatan mengajar disekolah terutama di SMP berlangsung dalam lingkungan pendidikan, dimana guru harus mendampingi dan mengawasi siswa dalam berkembangnya untuk menuju kedewasaan yang sesuai dan melalui proses belajar di kelas. Aspek psikologis memperlihatkan pada kenyataan bahwa siswa yang belajar di sekolah memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda-beda. Selain itu, aspek psikologis memperlihatkan pada kenyataan proses belajar bervariasi, misalnya belajar materi yang mengandung aspek hafalan, belajar keterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap dan seterusnya. Keragaman ini membuat cara belajar siswa juga berbeda-beda sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis memperlihatkan pengaturan belajar siswa oleh tenaga pengajar, seperti cara mengelompokkan dan berbagai macam media pengajaran. Guru harus menentukan metode yang paling efektif untuk proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. Dilihat dari posisi ini guru sangat berperan penting dalam prestasi siswa. Tidak perdulinya seorang guru terhadap pembelajaran siswa akan membawa dampak yang tidak baik seperti kemerosotan perkembangan siswa. Hal ini akan berbeda jika guru sering memberikan latihan-latihan untuk pemahaman materi, latihan-latihan yang diberikan oleh guru akan menghasilkan siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan guru yang hanya sekedar menjelaskan dan tidak memberi tindak 29 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

lanjut pembelajaran kepada siswa. Dengan pembiasaan pelatihan pada siswa, prestasi siswa yang terbiasa tersebut akan naik. Selain itu factor yang menentukan prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar siswa itu sendiri untuk mencapai prestasi tertinggi. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, bersaing secara ketat, dan berlomba untuk kesuksesan. Individu yang mempunyai motivasi ini akan meningkatkan penampilan atau performance, sehingga dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Individu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relative tinggi, dan senang dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka. Individu akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, Pencapaian tugas tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan atas prestasi yang diperolehnya. Faktor intrinsik dan ekstrinsik disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan belajar lebih giat dan semangat. Baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik sama-sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, penyeleksi perbuatan. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapinya dan selanjutnya siswa akan sanggup untuk belajar sendiri. Berdasarkan hasil prasurvai, kondisi yang ditemukan di SMP N 1 Cepiring Kabupaten Kendal. Hasil dari wawancara dengan guru bimbingan dan konseling ditemukan ada satu kelas yang secara sengaja dikondisikan untuk siswa yang pandai namun kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif tidak terlepas dari peran siswa di kelas itu sendiri. Seharusnya suasa didalam kelas aktif dan sengit akan persaingan prestasi. Namun berbeda dengan kondisi pada siswa kelas VII-C ini, karena merasa pandai siswa terlihat menyepelekan pelajaran dan akhirnya malas-malasan dikelas. Bagi siswa kelas ini prestasi bukan hal yang begitu penting, yang terpenting bisa santai dan bisa mengikuti pelajaran tanpa harus belajar dengan sunggu-sungguh. Dengan alasan tersebut siswa-siswa ini sengaja dijadikan satu kelas agar dalam pelaksaan pembelajaran mudah dan dapat perhatian khusus dari guru pembimbing. Bimbingan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa termotivasi dalam meningkatkan prestasi. Layanan bimbingan klasikal memberikan bantuan kepada semua siswa dalam satu kelas secara bersamaan, mengingat motivasi siswa untuk berprestasi belum dimiliki oleh seluruh siswa, maka layanan bimbingan klasikal mampu membangkitkan dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa termasuk didalamnya yaitu SMP 1 Cepiring Kabupaten Kendal. Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian di SMP N 1 Cepiring Kabupaten Kendal. Dalam penelitian ini ditetapkan suatu judul Upaya 30 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Meningkatkan Motivasi Berprestasi Melalui Layanan Orientasi Belajar di SMP N 1 Cepiring kelas VII-C. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Motivasi berprestasi adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya agar tercipta rasa puas. Kebutuhan tersebut merupakan suatu keadaan, dimana seseorang merasa kekurangan dan ketiadaan dari sesuatu yang diperlukan, keinginan untuk berprestasi, lebih berkembang dalam mengikuti proses pembelajaran. Pengertian Layanan Orientasi Belajar Layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik baik baru maupun lama serta pihak-pihak lain untuk mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar peserta didik dapat dengan mudah mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan dan dapat menyesuaikan diri sebagaimana materi yang diberikan. METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. b. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa ini menggunakan layanan orientasi belajar yang disampaikan secara klasikal. Setting Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2013. b. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dikelas VII-C SMP N I Cepiring, 2013/2014 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII-C dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 31 siswa dan satu guru BK. Sumber Data Pada penelitiaan tindakan kelas ini, sumber data diperoleh dari : a. Data primer diperoleh dari tindakan guru dalam praktik layanan bimbingan klasikal, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan. b. Data sekunder diperoleh dari pengamatan terhadap keaktifan siswa yang merupakan hasil dari pengamatan dengan kolaborator (kepala sekolah dan guru BK) yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap-tiap siklus. 31 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Teknik dan Alat Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes yang digunakan untuk mengetahui hasil pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. Teknik non tes yang digunakan ini merupakan metode untuk mengambil data yaitu : a. Teknik Observasi b. Kisi-Kisi c. Teknik Dokumentasi d. Teknik Pengumpulan Data Analisis Data Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi dua secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Hasil tindakan dari setiap siklus dibandingkan dengan hasil non tes awal untuk mengetahui presentase peningkatan kegiatan layanan klasikal. Pada setiap siklus dideskripsikan semua perubahan sikap siswa pada saat mengikuti layanan bimbingan klasikal orientasi belajar pada setiap siklus. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan tindakan perbaikan adalah adanya keefektifan layanan bimbingan klasikal orientasi belajar dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Pada siswa kelas VII-C SMP N 1 Cepiring, yang ditandai dengan adanya peningkatan kriteria motivasi berprestasi siswa dari kriteria kondisi awal. Prosedur Penelitian Proses keberhasilan dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa untuk memberikan penekanan pada dua aspek, yaitu : aspek pemahaman dan penerapan. Aspek pemahaman anak dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat diamati lewat keterlibatan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal orientasi belajar. Sedangkan penerapan untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat dilihat berdasarkan kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran yang akan dilaksanakan. Aspek-aspek tersebut dapat dicapai dengan memberikan proses layanan bimbingan klasikal orientasi belajar yang direncanakan dengan baik sehingga proses bimbingan klasikal menjadi efektif dan efisien. Bimbingan klasikal yang efektif dan efisien dapat dilaksanakan jika guru pembimbing dapat memberdayakan keaktifan siswa pada setiap tahapan bimbingan klasikal yang harus dijalankan. Untuk itu penelitian ini bergerak pada area bimbingan dalam pengembangan pribadi dan sosial dengan menggunakan layanan bimbingan klasikal orientasi belajar pada siklus I dan siklus II. Peneliti ini dilaksanakan dua tahap (dua siklus). Tiap siklus dilaksanakan dua kali kegiatan sesuai degan indikator perubahan tingkah laku yang hendak dicapai. Hasil setiap siklus dipergunakan untuk merefleksi langkah yang harus dilakukan berikutnya. Jadi dalam penelitian tidakan kelas ini masingmasing siklus terdiri dari : 32 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Perencanaan (planning) b. Pelaksanaan tindakan (action) c. Pengamatan (observasi) d. Refleksi (reflection) HASIL PENELITIAN Diskripsi hasil layanan konseling klasikal siklus 1 1. Hasil skor kinerja guru layanan klasikal Siklus 1 Pelaksanaan Tindakan Kelas, layanan bimbingan klasikal di SMP Cepiring Kendal (Selasa, 16 Juli 2013) jam ke-4, pukul 09.30 10.15. pelaksanaan bimbingan klasikal dilaksanakan diruang kelas VII-C. kolaborator yang melaksanakan bimbingan klasikal yaitu Lilik Yulia Rokhiyati, S.Pd. Materi yang disampaikan adalah Belajar Efektif. Sebelum layanan dilaksanakan, siswa terlebih dahulu diminta mengisi daftar hadir. Setelah itu layanan bimbingan klasikal dengan orientasi belajar dimulai untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan klasikal yang telah dibuat oleh peneliti dan kolaborator, dilaksanakan layanan klasikal kepada siswa kelas VII-C sebanyak 32 siswa, 14 siswa perempuan, 17 siswa laki-laki dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Layanan bimbingan klasikal ini dilaksanakan mengikuti tahap-tahap bimbingan klasikal sebagaimana yang telah dilakukan. 