PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC

dokumen-dokumen yang mirip
Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

ABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

ANALISA THERMAL STRESS PADA DINDING SILINDER LINIER ENGINE BERSILINDER TUNGGAL

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

KAJIAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

OLEH: Nama : DAYANG NRP :

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011

ANALISA PERFORMA MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR BATUBARA CAIR BERBASIS PADA SIMULASI

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Presentasi P3 Tugas Akhir Lb Laboratorium Marine Power Plant

ANALISA ALIRAN FLUIDA UDARA MASUK TERHADAP KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN DIESEL ENGINE

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Pemodelan dan Analisa Getaran Mesin Bensin 650 cc 2 Silinder Segaris dengan Sudut Engkol 180 untuk Rubber Mount

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Penambahan Durasi Camshaft terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang pada Engine Sinjai 650 cc

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Unjuk Kerja Diesel Engine Type Direct Injection Dengan Metode Simulasi dan Eksperimen

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

ASSALAMU ALAIKUM, WR, WB.

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

STUDI SIMULASI KONVERSI MOTOR BAKAR OTTO MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CNG DENGAN VARIASI AIR FUEL RATIO DAN IGNITION TIMING

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

Optimasi Daya dan Torsi pada Motor 4 Tak dengan Modifikasi Crankshaft dan Porting pada Cylinder Head

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

Wardoyo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

ANALISA KINEMATIKA DAN DINAMIKA CONNECTING ROD MOTOR BAKAR SATU SILINDER HONDA REVO

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

: ENDIKA PRANNANTA L2E

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

PENGARUH PERUBAHAN COMPRESSION RATIO PADA UNJUK KERJA MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR GAS

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA KINEMATIKA DAN DINAMIKA POROS ENGKOL MOTOR BAKAR SATU SILINDER HONDA REVO

BAB II. Universitas Sumatera Utara

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR MOMEN PUNTIR PADA MOTOR BAKAR

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

ANALISA LAJU PELEPASAN PANAS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN INJEKSI BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGUJIAN MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC MENGGUNAKAN DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Transkripsi:

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: kodrat65@gmail.com, fathalaz@its.ac.id, Abstrak - Linear engine adalah salah satu inovasi dari engine yang dikembangkan karena memiliki performa yang lebih baik bila dibandingkan dengan mesin konvensional. Peningkatan performa yang dialami karena berkurangnya gaya gesek yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan pembuktian untuk mengetahui performa linear engine hasil modifikasi dari mesin konvensional Yamaha RS 100 CC dengan cara memprediksi melalui simulasi. Dalam analisa ini akan dibandingkan performa mesin konvensional dengan linear engine dalam bentuk perbandingan tekanan dengan volume, daya, torque, BSFC, Brake efficiency dalam variasi kecepatan antara 3.2 m/s 19.2 m/s. Hasil penelitian menunjukan bahwa performa yang dihasilkan linear engine hasil modifikasi tersebut meningkat. Daya maksimal dari linear engine meningkat sekitar 7.2% dari daya sebelumnya 6.9 kw menjadi 7.4 kw. Begitu juga torque yang dihasilkan meningkat menjadi 12.4 N/m, selain itu BSFC dari linear engine mengalami perbaikan sekitar 2 10% dari BSFC sebelumnya. Kata kunci - Linear engine, Modifikasi Yamaha RS 100 CC, performa, Simulasi PENDAHULUAN Motor linear engine dengan menggunakan sistem pegas merupakan salah satu inovasi yang sedang dikembangkan. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, linear engine memiliki keunggulan meningkatkan efesiensi dari kinerja sebuah mesin dibandingkan dengan mesin konvensional biasa. (Fathallah & Bakar, 2009) Prinsip kerja antara linear engine dengan sistem pegas dan mesin konvensional biasa terletak pada proses menuju kembali pada titik mati atas. Mesin konvensional biasa memiliki mekanisme dasar untuk putaran terdiri dari engkol, connecting rod dan piston. Sedangkan untuk linear engine terdiri dari engkol, pegas dan piston. Berdasarkan perbedaan tersebut gaya gesek yang diterima oleh linear engine lebih kecil karena tidak terdapat gaya gesek yang dihasilkan oleh connecting rod. Sehinnga memberikan efesiensi yang lebih besar dibandingkan mesin konvensional biasa yang memiliki gaya gesek yang lebih banyak. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tulisan ini akan mencoba untuk memprediksi perbedaan performa antara linear engine bersilender tunggal dengan menggunakan system pegas hasil modifikasi dari mesin konvensional Yamaha RS 100 cc dengan menggunakan pemodelan melalui simulasi. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, linear engine memiliki performa yang lebih baik bila dibandingkan dengan mesin konvensional biasa. Perbedaan performa yang terjadi karena adanya sedikit prinsip kerja yang berbeda. Prinsip kerja dari linear engine dapat mengurangi gaya gesek yang diterima sehingga dapat meningkatkan performa sehingga output seperti daya, torsi serta konsumsi bahan bakar dapat menjadi lebih baik (Fathallah & Bakar, 2009) Menurut Fathallah dan Bakar (2009) linear engine memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan mesin konvensional. Perbedaan prinsip kerjanya hanya terletak pada proses kembali pada titik mati atas. Perbedaan mekanisme dasar tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Mesin Konvensional Mekanisme dasar putaran untuk mesin konvensional biasa terdiri dari : Piston Connecting rod Crankshaf Linear Engine Mekanisme dasar proses kembalinya pada titik titik mati atas linear engine terdiri dari : Piston Connecting rod Pegas

