PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA TULISAN BRAILLE DENGAN TEKNIK DUA TANGAN BAGI TUNANETRA KELAS V SLB NEGERI 2 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PREVIEW, READ, REVIEW (P2R) SISWA KELAS IV SD KARTIKA 1-10 PADANG

Pezi Awram

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA DI KELAS V SDN O7 IKUR KOTO KECAMATAN KOTO TANGAH

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

ABSTRAK. Kata kunci: membaca cepat, media audio visual

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA

KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN BRAILLE MELALUI SISTEM MANGOLD PADA SISWA TUNANETRA

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

Abstract. Pendahuluan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS IV MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD KARTIKA I-11 PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

Joyful Learning Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Kata Kunci : Pembelajaran Kontrkstual berbantuan media poster, karangan dekripsi, Penelitian tindakan kelas.

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIFMELALUI STRATEGI DRTA DI KELAS IV SDN 05 KOTO PULAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN DENGAN METODE SQ3R

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

PENGGUNAAN MEDIA BLOCK CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati, S.

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS 1V SDN 21 PURUS KECAMATAN PADANG BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM POKOK BAHASAN PARTIKEL MATERI MELALUI MEDIA POWERPOINT

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017

Keyword : activity, result of learning, activity reading directed ( DRA)

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

TAUFIQ ALMINDATIFA NIM

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI 033 KAMPAR TIMUR

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Zaenab SMK Negeri 1 Pallangga Gowa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Key words: STAD, learning outcomes

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Transkripsi:

PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA TULISAN BRAILLE DENGAN TEKNIK DUA TANGAN BAGI TUNANETRA KELAS V SLB NEGERI 2 PADANG Jumaidi, Atmazaki, Harris Effendi Thahar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang jumaidimedi@yahoo.co.id Abstract: This research is a classroom action research the purpose of increase the effective speed of reading braille for blind students a basic class V SLB Negeri 2 Padang by two hands technique. These research held in six times meeting by reseach design: 1) planning, 2) action, 3) observation, and 4) reflection. Research subjects are all three blind students in class V SLB Negeri 2 Padang. The research result is marked by the improvement of student effective speed reading. Thereby, the two hands technique should be applied in learning process of blind students in SLB Negeri 2 Padang. Kata Kunci: Kecepatan Efektif Membaca, Tulisan Braille, Teknik Dua Tangan,Tunanetra Lebih lanjut menurut Soedarso PENDAHULUAN (2004: 4) mengemukakan bahwa Keterampilan membaca dan Membaca adalah aktivitas yang menulis bagi tunanetra menjadi kompleks dengan mengerahkan perhatian khusus di sekolah, karena sejumlah besar tindakan yang terpisahpisah. keterampilan tersebut membutuhkan Ketika membaca harus teknik-teknik khusus yang berbeda menggunakan pengertian dan dengan teknik-teknik membaca dan menulis yang digunakan oleh anakanak lain pada umumnya. Teknik khayalan, mengamati, dan mengingatingat. Seseorang tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa khusus tersebut adalah teknik menggunakan pikiran. Pemahaman membaca dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan yaitu dengan cara menyentuhkan telapak ujungujung jari pada titik-titik timbul pada dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu. kertas yang disebut huruf braille. Proses membaca bersifat Membaca merupakan proses kompleks dan rumit karena melibatkan pemerolehan pesan yang disampaikan sejumlah aktivitas, baik yang meliputi oleh seorang penulis melalui kegiatan mental maupun fisik. tulisannya. Dalam memperoleh pesanpesan Menurut Burns, Roe dan Ross (1996: tersebut seorang pembaca harus 8) berpendapat bahwa Membaca memulai kegiatan menginteprestasikan melibatkan sembilan aspek yaitu; tanda-tanda atau simbol serta grafis aspek sensori, persepsi, urutan, yang ada, Tarigan (1983: 2). pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi,

