PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh bahan tanaman terhadap keberhasilan setek kranji (Pongamia pinnata)

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Repositori FMIPA UNISMA

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN BEBERAPA HASIL PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

PERBANYAKAN VEGETATIF DAN GENERATIF TUMBUHAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TUMBUHAN OBAT

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

PENGARUH UKURAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA ( Gmelina arborea Linn)

PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU

RESPON SETEK CABANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris) TERHADAP PEMBERIAN AIA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

KEBERHASILAN TUMBUH RAGAM STEK TANAMAN TEH (Camellia sinensis, L.) PADA PENGGUNAAN LAMA SIMPAN URIN SAPI

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

PELAKSANAAN PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Pembiakan Vegetatif Pohon Hutan Gambut Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) dengan Metode Stek Pucuk

Benih lada (Piper nigrum L)

STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

Alamat korespondensi :

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

PENGARUH BERBAGAI PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA (Hylocereus polyryzus) ABSTRAK

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan (William dkk., 1987 in Anzah,2010), sistematika tanaman

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

Maman Sulaeman I. PENDAHULUAN

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (582) :

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LADA (Piper nigrum L.)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis))

PENGARUH UMUR BATANG BAWAH DAN TINGKAT PENAUNGAN PADA PENYAMBUNGAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

Transkripsi:

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril) The effect of shoot part on growth cutting kranji (Pongamia pinnata Merill) Oleh Nurmawati Siregar Balai Penelitian Teknologi Perbenihan ABSTRACK A main objective of this research is to know wheter part of shoot ongrowth cutting seedling of kranji (Pongamia pinnata Merril. The experimental design used is Randomized Complete Block Design consist of 3 treatment (part of shoot) and five replication. Treaments are base of shoot, centre of shoot and tip of shoot. Each combination treatment consist of 50 cutting. This research showed base of shoot was better than those of another treatments. Base of shoot give away life cutting 27, 6%, growth cutting 24,0% and die cutting 72,8 %, center of shoot give away life cutting 76,06%, growth cutting 68,4% and die cutting 24,0 % and tip of shoot give away life cutting 27,2%, growth cutting 22,0% and die cutting 72,4 %. Cutting are from base dry up and color brown, cutting are from tip become rotten and black color and the oher hand cutting are from center stil fresh and green color. Key Word : cutting, part of shoot, kranji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bagian dari tunas terhadap pertumbuhan setek kranji (Pongamia pinnata Merril). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 3 perlakuan (bagian dari tunas) dan diulang lima kali. Perlakuan yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung. Masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari 50 setek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pangkal memberikan persen setek hidup 27, 6% setek tumbuh 24,0% dan setek mati 72.8%. Bagian tengah memberikan persen setek hidup 76,06% setek tumbuh 68,4% dan setek mati 24,0%. Bagian ujung memberikan persen setek hidup 27,2% setek tumbuh 22,0% dan setek mati 72,4%. Setek yang berasal dari bagian pangkal menjadi kering dan berwarna coklat, setek yang berasal dari ujung menjdi busuk dan berwarna hitam, sebaliknya yang berasal dari bagian tengah masih segar dan berwarna hijau. Untuk pengadaan bibit tanaman keranji dengan cara setek sebaiknya menggunakan bagian tengah karena memberikan persen tumbuh setek sebesar 68,4 %. Kata Kunci: setek, bagian dari tunas, kranji 1

