Unjuk Kerja Diesel Engine Type Direct Injection Dengan Metode Simulasi dan Eksperimen
|
|
- Sudomo Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Unjuk Kerja Diesel Engine Type Direct Injection Dengan Metode Simulasi dan Eksperimen Noah Cahyasasmita Dosen Pembimbing : Ir. Aguk Zuhdi M.F, M.Eng, Ph.D. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 0111 Abstrak Akhir-akhir ini dipasaran banyak beredar produk-produk motor diesel langkah dari China. Pada umumnya informasi tentang spesifikasi produk China sangat minim. Dikhawatirkan power yang dihasilkan tidak sesuai dengan daya yang tertera sehingga dapat merugikan konsumen. Untuk menjawab kebenaran informasi ini maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan unjuk kerja yang didapat berdasarkan eksperimen dan simulasi. Disini penulis ingin melakukan perbandingan unjuk kerja mesin diesel dengan menggunakan metode eksperimen dan metode simulasi. Eksperimen dilakukan dengan cara elektrik dynamometer dengan beban lampu. Sedangkan metode simulasi yang digunakan menggunakan salah satu program yang ada. Hasilnya didapatkan bahwa daya tertinggi dari simulasi % lebih besar dari daya eksperimen. Torsi tertinggi dari eksperimen % lebih kecil dari torsi simulasi. Sfoc terendah dari eksperimen % lebih besar dari sfoc simulasi. Bmep tertinggi dari simulasi 19% lebih besar dari bmep eksperimen. Kata kunci: daya, torsi, sfoc, bmep. PENDAHULUAN Motor diesel merupakan suatu unit peralatan yang pada umumnya digunakan sebagai alat penggerak atau pembangkit. Di industri perkapalan khususnya kapal niaga (merchant ship), motor diesel masih paling sering digunakan sebagai penggerak utama kapal dengan berbagai variasi merk motor diesel yang digunakan. Akhir-akhir ini dipasaran banyak beredar produk-produk motor diesel dari China. Diperkirakan engine produk China ini digemari karena harganya sangat murah. Umumnya pengguna produk ini adalah masyarakat menengah kebawah. Pada umumnya spesifikasi produk China sangat minim. Minimnya informasi dari spesifikasi ini menyebabkan kurangnya informasi kinerja motor diesel. Kadang-kadang power yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera. Oleh karena itu, untuk menjawab kebenaran informasi ini maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk mengetahui kinerja motor diesel pada awalnya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Namun akhir-akhir ini telah banyak software professional yang bisa memprediksi performance motor diesel. Kelebihan eksperimen menghasilkan performance engine yang nyata namun memerlukan biaya yang besar dan waktu yang relative lebih lama. Sedangkan dengan menggunakan metode simulasi selain dapat dilaksanakan lebih cepat juga dapat menurunkan biaya penelitian. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Motor diesel adalah jenis motor pembakaran dalam (internal combustion engine), dimana sistem penyalaan bahan bakar dengan cara menyemprotkan bahan bakar dengan pompa bertekanan kedalam silinder yang berisi udara terkompresi. Dengan tekanan dan 1
2 temperatur udara didalam silinder yang tinggi dimana melebihi temperatur nyala bahan bakar maka bahan bakar akan terbakar bersamaan dengan udara bertekanan kemudian akan menghasilkan suatu kerja. Setiap engine pasti mempunyai performa. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada customer. Banyak produkproduk engine manufacture yang memberikan informasi secara lengkap. Tidak jarang pula yang memberikan informasi sangat minim. Umumnya engine-engine produksi China memberikan informasi performa engine sangat minim. Dilain pihak engineengine tersebut banyak beredar dipasaran Indonesia. Salah satunya adalah diesel engine merk Shanhai. Engine ini hanya menginformasikan daya dan putaran maksimum saja. (Shanhai book, 010). Dari informasi tersebut belum dapat digunakan sebagai prediksi keperluan bahan bakarnya misalnya, untuk menyiapkan tanki bahan bakar kapal-kapal kecil. Untuk dapat mengetahui peforma motor diesel hanya dapat