METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB II TINJAUAN TEORI. ketuban keluar dari uterus ibu (Gulardiet al. 2008; h. 39). Dasar

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR IBU DAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU PRIMIPARA DI BPS NY

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN ATIAH

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

SIMONGAN SEMARANG BARAT TAHUN 2015 ARTIKEL

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Rupture Perineum pada Persalinan Normal

HUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA JAHITAN PERINEUM IBU NIFAS DI PUSKESMAS SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

1. Pendahuluan. STIKES Widyagama Husada Malang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015.

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN : HUBUNGAN POSISI BERSALIN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) KASIYATI SUKOHARJO

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PERINEUM NORMAL TAHUN Disusun oleh : PROGRAM

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA DI RSUD KOTA MAKASSAR

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016


Transkripsi:

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI BPS ROSIDA HIMAWATI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Fetty Chandra Wulandari, Nur Widayanti ABSTRAK AKI di Jateng mencapai 114,42 per 100.000 kelahiran pada tahun 2010. Di purworejo 37 bayi (29,4%) merupakan penyebab tertinggi terjadinya rupture perineum. Berdasarkan hasil wawancara di BPS Rosida Himawati angka kejadian rupture perineum sebanyak 63 orang (36,2%) dari 165 kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum di BPS Rosida Himawati Desa Tambakrejo Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Desain penelitian secara Survey Analitik dengan pendekatan Case Control. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu bersalin yang mengalami rupture perineum dan yang tidak mengalami rupture perineum berjumlah 126 orang. Pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji chi square. Uji Statistik yang digunakan adalah Coefisien Contingensi. Hasil penelitian didapatkan harga signifikan antara berat badan bayi dengan kejadian rupture perineum, dengan uji nilai Chi Square 33,652, nilai ρ value 0,000 < 0,05 dan Coefisien Contingensi 0,459 yang artinya berhubungan sedang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejaidan rupture perineum pada persalinan normal di BPS Rosida Himawati Kabupaten Purworejo Kata Kunci : Berat Badan Bayi Baru Lahir, Kejadian Ruptur Perineum.

PENDAHULUAN Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta merupakan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu. Tujuan dari asuhan persalinan normal itu sendiri untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2009). Masalah yang terjadi pada ibu bersalin adalah terjadinya rupture perineum yang disebabkan oleh faktor maternal dan faktor janin. Faktor maternal itu sendiri yaitu partus presipitatus, pasien tidak mampu berhenti mengejan, partus yang diselesaikan dengan tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan, edema dan kerapuhan pada perineum, varikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum, arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior, perluasan episiotomi. Dan faktor dari janin yaitu bayi besar, posisi kepala yang abnormal, kelahiran bokong, ekstraksi forceps yang sukar, distosia bahu, dan anomaly congenital (Oxorn dan William, 2010). Robekan jalan lahir bersumber dari berbagai organ diantaranya meliputi vagina, perineum, porsio, serviks, dan uterus. Ciri yang khas dari robekan jalan lahir yaitu kontraksi kuat, keras dan mengecil, perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir dan tidak berkurang setelah dilakukan massase dan pemberian uterotonika. Robekan jalan lahir ini harus dapat diminimalkan karena tidak jarang perdarahan terjadi karena robekan dan ini menimbulkan akibat yang fatal seperti syok (Rukiyah, 2010). Telah diketahui bahwa 3 penyebab utama kematian ibu di bidang obstetri adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan 13% (SKRT, 2010). Sejalan dengan data tersebut kebanyakan kematian maternal terjadi 3 hari sehabis melahirkan karena terserang infeksi. Oleh karena itu baik ibu, keluarga maupun tenaga kesehatan perlu belajar hal-hal yang berkaitan dengan komplikasi perdarahan postpartum ini (Manuaba, 2010). Dari hasil penelitian di BPM Suhartinah Krasak, Salaman pada bulan Januari sampai Februari 2013

menunjukkan angka 62,9% kasus (17 dari 27 persalinan normal) dengan laserasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPS Rosida Himawati diperoleh data jumlah ibu bersalin normal adalah 165 orang. Ibu bersalin yang mengalami rupture perineum sejumlah 63 orang. Dan ibu yang yang mengalami rupture perineum karena berat badan bayi dari > 3500 gram adalah 21 orang. Berat badan bayi baru lahir berperan penting dalam kejadian rupture perineum pada persalinan normal. Berat badan bayi mempengaruhi terjadinya rupture perineum. Semakin besar berat janin maka perluasan luka perineum semakin besar, sehingga insiden perdarahan postpartum semakin meningkat.berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di BPS Rosida Himawati Desa Tambakrejo Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan metode penelitiansurvey Analitik dengan pendekatan Retrospektif. Penelitian ini dilakukan di BPS Rosida Himawati Desa Tambakrejo Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo pada tangal 17 Maret - 9 Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami Ruptur Perineum di BPS Rosida Himawati adalah 63 orang terhitung dari 1 Januari- 31 Desember 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di BPS Rosida Himawati yaitu sebanyak 63 orang yang masuk dalam kriteria inklusi, teknik sampling menggunakan total sampling. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan tentang kejadian rupture perineum ini berisi tentang nama ibu, berat badan bayi dan kejadian rupture perineum. Uji statistik menggunakan Chi Square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat a. Karakteristik responden berdasarkan berat badan bayi baru lahir Kriteria berat badan bayi baru lahir dibagi menjadi 3 kategori yaitu

No berat badan 2500-3000 gram, berat badan >3000-3500 gram dan berat badan >3500-4000 gram. Setelah dilakukan analisis data hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Berat Badan Bayi Kasus Kontrol F % F % 1 2500-3000 gram 11 8,7 43 34,1 2 >3000-3500 gram 37 29,4 16 12,7 3 >3500-4000 gram 15 11,9 4 3,2 Total 63 50 63 50 Sumber : Data Sekunder 2013 Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 5 dapat diketahui bahwa dari kelompok kasus sebagian besar berat badan bayi terdapat pada berat badan antara >3000-3500 gram (29,4%). Sedangkan dari kelompok kontrol sebagian besar berat badan dilakukan analisa data hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Ruptur Perineum bayi terdapat berat badan No antara Ruptur Frekuensi Presentase % 2500-3000 gram (34,1%). b. Kejadian Rupture Perineum kasus) Perineum 1 Ya (kelompok 63 50 2 Tidak 63 50 Kejadian ruptur perineum pada (kelompok penelitian ini di bagi menjadi kontrol) 2 Total 126 100 kategori yaitu ibu yang mengalami Sumber : Data Sekunder 2013 ruptur perineum dan ibu yang tidak Pada penelitian di ini mengalami ruptur perineum. Setelah dilaksanakan terhadap 2 kelompok, No Rupture perineum Frekuensi Presentase 1 Ya 63 38,2 2 Tidak 102 61,8 Total 165 100 Sumber : Data Sekunder 2013 Berdasarkan hasil analisa data pada tabel dapat diketahui bahwa dari 165 ibu yang bersalin normal yang mengalami rupture perineum sebanyak 63 orang (38,2%) dan ibu yang tidak mengalami rupture perineum sebanyak 102 orang (61,8%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kelompok Kasus Dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Kejadian Rupture Perineum yaitu kelompok kasus ibu bersalin

dengan ruptur perineum sebanyak 63 orang (50%) dan kelompok kontrol ibu bersalin yang tidak mengalami ruptur perineum sebanyak 63 orang (50%). Analisis Bivariat a. Analisis hubungan antara berat Berat badan 2500-3000 gram >3000-3500 gram >3500-4000 gram badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum Hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di BPS Rosida Himawati Desa Tambakrejo. Tabel 6Tabulasi Silang antara Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum Rupture perineum Ya Tidak Total (Kasus) (Kontrol) F % F % F % 11 8,7 43 37 15 29, 4 11, 9 16 34, 1 12, 7 54 53 4 3,2 19 Total 63 50 63 50 X 2 hitung = 33,652 (ρ= 0,000) X 2 tabel= 5,591 (df = 2) 12 6 42, 8 42, 1 15, 1 10 0 Data tabel 6 menunjukkan bahwa kelompok kasus dengan berat badan bayi yang paling banyak mengalami rupture perineum yaitu antaraberat badan >3000-3500 gram (29,4%). Sedangkan kelompok kontrol yang tidak mengalami ruptur perineum yang paling banyak yaitu antara berat badan 2500-3000 gram (34,1%). Tabel 7menunjukkan analisis hubungan menggunakan Chi Square diperoleh X 2 hitungsebesar 33,652>X 2 tabel sebesar 5,591, nilai Coefisien Contingensi sebesar 0,459 dengan ρ = 0,000 pada df = 2 dengan taraf signifikansi 5%.Bila dilihat pada nilai ρ value yaitu 0,000 yang berarti ρ< 0,05 dengan demikianmaka H 0 ditolak dan H a diterima artinya ada hubungan antara berat badan bayi baru lahirdengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di BPS Rosida Himawati. PEMBAHASAN 1. Berat Badan Bayi Baru Lahir Dari hasil penelitian diketahui bayi yang di lahirkan di BPS Rosida Himawati sebanyak 165 bayi yang diketahui bahwa sebagian besar bayi yang dilahirkan yaitu dengan berat 2500-3000 gram (42,9%). Berat badan bayi baru lahir sebaiknya jangan terlalu besar atau

terlalu kecil. Dilihat dari tabel 3 bayi yang lahir dengan berat badan >3500 gram sebanyak 19 bayi (15,1%). Hal ini sesuai dengan pendapat Yanti (2009) bahwa bayi sedang sampai besar memiliki resiko yang dapat terjadi pada ibu bila kondisi panggul patologik yaitu terjadinya kesulitan dalam melahirkan, perdarahan pasca bersalin, rupture uterus dan robekan jalan lahir. Sedangkan masalah pada janin diantaranya dapat terjadi asfiksia, bahu dapat tersangkut, bayi akan lahir dengan gangguan nafas janin, trauma leher dan gawat janin (Rukiyah dan Lia, 2010). Berat badan bayi yang normal dilahirkan oleh seorang ibu adalah antara 2500-4000 gram, karena pada berat tersebut menunjukkan bahwa selama didalam kandungan nutrisi bayi terpenuhi dan biasanya pada berat 2500-4000 gram bayi sudah mampu mampu beradaptasi di luar kandungan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru (Vivian, 2010). Pencegahan terjadinya bayi lahir besar sangat diperlukan agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin dengan melakukan diagnosa lebih awal adanya potensi bayi besar. Upaya yang dapat mencegah adanya bayi besar, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar. Banyak orang beranggapan bahwa ibu hamil harus makan untuk porsi 2 orang karena membutuhkan energi yang banyak, padahal ibu hamil hanya memerlukan kebutuhan energi sebanyak 10-15 persen kebutuhan normal. Penting bagi seorang ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan kadar gula dalam darah selama kehamilan. Pemeriksaan besar bayi dengan menggunakan USG memberikan ketepatan sampai 90 persen sedangkan mengukur dengan tinggi fundus uteri hanya memberikan ketepatan sampai 50 persen. Pada pemeriksaan kadar gula dalam darah sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi kematian janin didalam kandungan karena ibu dengan riwayat sakit gula mengakibatkan ibu melahirkan bayi

besar. Bila kadar gula dalam darah tidak normal, dapat dinormalkan dengan menggunakan suntikan hormon insulin. Sehingga jangan malu untuk menceritakan riwayat kehamilan yang buruk jika sedang berkonsultasi dengan dokter (Rukiyah dan Lia, 2010). 2. Kejadian Ruptur Perineum Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa. Perineum adalah bagian yang teletak antara vulva dan anus panjang ratarata 4 cm. Menurut Wiknjosastro, rupture perineum adalah luka pada perineum yang terjadi karena sebabsebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur. Dilihat dari tabel 4 kejadian rupture perineum di BPS Rosida Himawati yaitu sebanyak 63 orang (38,2%) dari 165 kelahiran.rupture perineum ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diantaranya karena partus presipitatus, bayi besar, presentasi muka, primigravida, letak sungsang, pimpinan persalinan yang salah dan persalinan dengan tindakan (Mochtar, 2012). Resiko komplikasi yang dapat terjadi akibat dari rupture perineum yaitu perdarahan, hematoma, dan infeksi. Hal ini dapat dihindari dengan cara mencegah dan menangani agar tidak terjadi rupture perineum yaitu pemijatan perineum yang dilakukan beberapa minggu sebelum bersalin untuk melemaskan otot-otot disekitar perineum menjadi lentur dan lebih meregang pada saat melahirkan, lakukan senam kegel untuk mencegah lemahnya sfingter uretra atau otot yang digunakan untuk berkemih dan nutrisi bagi ibu juga sangat diperlukan untuk membantu mengelastisitaskan kulit agar perineum dapat meregang selama melahirkan (Yanti, 2009). 3. Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Rupture Perineum Bila dilihat pada nilai ρ value yaitu 0,000 yang berarti ρ< 0,05 dengan demikian maka H 0 ditolak H a diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum pada kelahiran di BPS Rosida Himawati Kabupaten Purworejo.

Hal ini menunjukkan bahwa berat badan badan janin dapat mengakibatkan terjadinya rupture perineum yaitu terutama berat badan janin diatas 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat Harry Oxorn bahwa ruptur perineum merupakan salah satu resiko terbesar melahirkan bayi besar. Berdasarkan teori yang ada, robekan perineum terjadi pada kelahiran dengan berat badan bayi yang besar. Hal ini terjadi karena semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum karena perineum tidak cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan bayi yang besar, sehingga pada proses kelahiran bayi dengan berat badan bayi lahir yang besar sering terjadi ruptur perineum. (Varney, 2008). Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan bayi sesuai dengan teori Wiknjosastro (2005) yaitu ketika kepala bayi sudah berada didasar panggul, vulva sudah membuka dan rambut bayi mulai tampak serta perineum dan anus mulai meregang, letakkan jari kanan pada perineum untuk menahan perineum. Dan ketika kepala janin melakukan defleksi, sebaiknya tangan kiri menahan bagian belakang kepala agar defleksi tidak terlalu cepat sehingga rupture perineum dapat dihindarkan. Dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 6 ibu bersalin yang mengalami rupture perineum yang melahirkan bayinya dengan berat antara >3000-3500 gram yaitu sebanyak 37 orang (29,4%) dari 63 ibu bersalin yang mengalami rupture perineum.meskipun sudah dilakukan upaya pencegahan rupture perineum pada proses kelahiran dengan berat badan bayi besar, tetap saja masih ada kemungkinan terjadinya rupture perineum tinggi. Penanganan yang dilakukan bila diketahui terdapat rupture perineum yaitu dilakukan episiotomi untuk mencegah luka dipinggir yang tidak rata. Bila dijumpai robekan perineum, dapatdilakukan penjahitan luka dengan baik lapis demi lapis, dengan memperhatikan jangan ada robekan yang terbuka ke arah vagina yang biasanya dapat dimasuki oleh

bekuan darah yang akanmenyebabkan luka lama sembuh. Dan memberikan ibu antibiotik yang cukup agar tidak terjadi infeksi (Mochtar, 2010). Perawatan rupture perineum dapat dilakukan setiap waktu yaitu pada saat mandi, setelah buang air kecil dan setelah buang air besar. Pada saat mandi ibu postpartum harus mengganti pembalut yang digunakan karena ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung dipembalut, serta diperlukan pula pembersihan pada perineum. Perawatan luka rupture perineum dilakukan juga pada saat setelah buang air kecil dan besar. Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rectum yang akan memicu pertumbuhan bakteri pada perineum sehingga diperlukan pembersihan. Sedangkan setelah buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran yang berada disekitar anus untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum. KETERBATASAN 1. Analisis Dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisis 2 variabel saja yaitu berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum dan juga peneliti tidak meneliti semua faktor-faktor yang menyebabkan ibu bersalin terjadi rupture perineum. 2. Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel hanya menggunakan data sekunder yaitu data yang diambil peneliti di rekam medis sehingga tidak memperoleh kesan langsung dari responden. SIMPULAN Dari hasil penelitian hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum di BPS Rosida Himawati Kabupaten Purworejo pada tahun 2013 dengan jumlah sampel 126 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bayi yang dilahirkan di BPS Rosida Himawati yaitu dengan berat badan <2500-3000 gram sebanyak 80 bayi (48,5%), berat badan >3000-3500 gram sebanyak 61 bayi (37%), dan >3500-4000 gram sebanyak 24 (14,5%)bayi dari 165 kelahiran. 2. Kejadian rupture perineum di BPS Rosida Himawati Kabupaten

Purworejo berjumlah 63 ibu bersalin yang mengalami rupture perineum (38,2%) dan ibu bersalin yang tidak mengalami rupture perineum sebanyak 102 orang (61,8%) dari 165 kelahiran. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan bayi dengan kejadian rupture perineum di BPS Rosida Himawati Kabupaten Purworejo dengan nilaichi Square 33,652 > 5,591, nilaiρ value = 0,000 (ρ< 0,05), uji statistik Chi Square 33,652, Coefisien Contingensi 0,459 yang artinya keeratan hubungannya sedang. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan data primer dalam penelitian ini untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan variabel selain berat badan yang secara teori berhubungan dengan kejadian rupture perineum. 2. Bagi institusi a. Bagi instansi pendidikan agar dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dengan menggunakan penelitian ini sebagai bahan ajar dan lebih benyak menyediakan referensi tentang penanganan atau pencegahan rupture perineum. b. Bagi tenaga kesehatan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi preventif tentang rupture perineum 1) Fase Antenatal Tenaga kesehatan harus memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya berat badan bayi besar dan rupture perineum pada saat pemeriksaan antenatal. 2) Fase Intranatal Tenaga kesehatan harus meminimalisir terjadinya rupture perineum dengan melakukan pertolongan persalinan yang aman dan tepat sesuai dengan APN.

DAFTAR PUSTAKA Budiman, 2011. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Refika Aditama Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC Marmi, 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.Yogyakarta :Pustaka Pelajar Mochtar, Rustam. 2012. Synopsis Obstetric Edisi 3. Jakarta: EGC Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Oxorn dan William. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : YEM Prawirohardjo, S. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBP- SP. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BP-SPP Rosdiana, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal.Stmikubudiyah.http://simtakp.stmikubudiyah.ac.id/docjurnal/ROSDIAN A-jurnal_d-iv_kebidanan.pdf. 27 Februari 2014 Rukiyah dan Lia. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : TIM Saras Ayu Mustika dan Evi Sri Suryani. 2010. Hubungan Umur Ibu Dan Lama Persalinan Dengan Kejadian Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin Primipara Di BPS Ida Farida Desa Pancasa Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.Purwokerto. Akbidylpp. http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/prada/article/download/18/16. 30 April 2014 Siti, D. (2012). Hubungan umur paritas dan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian laserasi perineum di didan praktek swasta Hj. Sri wahyuni, SSiT. Semarang. Unimus. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=10929. 30 April 2014 Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sujiyatini, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Yogyakarta : arohima Press

Sukarni dan Margareth, 2013. Asuhan Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika Wahyuningsih. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Yanti, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24088/12/chapter%20ii.pdf