SISTEM RADAR JARAK PARKIR KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS GELOMBANG ULTRASONIK

dokumen-dokumen yang mirip
ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Gambar 1 Tampilan alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

SMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

TRANDUSER ULTRASONIK SEBAGAI PENDETEKSI GERAK PADA SISTEM KEAMANAN RUMAH

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR.

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC

PERANCANGAN ALAT PENGEREMAN OTOMATIS PADA MOBIL LISTRIK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 ABSTRACT ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

Simulasi Sistem Kendali Kecepatan Mobil Secara Otomatis

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 89-99

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHARGER OTOMATIS UNTUK TELEPON GENGGAM (HP)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan teknologi berkembang pesat dalam

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVELATOR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535. Disusun Oleh : Muhammad Ahsani Taqwim

PERANCANGAN SISTEM PEMANTAU RUANGAN UNTUK KEAMANAN BARANG BERHARGA SECARA WIRELESS

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON

Security Alarm for Motorcycle

BAB III PERANCANGAN ALAT

PROTOTYPE SISTEM PENGAMAN MOBIL TERHADAP OBJEK DENGAN METODE SELF HOLDING BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Bantuan Mini Kamera

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

APLIKASI SENSOR RF PT2272 SEBAGAI RECEIVER UNTUK MENGAKTIFKAN LAMPU SEIN DAN LAMPU REM PADA HELM LAPORAN AKHIR

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF)

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

PROTOTIPE RADAR SEBAGAI PENDETEKSI OBJEK

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempattempat

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

PENGENDALIAN ALARM MELALUI SALURAN TELEPON. Syafriyudin *

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

AUTOMATIC WARNING SYSTEM SMARTTRASH (AWASSH) BERBASIS ARDUINO NANO

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

SISTEM RADAR JARAK PARKIR KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS GELOMBANG ULTRASONIK Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Kompleks Balapan, Yogyakarta E-mail: m_andang@akprind.ac..id ABSTRACT Electronics technology has been widely applied in everyday life, where it is very helpful work. It's just that the equipment is much still to be semi-automatic so it still requires effort and time in the process. This research designed a prototype that consists of a series of logic gates and circuits that are used as a radar relay parking by utilizing ultrasonic waves. The results showed that the transmitter receives the input voltage of 9 volts DC from the power supply and the output signal of ± 40 KHz. Maximum distance of wave reflection by an acceptable barrier is ± 60 cm, because the waveform that occurs will shrink, because the intensity of the wave is captured by the receiver circuit is shrinking. Keywords: ultrasonic waves, sensors, radar parking ABSTRAK Teknologi elektronika telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dimana hal tersebut sangat membantu pekerjaan. Hanya saja peralatan tersebut banyak yang masih bersifat semi otomatis sehingga masih memerlukan tenaga dan waktu dalam pengerjaannya. Penelitian ini merancang suatu prototipe yang terdiri dari rangkaian gerbang logika dan rangkaian rele yang digunakan sebagai radar parkir dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmiter menerima tegangan masukan sebesar 9 volt DC dari catu daya dan sinyal keluaran sebesar ± 40 KHz. Jarak maksimal pantulan gelombang dengan penghalang yang masih dapat diterima adalah ± 60 cm, karena bentuk gelombang yang terjadi akan mengecil, karena intensitas gelombang yang ditangkap oleh rangkaian receiver sudah mengalami penyusutan. Kata Kunci: Gelombang Ultrasonik, Sensor, Radar Parkir PENDAHULUAN Alat transportasi menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan manusia untuk menunjang mobilitas pergerakan. Perkembangan teknologi dalam bidang otomotif juga semakin maju sehingga banyak muncul kendaraan bermotor dengan berbagai merk dan bentuk. Kendaraan roda empat (mobil) dewasa ini juga sudah banyak digemari masyarakat, selain harga yang terjangkau juga karena kenyamanan dan mudah untuk digunakan. Berkembangnya dunia otomotif maka banyak beredar kendaraan roda empat (mobil) di masyarakat, sehingga tempat atau area parkir menjadi semakin sempit terutama pada tempat-tempat keramaian seperti mall, tempat rekreasi, pasar, dan lain-lain. Alat bantu parkir yang sudah ada selama ini hanyalah berupa kaca spion, dimana untuk ketelitiannya masih sangat kurang tergantung dari kejelian kita saat memarkir kendaraan tersebut. Untuk memberi keamanan atau proteksi ganda selain dengan mengandalkan kaca spion maka dibuat alat bantu parkir dengan menggunakan sensor ultrasonik yang bekerja secara elektronik. Rangkaian alat bantu parkir ini dibentuk dari komponen-komponen diskret dan rangkaian terintegrasi. Rangkaian ini mudah dirakit karena ketersediaan komponen yang mudah diperoleh serta harga komponen yang relatif murah. Alat ini sangat bermanfaat dalam segi keamanan yang diharapkan dapat menanggulangi terjadinya kecelakaan saat memarkir mobil. Penggunaan alat ini juga sangat mudah dan tidak ada resiko yang dapat ditimbulkan dari pemasangan alat ini. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar sensitivitas dan jarak maksimum sensor ultrasonik terhadap benda atau penghalang serta pengaruh frekuensi liar (jamming) terhadap kinerja alat. Selain itu juga seberapa besar pengaruh benda atau penghalang tembus cahaya (kaca) terhadap sensitivitas sensor ultrasonik. B-75

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah merancang prototipe sebagai alat bantu parkir kendaraan bermotor secara elektronik dengan pemilihan komponen digital dan terintegrasi yang handal. Dalam penelitian ini bertujuan membangun sistem radar jarak parkir dengan menggunakan sensor ultrasonik yang mempunyai nilai presisi dan keandalan yang tinggi serta mempunyai nilai jual serta mengetahui unjuk kerja radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik dengan maksimal yang mudah dalam perakitan dan pengoperasian. Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Transduser ultrasonik berpita rata mempunyai karakteristik respon tanggapan dalam domain frekuensi dengan intensitas yang relatif sama dalam daerah frekuensi tertentu. Transduser yang dikatagorikan kriteria pita rata, pada umumnya menggunakan bahan piezoelektrik yang diberi lapisan depan, baik dalam struktur transduser satu lapis maupun banyak lapis(wasito,2001). Untuk dapat membuat sistem radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik berbasis komponen diskret digunakan metode rancang bangun. Secara urut metode tersebut adalah sebagai berikut: identifikasi kebutuhan, analisis kebutuhan dan perancangan hard ware. Identifikasi Kebutuhan Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar pembuatan sistem radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik berbasis komponen diskret adalah sebagai berikut: 1. Alat ini dapat digunakan sebagai pendeteksi sehingga menambah kenyamanan mobil saat akan diparkir. 2. Alat ini dapat diterapkan pada semua jenis mobil dan semua jenis pabrikan (merk). 3. Mudah dalam pengoperasian dan perawatan tanpa membutuhkan ketrampilan khusus. Analisa Kebutuhan Berdasarkan penjelasan identifikasi kebutuhan yang telah disebutkan diatas, sistem radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik berbasis komponen diskret dibutuhkan: 1. Sepasang sensor ultrasonik yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya suatu halangan dengan memancarkan frekuensi. 2. Rangkaian gerbang logika yang memproses sinyal dari pancaran frekuensi yang dikirimkan oleh sensor ultrasonik tersebut. 3. Rangkaian penguat yang menguatkan sinyal frekuensi yang diterima oleh receiver dari sensor ultrasonik. Perancangan Hard Ware Secara garis besar blok rangkaian sistem radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik berbasis komponen diskret ditunjukan pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram blok rangkaian sistem radar jarak parkir B-76

METODE Perancangan alat Untuk perancangan hardware, secara garis besar blok rangkaian sistem radar jarak parkir dengan sensor ultrasonik berbasis komponen diskret antara lain: Rangkaian Osilator (Transmitter) Perancangan osilator yang terdiri dari IC TTL MC1455 dan komponen eksternal penunjangnya memiliki spesifikasi yaitu dapat menghasilkan sinyal frekuensi keluaran sebesar 40 KHz tanpa sumber sinyal eksternal, dan dapat memberikan sinyal frekuensi keluaran untuk memicu sensor ultrasonik bagian receiver (RX). Gambar 2. Rangkaian osilator (transmitter) dengan IC MC1455 Rangkaian Receiver Rangkaian receiver digunakan untuk mengolah sinyal yang masuk dari sensor ultrasonik bagian receiver, sinyal yang masuk ke bagian receiver ini berasal dari sinyal keluaran yang dipantulkan oleh sensor ultrasonik bagian transmitter. Rangkaian receiver ini merupakan rangkaian multivibrator astabil, prinsip kerja rangkaian ini memanfaatkan sinyal frekuensi hasil pantulan dari bagian transmitter maka pada bagian receiver akan menangkap sinyal tersebut. Kemudian setelah sinyal frekuensi pantulan tersebut ditangkap oleh bagian receiver maka akan diolah pada rangkaian receiver, dimana keluaran dari pemrosesan sinyal tersebut digunakan untuk menggerakan rele, dan rele akan mengaktifkan bagian buzzer. Perancangan spesifikasi alat Menggunakan dua sumber tegangan, 9V dan 12V. Tegangan 9V digunakan sebagai sumber tegangan untuk rangkaian osilator, sedangkan tegangan 12V sebagai sumber tegangan untuk rangkaian receiver. Menggunakan dua buah sensor ultrasonik (transmitter dan receiver) sebagai bagian pengirim dan penerima sinyal frekuensi. Menggunakan rele 9V sebagai saklar untuk keluaran dari rangkaian receiver. Menggunakan buzzer sebagai indikator bahwa rangkaian osilator dan rangkaian receiver telah bekerja dengan baik. Tabel 1. Karaktesistik Beban Masukan dan Aliran Keluaran untuk Beberapa IC Digital Kelompok perangkat Pengendali keluaran Beban masukan TTL standar I OH = 400 µa I OL = 16 ma Schottky Daya I OH = 400 µa Rendah I OL = 8 ma Schottky Daya I OH = 400 µa Rendah Lanjutan I OL = 8 ma Seri 40xx I OH = 400 µa I OL = 400 µa I in = 1 µa Seri 74HCxx I OH = 4 ma I OL = 4 ma I OH = 1 µa TTL CMOS B-77

Gambar 3. Rangkaian receiver dengan IC SN74LS73 Pengujian Pengujian alat ini dilakukan guna mendapatkan data hasil pembuatan alat. Adapun pengujian yang akan dilakukan meliputi pengujian per-bagian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bagian-bagian alat yang telah dibuat yaitu: rangkaian osilator, rangkaian receiver, dan rele telah bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Adapun bagian yang akan diuji meliputi: Pengujian rangkaian osilator (transmitter), Pengujian rangkaian receiver, dan Pengujian alat Pengujian rangkaian osilator dilakukan dengan cara memberikan sinyal input, yaitu berupa tegangan input sebesar 9V yang didapat dari batere sebagai power supply. Jika rangkaian osilator dapat menerima sinyal input tersebut serta dapat mengeluarkan output berupa sinyal frekuensi sebesar ± 40 KHz yang dapat memicu rangkaian receiver dari hasil pantulan gelombang osilasi yang dikeluarkan oleh sensor ultrasonik bagian transmitter dengan baik, maka rangkaian sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian rangkaian receiver dilakukan dengan cara memberikan sinyal input berupa frekuensi sebesar 40 KHz yang didapat dari AFG (Audio Frequency Generator) yang diberikan pada sensor ultrasonik bagian receiver. Jika rangkaian tersebut dapat menerima sinyal input tersebut serta dapat mengeluarkan output yang ditandai dengan bekerjanya sebuah rele yang digunakan sebagai saklar untuk menggerakkan buzzer. Maka rangkaian sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian alat ini dilakukan setelah semua bagian-bagian alat ini dapat bekerja sesuai dengan rencana. Pada input bagian transmitter kita masukan sebuah tegangan DC sebesar 9V, sehingga sensor ultrasonik pada bagian transmitter akan memancarkan gelombang ultrasonik yang kemudian akan dipantulkan kembali menuju sensor ultrasonik bagian receiver. Sinyal frekuensi inilah yang akan mengaktifkan rangkaian receiver yang kemudian akan menyalakan rele untuk mengaktifkan buzzer. PEMBAHASAN Deskripsi data hasil pengujian alat Pengujian rangkaian osilator (transmitter) Pengujian rangkaian osilator (transmitter) dilakukan dengan memberikan input berupa tegangan DC sebesar 9V. Jika rangkaian osilator menerima tegangan input sebesar 9V DC maka output dari rangkaian osilator akan mengeluarkan sinyal dengan frekuensi ± 40 KHz, besarnya sinyal tersebut dapat diukur dengan frequency counter. B-78

Pengujian rangkaian receiver Tabel 2. Hasil pengujian rangkaian osilator TEGANGAN INPUT SINYAL OUTPUT 0 volt 0 KHz 9 volt 40 KHz Pengujian rangkaian receiver dilakukan dengan memberikan sinyal input berupa frekuensi sebesar 40 KHz yang didapat dari AFG (Audio Frequency Generator). Jika rangkaian receiver menerima frekuensi masukan sebesar 40 KHz, maka output dari rangkaian receiver akan menggerakkan rele. Rele tersebut yang nantinya akan menghidupkan buzzer yang digunakan sebagai indikator, namun ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi jika rangkaian tersebut tidak mengaktifkan buzzer. Pertama, memang dikarenakan error yang terjadi pada rangkaian utama dan kemungkinan kedua adalah pada rele yang mati. Tabel 3. Hasil pengujian rangkaian receiver FREKUENSI INPUT RELE 0 KHz Mati 40 KHz Hidup Pada pengujian perangkat keras yang meliputi pengujian rangkaian osilator, rangkaian receiver, dan rangkaian secara keseluruhan telah menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Pengujian rangkaian osilator (transmitter) sudah dapat menerima tegangan input sebesar 9V DC dari power supply. Sinyal output akan memberikan frekuensi sebesar ± 40 KHz yang dapat memicu rangkaian receiver. Data pengujian rangkaian receiver adalah jika pada input diberi frekuensi sebesar ± 40 KHz, maka output dari rangkaian receiver akan menggerakkan rele yang kemudian mengaktifkan buzzer. Jarak maksimal pantulan gelombang dengan penghalang yang masih dapat diterima adalah ± 60 cm. Pada jarak ini bentuk gelombang yang terjadi akan mengecil, karena intensitas gelombang yang ditangkap oleh rangkaian receiver sudah mengalami penyusutan. Data hasil pengujian alat secara keseluruhan Bentuk gelombang ultrasonik yang dihasilkan dari rangkaian dengan jarak antar sensor sejauh 5 cm nampak pada Gambar 4. Pada pengujian ini bentuk gelombang ultrasonik yang dihasilkan dari alat terlihat besar, hal ini dikarenakan gelombang ultrasonik yang diterima atau ditangkap oleh bagian receiver lebih kuat. Hal ini akan terlihat bedanya pada saat pengujian dengan jarak yang berbeda yaitu jarak antar sensor sejauh 10 cm yang nampak pada Gambar 5. Gambar 4. Bentuk gelombang ultrasonik dengan jarak antar sensor 5 cm B-79

Gambar 5. Bentuk gelombang ultrasonik dengan jarak antar sensor 10 cm Pengujian pada jarak antar sensor sejauh 10 cm, bentuk gelombangnya lebih kecil, hal ini disebabkan karena gelombang ultrasonik yang ditangkap oleh bagian receiver sudah mengalami pelemahan karena faktor jarak. Karena untuk suara pada jenis frekuensi apapun, jika bagian receiver menangkap gelombang suara terlalu jauh dari bagian transmitternya maka intensitas suara yang dihasilkan pada bagian receiver tidak akan sama dengan suara aslinya. Hal itu juga berlaku untuk gelombang ultrasonik, karena sebenarnya gelombang ultrasonik merupakan suara dengan frekuensi 40 KHz. Tabel 4. Hasil pengujian jarak jangkauan maksimal sensor ultrasonik No. Jarak antar Sensor Jarak Sensor dengan Penghalang Indikator 1 10 cm 1 10 cm Buzzer Berbunyi 2 10 cm 11 20 cm Buzzer Berbunyi 3 10 cm 21 30 cm Buzzer Berbunyi 4 10 cm 31 40 cm Buzzer Berbunyi 5 10 cm 41 50 cm Buzzer Berbunyi 6 10 cm 51 60 cm Buzzer Berbunyi 7 10 cm 61 65 cm Buzzer Mati (kadang bunyi) 8 10 cm 66 seterusnya Buzzer Mati KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat diambil suatu simpulan bahwa Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah sebagai alat bantu pemandu parkir pada mobil. Pemanfaatan gelombang ultrasonik sebagai sistem radar jarak parkir sangat praktis dan ekonomis, karena selain pembuatannya mudah, komponen-komponennya cukup murah dan mudah didapatkan dipasaran. Alat ini tidak terpengaruh oleh gelombang lain seperti gelombang radio, karena gelombang tersebut jauh berada di atas gelombang ultrasonik dan kondisi gelap atau terang. Pemantulan terhadap benda-benda tembus cahaya (kaca) masih dapat terjadi, karena kaca merupakan media yang tidak tembus suara. Transmiter menerima tegangan masukan sebesar 9 volt DC dari catu daya dan sinyal keluaran sebesar ± 40 KHz. Jarak maksimal pantulan gelombang dengan penghalang yang masih dapat diterima adalah ± 60 cm, karena bentuk gelombang yang terjadi akan mengecil, karena intensitas gelombang yang ditangkap oleh rangkaian receiver sudah mengalami penyusutan. DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, K.F. dan Santosa Insap, P., 1996, Teknik Digital, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Malvino Albert P, dan Leach Donald P, 1994, Prinsip-prinsip dan Penerapan Digital, Erlangga, Jakarta. B-80

Thomas Sri Widodo, 2002, Elektronika Dasar, Salemba Teknika, Jakarta. Wasito S.,1994, Kumpulan Data Penting Komponen Elektronika, PT. Multimedia, Jakarta. Wasito S., 2001, Vademekum Elektronika Edisi Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Website : URL : http://motorola.com/sps.htm URL : http:/ www.caltron Indonesia.com.htm URL : http://www.omron.com/oei.htm URL : http://www.unair.ac.id.htm B-81