dilakukan dengan metode eksperimen. Oleh sebab itu, dalam skripsi ini akan dilakukan perbandingan dua metode antara metode eksperimen dengan metode simulasi. Didalam mengoperasionalkan sering disebutkan bahwa motor mengalami over load, over load adalah pembebanan pada motor yang melebihi dari beban nominal pada motor, sedangkan beban nominal motor diesel merupakan daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh motor diesel. Sehingga motor diesel dikatakan over load jika motor diesel tersebut bekerja pada beban yang melebihi daya maksimal (100 %) yang dihasilkan motor diesel. Akhir-akhir ini performa engine sudah dapat dilakukan dengan cara simulasi. Cara pensimulasian bisa menggunakan software professional ataupun dengan menggunakan program sendiri. Salah satu contoh simulasi seperti yang dilakukan oleh Semin at-al (008). Kelebihan dari simulasi adalah murah dalam penelitian tidak memerlukan eksperimen yang memakan waktu cukup lama. Kekurangannya adalah akurasi dari pensimulasian. Akurasi pensimulasian sangat tergantung dari software dengan orang yang melakukan simulasi. Oleh karena itu perlu adanya validasi. Validasi bisa dilakukan dengan menggunakan engine manual atau dengan menggunakan eksperimen. Validasi dengan engine manual hanya bisa untuk memvalidasi pada satu kondisi saja, karena didalam manual book hanya ditunjukkan pada putaran maksimum. Validasi dengan menggunakan eksperimen banyak dilakukan oleh para peneliti salah satunya adalah Bos (007). Bos dalam thesisnya memvalidasi dengan menggunakan diesel engine Cyclops untuk memvalidasi simulasi yang dilakukan dengan menggunakan GT Power. Kinerja mesin lainnya yang berhubungan didefinisikan oleh Heywood, Stone, dan Ganesan. Mean efektif tekanan (mep) dimana n R adalah jumlah putaran engkol untuk setiap langkah daya per silinder (dua untuk empat langkah, satu untuk dua siklus langkah) sebagai berikut: P nr bmep = Vd N Ukuran efisiensi sebuah mesin yang nantinya akan dinamai dengan efisiensi bahan bakar yang diberikan oleh Heywood : Wc (P nr I N) P nf = = mf QHV (mf nr I N) QHV mf QHV Konsumsi bahan bakar specific : mf sfoc = Dalam pengujian mesin, baik massa udara maupun laju aliran dan aliran massa bahan bakar mf rate yang biasanya diukur. rasio dari laju aliran berguna dalam mendefinisikan mesin kondisi operasi udara / bahan bakar rasio (A / F) dan bahan bakar / udara rasio (F / A). Berikut hubungan antara mesin diesel parameter kinerja dapat dikembangkan : P
3 n f Untuk power (P) : n e = ma N QHV(F/A) nr Untuk torque (T) : T = nf nv vd QHVρ a, i (F/A) π Untuk BMEP : bmep = nf nv QHV (F/A) Sedangkan untuk mencari daya yang ditransmisikan poros motor adalah sebagai berikut Ne = bmep x V x n x Z x 0 x 75 Ne = daya yang ditransmisikan poros motor (hp) Pe = tekanan efektif ratarata tanpa turbo charge (7,5 kg/cm²) V = volume penampang torak (cc/cm ³ ) n = putaran motor (rpm) Z = jumlah silinder atau perhitungan hasil percobaan pembebanan pada diesel dengan daya yang dihasilkan generator + kerugian akibat gesekan vanbelt dengan pully dan mekanik generator. Ne(G) = V x I x Cosθ (watt) dimana Cos θ = 0,8 METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan percobaan percobaan atau eksperimental, di mana percobaan tersebut dilakukan di laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS Surabaya. Percobaan ini dilaksanakan dengan beban dari pembebanan elektrik sampai dengan beban overload. Langkah langkah percobaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Persiapan a. Persiapan mesin Data-data mesin yang digunakan dalam percobaan sebagai berikut : Nama Model Tipe : Shanhai : R 175 A : Motor diesel -langkah, Horisontal Jumlah silinder : Singlecylinder. Diameter x langkah : 75 mm x 80 mm. Volume langkah : 5 cc. Power Generator rpm : 5, kw/700 : 0 VAC/5 kw/1500 rpm Sebelum dilakukan percobaan terhadap objek uji, yaitu Mesin Diesel Generator Shanhai R175 A dengan alternator ST-7.5, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tekanan injector, gab (clearance) dari ring piston dan komponen lainnya untuk mengetahui performa awal. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada eksperimen engine diputar pada 00 rpm hingga 700 rpm. Tujuan dari interval rpm ini adalah untuk mendapatkan estimasi besarnya daya maksimum pada putaran tertentu. Dicatat bahwa pada putaran 8 rpm didapat besarnya daya yang keluar adalah 1,7105 kw. Pengukuran daya ini mengacu pada besarnya penunjukan VxI pada alat ukur mesin uji. Sedangkan besarnya torsi pada putaran 8 rpm ini adalah,809. Torsi ini dihitung menggunakan rumus T =(daya x 0000)/( x π x rpm). Selanjutnya menghitung sfoc dengan rumus
4 Sfoc = Ne m m ρ v t Ne (gr/kw h) = kecepatan aliran bahan bakar ρ. v 0,0008 (kg/s) = t = kerapatan massa bahan bakar (80 kg/m³) = volume 0, (m³) = waktu (s) = daya,85 (kw) Sehingga didapatkan harga sfoc pada putaran 8 rpm sebesar 57,507 g/kwh. Bmep dihitung dengan rumus Ne.Z.1000 Bmep = (kg/m ) n A. L..,1.i 0 Ne.Z.1000 = n v..,1.i 0 Ne = 5,51 kw/ A = luas penampang torak (m ) L = panjang langkah torak (m) I = jumlah silinder V = volume 0,0005 (m³) n = putaran motor (rpm) z = konstanta (z =1 dua langkah atau z = empat langkah) dari hasil perhitungan diatas diatas didapat hasil bmep 809,87 N/m. Selanjutnya dengan cara yang sama pada rpm-rpm seperti yang tertera pada table.1 berikut akan didapatkan lah daya, torsi, sfoc, dan bmep untuk masin-masing rpm terkait. Dari table.1 berikut terlihat bahwa daya maksimum sebesar,858 kw terjadi pada putaran mesin rpm. Pada daya ini engine sudah tidak dapat dinaikkan rpm nya dan pada saat beban ditambah 50 W rpm engine mengalami penurunan. Hasil eksperimen dan perhitungan diatas secara lengkap dapat dilihat pada table.1. PUTA RAN DS L DAY A (kw) 1, ,980 1,158,0,85,98 08,85 8,80 5,80 Tabel.1 Eksperimen TORS I,809 7, , ,90 1 9,51 9 9, , , ,09 5 SFOC (g/kwh) 57, ,0 8, , ,5 79,17 9, ,907 51,79 5 BMEP (N/m ) 809, 87 08,17 505, ,5 519, ,5 59,57 5,1 587,8 Berikut kami sertakan juga grafik-grafik daya vs rpm, torsi vs rpm, sfoc vs rpm, dan bmep vs rpm.. Grafik.1 Daya fungsi RPM
5 PUTA RAN DS L 8 DAY A (kw),188 TORS I 1,78 SFOC (g/kwh ) 8,9 8 BMEP (N/m ) 597 Grafik.. Torsi fungsi RPM Grafik. SFOC fungsi RPM 0,5 1,7 5 9, ,7 9,79, ,71 70,9, ,70 70,9, ,8 71,07, 509 1, 71,, ,7 71,0, ,7 71,, Tabel. Data Simulasi Berikut kami sertakan juga grafik-grafik daya vs rpm, torsi vs rpm, sfoc vs rpm, dan bmep vs rpm Grafik. BMEP fungsi RPM Pada metode simulasi ini dengan inputan rpm sama dengan rpm-rpm yang diambil pada saat eksperimen didapatlah daya, torsi, sfoc, dan bmep. Hasil simulasi pada beberapa rpm ditabulasikan dalam table... Grafik.5. Daya fungsi RPM 5
6 Grafik. Torsi fungsi RPM. Grafik.7 SFOC fungsi RPM Grafik.8 BMEP fungsi RPM Grafik.9 Perbandingan Daya Dari grafik perbandingan yang didapat dari daya eksperimen dan simulasi (grafik.9) tampak bahwa pada putaran 8 rpm terdapat perbedaan daya sebesar 1,78 kw atau sebesar 8,0%. Sedangkan pada putaran rpm terdapat selisih daya sebesar 0,8 kw atau sebesar,%. Jadi terlihat bahwa makin besar rpm engine maka semakin kecil perbedaan daya yang dihasilkan. Kemungkinan selisih perbedaan daya ini disebabkan karena adanya kerugian mekanis dan menurunnya efisiensi volumetris. Daya poros diperoleh melalui pengubahan energy kimia atau nilai kalor bahan bakar. Makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar, makin besar daya yang dapat dihasilkan. Hal itu dapat terjadi jika tersedia udara secukupnya. Namun demikian, pada mesin empat langkah terdapat impitan katup (valve overlap) sehingga sebagian dari udara segar juga keluar dari dalam silinder. Menurut Burghardt dan Kingsley (198) salah satu hal yang menyebabkan penyimpangan dari keadaan ideal adalah adanya kebocoran gas melalui sisi torak. Sedangkan daya poros yaitu daya pada poros mesin lebih kecil lagi, karena adanya kerugian-kerugian gesek antara torak dan dinding silinder, pada bantalan, roda gigi,daya untuk menggerakkan pompa bahan bakar, dan katup.