Rings Fmep rings = cc pppp 1 + 1000 NN 1 bb 2 (6) Gas Pressure Fmep gasload = cc gg PP ii PP aa 0.088rr + 0.182rr 1.33 KKUU pp (7) Gambar 1. Gerak rotasi pada mesin konvensional Sumber : Fathallah & Bakar, 2009 Pada perhitungan fmep linear engine persamaan (5) tidak digunakan karena gesekan skirt pada linear engine tidak terjadi. Selebihnya untuk perhitungan fmep yang lainnya sama dengan perhitungan pada mesin konvensional. METODE PENELITIAN Gambar 2 Gerak pada linear engine Sumber : Fathallah & Bakar, 2009 Menurut Fathallah dan Bakar (2009) pada mesin konvensional gaya gesek terjadi pada main bearing, seal, connecting rod dan journal bearing, skirt, rings, serta gas pressure. Adapun persamaan fmep untuk masing masing gaya gesek yang terjadi adalah sebagai berikut: Maing Bearing Fmep bearing = cc bb nn bb NNDD bb 2 LL bb nn cc bb 2 ss (1) Metode yang digunakan untuk mengerjakan masalah dalam pengerjaan skripsi ini dengan cara simulasi. Metode pemodelan menggunakan simulasi software untuk mengetahui prediksi performa motor bakar dalam linear engine yang dimodifikasi dari motor bakar dalam konvensional Yamaha RS 100 CC. Adapun detail Pengerjaan adalah sebagai berikut: Mulai Pengukuran Yamaha RS 100 CC Pengumpulan data Yamaha RS 100 CC Pemodelan Linear Engine Perhitungan Fmep Seal DD Fmep Seal = cc bb ss nn cc bb 2 ss (2) Input data Simulasi Connecting rod dan bearing Fmep bearing Dan = 41.37KK bb NN (3) ss 1000 Sesuai Validasi hasil Analisa & Pembahasan Tidak K = DD mmmm 2 LL mmmm + DD cccc 2 LL cccc mm + DD aaaa 2 LL aaaa 1 bb (4) 3 Kesimpulan & Saran Skirt Fmep skirt = cc pppp UU pp bb (5) Selesai Gambar 3 Diagram Flow Chart

Pengukuran Yamaha RS 100 CC pengukuran pengukuran mesin Yamaha RS 100 CC dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, data diukur mulai dari panjang pipa, diameter inlet, diameter outlet serta bagian - bagian yang diperlukan untuk menginput data pada proses simulasi. Untuk spesifikasi dari mesin tersebut adalah sebagai berikut: Type : Yamaha RS 100 T Power : 6.9 kw, 6000 RPM Displacement : 100,3 Cc Rasio Kompresi : 1 : 9.3 Jumlah Cylinder : 1 Bore : 46.4 mm Stroke : 59.9 mm Pengumpulan Data Yamaha RS 100 CC. Setelah data pengukuran didapat kemudian dilakukan beberapa perhitungan seperti perhitungan fmep, bukaan scavanging dan perhitungan lainnya untuk proses penginputan data. Adapun hasil perhitungan fmep dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Fmep total Mesin konvensional RPM Fmep mesin konvensional Satuan 500 0.62 Bar 1000 0.69 Bar 1500 0.67 Bar 2000 0.68 Bar 2500 0.70 Bar 3000 0.73 Bar 3500 0.76 Bar 4000 0.80 Bar 4500 0.83 Bar 5000 0.87 Bar 5500 0.91 Bar 6000 0.95 Bar Tabel 2 Fmep total linear engine Pemodelan Linear Engine Pemodelan linear engine dilakukan dengan menggunakan software. Dimana dalam pemodelan linear engine dilakukan semirip mungkin agar hasil yang nantinya diperoleh dapat dianalisa semaksimal mungkin. Input Data Setelah model yang diinginkan telah jadi, dilakukan proses penginputan data. Penginputan data didapat dari hasil pengukuran sebelumnya serta dari proses perhitungan yang didapat dari teori teori yang didapat. Simulasi Model. Setelah proses pemodelan beserta pengimputan data selesai dilakukan maka model tersebut siap disimulasikan. Linear engine disimulasikan dengan beban penuh. adapun variasi kecepatan antara 3.2 m/s 19.2 m/s. ANALISA DATA Pada pemodelan linear engine ini parameter utama dimensi menggunakan mesin konvensional, akan tetapi siklus kerja menggunakan mesin linear. Perbedaan utama pada performa linear engine dengan mesin konvensional adalah fmep (friction main effective pressure) yang dihasilkan oleh mesin tersebut, sehingga analisa kergian karena fmep merupakan salah satu point penting yang harus dipertimbangkan. Pada kali ini ada beberapa perbandingan performa yang akan dianalisa antara lain: 1. Perbandingan grafik Gaya gesek Vs Piston Speed 2. Perbandingan Log P Log V 3. Perbandingan P V diagram 4. Perbandingan grafik brake power Vs piston speed 5. Perbandingan Torque vs piston speed RPM Fmep Linear Engine Satuan 500 0.81 Bar 1000 0.63 Bar 1500 0.58 Bar 2000 0.57 Bar 2500 0.56 Bar 3000 0.56 Bar 3500 0.57 Bar 4000 0.58 Bar 4500 0.59 Bar 5000 0.60 Bar 5500 0.61 Bar 6000 0.62 Bar