I. PENDAHULUAN Kranji (Pongamia pinnata Merril) merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang berpotensi sebagai sumber bahan bakar yang dapat diperbaharui di masa yang akan datang. Tanaman ini termasuk jenis pohon serba guna karena mempunyai beberapa manfaat baik kayu maupun non kayu antara lain dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi nabati, tanaman penghijauan, tanaman obat, tanaman pemecah angin, pakan ternak dan pestisida nabati. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan tanaman kranji adalah penggunaan bibit bermutu (unggul secara genetik, fisik dan fisiologis), tersedia dalam jumlah yang cukup, tersedia tepat waktu serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Pengadaan bibit dapat dilakukan secara generatif (biji) maupun vegetatif (setek). Apabila pengadaan bibit dilakukan secara generatif sementara biji keranji dimanfaatkan untuk sumber energi nabati, maka alternatif pengadaan bibit dapat dilakukan melalui teknik perbanyakan vegetatif dengan setek. Penerapan perbanyakan vegetatif dengan cara setek dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat genetik yang sama dengan tanaman induknya, bibit dapat diproduksi setiap waktu, pertumbuhan tegakan lebih seragam dan produktivitas dapat ditingkatkan apabila menggunakan jenis yang unggul. II. TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN SETEK Keberhasilan perbanyakan vegetatif dengan setek bervariasi, ada jenis yang mudah untuk di setek ada juga jenis yang sulit di disetek. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan setek terutama adalah faktor genetik, faktor lingkungan, media dan teknik pelaksanaan. Menurut Hartman et.al (1997), faktor genetik terutama kondisi fisiologis bahan setek akan menentukan tingkat keberhasilan perbanyakan tanaman dengan setek. Hampir setiap bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek, akan tetapi secara umum bahan setek yang digunakan adalah bagian yang masih muda (tunas muda). Menurut Weaver (1972), bagian yang masih muda terdiri dari 2

banyak jaringan muda (meristem) yang belum terdiferensiasi, sehingga jaringan ini lebih mudah mengalami proses diferensiasi menjadi primordia akar dan pembentukan tunas Salah faktor yang menentukan keberhasilan perbanyakan vegetatif dengan setek adalah jenis bahan setek yang digunakan yaitu tunas dorman (tunas tidur) atau tunas yang masih tumbuh dan dari tunas tersebut bagian tunas yang mana yang paling baik digunakan apakah bagian pangkal, tengah atau pucuk Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang bervariasi untuk dapat diperbanyak secara setek. Menurut Rochiman dan Harjadi (1973). Salah faktor yang menentukan keberhasilan perbanyakan vegetatif dengan setek adalah jenis bahan setek terutama bagian dari tunas atau cabang yang digunakan untuk setek apakah bagian pangkal, tengah atau pucuk. III TEKNIK PERBANYAKAN KRANJI DENGAN SETEK A. Rumah Tumbuh Rumah tumbuh di buat dengan ukuran panjang 3m, lebar 1m dan tinggi 1,8m, kemudian diberi naungan dari paranet (sarlon) dengan kerapatan 25 % (cahaya masuk 75 %). Naungan bertujuan untuk melindungi setek dari kekeringan (karena setek belum mempunyai akar dan tunas), dapat memberikan suhu, kelembaban, intensitas cahaya yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan setek serta dapat melindungi setek dari terpaan hujan dan angin. B. Media Media yang digunakan adalah campuran tanah dengan pasir dengan perbandingan 3:1, kemudian media tersebut dimasukkan ke dalam polibag, dan disusun dalam bedengan di dalam rumah tumbuh. Media tersebut kemudian disiram dengan air sampai jenuh. C. Pembuatan Setek Bahan setek yang digunakan adalah tunas atau cabang trubusan alam tanaman kranji (Gambar 1), dan dilakukan pembuangan daun pada cabang (Gambar 2). 3

Gambar1. Tunas/cabang kranji dari trubusan alam Ganbar 2. bahan setek kranji Tunas muda (dengan diameter sekitar 1cm dan panjang antara 25 40 cm) dipotong-potong menjadi setek dengan panjang tangkai setek sekitar 5 7 cm. Bagian pangkal atau bagian bawah setek dipotong miring 45 0, dilakukan sedikit di bawah nodum atau ruas. Setek diseleksi yaitu bagian ujung, tengah dan pangkal dari cabang. Kriteria tunas bagian ujung: kulit tunas berwarna hijau muda dan belum berkayu, bagian tengah: kulit tunas berwarna hijau tua keabu-abuan dan sedikit berkayu dan bagian pangkal: kulit tunas berwarna hijau kecoklatan dan berkayu (Gambar 3). Gambar 3. Dari kiri ke kanan: bagian pangkal, tengah dan ujung. D. Penanaman Setek Setek di tanam dalam Rumah Tumbuh dengan menanam tiga per empat bagian dari tangkai setek, ditutup dengan media dan disiram (Gambar 4). Pemeliharaan terdiri dari penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan setiap hari dan 4