7 g/kwh atau sebesar 7,8% lebih rendah simulasi daripada eksperimen. Grafik.10 Perbandingan Torsi Dari grafik perbandingan yang didapat dari torsi eksperimen dan simulasi (grafik.10) tampak bahwa pada putaran 8 rpm terdapat perbedaan torsi sebesar 5,91 atau sebesar 8,0%. Sedangkan pada putaran rpm terdapat selisih torsi sebesar,17 atau sebesar,57%. Kemungkinan selisih perbedaan torsi ini disebabkan karena adanya kerugian mekanis dan menurunnya efisiensi volumetric. Grafik.11 Perbandingan SFOC Pada sfoc hanya diambil satu titik saja. Pada titik dimana harga sfoc paling rendah. Pada umumnya dari studi literature yang kami baca diketahui bahwa sfoc terendah didapat pada putaran normal continuous rating (MCR). Putaran ini rata-rata 80% - 85% MCR. Khusus fenomena sfoc diatas harga sfoc menurut metode simulasi cenderung untung naik seiring dengan naiknya rpm. Untuk memperbandingkan sfoc yang didapat dari metode eksperimen dan simulasi ini diambil rpm engine dimana sfoc pada metode eksperimen terkecil. Dari grafik terlihat bahwa sfoc terendah pada eksperimen adalah 7,5 g/kwh. Pada rpm ini sfoc simulasi adalah sebesar 70,98 g/kwh. Jadi terdapat perbedaan sebesar 0,55 Grafik.1 Perbandingan BMEP Dari grafik perbandingan yang didapat dari bmep eksperimen dan simulasi (grafik.1) tampak pada putaran 8 rpm terdapat perbedaan bmep sebesar 70,1 N/m lebih kecil eksperimen daripada simulasi atau sebesar 19,%. Sedangkan pada putaran rpm terdapat selisih bmep sebesar N/m lebih besar bmep eksperimen daripada simulasi atau sebesar 0,87%. Daya poros diperoleh melalui pengubahan energy kimia atau nilai kalor bahan bakar. Makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar, makin besar daya yang dapat dihasilkan. Hal itu dapat terjadi jika tersedia udara secukupnya. Namun demikian, pada mesin empat langkah terdapat impitan katup (valve overlap) sehingga sebagian dari udara segar juga keluar dari dalam silinder. Pada mesin ini inlet valve terbuka (pembukaan 0 pendahuluan) 10 sebelum TMA sedangkan pada saat ini exhaust valve pada kondisi penutupan susulan dan baru pada 10 0 setelah TMA. Menurut Burghardt dan Kingsley (198) salah satu hal yang menyebabkan penyimpangan dari keadaan ideal adalah adanya kebocoran gas melalui sisi torak. Sedangkan daya poros yaitu daya pada poros mesin lebih kecil lagi, karena adanya kerugian-kerugian gesek antara torak dan dinding silinder, pada bantalan, roda gigi,daya untuk menggerakkan pompa bahan bakar, dan katup. Daya yang dihasilkan di dalam silinder dinamai daya indikator. Sedangkan daya gesek atau kerugian mekanis, adalah selisih antara daya indikator dan daya poros. Sebuah mesin langkah dapat menghisap udara pada kondisi isapnya sebanyak volume langkah torak untuk setiap langkah isap, maka hal itu merupakan sesuatu yang ideal. 7
8 Namun, hal tersebut tidak terjadi dalam keadaan sebenarnya. Perbandingan antara jumlah udara yang terisap yang sebenarnya terhadap jumlah udara yang terisap dalam keadaan ideal, dinamai efisiensi volumetric, n v. Besarnya efisiensi volumetrik tergantung pada kondisi isap yang ditetapkan. Misalnya, jika dipakai saringan udara pada saluran masuk n v yang diperoleh dengan menetapkan sebelum saringan. Campuran antara udara dan bahan bakar biasa dinamai campuran, sedangkan perbandingan berat udara dan bahan bakar dalam campuran itu dinamai perbandingan campuran atau perbandingan udara-bahan bakar. Maka perbandingan dari berat minimum udara terhadap berat bahan bakar dinamai perbandingan campuran stoikiometrik atau perbandingan campuran teoritis atau perbandingan campuran sempurna kimia. Sedangkan perbandingan campuran stoikiometrik dinamai factor kelebihan udara atau