STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK
|
|
- Lanny Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK Preliminary Research on Vegetative Propagation of Nyawai (Ficus variegata) by Cutting Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta I. PENDAHULUAN Tanaman nyawai (Ficus variegata Blume), sebagai salah satu alternatif jenis cepat tumbuh (fast growing species), penting untuk dikembangkan lebih lanjut karena termasuk golongan pionir. Jenis ini merupakan salah satu spesies andalan baru Indonesia yang layak dikembangkan menjadi spesies hutan tanaman industri (Anonim, 2010). Jenis ini termasuk cepat tumbuh dengan daur hidup yang pendek, dan diharapkan kurang dari 10 tahun kayu tanaman ini sudah dapat dimanfaatkan (Kaban, 2008). Nyawai merupakan salah satu jenis dari marga Moraceae. Penyebarannya meliputi seluruh Asia Tenggara, India, Jepang, Cina, Taiwan, Australia dan Kepulauan Pasifik (Zhekun dan Gilbert, 2003). Dilaporkan oleh Sudrajat dan Pramono (2005), tanaman ini termasuk satu keluarga dengan beringin (Ficus benjamina) yang bijinya termasuk rekalsitran. Nyawai memiliki warna kayu yang cerah dan menarik, selain itu dengan adanya parenkim pita marginal berjarak rapat dan teratur memungkinkan jenis kayu ini dapat dibuat veneer kupas yang tipis, cocok untuk veneer muka kayu lapis. Kayu nyawai juga dapat digunakan sebagai bahan baku pulp kualitas sedang karena memiliki dinding serat tipis dan serat yang relatif pendek (Mandang dan Sudardji, 2001). Hendromono dan Komsatun (2008) melaporkan bahwa nyawai termasuk jenis pioner dan memiliki pertumbuhan cepat (fast growing). Pohonnya dapat mencapai tinggi sampai dengan 25 meter dan tinggi bebas cabang mencapai 15 meter. Rusmana (2013) mengatakan bahwa walaupun secara generatif nyawai ini mudah ditanam, tetapi juga perlu dilakukan penelitian mengenai pembiakan secara vegetatif melalui stek. Pembiakan secara vegetatif lebih disarankan untuk mempertahankan sifat genetik dari tanaman induk. Teknik perbanyakan secara vegetatif perlu dilakukan sebagai alternatif dikarenakan buah nyawai sangat disukai oleh hewan pengerat dan juga bijinya termasuk rekalsitran. Tujuan dari penulisan ini adalah menyebarluaskan informasi kepada pembaca mengenai teknik perbanyakan nyawai secara vegetatif, khususnya dengan metode stek. 21
2 Informasi Teknis Vol. 15 No. 1, Juli 2014, II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Bahan dan Alat Bahan dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan perbanyakan vegetatif nyawai antara lain batang nyawai, pasir steril, ZPT (rhizatun), fungisida daconil, air bersih, sprayer jinjing, bak tabur plastik, gunting stek, pisau cutter, alat tulis, plastik sungkup, dan paranet intensitas 60%. B. Tempat Kegiatan Kegiatan perbanyakan vegetatif dengan metode stek dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta. C. Rangkaian Pelaksaaan Kegiatan Stek Nyawai 1. Pemilihan pohon nyawai Kegiatan penelitian ini menggunakan cabang berasal dari pohon nyawai yang baru berumur 2 (dua) tahun. Pohon nyawai tersebut berasal dari populasi Kalimantan Timur yang ditanam pada Arboretum BBPBPTH Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta. Materi cabang yang digunakan adalah dari cabang vertikal dan cabang lateral. Kriteria yang paling utama mendapatkan pohon nyawai untuk diambil cabangnya sebagai bahan stek adalah tidak busuk, sehat dan tidak terserang hama penyakit, sehingga diharapkan mendapat hasil stek dengan prosentase tumbuh yang tinggi (Gambar 1a). Posisi cabang yang dapat digunakan adalah bagian bawah tajuk karena selain memudahkan dalam mengambilnya juga umumnya memiliki kemampuan berakar lebih baik (Adinugraha, 2011). 