afektif, dan konstruktif. Urutan aspek-aspek itu tidak selalu persis sama dan tidak pula selalu dilaksanakan dengan cara yang sama oleh pembaca yang berbeda, tetapi interaksi antara kesembilan aspek secara harmonik akan menghasilkan hasil membaca yang baik yakni komunikasi yang baik antara penulis dan pembaca. Kecepatan membaca seseorang dapat dilatih dengan teknik-teknik tertentu, secara umum teknik membaca cepat yaitu teknik scimming dan scanning. Membaca dengan teknik scimming ialah membuka halaman demi halaman pada buku yang dibaca. Cara membukanya dilakukan dengan cepat untuk memeroleh beberapa informasi yang diperlukan. Dengan demikian orang yang membaca dengan scimming berarti tidak melihat kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau bahkan paragraf demi paragraf. Ketika menemukan kata, kalimat atau paragraf yang penting, pembaca akan cenderung membaca dengan kecepatan normal atau dengan teliti (Nurhadi, 2005:115). Menurut pendapat Tampubolon (1990: 746) bahwa Berkaitan dengan kecepatan efektif membaca (KEM) seseorang harus menggabungkan dua aspek yaitu hasil kecepatan membaca dan hasil pemahaman isi bacaan. Lebih lanjut pengukuran kecepatan efektif membaca dilakukan dengan cara-ara sebagai berikut: 1.Mengukur kecepatan membaca (KM) dengan cara menghitung jumlah kata yang terbaca tiap menit. Prosesnya yaitu: Jumlah kata yang dibaca KM = Jumlah waktu detik (menit) 2. Pemahaman isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung persentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan tes pemahaman bacaan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor jawaban yang benar PI = x 100 % Skor jawaban ideal 3. Untuk mengukur KEM kedua aspek tersebut di atas digabungkan. Prosesnya sebagai berikut: KEM = KB JB X10 X 0 SM JI Kpm Ket: KEM= Kecepatan Efektif Membaca KM = Kemampuan Membaca KB = Jumlah kata yang dibaca SM =Jumlah waktu yang digunakan PI = Pemahaman isi bacaan JB = Skor jawaban yang benar JI = Skor jawaban ideal Kpm= Kata Permenit Kecepatan efektif membaca seseorang berbeda-beda tergantung dari tingkat pendidikan dan jabatan yang disandang. Walaupun demikian, ada formula yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui KEM yang harus dimiliki seseorang. Standar Kecepatan Efektif Membaca menurut Tarigan (1985: 29) dalam Ngadu (2012: 54) sebagai berikut: Tabel: Standarisasi KEM Menurut Jenjang Pendidikan 61

No Jenjang Pendidikan Kecepatan Membaca 1. SD 200 kpm 2. SMP 250 kpm 3. SMA 325 kpm 4. Mahasiswa / pascasarjana 400 kpm 5. Orang dewasa 200 kpm Selanjutnya KEM untuk SD kelas 1 sampai 6 sebagai berikut: Tabel: KEM Menurut Tingkatan Kelas Kelas I II III IV V VI Kecepatan Membaca 60 80 kata per menit 90 110 kata per menit 120 140 kata per menit 150 160 kata per menit 170 180 kata per menit 190 200 kata per menit Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunanetra pada umumnya hasil membacanya lambat, untuk tingkat terampil rata-rata hasil kecepatan membacanya antara 90 115 kpm (Ngadu, 2012: 55) Membaca tulisan braille tidak sekedar menggesek atau meraba, melainkan diperlukan suatu teknik untuk menggali huruf-huruf dimaksud, misalnya teknik membaca tulisan braille dengan dua tangan. Membaca dengan teknik dua tangan merupakan pengembangan dari teknik membaca yang dilakukan oleh tunanetra pada umumnya. Adapun langkah-langkah teknik membaca dua tangan antara lain: 1. Meletakkan kedua telapak jari tangan pada kertas sesuai dengan posisi yang benar. 2. Menyentuhkan ketiga telapak jari (telunjuk, tengah, manis) kanan dan kiri ke titik-titik braille dengan tepat pada baris. 3. Kedua tangan memulai dari awal, sampai di tengah tangan kiri kembali ke awal baris melalui titik-titik braille yang dibaca dan tangan kanan melanjutkan sampai akhir baris. 4. Kedua tangan memulai dari awal, sampai di tengah tangan kiri kembali ke awal baris dan mencari baris baru ke bawah. Tangan kanan melanjutkan sampai akhir baris kemudian kembali lagi ke tengah baris dan turun ke baris baru di bawahnya melanjutkan dari tangan kiri. 5. Tangan kiri memulai dari awal sampai di tengah baris dilanjutkan oleh tangan kanan. Setelah sampai pada akhir baris, tangan kiri kembali ke awal lagi mencari baris baru. Berdasarkan tes awal kecepatan efektif membaca teks braille menunjukkan bahwa dari materi tes dengan jumlah 325 kata diperoleh data sebagai berikut: (1) Arif Firman mampu menggunakan waktu 199 detik. Kecepatan membacanya 163,32. Persentase jawaban 60%. Dan kecepatan efektif membacanya 98 kpm. (2) Ibnu Rafi i mampu menggunakan waktu 205 detik. Kecepatan membacanya 158,54. Persentase jawaban 60%. Dan kecepatan efektif membacanya 95 kpm. (3) Desri Yune mampu 62