penyiangan seminggu sekali Gambar 4. Setek ditanam di dalam Rumah Tumbuh E. Pengamatan Pertumbuhan Setek Kranji 1. Keserempakan tumbuh tunas, pengamatan dilakukan 1-4 minggu setelah tanam dengan selang waktu pengamatan 1 minggu. Dilakukan dengan mengamati waktu tumbuh tunas setek. 2. Persen setek yang hidup, pengamatan dilakuan 12 minggu setelah tanam (Kriteria: apabila setek masih segar, tidak busuk dan kering). 3. Persen setek yang tumbuh, pengamatan dilakukan 12 minggu setelah tanam (Kriteria: apabila setek akar dan tunas sudah tumbuh) 4. Persen setek yang mati, Pengamatan dilakuan 12 minggu setelah tanam (Kriteria: apabila setek busuk dan kering), IV. PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERSEN TUMBUH SETEK KRANJI Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bagian tunas memberikan berpengaruh yang nyata terhadap persen setek hidup, setek tumbuh dan setek mati dan hasil uji bedanya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh bagian tunas terhadap persen setek hidup, setek tumbuh dan setek mati (The effect of shoot part on percentage life cutting, growth cutting and die cutting) Bagian Tunas (part of shoot) Setek Hidup (Life cutting)(%) Setek Tumbuh (Growth cutting)(%) Setek Mati (Die cutting) (%) Pangkal Tunas (Baseof shoot) 27.60 a 24.00 a 72.80 a Tengah Tunas (Center of shoot) 76.00 b 68.400 b 24.00 b Ujung Tunas (Tip of shoot ) 27.20 a 22.00 a 72.40 a Keterangan. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda nyata pada taraf 5% Remaks: The numbers followed by the same letters are not significantly different at 5% level Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa setek yang berasal bagian tengah cabang/tunas memberikan persen setek hidup, setek tumbuh dan keserempakan tumbuh tunas (Lampiran 1) yang lebih dibandingkan dengan setek yang berasal dari bagian ujung dan pangkal cabang. 5

Setek yang berasal dari bagian pangkal sebagian besar (di atas 70 %) menjadi kering dan berwarna coklat, setek yang berasal dari bagian ujung menjadi busuk dan berwarna hitam sebaliknya setek yang berasal dari bagian tengah sebagian besar masih segar dan berwarna hijau (Gambar 5). Hal ini mungkin disebabkan komposisi senyawa kimia pada cabang bervariasi antara bagian pangkal, tengah dan ujung. Kulit batang yang berwarna coklat (bagian pangkal) memiliki jaringan yang lebih tua sehingga kadar karbohidrat dan nitrogennya lebih rendah, sebaliknya kulit cabang yang berwarna hijua muda (bagian ujung) memiliki jaringan yang lebih muda sehingga kadar karbohidrat dan nitrogennya yang lebih tinggi dan kulit cabang yang berwa hijau tua (bagian tengah) mengandung kadar karbohidrat dan nitrogen yang lebih seimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat Rochiman dan Harjadi (1973), bahwa kondisi bahan setek yang digunakan akan menentukan pertumbuhan akar dan tunas pada setek. Setek yang berasal batang yang tua sering mengakibatkan setek menjadi kuning dan selanjutnya kering, sebaliknya setek yang berasal dari batang yang berwarna hijau muda sering mengakibatkan setek menjadi busuk. Selanjutnya Hartmann et.al (1997), menyebutkan bahwa pertumbuhan akar dan tunas pada setek sangat ditentukan oleh jenis bahan setek yang digunakan dan bagian dari bahan setek yang digunakan. Bagian yang digunakan berkaitan dengan status nutrisi dalam bahan setek terutama karbohidrat, protein, lipid, nitrogen, enzim, zat pengatur tumbuh dan rooting cofactor. Komposisi ini dipengaruhi oleh jenis dan bagian bahan setek yang digunakan (pangkal, tengah dan ujung). Menurut Weaver (1972), bahwa kemampuan setek untuk membentuk akar dan tunas bervariasi pada setiap tanaman dan hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisiologis bahan setek (stock plant) terutama umur bahan setek, jenis bahan setek dan bagian batang yang dijadikan setek dimana hal ini akan mentukan kandungan karbohidrat dan Nitrogen (Ratio C/N). Menurut Hartmann et. al (1997), bahan setek dengan Ratio C/N yang tinggi akan menghasilkan akar yang banyak dengan tunas yang lemah, sebaliknya ratio C/N yang rendah akan menghasilkan akar yang sedikit dan tunas yang kuat. 6

Umur 2 minggu umur 4 minggu Gambar 5. Dari kiri ke kanan : bagian pangkal, tengah dan ujung V. PERTUMBUHAN SETEK KRANJI Keserempakan tumbuh tunas setek ktanji yang berasal dari bagian pangkal dan ujung cabang berkisar antara 2-4 minggu setelah tanam sebalik setek yang berasal dari bagaian tengah cabang hanya 2 minggu setelah tanam. Akar setek mulai tumbuh 8-10 minggu setelah tanam (Gambar 6). Tanaman kranji termasuk famili Leguminosae dan bintil-bintil rizobium terbentuk 12 minggu setelah tanam (Gambar 7) Gambar 6. Dari kiri ke kanan setek umur 6, 8 dan 10 minggu setelah tanam 7

Gambar 7. Setek umur 12 minggu dan sudak terbentuk bintil-bintil rizobium IV. Penutup Tanaman kranji dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara setek dengan menggunakan bagian tengah cabang (kulit cabang berwarna hijau tua) dan memberikan persen tumbuh setek sebesar 68,4 %. Tunas setek mulai tumbuh 2-4 minggu setelah tanam sedang akar setek akan tumbuh 8-10 minggu setelah tanam. DAFTAR PUSTAKA Danu, A.A. Pramono, N. Siregar. Atlas Benih Jilid VI. Perbanyakan Vegetatif Beberapa Jenis Tanaman Hutan. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. Hartmann, H.T., D.E. Kester., F.T. Davies., dan R.L. Geneve. 1997. Plant Propagation. Principles and Practices. Prentice Hall. International Inc. USA Rochiman, K dan Harjadi.SS. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Weaver, J.W. 1972. Plant Growth Substances in Agriculture. W.H. Freeman and Co. San Fransisc0. 585 pp. 8

Lampiran 1. pengaruh bagian cabang terhadap waktu tumbuh tunas setek kranji Jumlah Setek Yang Tumbuh Kerapatan Naungan Hari Pangkal Tengah Ujung ke Ulangan Ulangan Ulangan I II III IV V I II III IV V I II III IV V 1. - - - - - - - - - - - - - - - 2. - - - - - - - - - - - - - - - 3. - - - - - - - - - - - - - - - 4. - - - - - - - - - - - - - - - 5. - - - - - - - - - - - - - - - 6. - - - - - - - - - - - - - - - 7. - - - - - - - - - - - - - - - 8. - - - - - - 5 - - 6 - - - 1 1 9. 1 2-1 - 5 5 4 5 3-1 1 - - 10. 1 - - - - 6 5 5 7 4 - - - 2-11. - - 1 1 1 4 4 3 6 4 1-1 1 1 12. - 3 - - - 5 2 5 4 6 1 1-2 - 13. 2-1 1-4 6 4 5 5 1-1 1 1 14. - 1 3-2 5 5 3 4 3 2 1 - - - 15. 1 1-2 1 5 4 5 6 2 1-2 2-16. - - 1 - - 4-4 - - - 2 1-1 17. 2 - - 2 - - - - - - - - - 1 1 18. 2 2 1 1 - - - - - - - - - 1-19. - - 1 - - - - - - - - - 1 - - 20. - 2 1 - - - - - - - - - 2 1 1 21. - - - 2 - - - - - - - - - - - 22. 2 - - - - - - - - - 2 - - - - 23. - 1-1 - - - - - - 1 1-1 - 24. 2 - - - 1 - - - - - 1-1 1-25. - 2 - - - - - - - - - - 1-1 26. 1 1 - - - - - - - - - 1 - - 1 27. - - - - 2 - - - - - 1 1-1 - 28. - 1 1 1 1 - - - - - - 1 1 1 - Jlh 14 16 10 12 8 34 36 31 37 33 11 9 12 15 8 Keterangan: - tidak ada tunas yang tumbuh 9

10