2. Pemilihan batang stek Pemotongan cabang menjadi bahan stek sebaiknya minimal terdiri atas 2 ruas (Adinugraha, 2011). Diameter rata-rata batang stek nyawai yaitu 1-2 cm. Pemotongan batang stek dengan menggunakan gunting stek (Gambar 1b). Apabila potongan batang stek ada yang pecah, kemudian dirapikan menggunakan pisau cutter (Gambar 1c). Cabang nyawai bagian bawah digunakan sebagai materi stek batang, sedangkan bagian atas digunakan sebagai meteri stek pucuk. 22
3 Studi Awal Perbanyakan Vegetatif Nyawai (Ficus Variegata) dengan Metode Stek a b c Gambar 1. Proses pemilihan cabang nyawai (a), Pemotongan dengan gunting stek (b), merapikan potongan batang nyawai yang pecah dengan pisau cutter (c) 3. Teknik stek batang Batang nyawai yang akan distek direndam dalam larutan fungisida dengan perbandingan 1 gram fungisida dalam setiap liter air selama 2 menit untuk menghindari serangan jamur (Gambar 2a). Penanaman stek batang dilakukan pada media pasir steril dengan cara menancapkan secara tegak lurus. Pengaturan jarak antar stek minimal 5 cm untuk menghindari pertumbuhan akar agar tidak saling berbenturan. Setelah stek ditanam, kemudian media pasir dipadatkan dengan menggunakan jari tangan yang bertujuan menjaga supaya stek yang ditanam tetap kokoh dan tidak mudah goyang. Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) berupa rhizatun pada pangkal stek dengan konsentrasi ppm berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar (Pudjiono, 2010). Penting untuk diperhatikan dalam perbanyakan vegetatif adalah faktor kelembaban dan suhu (Rusmana, 2013). Salah satu cara untuk menjaga kelembaban dan suhu adalah pemberian sungkup dan naungan paranet dengan intensitas cahaya 60%. Gambar stek batang nyawai dapat dilihat pada Gambar 2b. 4. Teknik stek pucuk Materi stek pucuk yang dipilih adalah cabang tunas yang memiliki pertumbuhan ke arah vertikal (ortotropic), cabang tunas yang bersifat plagiotropic sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan bibit yang tumbuhnya mendatar seperti cabang (Adinugraha, 2011). Rangkaian teknik stek pucuk pada intinya hampir sama dengan stek batang yaitu sebagai berikut : 1. Materi stek pucuk direndam ke dalam larutan fungisida dengan perbandingan 1 gram fungisida dalam setiap liter air selama 2 menit untuk menghindari serangan jamur. 23
4 Informasi Teknis Vol. 15 No. 1, Juli 2014, Pelaksanaan stek pucuk dilakukan pada media pasir steril dengan cara menancapkan secara tegak lurus. 3. Setelah stek ditanam, media dipadatkan dengan menggunakan jari tangan bertujuan supaya stek yang ditanam tetap kokoh dan tidak mudah goyang. 4. Jarak antar tanaman minimal 5 cm diatur dengan rapi. 5. Untuk merangsang pertumbuhan akar dilakukan pemberian ZPT berupa rhizatun pada pangkal stek dengan konsentrasi ppm. 6. Pemberian sungkup dan naungan paranet dengan intensitas cahaya 60% bertujuan untuk menjaga kelembaban dan suhu agar selalu stabil. Pembuatan stek pucuk pada media pasir steril tersaji pada Gambar 2c. a b c Gambar 2. Proses perendaman dengan fungisida (a), penanaman stek batang nyawai (b), penanaman stek pucuk nyawai (c) 5. Pemeliharaan rutin Pemeliharaan yang paling utama adalah penyiraman dan pemberantasan jamur. Penyiraman bertujuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Penyiraman sebaiknya dilakukan sehari sekali dengan menggunakan sprayer halus (Gambar 3). Penyiraman menggunakan sprayer halus berfungsi agar stek yang masih sangat rentan tidak mudah goyang dan roboh. Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk pelaksanaan penyiraman agar air dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk fotosintesis (Hadiyan dan Setiawan, 2010). Pemberantasan jamur dilakukan seminggu sekali dengan menyemprotkan larutan fungisida dengan konsentrasi 1 gram/liter air. 24