menggunakan waktu 227 detik. Kecepatan membacanya 143,17. Persentase jawaban 60%. Dan kecepatan efektif membacanya 86 kpm. Dari paparan hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan efektif membaca bagi tunanetra masih dibawa KKM yang ditentukan yaitu 100 kpm. Hal ini berarti kemampuan siswa dalam membaca masih lambat karena siswa menggunakan satu tangan ketika membaca. Berdasarkan permasalahan membaca bagi tunanetra perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas degan judul Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca Tulisan Braille dengan Teknik Dua Tangan bagi Tunanetra Kelas V di SLB Negeri 2 Padang. METODE Penelitian peningkatan kecepatan efektif membaca tulisan braille dengan teknik dua tangan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan langsung oleh guru yang bisa bertindak sebagai peneliti internal atau kolaborasi dengan peneliti. Ebbut dalam Kasbollah (1999: 13) menuliskan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Langkah awal adalah melakukan tes awal dan setelah diketahui kondisi awal dari pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah merancang dan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Di dalam perencanaan tindakan peningkatan kecepatan efektif membaca tulisan braille dengan menggunakan teknik dua tangan adalah sebagai berikut: 1. siswa meletakkan kedua telapak jari tangan pada kertas sesuai dengan posisi yang benar. 2. siswa menunggu instruksi dari guru untuk memulai membaca setelah guru menentukan detik awal mulai membaca. 3. siswa memulai meraba titik-titik braille dengan menyentuhkan ketiga telapak jari utama kanan dan kiri. 4. kedua tangan memulai dari awal sampai akhir baris dan kembali ke awal baris. 5. kedua tangan memulai dari awal, sampai di tengah tangan kiri kembali ke awal dan tangan kanan melanjutkan sampai baris akhir. 6. kedua tangan memulai dari awal, sampai di tengah tangan kiri kembali ke awal dan mencari baris baru ke bawah, tangan kanan melanjutkan sampai akhir baris. 7. tangan kiri memulai dari awal kemudian dilanjutkan oleh tangan kanan setelah sampai pada akhir baris, kemudian tangan kiri kembali ke awal lagi mencari baris baru. 8. siswa mengakhiri membaca setelah seluruh teks bacaan selesai dibaca, guru juga menentukan detik atau menit akhir dari siswa membaca. 63

9. setelah siswa membaca dari keseluruhan teks selanjutnya diajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan isi teks untuk dijawab. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian kecepatan efektif membaca diambil dari aspek jumlah kata, waktu per menit, kecepatan membaca, dan persentase jawaban benar. Berdasarkan penelitian siklus pertama hasilnya sebagai berikut: Arif Firman pada pertemuan pertama membaca sebanyak 346 kata dalam waktu 204 detik dengan kecepatan membacanya 169,61. Persentase jawaban benar 60 % dan kecepatan efektif membacanya 102 kpm. Pertemuan kedua sebanyak 241 kata dalam waktu 155 detik dengan kecepatan membacanya 155,48. kecepatan efektif membacanya 109 kpm. Dan pertemuan ketiga sebanyak 241 kata dalam waktu 150 detik dengan kecepatan membacanya 160,67. kecepatan efektif membacanya 112 kpm. Ibnu Rafi i pada pertemuan pertama membaca sebanyak 346 kata dalam waktu 210 detik dengan kecepatan membacanya 164,76. Persentase jawaban 60 % dan kecepatan efektif membacanya 99 kpm. Pertemuan kedua sebanyak 241 kata dalam waktu 150 detik dengan kecepatan membacanya 160,67. kecepatan efektif membacanya 112 kpm. Dan pertemuan ketiga sebanyak 241 kata dalam waktu 155 detik dengan kecepatan membacanya 155,48. kecepatan efektif membacanya 109 kpm. Desri Yune pada pertemuan pertama membaca sebanyak 346 kata dalam waktu 246 detik dengan kecepatan membacanya 140,65. Persentase jawaban 65 % dan kecepatan efektif membacanya 91 kpm. Pertemuan kedua sebanyak 241 kata dalam waktu 185 detik dengan kecepatan membacanya 130,27. kecepatan efektif membacanya 91 kpm. Dan pertemuan ketiga sebanyak 241 kata dalam waktu 165 detik dengan kecepatan membacanya 146,06, persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif membacanya 102 kpm. Berdasarkan data di atas bahwa antara empat aspek yaitu jumlah kata, jumlah waktu, kecepatan membaca dan persentase jawaban saling mempengaruhi untuk menentukan KEM. Dari jumlah kata yang dibaca, apabila semakin cepat waktu yang digunakan untuk membaca maka kecepatan membacanya semakin baik artinya waktu yang digunakan dapat membaca kata lebih banyak. Dan semakin tinggi hasil persentase jawaban benar maka KEM siswa semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian siklus kedua diperoleh data bahwa Arif Firman pada pertemuan keempat membaca sebanyak 222 kata dalam waktu 146 detik dengan kecepatan membacanya 152,05. Persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif membacanya 106 kpm. Pertemuan kelima sebanyak 255 kata dalam waktu 157 detik dengan kecepatan membacanya 162,42. Persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif 64