Gambar 4 Grafik Perbandingan Fmep Vs Kecepatan piston Gambar 5 Grafik perbandingan Log P - Log V Gambar 8 Grafik perbandingan torque vs piston speed Pada Gambar 5. menunjukan perbandingan kerugian gaya gesek yang diterima oleh mesin konvensional dan linear engine pada variasi kecepatan yang sama. Pada mesin konvensional gaya gesek mengalami penurunan sampai kecepatan 4.8 m/s akan tetapi mengalami peningkatan gaya gesek setelahnya. Sedangkan pada linear engine gaya gesek mengalami penurunan sampai kecepatan 8.0 m/s dan seterusnya gaya gesek yang dialami menjadi sedikit lebih stabil. Gambar 6 Grafik perbandingan p - v diagram Gambar 7 Grafik perbandingan Brake Power vs Piston speed Pada Gambar 7. menunjukan grafik p v diagram linear engine pada kecepatan 3.2 m/s, 17.6 m/s, dan 19.2 m/s. pada kecepatan 17.6 m/s menunjukan grafik p v diagram pada torque maksimal yang dihasilkan oleh linear engine. sedangkan pada daya maksimal p v diagram ditunjukan pada kecepatan 19.2 m/s. Suatu daya dapat meningkat dengan mengurangi gaya gesek yang terjadi pada mesin. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Perbedaan daya antara mesin konvensional dan linear dapat terlihat. Dimana mesin linear engine memiliki daya yang lebih besar dari pada mesin konvensional pada setiap kecepatan yang sama. Pada kecepatan piston 19.2 m/s mesin konvensional hanya mencapai daya sebesar 6.9 kw sedangkan pada linear engine mencapai 7.4 kw. Torsi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui performa mesin. Pada gambar 9. menunjukan grafik torsi linear engine cenderung terlihat lebih besar dibandingkan dengan torsi yang dihasikan oleh mesin konvensional. Torsi yang paling besar berada pada kecepatan 17.6 m/s, dimana pada saat itu torsi yang dihasilkan oleh linear engine sebesar 12.4 N/m.

KESIMPULAN Dari hasil simulasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa linear engine yang dimodifikasi dari mesin konvensional biasa menghasilkan performa yang lebih baik. Peningkatan performa yang dihasilkan oleh linear engine diakibatkan karena gaya gesek yang diterima lebih sedikit dibandingkan dengan mesin konvensional biasa. Gaya gesek rata rata berkurang sebesar 10 40 % dari gaya gesek yang dihasilkan oleh mesin konvensional. Untuk daya, torque dan BSFC : Zazalli, M.N.B. 2008, Prediction studies for the performance of a single cylinder high speed SI linear engine Daya maksimal yang dihasilkan oleh linear engine pada kecepatan 19.2 m/s adalah 7.4 kw sedangkan untuk kecepatan yang sama untuk mesin konvensional biasa daya yang dihasilkan hanya sebesar 6.9 kw. Toque tertinggi yang dihasilkan oleh linear engine adalah pada kecepatan 17.6 m/s yaitu sebesar 12.4 N/m. sedangkan pada mesin konvensional torque yang dihasilkan sebesar 11.1 N/m. Brake specific fuel consumtion yang dihasilkan oleh linear engine lebih baik dibandingkan dengan mesin konvensional biasa. Perbedaan perbandingan pada setiap kecepatan piston sekitar 2 10%. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, C.M. S. Patreanu, N. N. Clark, R.J Atkinson, T.I. McDaniel, S. Nankumar and P. Famouri, 1999, Numerical simulation of two stroke linear engine alternator combination. Fathallah, A.Z.M. dan Bakar, 2009, Prediction Studies for the Performance of a Single Cylinder High Speed Spark Ignition Linier Engine with Spring Mechanism as Return Cycle Heywood, J B. and E. Sher.1998, The two stroke cycle engine, New York. Mikalsen, R. and A.P. Roskilly, 2007, A review of free piston engine history and application Mikalsen, R. and A.P. Roskilly, 2008, Performance simulation of a spark ignited free piston engine generator. Li Q. F, J. Xiao, and Z. Huang, 2008, Simulation of a Two- Stroke Free-Piston Engine for Electrical Power Generation, Energy & Fuel s.