perbandingan kelebihan udara λ. Jika λ bertambah kecil, maka hal ini berarti bahwa bahan bakar yang dipakai terlalu banyak, atau kekurangan udara. (Burghardt dan Kingsley, 198). Sebenarnya bahan bakar yang dihabiskan baik secara simulasi dan eksperimen hamper sama pada setiap putarannya, akan tetapi daya yang diproduksi berbeda sehingga sfoc eksperimen lebih besar daripada sfoc simulasi KESIMPULAN 1. Performa diesel engine yang didapat dengan menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut daya tertinggi sebesar,858 kw pada putaran rpm; torsi tertinggi sebesar 10,5185 pada putaran rpm; sfoc paling rendah 7,5 g/kwh pada putaran 59 rpm; dan bmep tertinggi sebesar 59,57 pada putaran.. Selisih rata-rata daya adalah sebesar 55% lebih tinggi daya hasil simulasi. Selisih rata-rata torsi adalah sebesar 5,9% lebih tinggi torsi hasil simulasi. Selisih sfoc pada NCR (59 rpm) adalah sebesar 0,55 g/kwh lebih kecil sfoc yang didapat dari simulasi. Selisih rata-rata bmep adalah sebesar 8,5 N/m lebih besar eksperimen. DAFTAR PUSTAKA 1. Aaron, D Diesel Engine reference Book.. Alamu O,J, Adeleke Ezra, dan Adekunle,N, 009. Power and Torque Characteristics of Diesel Engine Fuelled by Palm-Kernel. Arismunandar, Koici T Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.. Bambang. P, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. 5. Burghardt dan Kingsley, George D Marine Diesels.. Karyanto, E Panduan Reparasi Kapal Mesin Diesel. 7. Semin, Abu Bakar Rosli., dan Rahim Ismail Abdul., 008. Investigation of Diesel Engine Performance Based on Simulation.. Performa diesel engine yang didapat dengan menggunakan simulasi adalah sebagai berikut daya tertinggi,9kw pada putaran rpm; torsi puncak 1,78 pada putaran 8 rpm; sfoc paling rendah sebesar 8,98 g/kwh pada putaran 8 rpm; dan bmep tertinggi sebesar 597 pada putaran 8 rpm. 8
PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH
10 Avita Ayu Permanasari, Pengaruh Variasi Sudut Butterfly Valve pada Pipa Gas Buang... PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH Oleh: Avita
Lebih terperinciperforma perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari
21/07/2010 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER LOGO ANALISA PERFORMA PERUBAHAN MESIN DIESEL MENJADI CNG ENGINE BERBASIS PADA SIMULASI OLEH:
Lebih terperinciPrediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER
PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER Sutarno 1, Nugrah Rekto P 2, Juni Sukoyo 3 Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Jl. Sumingkir No. 01
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperinciPENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk
Lebih terperinciUji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS
Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan
Studi Perbandingan Performa Motor Diesel dengan Bahan Bakar Solar dan Palm Methyl Ester Berbasis Pada Simulasi Oleh Yahya Putra Anugerah 1), Semin Sanuri 2), Aguk Zuhdi MF 2) 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T
PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T Sarif Sampurno Alumni Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC
PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciPengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 212 1 Pengaruh Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin Syahril Machmud 1, Untoro Budi Surono 2, Yokie Gendro Irawan 3 1, 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL
ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta e-mail : ismanto_ujb@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi
Lebih terperinciBagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?
PERUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dipecahkan dalam studi ini adalah : Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar)
Lebih terperinciPERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciKARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI
KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI Ahmad Arif 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Konversi
Lebih terperinciAndik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi
KARAKTERISTIK UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH DENGAN VARIASI VOLUME SILINDER DAN PERBANDINGAN KOMPRESI Oleh : ANDIK IRAWAN dan ADITYO *) ABSTRAK Perbedaan variasi volume silinder sangat mempengaruhi
Lebih terperinciEFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS
EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS Bambang Setyoko Program Studi Diploma Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof H. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciGambar 1. Motor Bensin 4 langkah
PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar
Lebih terperinciBAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.
3.1 Diagram Alir Modifikasi BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN Mulai Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z Target Desain Modifikasi Perhitungan Modifikasi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies
PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali
Lebih terperinciPERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI
PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI Robertus Simanungkalit 1,Tulus B. Sitorus 2 1,2, Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrogen Hidrogen adalah unsur kimia terkecil karena hanya terdiri dari satu proton dalam intinya. Simbol hidrogen adalah H, dan nomor atom hidrogen adalah 1. Memiliki berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013 UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM M. Rusydi Alwi, Syerly Klara & M. Amril
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG
PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan
BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS
UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS Rio Arinedo Sembiring 1, Himsar Ambarita 2. Email: rio_gurky@yahoo.com 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data
Lebih terperinciANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN
35 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN Sandi Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciAbstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel
PENGARUH KEAUSAN RING PISTON TERHADAP KINERJA MESIN DiditSumardiyanto, Syahrial Anwar FakultasTeknikJurusanTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruhkeausan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE
STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
KAJIAN NUMERIK PENGARUH VARIASI IGNITION TIMING DAN AFR TERHADAP PERFORMA UNJUK KERJA PADA ENGINE MOTOR TEMPEL EMPAT LANGKAH SATU SILINDER YAMAHA F2.5 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG Oleh: Helmi
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan
Lebih terperinciPengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi Oleh : Sakti Prihardintama 2105 100 025 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN
PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
KARAKTERISASI PERFORMA MESIN SISTEM DUAL FUEL MENGGUNAKAN PRESSURE REDUCER ADAPTIVE DENGAN VARIASI KONSTANTA (k) PEGAS HELIX TEKAN DAN TEKANAN GAS KELUAR PADA STAGE DUA Dori Yuvenda 1) dan Bambang Sudarmanta
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI
2002 Dianta Mustofa Posted 2 November, 2002 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Oktober 2002 Dosen : Prof Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng (Penanggung
Lebih terperinciMESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A
MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI 2711100129 MUHAMMAD SAYID D T 2711100132 REIGINA ZHAZHA A 2711100136 PENGERTIAN Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH
ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciUJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG
UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Taufiq
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno
Lebih terperinciKINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3
PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 44 PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J I Ketut Adi dan I Nyoman Budiarthana Jurusan
Lebih terperinciOLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.
TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN COOLANT PADA RADIATOR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SINJAI BERBAHAN BAKAR BI-FUEL ( PREMIUM - COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) ) OLEH :
Lebih terperinciDenny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel
Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW SULIONO Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) Bidang Keahlian Rekayasa Konversi Energi Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft
Uji Kinerja Motor Bakar Empat Langkah Satu Silinder Dengan Variasi Tinggi Bukaan Katup Pada Sudut Pengapian Sepuluh Derajat Sebelum TMA Dengan Bahan Bakar Pertamax Plus Jhoni Oberton 1, Azridjal Aziz 2
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Teknik IKHSAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum
4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin 2.1.1. Penjelasan Umum Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20
KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20 M. Yasep Setiawan dan Djoko Sungkono K. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol. No.1 Januari 2015, 1 - STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN Nazaruddin Sinaga 1) ; Mulyono 2) 1) Magister Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Bakar Torak Motor bakar torak merupakan salah satu jenis penggerak mula yang mengubah energy thermal menjadi energy mekanik. Energy thermal tersebut diperoleh dari proses
Lebih terperinciF. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja
F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR Nugrah Rekto Prabowo¹, Nova Yuliono² 1 Program Studi Teknik Mesin
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI
PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI Manfa at 1, Suwahyo 2, Angga Septiyanto 3 1.2.3 Pendidikan Teknik Otomotif, Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR
PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Sepeda motor merupakan produk otomotif yang banyak diminati saat ini. Salah satu komponennya adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010
Oleh Maulana Sigit Wicaksono 218 3 83 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 21 Pembimbing Ir. Joko Sarsetyanto, MT. LATAR
Lebih terperinciKAJIAN TEORI PERFORMANCE MESIN DAIHATSU TERIOS D99B BERTEKNOLOGI VVTi DENGAN SISTEM BAHAN BAKAR D- TYPE EFI DAN MESIN NON VVT-i
KAJIAN TEORI PERFORMANCE MESIN DAIHATSU TERIOS D99B BERTEKNOLOGI VVTi DENGAN SISTEM BAHAN BAKAR D- TYPE EFI DAN MESIN NON VVT-i Skiripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH
PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH Budiyanto, Rusdi, Sugiyanto, Sutriyono, Dedi Kurnia Rakhman Prodi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING
PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN PENGUJIAN... 1 3. MACAM MACAM PERALATAN UJI... 2 4. INSTALASI PERALATAN UJI...