2. Hasil pengamatan kinerja terhadap guru Layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh peneliti dalam penilaian terhadap kinerja guru saat memberikan layanan dikelompokkan menjadi 4 tingkatan kualitas, yaitu : 1. Rendah = 1-17 2. Kurang = 18 34 3. Cukup = 35 51 4. Baik = 52 68 Tabel 1. Hasil skor kinerja guru dalam layanan Siklus 1 NO Tahapan Peneliti Kolaborator Jumlah rata-rata 1. Jumlah Total 33 37 35 Rata-rata 35 Kualitas layanan (35) = cukup 33 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Gambar 1. Kinerja guru dalam memberikan layanan 35 30 25 20 15 10 5 0 35 kinerja guru dalam memberikan layanan siklus I Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan kinerja guru dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal termasuk dalam kategori cukup untuk meningkatkan kualitas pada siklus II berikutnya tindakan-tindakan yang belum baik pada tahapan-tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu 3. Hasil pengamatan aktivitas siswa Layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh peneliti dalam penilaian terhadap aktivitas siswa saat siswa mengikuti jalannya pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 tingkatan kualitas, yaitu : 1. Rendah = 1-11 2. Kurang = 12-22 3. Cukup = 23-33 4. Baik = 34-44 ( total nilai keaktifan siswa ) Tabel 2. Hasil skor keaktifan siswa dalam layanan Siklus 1 NO Tahapan Peneliti Kolaborator Jumlah rata-rata 1. Jumlah Total 21 26 23,5 Rata-rata 23,5 Kualitas layanan (23,5) = cukup Gambar 2. aktivitas siswa dalam layanan Siklus 1 25 20 15 10 5 0 23,5 aktivitas siswa dalam layanan 34 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berdasarkan tabel diatas keikut sertaan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu layanan bimbingan klasikal termasuk dalam kategori cukup untuk meningkatkan kualitas pada siklus II berikutnya tindakan-tindakan yang belum baik pada tahapan-tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu. 4. Refleksi Pada siklus I ini telah dilaksanakan layanan bimbingan klasikal yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa oleh guru pembimbingnya. Pada awal hingga akhir kegiatan berjalan cukup lancar, namun masih banyak kendala-kendala yang memang seharusnya tidak terjadi. Peneliti melihat guru kurang memperhatikan pentingnya menguasai materi ketika akan melakukan layanan klasikal sehingga siswa kurang bisa memahami materi yang sedang disampaikan, guru tidak menunjukkan sikap empatik kepada siswa dan kurang bisa membawa suasanan sehingga siswa pasif, jenuh dan kurang bersemangat. Kualitas yang diperoleh dalam keaktifan siswa ketika layanan berlangsung sebesar 23,5 (cukup), ini membuktikan bahwa kualitas pembelajaran dan keaktifan siswa SMP N 1 CEPIRING perlu mendapat perhatian, untuk itu perlu dilakukan lagi layanan dalam siklus ke II. 5. Kondisi motivasi berprestasi siswa setelah siklus I Setelah siklus I dilaksanakan, untuk mengetahui motivasi berprestasi siswa peneliti menyebar angket guna mengetahui hasil motivasi berbrestasi siswa apakah meningkat atau menurun. a. Kriteria Rendah 1 24 b. Kriteria Kurang 25 48 c. Kriteria Cukup 49 72 d. Kriteria Baik 73 96 e. Kriteria Amat Baik 97 120 Gambar 3. Kondisi motivasi berprestasi setelah siklus I (pasca siklus I) 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 63% motivasi berprestasi siswa setelah siklus I 35 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Setelah melihat grafik diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi siswa setelah dilaksanakan siklus II meningkat menjadi 63%. Dengan hasil motivasi berprestasi siswa pada siklus I ini peneliti belum puas, lalu akan ditingkatkan pada layanan siklus II. Diskripsi hasil layanan konseling klasikal siklus II 1. Hasil skor kinerja guru layanan klasikal Siklus II Pelaksanaan Tindakan Kelas, layanan bimbingan klasikal di SMP Cepiring Kendal (Selasa, 20 Juli 2013) jam ke-2, pukul 07.45 08.30. pelaksanaan bimbingan klasikal dilaksanakan diruang kelas VII-C. kolaborator yang melaksanakan bimbingan klasikal yaitu Lilik Yulia Rokhiyati, S.Pd. Materi yang disampaikan adalah Displin belajar Sebelum layanan dilaksanakan, siswa terlebih dahulu diminta mengisi daftar hadir. Setelah itu layanan bimbingan klasikal dengan orientasi belajar dimulai untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan klasikal yang telah dibuat oleh peneliti dan kolaborator, dilaksanakan layanan klasikal kepada siswa kelas VII-C sebanyak 32 siswa, 14 siswa perempuan, 17 siswa laki-laki dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Layanan bimbingan klasikal ini dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pada layanan klasikal siklus 2 ini guru mengikuti tahap-tahap bimbingan klasikal sebagaimana yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, diperoleh data selama proses sebagai berikut : 1. Hasil pengamatan kinerja terhadap guru Layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh peneliti dalam penilaian terhadap kinerja guru saat memberikan layanan dikelompokkan menjadi 4 tingkatan kualitas, yaitu : 1. Rendah = 1-17 2. Kurang = 18 34 3. Cukup = 35 51 4. Baik = 52 68 Tabel 3. Hasil skor kinerja guru dalam layanan Siklus II NO Peneliti Kolaborator Jumlah rata-rata Tahapan 1. Jumlah Total 57 50 53,5 Rata-rata 53,5 Kualitas layanan (53,5) = baik 36 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Gambar 4. Kinerja