membacanya 114 kpm. Dan pertemuan keenam sebanyak 185 kata dalam waktu 112 detik dengan kecepatan membacanya 165,18. Persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif membacanya 116 kpm. Ibnu Rafi i pada pertemuan keempat membaca sebanyak 222 kata dalam waktu 140 detik dengan kecepatan membacanya 158,57, persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif membacanya 111 kpm. Pertemuan kelima sebanyak 255 kata dalam waktu 160 detik dengan kecepatan membacanya 159,38. kecepatan efektif membacanya 112 kpm. Dan pertemuan keenam sebanyak 185 kata dalam waktu 115 detik dengan kecepatan membacanya 160,87. kecepatan efektif membacanya 113 kpm. Desri Yune pada pertemuan keempat membaca sebanyak 222 kata dalam waktu 155 detik dengan kecepatan membacanya 143,23. kecepatan efektif membacanya 100 kpm. Pertemuan kelima sebanyak 255 kata dalam waktu 173 detik dengan kecepatan membacanya 147,40. kecepatan efektif membacanya 103 kpm. Dan pertemuan keenam sebanyak 185 kata dalam waktu 130 detik dengan kecepatan membacanya 142,31, persentase jawaban 70 % dan kecepatan efektif membacanya 100 kpm. Berdasarkan paparan data hasil kecepatan efektif membaca yang dicapai siswa menunjukkan bahwa ada peningkatan dari hasil awal yang diperoleh. Misalnya; Arif Firman pada tes awal KEM yang dicapai 98 kpm meningkat pada siklus pertama dengan hasil tertinggi 112 kpm dan pada siklus kedua hasil tertinggi 116 kpm. Ibnu Rafi i pada tes awal KEM yang dicapai 95 kpm meningkat pada siklus pertama dengan hasil tertinggi 112 kpm dan pada siklus kedua hasil tertinggi 113 kpm. Desri Yune pada tes awal KEM yang dicapai 86 kpm meningkat pada siklus pertama dengan hasil tertinggi 91 kpm dan pada siklus kedua hasil tertinggi 103 kpm. Perkembangan hasil kecepatan efektif membaca siswa tunanetra kelas V di SLB negeri 2 Padang dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini: Tabel : Hasil Kecepatan Efektif Membaca Tulisan Braille Dengan Menggunakan Teknik Dua Tangan Bagi Siswa Tunanetra Kelas V di SLBN 2 Padang Nama Siswa Awal Hasil Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Siklus I Siklus II Pertemuan Pertemuan 1 2 3 4 5 6 Arif Firman 98 102 109 112 106 114 116 Ibnu Rafi'i 95 99 112 109 111 112 113 Desri Yune 86 91 91 102 100 103 100 65

Berdasarkan tabel di atas dan merujuk pada standar normal menurut Tarigan (1985; 29) KEM yang dicapai ketiga siswa tunanetra kelas V SLBN 2 Padang di bawah dari kelas III SD yaitu 120-140 kpm atau setara dengan kelas II SD yaitu 100-110 kpm. Akan tetapi, kalau merujuk pada hasil rata-rata yang dicapai tunanetra terampil seperti yang ditulis oleh Ngadu (2012; 55) yaitu antara 90-110 kpm dan KKM 100 kpm yang ditentukan maka kecepatan efektif membaca dari ketiga siswa tunanetra kelas V SLBN 2 Padang tersebut termasuk kategori tercapai. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Simpulan Kecepatan efektif membaca tulisan braille dengan menggunakan teknik dua tangan dalam penelitian ini dimulai dengan penyusunan dan pelaksanaan rencana pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik. Membangkitkan motivasi dan skemata siswa dilakukan dengan kegiatan prabaca yaitu membaca tulisan braille dan penjelasan mengenai manfaat membaca cepat dengan menggunakan teknik dua tangan. Pada tahap prabaca, kecepatan efektif membaca cepat tulisan braille bagi siswa tunanetra diawali dengan tanya jawab antara guru dan siswa untuk menambah pemahaman bagaimana penerapan langkah-langkah membaca cepat dan efektif serta manfaatnya bagi siswa tunanetra. Pada saatbaca, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca adalah menerapkan langkah-langkah membaca dengan teknik dua tangan. Kegiatan tersebut dimulai dan dihitung berdasarkan waktu. Pada saat membaca, siswa berupaya menggunakan kedua telapak jari-jari tangan secara teratur meraba tulisantulisan braille sehingga antara kedua tangan terjadi koordinasi yang baik. Pergantian tangan kiri dengan tangan kanan pada baris berikutnya diupayakan dengan cepat sehingga dihasilkan proses membaca dengan cepat tanpa mengesampingkan pemahaman isi bacaan. Pada tahap pascabaca kecepatan efektif membaca tulisan braille dengan mengunakan teknik dua tangan dilakukan dengan menjawab pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman isi bacaan yang telah dibaca. Karena dikatakan efektif apabila kecepatan membacanya disertai dengan upaya memahami isi bacaan. Setelah menjawab pertanyaan yang berdasarkan isi bacaan, maka siswa menilai sendiri berapa persen hasil jawabannya. Selanjutnya siswa bersama-sama guru menentukan hasil kecepatan efektif membacanya masing-masing. Implikasi Perencanaan yang harus dilakukan guru adalah perlunya melakukan identifikasi awal. Artinya, prestasi siswa perlu diketahui lebih awal sebelum rencana pembelajaran disusun. Hasil identifikasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan strategi yang akan dilakukan. Ketika 66

prestasi awal siswa telah diketahui, rancangan pembelajaran perlu segera disusun. Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran kecepatan efektif membaca tulisan braille dengan menggunakan teknik dua tangan secara umum tidak jauh berbeda dengan penyusunan rencana pembelajaran pada umumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan pedoman yang digunakan untuk kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Dalam RPP tercantum antara lain: Tujuan Pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditentukan. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Kemudian guru merancang kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan pembelajaran atau pada saatbaca, kegiatan difokuskan pada bagaimana siswa dapat menerapkan langkah-langkah membaca tulisan braille seara cepat dengan menggunakan teknik dua tangan. Pada kegiatan ini siswa secara cepat harus mampu mengintegrasikan kemampuan membacanya dari huruf, kata dan kalimat serta pemahaman dari kalimat yang dibaca. Kegiatan ini bertujuan agar siswa memiliki kebiasaan cara yang cepat untuk membaca dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan isi bacaan. Dengan demikian semakin cepat siswa membaca dan semakin baik hasil pemahaman yang dicapai maka semakin baik hasil kecepatan efektif membacanya. Pada tahap pascabaca, kegiatan difokuskan pada menyelesaikan atau menjawab soaloal yang berhubungan dengan isi bacaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa memahami isi bacaan dengan cara membaca lebih cepat. Kegiatan lain adalah menghitung atau menilai jawaban itu sendiri berapa persen hasil jawaban siswa pada setiap bacaan. Selanjutnya adalah menghitung berapa kecepatan efektif siswa dalam setiap bacaan tersebut setelah dimasukkan ke dalam rumus penghitungan kecepatan efektif membaca. Evaluasi dilakukan untuk memantau dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan kecepatan membaca efektif siswa dan memahami bacaan maupun dalam hal interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan teks bacaan. Kegiatan evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama berlangsungnya pembelajaran. 67

Pada tahap prabaca guru senantiasa mengamati aktifitas siswa dan kemampuan siswa. Guru berusaha untuk membangkitkan skemata siswa dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan terkait dengan cara membaca dengan cepat dan manfaat membaca dengan menggunakan dua tangan. Pada kegiatan ini guru menilai kecepatan membaca siswa sebelum siswa menggunakan teknik dua tangan. Kegiatan ini berguna untuk membandingkan hasil kecepatan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik dua tangan. Pada tahap saat baca, sebelum siswa memulai membaca maka guru senantiasa memberikan penjelasan kepada siswa tentang teknik membaca dengan menggunakan dua tangan yang tujuannya adalah untuk memotivasi siswa agar siswa semangat dan menggunakan teknik membaca tersebut dengan tepat. Pada kegiatan saatbaca siswa secara seksama dan harus konsentrasi terhadap teknik membaca dengan dua tangan disamping itu isi bacaan harus menjadi perhatian, karena berpengaruh juga terhadap kecepatan membaca itu sendiri. Kegiatan dimulai dengan aba-aba dengan hitungan waktu siswa mulai membaca dan pad saat akhir membaca waktu harus dicatat, artinya waktu memulai dicatat dan pada akhir membacapun harus dicatat. Sehingga dihasilkan rentangan waktu yang digunakan pada saat membaca. Pada pascabaca, guru dituntut untuk menilai sejauh mana siswa dapat menggunakan kecepatannya dlam membaca dan juga sejauh mana siswa memahami isi bacaan dengan cara memberikan umpan balik kepada siswa dalam bentuk pertanyaan. Dari kegiatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kertercapaian siswa sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan dalam program pembelajaran. Saran Pertama, untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat dengan teknik dua tangan, guru disarankan agar di dalam merancang pembelajaran mampu merumuskan antara tujuan, materi/memilih bahan, kegiatan, dan evaluasi disesuaikan dengan kemampuan siswa dan pengalaman siswa. Ketiga, pada tahap prabaca, disarankan agar kegiatan yang menekankan pada motivasi, konsep pemahaman dan ketrampilan siswa lebih dikembangkan melalui penjelasan, tanya jawab dan praktik langsung dengan pembimbingan. Karena dengan cara ini siswa akan lebih termotivasi untuk membaca lebih cepat. Keempat, Pada tahap saatbaca, agar guru lebih awal menyiapkan kondisi siwa selain peralatan seperti teks bacaan, alat pengukur waktu yang harus digunakan. Sehingga pada saatbaca siswa berada dalam kondisi yang siap untuk membaca. Usahakan situasi lingkungan sekitar dalam keadaan tenang dan tidak gaduh untuk menghindari pengaruh terhadap konsentrasi siswa saat membaca. Pada saat membaca dimulai guru diusahakan seksama melihat aktifitas siswa dan dengan tepat menggunakan waktu, hal ini 68

sangat berpengaruh terhadap hasil kecepatan efektif membacanya. Karena pada saatbaca ini anak tidak membaca dengan nyaring melainkan membaca tanpa bersuara, maka teks yang diberikan kepada setiap siswa harus sama judul dan isinya. Kelima, pada tahap pascabaca, disarankan agar kegiatan dilanjutkan dengan menjawab soalsoal yang berkaitan dengan isi bacaan, dan menghitung hasil persentase hasil jawaban. Selanjutnya guru bersama siswa menghitung hasil kecepatan efektif membaca siswa. Hal ini bertujuan untuk digunakan sebagai umpan balik dari pembelajaran itu sendiri dan untuk perbaikan pembelajaran berikutya. Catatan Akhir Artikel ini ditulis dari tesis penulis di program pascasarjana Universitas Negeri Padang. Tesis ini dibimbing oleh Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, M.Pd sebagai pembimbing II. Penulisan artikel ini dalam rangka penyelesaian studi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang setulusnya atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama penyelesaiaan tesis ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kasbollah. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. Mahsun. (2006). Metode penelitian bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ngadu. (2012). Pengaruh Teknik Mangold Terhadap Kecepatan Membaca Tulisan Braille Anak Tunanetra Kelas I Tingkat SDLB Di SLBN A Kota Bandung (penelitian). Bandung. UPI. Nurhadi. (2005). Membaca cepat dan efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rahim. (2006). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Soedarso. (2004). Speed Reading. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Syafi ie. (1993). Terampil berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. Tarigan. (1985). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. ----------.(1994). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. Teguh. (2010). Indera Peraba Orang Buta Sejak Lahir Ungguli Orang Normal (Artikel). 69

Tersedia: Go4HealthyLif.com,Jakarta. Widdjajantin, dkk. (1996). Ortopedagogik tunanetra I. Jakarta: Depdikbud. 70