Lebih terperinciM.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya
KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 SISTEM INJEKSI BERTINGKAT BERBAHAN BAKAR BIODIESEL KEMIRI SUNAN DENGAN PERUBAHAN CAMSHAFT FUEL PUMP M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik M. HAFIZ
Lebih terperinciDAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK
DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK Syahril Machmud 1, Yokie Gendro Irawan 2 1 Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Alumni
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR
UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciAnalisis Prosedur Pembesaran Ukuran (Oversize) Diameter Silinder dan Pengaruhnya Terhadap Daya Mesin
Prosiding Pro poltek Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144 Analisis Prosedur Pembesaran Ukuran (Oversize) Diameter Silinder dan Pengaruhnya Terhadap Daya Mesin Nurhadi 1, Pondi Udianto 2, Achmad
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. 2.2 SIKLUS IDEAL
BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. Pengukuran torsi dan daya yang digunakan sebagai parameter uji pada sepeda motor dapat dilakukan dengan berbagai macam metode diantaranya Test Bench dan Prony Breake.
Lebih terperinciPengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1
Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 (Philip Kristanto) Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1 Philip Kristanto Dosen
Lebih terperinciPENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.
PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK. ABSTRAK Oleh : M. Yunus dan Indriyani (Dosen Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciEdi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal
STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses
Lebih terperinciPENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX
PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE
Lebih terperinciANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE
ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE Sena Mahendra Pendidikan Teknik Mesin Otomotif IKIP Veteran Semarang E-mail : sena.mahendra@yahoo.com
Lebih terperinciMateri. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika
Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis
Lebih terperinciANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL
ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL Oleh: Adin Putra Rachmawan (4210 100 086) Pembimbing 1 : DR. I Made Ariana, S.T., M.T. Pembimbing 2 : Ir. Indrajaya Gerianto,
Lebih terperinciPERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR
PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR 3. Perhitungan Thermodinamika motor Otto 4 Langkah Dari hasil pengujian motor diatas Dynamometer maka didapat data sebagai berikut: Grafik 2. Data hasilpengujian performance
Lebih terperinciOleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011
TUGAS AKHIR GALIH PRIYO ATMOJO 2106 100 035 PERMODELAN DAN SIMULASI PERFORMA SAPU ANGIN I DENGAN ENGINE PE-M 40 BERSIKLUS MILLER MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK Oleh: Galih Priyo Atmojo 2106 100 035 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid
Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciOPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Taufiq Hidayat Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data meliputi daya, torsi dan konsumsi bahan bakar. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL.. NO. Februari 07 OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 500 CCKENDERAAN RODA EMPAT Oleh: Efrata Tarigan, ST.,MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciAhmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1
Studi Eksperimen Optimasi Sudut Pengapian Terhadap Daya pada Motor Bakar 4 Langkah 1 Slinder dan Rasio Kompresi 9,5:1 dengan Variasi Campuran Bensin Premium dan Bioetanol Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Nurdianto dan Ansori, (2015), meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak.
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO Fahmi Wirawan, Djoko
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =
LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL Perhitungan performansi motor diesel berbahan bakar biofuel vitamin engine + solar berikut diselesaikan berdasarkan literatur 15, dengan mengambil variable data data
Lebih terperinciFINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO
FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)
Lebih terperinci