guru dalam memberikan layanan 60 50 40 30 20 10 0 53,5 sikl Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan kinerja guru dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal termasuk dalam kategori baik karena sudah menunjukkan peningkatan layanan pada beberapa aspek seperti menentukan layanan yang diberikan, kemampuan guru memberikan layanan, penguasaan guru pada materi yang diberikan, guru menumbuhkan keaktifan siswa untuk mengikuti layanan klasikal, membantu anak mengutarakan pendapat, guru sudah menjukan sikap empati terhadap siswa dalam mengulas kegiatan atau refleksi dan membuat kesimpulan dengan baik. 2. Hasil pengamatan aktivitas siswa Layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh peneliti dalam penilaian terhadap aktivitas siswa saat siswa mengikuti jalannya pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 tingkatan kualitas, yaitu : 1. Rendah = 1-11 2. Kurang = 12-22 3. Cukup = 23-33 4. Baik = 34-44 ( total nilai keaktifan siswa) Tabel 4. Hasil skor keaktifan siswa dalam layanan Siklus II NO Tahapan Peneliti Kolaborator Jumlah rata-rata 1. Jumlah Total 39 31 35 Rata-rata 35 Kualitas layanan (35) = baik Gambar 5. aktivitas siswa dalam layanan Siklus II 35 30 25 20 15 10 5 0 35% aktifitas siswa dalam layanan 37 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berdasarkan tabel diatas keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu layanan bimbingan klasikal termasuk dalam kategori baik karena mengalami peningkatan dalam beberapa aspek kesungguhan siswa dalam mengikuti layanan, kesungguhan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, pemahaman siswa dalam materi layanan yang diberikan, kelancaran mengutarakan pendapat. Siswa menjadi aktif dalam layanan, siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa berkonsentrasi selama layanan, bersikap santun, mampu memberi tanggapan terhadap layanan, mampu mampu memberi solusi ketika layanan dan empati siswa terahadap permasalahan yang disampaikan guru pembimbing sudah baik. 3. Refleksi Pada siklus II ini telah dilaksanakan layanan bimbingan klasikal yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa oleh guru pembimbingnya. Pada awal hingga akhir kegiatan berjalan cukup lancar,. Peneliti melihat guru sudah seperti baik memberikan layanan memperhatikan pentingnya menguasai materi ketika akan melakukan layanan klasikal sehingga siswa bisa memahami materi yang disampaikan, guru menunjukkan sikap empati kepada siswa dan bisa membawa suasanan sehingga siswa aktif dan bersemangat dalam mengikuti layanan klasikal. Kualitas yang diperoleh dalam keaktifan siswa ketika layanan berlangsung sebesar 35 (baik), ini membuktikan bahwa kualitas pembelajaran dan keaktifan siswa SMP N 1 CEPIRING dapat ditingkat mmelalui layanan orientasi belajar yang diberikan secara klasikal. 4. Kondisi motivasi berprestasi siswa setelah siklus II Setelah siklus II dilaksanakan, untuk mengetahui motivasi berprestasi siswa peneliti menyebar angket guna mengetahui hasil motivasi berbrestasi siswa apakah ada peningkatan motivasi berprestasi. a. Kriteria Rendah 1 24 b. Kriteria Kurang 25 48 c. Kriteria Cukup 49 72 d. Kriteria Baik 73 96 e. Kriteria Amat Baik 97 120 Gambar 6. Motivasi Siswa Pasca Siklus II 100% 80% 60% 40% 20% 0% 87% 38 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Setelah melihat grafik diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi berprestasi siswa setelah dilaksanakan siklus II meningkat menjadi 87%. Hal ini sudah dapat diprediksi oleh peneliti ketika peneliti melihat antusias siswa saat mengikuti layanan klasikal siklus II. KESIMPULAN Sesuai dengan tujuan penelitian yang didasarkan pada hasil angket dan hasil pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Siklus I Berdasarkan hasil layanan yang diberikan pada siklus I menunjukkan kurangnya kinerja guru dan keaktifan siswa sehingga berpengaruh pada motivasi berprestasi siswa yang masih rendah yaitu 23,5. 2. Siklus II Berdasarkan hasil layanan yang diberikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada kinerja guru dan keaktifan siswa yaitu sebesar 35. 3. Pra dan pasca observasi layanan Dari hasil observasi kondisi awal motivasi berprestasi siswa mendapat hasil kurang baik, setelah dilakukan layanan siklus I kondisi motivasi berprestasi siswa meningkat dan mendapatkan hasil cukup, setelah layanan siklus II kondisi motivasi berprestasi siswa semakin meningkat menjadi baik. DAFTAR PUSTAKA A Sadirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Djaali H. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hamzah B Unno. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarata : Bumi Aksara. Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press Kartini Karton. 2005. Teori Kepribadian. Bandung : Alumni Ketut S Dewa. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta Mohammad Surya. 2003. Teori-teori konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy. Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 39 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING