Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Puji S 1*), Satwiko S 2), Taufik 3) 1. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu beragamnya sumber energi

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB III PERANCANGAN ALAT

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

Generation Of Electricity

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

STUDI AWAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP DAYA KELUARAN TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL BERDIAMETER 1,6 METER SEBAGAI SUMBER PENYEDIA LISTRIK PADA PROYEK RUMAH DC DI FMIPA UNJ Puji S 1*), Satwiko S 2), Taufik 3) 1,2 Universitas Negeri Jakarta, Jalan Pemuda 10 Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia 13220 3 California Polytechnic State University, San Luis Obispo, California, USA 93407 * ) Email: harmasuharmanto@yahoo.com Sidopekso61@yahoo.com.au Abstrak Dengan bantuan turbin angin, energi angin dikonversikan menjadi energi listrik. Pada umumnya turbin angin menggunakan 3 sudu, merupakan salah satu sumber penyedia arus listrik. Pengaruh jumlah sudu terhadap daya keluaran yang dihasilkan oleh turbin angin tipe horizontal berdiameter 1,6 meter pada proyek rumah DC. Perbandingan nilai efisiensi energi listrik yang dihasilkan dari dua turbin angin identik dengan variasi jumlah sudu yang berbeda. Kata Kunci: Turbin angin, Rumah DC, Efisiensi Abstract With wind turbines, wind energy can be converted into electrical energy. In general, wind turbines typically use 3 blades, wind turbine is one source of electricity providers. Influence the number of blades on the output power generated by wind turbines of type horizontal diameter of 1.6 meters in DC home projects. Comparison of the energy efficiency of electricity generated from two identical wind turbine blade with a number of different variations. Keywords: Wind turbines, DC house, Efficiency 1. Pendahuluan Indonesia, sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya meliputi lautan sehingga memiliki garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin (bayu). Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat diperbarui (renewable energy) dan dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanik atau energi listrik melalui Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). Pemanfaatan angin menjadi sumber energi telah dilakukan sejak abad ke-17 oleh para petani di beberapa negara Eropa seperti Belanda, Denmark dan negara-negara Eropa lainnya untuk memenuhi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi dan irigasi, kemudian istilah pemanfaatan ini dikenal dengan windmill. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan paling berkembang sekarang. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association) sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts (GW), mampu menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika Serikat, Spanyol dan China merupakan negara-negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin baik secara teknologi maupun ilmu pengetahuan. Saat ini pemanfaatan akan potensi energi angin tersebut belum optimal. Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, Indonesia hanya baru memiliki total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt (kw). Di seluruh Indonesia, baru terdapat lima unit kincir angin pembangkit listrik berkapasitas masing-masing 80 kilowatt yang sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Merujuk pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 MegaWatt (MW) pada tahun 2025. Turbin angin ini dapat ditingkatkan efisiensinya untuk mendapat daya keluaran yang maksimal. Salah satunya mungkin dengan pengunaan sudu berjumlah banyak. Sudu yang dipakai adalah tiga sudu dan empat sudu. Tulisan ini bertujuan sebagai kajian awal mengenai cara meningkatkan efisensi turbin angin melalui variasi jumlah sudunya dan penggunaan turbin angin 89

sebagai sumber penyedia listrik pada rumah DC. Kemudian tentunya pengukuran dilakukan pada turbin angin identik. kinetik angin berdasarkan fungsi dari kecepatan angin. 2. Energi kinetik angin sebagai fungsi dari kecepatan angin Atmosfer yang menyelimuti bumi mengandung berbagai macam molekul gas yang tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan atmosfer yang paling rendah adalah troposfer yang sangat tipis dibandingkan dengan diameter bumi. Bumi memiliki diameter 12.000 km sedangkan troposfer memiliki tebal sekitar 11 km. Semua peristiwa cuaca terjadi pada lapisan troposfer, termasuk angin. Energi angin adalah energi yang terkandung dalam massa udara yang bergerak. Energi angin berasal dari energi matahari, pemanasan bumi oleh sinar matahari menghasilkan angin. Hampir semua energi terbarukan (kecuali energi pasang surut dan panas bumi) bahkan energi fosil berasal dari energi matahari. Matahari meradiasikan 1,74 x 10 17 Joule energi ke permukaan bumi pada setiap detiknya. Sekitar 1% hingga 2% dari energi yang datang dari matahari diubah menjadi bentuk energi angin. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat gerakannya. Energi kinetik = Kerja (W) = ½. m. (v) 2 (1) Dimana: m = massa yang bergerak v = kecepatan benda yang bergerak Angin yang menggerakkan sudu merupakan udara yang bergerak dan mempunyai massa, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut : m = berat jenis (ρ) x volume (Luas area x distance) = ρ x A x d = (kg/m 3 ).(m 2 ).(m) = kg (2) Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin angin dapat dihitung berdasarkan persamaan (1) berikut : Gambar 1. Intensitas Energi Angin 3. Hubungan daya (power) dengan energi listrik yang dihasilkan Energi adalah ukuran kesanggupan benda melakukan usaha. Force (F) = massa (m) x percepatan (a) (4) (Pounds, Newtons) Energi = kerja (W) = gaya (F) x jarak (d) (5) Daya adalah usaha yang dilakukan per satuan waktu. Power = P = W / time (t) (6) (kilowatts, Watts, Horsepower) Power = Torque (Q) x Rotational Speed (Ω) (7) 4. Potensi energi angin di Indonesia Berikut ini adalah peta potensi energi angin di Indonesia yang dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia. Perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah dan sekitarnya menyatakan semakin besarnya kecepatan angin. (3) dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P ; Watt) bergantung terhadap faktor-faktor seperti aliran massa angin (m ; kg/s), kecepatan angin (v ; m/s), densitas udara (ρ ; kg/m 3 ), luas permukaan area efektif turbin (A ; m 3 ). Di akhir persamaan, secara jelas dapat disimpulkan bahwa energi angin akan meningkat 8 kali lipat apabila kecepatan angin meningkat 2 kali lipatnya, atau dengan kata lain apabila kecepatan angin yang masuk ke dalam daerah efektif turbin memiliki perbedaan sebesar 10% maka energi kinetik angin akan meningkat sebesar 30%. Gambar 1 merupakan kurva intensitas energi Gambar 2. Peta persebaran kecepatan angin di Indonesia 90

Sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki potensi kecepatan angin yang cukup rendah yaitu antara 1,3 m/s 2,7 m/s. Pulau Jawa dan Sulawesi memiliki potensi kecepatan angin antara 2,7 m/s 5 m/s. Sebagian besar wilayah Maluku dan Nusa Tenggara memiliki potensi kecepatan angin 4,5 m/s -5,5 m/s. 5. Sistem pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB) Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi dua, yaitu kincir angin yang berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal. Gambar 3 menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan bentuknya. Sedangkan gambar 4 menunjunkan karakteristik setiap kincir angin sebagai fungsi dari kemampuannya untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi putar turbin untuk setiap kondisi kecepatan angin. Dari gambar 4 dapat disimpulkan bahwa kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi turbin angin kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas. Gambar 3. Jenis-jenis kincir angin Gambar 4. Karakteristik kincir angin Gambar 5. Turbin angin tipe horizontal secara umum Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Berikut adalah komponen-komponen turbin angin tipe horizontal pada umumnya, yaitu: Gearbox Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60. Generator Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Rotor blade Rotor blade atau sudu adalah bagian rotor dari turbin angin. Rotor ini menerima energi kinetik dari angin dan dirubah ke dalam energi gerak putar. Tower Tower atau tiang penyangga adalah bagian struktur dari turbin angin horizontal yang memiliki fungsi sebagai struktur utama penopang dari 91

komponen sistem terangkai sudu, poros, dan generator. 6. Prinsip prinsip sudu Turbin angin menggunakan prinsip prinsip aerodinamika seperti halnya pesawat. Gbr 6.Penamaan bagian-bagian sudu Keterangan : α = sudut kontak = sudut antara garis tengah cord line dan arah dari angin, V R V R = kecepatan angin yang terdeteksi oleh sudu vektor jumlah dari V (aliran angin) dan Ω R (kecepatanujung ujung sudu). 7. Rumah DC (DC House) Rumah DC secara garis besar adalah suatu sistem pengaliran listrik ke rumah-rumah atau dalam suatu rumah menggunakan metode DC (direct current). Atau listrik dalam suatu rumah memakai daya dari DC. Listrik bisa dibangkitkan dari banyak sumber dan disimpan, misal dalam sebuah baterai, untuk selanjutnya dipakai untuk mengoperasikan peralatan elektronik. Dengan demikian, kebutuhan listrik tidak lagi tergantung pada sistem transmisi jarak jauh dari sumber yang dibangkitkan pembangkit raksasa. Selama ini, pengaliran listrik dilakukan dengan AC (alternating current) untuk mengalirkan listrik tegangan tinggi dari PLTA, PLTU, atau pembangkit sejenis. Namun, ketika listrik hendak masuk ke peralatan elektronik, AC diubah menjadi DC oleh adaptor. Konversi ini tidak efisien sehingga banyak energi terbuang. Menurut riset, sekitar 1 triliun Kwh terbuang akibat inefisiensi itu. Dengan rumah DC (DC house), konversi AC ke DC tidak diperlukan karena listrik dari DC House bisa langsung digunakan. Dengan demikian, DC House menawarkan efisiensi dalam pengaliran listrik. Dengan DC House, efisiensi pengaliran listrik bisa ditingkatkan hingga sebesar 5-10 persen. Satu keuntungan utama DC House lain adalah fleksibilitas. Dalam rancangan dasarnya, DC House didesain mampu menerima listrik dari sumber apapun, seperti angin, air, surya bahkan orang yang mengayuh sepeda. Jadi, suatu daerah bisa memanfaatkan potensi sumber listrik yang paling melimpah.turbin angin merupakan salah satu sumber penyedia energi listrik pada DC house. DC house kesempatan untuk berpartisipasi untuk kepentingan kemanusiaan, terutama pemenuhan listrik di wilayah pedalaman. DC House bisa menjadi solusi bagi 1,6 miliar penduduk di pedalaman yang masih hidup tanpa listrik. 8. Alat dan bahan Alat-alat pada penelitian ini terdiri dari : a. Turbin angin tipe horizontal tiga sudu b. Turbin angin tipe horizontal empat sudu c. Kabel penghubung 20 meter d. Seperangkat komputer e. Control unit f. Mikrokontroler g. Anemometer h. Multimeter i. Rangkaian pembagi tegangan j. Sensor arus 9. Desain alat penelitian Pada penelitian ini digunakan turbin angin tipe horizontal tiga sudu, dimana setiap sudu berukuran delapan puluh sentimeter (80 cm), turbin angin diletakan pada sebuah pipa berukuran tiga meter diatas atap gedung FMIPA UNJ. Rangkaian pengukuran arus dan tegangan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 7. Desain rancangan alat pengukur turbin angin 10. Prosedur penelitian a. Mendirikan tower turbin angin, setelah sebelumnya merangkai turbin angin sesuai susunannya. b. Membuat rangkaian pengukuran seperti gambar 7. Mengukur tegangan dan arus keluaran turbin angin dengan menggunakan multimeter untuk mengukur arus dan tegangannya, dan mengukur kecepatan angin dengan anemometer. c. Mengukur tegangan, arus, daya keluaran dari masing masing turbin angin identik berbeda sudu, dan kecepatan angin. d. Membuat grafik hubungan antara daya keluaran pada turbin angin 3 sudu dan 4 sudu. V 92

e. Melakukan pengolahan data, menganalisa dan membahas penelitian, serta mengambil kesimpulan. 11. Pembahasan Penggunaan turbin angin sebagai salah satu cara utama untuk dapat mengonversi energi angin menjadi energi mekanik kemudian menjadi energi listrik. Berdasarkan sumber referensi yang ada bahwa layaknya seperti mesin pada umumnya, setiap turbin angin memiliki nilai efisiensi yang berbedabeda dan hal ini ditentukan oleh bentuk sudu, sudut sudu, bentuk ekor, material bahan pembuat turbin angin, bentuk puli, dan jumlah sudu. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh jumlah sudu terhadap daya keluaran pada turbin angin tipe horizontal berdiameter 1,6 meter. Variasi jumlah sudu yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga sudu dan empat sudu, kemudian tentunya digunakan dua turbin angin identik bersistem 24 Volt dan berkapasitas 300 watt. Yang nantinya akan dicari perbandingan nilai efisiensi turbin angin yang berbentuk data daya keluaran dari masing-masing turbin angin tiga sudu dan empat sudu, kemudian dari data daya keluaran tersebut akan didapat nilai energi yang dihasilkan tiap-tiap turbin angin tiga sudu dan empat sudu dengan menggunakan hubungan rumus seperti yang telah dipaparkan di atas. Bersumber dari data energi yang dihasilkan oleh turbin angin 3 sudu dan 4 sudu maka dapat dianalisis turbin angin manakah yang memiliki nilai penghasil energi yang terbesar dalam rentang waktu pengukuran yang sama. Dari analisis tersebut maka didapat perbandingan nilai efisiensi dari kedua turbin angin tersebut. Besarnya nilai energi yang dihasilkan berbanding lurus dengan nilai efisiensi dari sebuah turbin angin. Turbin angin ini merupakan salah satu sumber penyedia energi listrik pada rumah DC (DC House). Turbin angin ini akan menghasilkan arus DC bersama sumber penyedia listrik lainnya seperti panel surya, mikro hidro, dan sumber lainnya, kemudian bisa langsung disambungkan pada penyimpan energi listrik (baterai) dan jika baterai sudah terisi penuh maka lisrik akan langsung masuk pada alat-alat elektronik. 12. Hal yang sudah dilakukan Hal yang sudah dilakukan adalah membuat modifikasi variasi untuk jumlah sudu 4, beserta puli sudu, dan kemudian mempersiapkan segala kebutuhan teknis instalasi alat beserta kajian pustaka. Gambar 8. alat-alat yang sudah jadi. 93

arus searah. Melalui penelitian ini akan didapatkan data empiris apakah jumlah sudu berpengaruh pada nilai efisiensi dari suatu turbin angin identik. Gambar 8. Alat-alat yang telah siap digunakan 13. Hal yang akan dilakukan Hal yang akan dilakukan selanjutnya adalah instalasi desain alat penelitian, kemudian instalasi 2 turbin angin identik tersebut pada 2 lokasi yang berdekatan dan tinggi yang sama agar mendapat angin yang sama pada saat yang sama. Namun harus diatur agar tidak sampai saling merusak diantara keduanya. Setelah itu mulai dilakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian yang telah dipaparkan di atas. 14. Rangkuman Melalui turbin angin, energi angin dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi energi mekanik kemudian menjadi energi listrik. Pengembangan energi angin sebagai sumber energi listrik di Indonesia merupakan salah satu hal yang tepat menginggat Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia berarti memiliki potensi energi angin yang cukup baik. Turbin angin dapat ditingkatkan efisiensinya dalam menghasilkan energi listrik. Pada tulisan ini dibahas mengenai studi awal pengaruh jumlah sudu terhadap daya keluaran dari dua turbin angin identik namun diberi variasi sudu yang berbeda dikeduanya. Kemudian mencari perbandingan nilai efisiensi yang didapat dari nilai daya keluaran turbin yang telah diolah menjadi nilai energi yang dihasilkan oleh masingmasing turbin. Turbin angin merupakan salah satu sumber penyedia energi listrik pada rumah DC yaitu rumah dengan menggunakan sistem listrik Ucapan Terima Kasih Kepada seluruh jajaran Laboratorium Energi Baru Terbarukan Departemen Fisika Universitas Negeri Jakarta. Daftar Acuan [1]. Nanda Andika, Markus.2008.Kincir Angin Sumbu Horisontal Bersudu Banyak. Skripsi, Program Studi Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma. [2]. Resmi, Citra, dkk. 2010. Studi Eksperimental Sistem Pembangkit Listrik Pada Vertical Axis Wind Turbine Skala Kecil. Teknik Fisika-FTI-ITS : Surabaya. [3]. Fatmawati, Iis.2012.Studi Karakteristik Turbin Angin Tipe Horizontal Tiga Sudu Berdiameter 1,6 Meter di FMIPA UNJ. Skripsi, Program Studi Fisika, Universitas Negeri Jakarta. [4]. Arismunandar, W. Penggerak Mula Turbin. Bandung: ITB PRESS [5]. Andriyanto, Adi.2008.Perancangan dan Pembuatan Turbin Angin Sumbu Horizontal Tiga Sudu Berdiameter 3,5 Meter. Skripsi, Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung. [6]. Burton, Tony, dkk. 2001. Wind Energy Handbook. Chichester : John Wiley & Sons. [7]. Hau, Erich.2005.Wind Turbines Fundamentals, Technologies, Application, Economics, 2nd Edition, Horst von Renouard, Springer, Germany. [8]. J.F.Manwell, J.G.Mc Gowan, 2002. Wind Energy Explained, Theory, Design and Aplication, A.L. Rogers, Jhon Wiley and Sons, Ltd. [9]. MS, Soeripno, Malik Ibrochim. Analisa Potensi Energi Angin dan Estimasi Output Turbin Angin di Lebak Banten. Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.7 No.1 Juni 2009. 51:59. [10]. Mukund R. Patel, Phd. 1999. Wind and Solar Power Systems P.E. U.S Merchant Marine Academy Kings Point, New York, CRC Press. 94