BAB III PEMBANGUNAN PRE-DISASTER MAP BERBASIS WEB 3.1 Data Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari : No. Data Asal Data 1 Peta Batas Administrasi Propinsi Jawa BAPEDA Jawa Barat Barat skala 1:25.000 2 Peta Potensi Bencana Banjir Propinsi Jawa Barat skala 1:25000 BAPEDA Jawa Barat 3 Peta Potensi Bencana Gunungapi BAPEDA Jawa Barat Propinsi Jawa Barat skala 1:25000 4 Peta Potensi Bencana Erosi Propinsi BAPEDA Jawa Barat Jawa Barat skala 1:25000 5 Peta Kejadian Bencana Banjir Propinsi BAPEDA Jawa Barat Jawa Barat skala 1:25000 6 Peta Kejadian Bencana Gempa Propinsi Jawa Barat skala 1:25000 BAPEDA Jawa Barat 7 Peta Kejadian Bencana Longsor BAPEDA Jawa Barat Propinsi Jawa Barat skala 1:25000 Tabel 3.1 Data yang digunakan 3.2 Perangkat pembangun Perangkat lunak yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. ArcView GIS versi 3.3 b. Paket MapServer for Windows (MS4W) versi 2.2.7 yang terdiri dari : 1. Webserver Apache versi 2.2.8 2. PHP versi 5.2.5 3. MapServer 5.0.2 dan MapScript (Csharp, Java, PHP, Python) 4. Pmapper versi 3.2.0 15
Perangkat keras yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Processor : Intel R Celeron R 1.6 GHz b. Harddisk : 80 Gb c. Monitor : Acer 14,1 d. RAM : 512 Mb DDR2 e. VGA Card : 64 Mb 3.3 Batasan area studi Batasan area studi pada penelitian ini adalah cekungan Bandung yang meliputi Kotamadya Bandung, sebagian Kabupaten Bandung, sebagian Kabupaten Sumedang, dan sebagian Kabupaten Garut. Batas cekungan Bandung diperoleh berdasarkan peta Geologi Tata Lingkungan Cekungan Bandung. 3.4 Pemotongan shapefile Untuk memperoleh data sesuai batasan area studi maka dilakukan pemotongan terhadap seluruh shapefile yang digunakan dalam penelitian ini. Pemotongan shapefile dilakukan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS versi 3.3. Proses ini dilakukan dengan cara memotong seluruh shapefile dengan shapefile cekungan Bandung menggunakan operasi Clip One Theme Based on Another pada fitur GeoProcessing yang terdapat pada perangkat lunak ArcView GIS. Hasil pemotongan shapefile seperti ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 3.1 Wilayah cekungan Bandung 16
3.5 Konfigurasi perangkat lunak mapserver MapServer menggunakan beberapa file dengan beberapa ekstensi sebagai dasar dalam pembuatan tampilan web. File-file tersebut terdiri dari mapserv.ini dan mapfile.map. Mapserv merupakan sebuah file teks ASCII berekstensi *.ini yang berisi informasi mengenai lokasi file yang memuat template simbol, font, logfile, serta lokasi sementara gambar (image) yang dibuat oleh MapServer. Sedangkan mapfile merupakan suatu file teks ASCII yang berekstensi *.map yang mendeskripsikan apa dan dimana sumber data yang digunakan dan bagaimana data tersebut harus ditampilkan. Konfigurasi untuk file mapserv hanya diperlukan apabila sistem operasi yang digunakan berbasis linux dan variannya. Pada penelitian yang dilakukan sistem operasi yang digunakan berbasis windows sehingga pengaturan konfigurasi dilakukan langsung pada mapfile. Karakteristik dari mapfile adalah sebagai berikut : 1. Berisikan teks ASCII 2. Baris-baris teks atau angka yang berada di dalam file teks mapfile tidak mengenal perbedaan penulisan karakter menggunakan huruf kapital atau huruf kecil (tidak case sensitive). 3. Teks yang menunjukkan lokasi sebuah file dapat ditulis sebagai path absolut (misalnya : C:/ms4w/Apache/htdocs/bencana/data/kejadian_banjir.shp) atau ditulis sebagai path relatif (misalnya :../../data/kejadian_banjir.shp) 4. Penulisan nama atribut (field) diapit oleh tanda kurung siku ([]) dan bersifat case sensitive. 5. Teks yang diawali karakter # tidak dianggap sebagai perintah yang dijalankan. Karakter ini digunakan untuk menyisipkan baris komentar pada mapfile. 6. Setiap mapfile dapat digunakan untuk mendefinisikan maksimal 50 layer peta. Pada setiap mapfile terdapat beberapa definisi objek dengan Map yang bertindak sebagai root. Pendefinisian ini selalu diawali oleh keyword milik objek itu sendiri, diikuti oleh baris-baris detil definisi objek, dan diakhiri dengan keyword End. Pada pembuatan visualisasi pre-disaster map berbasis web ini, beberapa konfigurasi yang diperlukan pada mapfile ini adalah sebagai berikut : 1. Shapepath 17
Konfigurasi ini dilakukan apabila data yang akan ditampilkan oleh MapServer berupa shapefile. Konfigurasi ini dilakukan untuk menunjukkan lokasi folder tempat data disimpan pada komputer server. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data shapefile sehingga dilakukan konfigurasi sebagai berikut : SHAPEPATH "../../data" Konfigurasi diatas berarti bahwa MapServer akan mencari data shapefile yang terdapat pada folder /ms4w/apache/htdoc/bencana/data. 2. Symbolset Konfigurasi Symbolset dilakukan untuk menunjukkan lokasi file berisi simbol yang akan ditampilkan oleh mapserver. Pada pembuatan visualisasi pre-disaster map berbasis web konfigurasi symbolset adalah sebagai berikut : SYMBOLSET "../common/symbols/symbols-pmapper.sym" Konfigurasi diatas berarti bahwa MapServer akan mencari file simbol yang digunakan pada folder /ms4w/apache/htdocs/bencana/config/common/. Contoh isi file simbol yang digunakan adalah sebagai berikut : Symbol Name 'circle' Type ELLIPSE Filled TRUE Points 1 1 File symbols-pmapper.sym secara keseluruhan dapat dilihat pada halaman lampiran. 3. Fontset Konfigurasi fontset dilakukan untuk menunjukkan lokasi folder yang berisi filefile font (jenis huruf) yang akan ditampilkan oleh MapServer. Pada pembuatan visualisasi pre-disaster map berbasis web konfigurasi fontset yang dilakukan adalah sebagai berikut : 18
FONTSET "../common/fonts/msfontset.txt" Konfigurasi diatas berarti bahwa MapServer akan mencari file font yang akan digunakan pada folder /ms4w/apache/htdocs/bencana/config/common/fonts/. Contoh isi file simbol yang digunakan adalah sebagai berikut : FreeSans FreeSansBold FreeSansBoldOblique FreeSansOblique sfd/freesans.ttf sfd/freesansbold.ttf sfd/freesansboldoblique sfd/freesansoblique.ttf File msfontset.txt secara keseluruhan dapat dilihat pada halaman lampiran. 4. Imagepath Konfigurasi imagepath dilakukan untuk menunjukkan lokasi folder yang berisi file image sementara (temporary) yang akan ditampilkan pada halaman muka peta ketika MapServer diakses. Pada pembuatan visualisasi pre-disaster map berbasis web konfigurasi imagepath adalah sebagai berikut : IMAGEPATH "/ms4w/tmp/ms_tmp/" Konfigurasi diatas berarti bahwa MapServer akan menyimpan file image sementara yang terakses pada folder /ms4w/tmp/ms_tmp/. 3.5.1 Menampilkan halaman muka peta dan peta indeks Area studi cekungan Bandung mempunyai jangkauan batas-batas koordinat peta digital yaitu : Xmin : 746775 m Ymin : 9.20404e+006 m Xmax : 829961 m Ymax : 9.25815e+006 m Untuk dapat menampilkan muka peta pada browser internet maka dilakukan konfigurasi pada mapfile sebagai berikut : 19
EXTENT 746775 9.20404e+006 829961 9.25815e+006 UNITS meters SIZE 600 500 RESOLUTION 96 IMAGETYPE png INTERLACE OFF Konfigurasi diatas menunjukkan bahwa peta yang akan ditampilkan pada muka peta berada pada batas koordinat yang telah ditentukan, dengan unit meter dan ukuran muka peta pada layar monitor sebesar 600 x 500 piksel. Untuk dapat menampilkan peta indeks pada browser internet maka dilakukan konfigurasi pada mapfile sebagai berikut : REFERENCE EXTENT 746775 9.20404e+006 829961 9.25815e+006 IMAGE "../../images/ref_b.png" SIZE 228 149 COLOR -1-1 -1 OUTLINECOLOR 255 0 0 Konfigurasi diatas menunjukkan bahwa peta indeks yang akan ditampilkan pada muka peta mengikuti batas koordinat yang telah ditentukan, dengan menggunakan file image ref_b.png dan ukuran diagram lokasi pada layar monitor sebesar 228 x 149 piksel. 3.5.2 Mendefinisikan sistem referensi koordinat dan sistem proyeksi Data shapefile yang digunakan mempunyai sistem referensi koordinat World Geodetic System (WGS) 1984 dan menggunakan sistem proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM) bagian selatan zona 48. Untuk itu dilakukan pendefinisian Sistem Referensi Koordinat dan Sistem Proyeksi pada mapfile sebagai berikut : PROJECTION "proj=utm" "ellips=wgs84" 20
"datum=wgs84" "zone=48" "unit=m" "south" 3.5.3 Menampilkan layer dan kelasnya Untuk menampilkan layer pada browser internet maka diperlukan pendefinisian objek layer. Pendefinisian ini diawali dengan keyword LAYER dan diakhiri dengan keyword. Layer-layer ditampilkan sesuai dengan urutan penulisannya di dalam mapfile. Layer yang ditulis paling akhir akan muncul paling atas dan menutupi layer-layer sebelumnya. Struktur penulisan pada mapfile untuk menampilkan layer adalah sebagai berikut : # # # BARIS KOMENTAR UNTUK LAYER YBS MAP LAYER # AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER # AKHIR DEFINISI OBJEK MAP Class digunakan untuk mendefinisikan kelas-kelas tematik untuk suatu layer yang ditentukan. Untuk mendefinisikan kelas-kelas tematik dari suatu layer maka perlu dilakukan pendefinisian objek kelas. Pendefinisian ini diawali dengan keyword CLASS dan diakhiri dengan keyword. Setiap layer memiliki minimal satu kelas. Apabila suatu layer memiliki lebih dari satu kelas maka digunakan pendefinisian untuk memisahkan kelas-kelas tersebut dengan keyword EXPRESSION dan diakhiri dengan keyword. Struktur penulisan pada mapfile untuk menampilkan kelas adalah sebagai berikut : # # 21
# BARIS KOMENTAR UNTUK LAYER YBS MAP LAYER CLASS # AKHIR DEFINISI OBJEK KELAS # AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER # AKHIR DEFINISI OBJEK MAP Untuk menampilkan layer dan kelas Potensi Bencana Banjir dapat dilakukan konfigurasi pada mapfile sebagai berikut : LAYER NAME "banjir" TYPE POLYGON DATA rawan_banjir.shp CLASS NAME "Kawasan Bencana Alam Banjir Tinggi" EXPRESSION ('[KLR_DESC]' = 'Kawasan Bencana Alam Banjir Tinggi') STYLE COLOR 8 104 172 CLASS NAME "Kawasan Bencana Alam Banjir Rendah" EXPRESSION ('[KLR_DESC]' = 'Kawasan Bencana Alam Banjir Rendah') STYLE COLOR 67 162 202 METADATA "MULTICLASS" "0" "DESCRIPTION" "rawan_banjir" 22
"RESULT_FIELDS" "RESULT_HEADERS" "KLR_DESC" "Klasifikasi Banjir" Konfigurasi diatas dilakukan untuk menampilkan layer banjir pada tampilan muka peta. Tipe data yang digunakan adalah shapefile dan file yang digunakan adalah rawan_banjir.shp. Kelas yang ditampilkan terdiri dari kelas Kawasan Bencana Alam Banjir Tinggi dan Kawasan Bencana Alam Banjir Rendah sesuai dengan field KLR_DESC yang terdapat pada shapefile. Konfigurasi layer pada mapfile secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. 3.5.4 Menampilkan label Objek ini digunakan untuk mendifinisikan label yang dipakai sebagai anotasi (atau teks) unsur-unsur spasial. Struktur penulisan pada mapfile untuk menampilkan label adalah sebagai berikut : # # # BARIS KOMENTAR UNTUK LAYER YBS MAP LAYER CLASS LABEL # AKHIR DEFINISI OBJEK LABEL # AKHIR DEFINISI OBJEK KELAS # AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER # AKHIR DEFINISI OBJEK MAP Untuk menampilkan label dari layer Kelurahan dapat dilakukan sebagai berikut : 23
LAYER NAME "Kelurahan" TYPE POLYGON DATA batas_administrasi_desa_poly_crop.shp LABELITEM "DESA" CLASS NAME "Kelurahan" TEMPLATE void STYLE COLOR 239 206 189 OUTLINECOLOR 181 181 173 LABEL FONT FreeSans TYPE truetype SIZE 8 POSITION AUTO COLOR 0 0 0 OUTLINECOLOR 255 255 255 METADATA "DESCRIPTION" "Kelurahan" "RESULT_FIELDS" "DESA, KODE_DESA" "RESULT_HEADERS" "Nama Kelurahan, Kode Kelurahan" Konfigurasi diatas menunjukkan penulisan label pada layer Kelurahan dilakukan dengan menggunakan font FreeSans yang termasuk kedalam tipe TrueType dengan ukuran font 8 dan posisi label otomatis mengikuti tampilan perbesaran muka peta. 3.6 Implementasi antarmuka berbasis web Halaman peta yang ditampilkan merupakan halaman yang berisi peta sejarah bencana dan peta potensi bencana yang terdiri atas judul aplikasi, muka peta, legenda, peta indeks dan fungsi-fungsi aplikasi. Berikut ini adalah desain tampilan aplikasi : 24
Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4 Layer 5 Gambar 3.2 Halaman muka peta Layer 1 : Berisi judul halaman, fungsi pencarian dan fungsi cetak Layer 2 : Berisi tampilan muka peta, skala tampilan peta, dan tombol fungsi Layer 3 : Berisi legenda peta Layer 4 : Berisi peta indeks Layer 5 : Berisi koordinat peta yang mengikuti posisi kursor mouse Tampilan dari halaman peta adalah sebagai berikut : Gambar 3.3 Tampilan halaman muka peta 25
3.7 Uji coba Proses uji coba dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan dari konfigurasi yang telah dibuat. Untuk pengujian tampilan web dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Melakukan pengujian secara lokal dengan mengakses halaman web pada komputer server dari komputer yang sama menggunakan alamat http://localhost/bencana/map.phtml?config=bencana b. Melakukan pengujian terpisah yaitu mengakses halaman web pada komputer server dari komputer yang berbeda menggunakan alamat http://167.205.98.78/bencana/map.phtml?config=bencana Proses uji coba dilakukan untuk memeriksa stabilitas server dan berjalannya perangkat lunak yang digunakan. Uji coba dapat dikatakan berhasil apabila halaman web dapat diakses dengan kedua cara tersebut. 26