5 Studi Awal Perbanyakan Vegetatif Nyawai (Ficus Variegata) dengan Metode Stek Gambar 3. Proses penyiraman D. Hasil Perbanyakan Vegetatif Nyawai 1. Stek batang Perbanyakan stek pucuk dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus Dari hasil pengamatan perbanyakan stek batang mulai tumbuh tunas setelah 2 minggu. Tunas yang dihasilkan dari perbanyakan stek batang dengan jumlah yang bervariasi antara 1-6 tunas, sedangkan jumlah daun antara 1-12 helai (Gambar 4a). Pengamatan perakaran pada stek batang dilakukan setelah 2 bulan (Gambar 4b). Rerata jumlah tunas, daun, akar dan prosen jadi bibit tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah tunas, daun dan akar stek batang Jenis Media tanam Rerata jumlah tunas setelah 2 bulan Rerata jumlah daun setelah 2 bulan Rerata jumlah akar setelah 2 bulan Prosen jadi bibit setelah 2 bulan (%) Pasir steril 2,46 4,31 18,
6 Informasi Teknis Vol. 15 No. 1, Juli 2014, a b Gambar 4. Stek batang yang sudah tumbuh tunas (a), stek batang yang sudah tumbuh akar (b) 2. Stek pucuk Sama halnya dengan perbanyakan stek batang, pengamatan stek pucuk juga dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus Dari hasil pengamatan diketahui tunas hasil stek pucuk mulai tumbuh setelah 2 (dua) minggu dengan jumlah bervariasi antara 1-4 tunas dengan jumlah daun hanya ada 1 helai. Pada minggu keempat, tunas yang sudah ditumbuhkan kemudian mulai rontok. Perakaran tidak dapat diamati karena setelah 6 minggu batang stek mengering dan membusuk (Gambar 5a). Karakteristik dan sifat alami nyawai yaitu pada bagian ujung batangnya masih berlubang menyerupai batang kangkung, sehingga mudah sekali kering dan membusuk. Dugaan sementara karakteristik dan sifat alami nyawai inilah yang mengakibatkan kegagalan kegiatan stek pucuk tersebut. Perbedaan batang nyawai bagian ujung yang digunakan sebagai materi stek pucuk dan batang nyawai bagian bawah yang digunakan sebagai materi stek batang bisa dilihat pada Gambar 5b. 26
7 Studi Awal Perbanyakan Vegetatif Nyawai (Ficus Variegata) dengan Metode Stek a b Gambar 5. Stek pucuk yang mengering dan membusuk (a), materi stek pucuk dan materi stek batang (b) Beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan stek pucuk dan stek batang adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan materi yang digunakan sebagai stek batang dan stek pucuk pada bagian tengah batangnya tidak berlubang sehingga tidak mudah kering dan membusuk, 2. Pisau cutter yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar tajam sehingga pangkal batang stek yang akan ditanam tidak pecah, 3. Batang stek yang ditanam benar-benar kokoh dan tidak mudah roboh dengan cara memadatkan media pasir menggunakan jari tangan pada batang stek yang sudah ditanam, 4. Media pasir yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar steril dengan dengan cara disangrai untuk menghindari serangan jamur dan penyakit lainnya yang bisa mempengaruhi keberhasilan kegiatan perbanyakan nyawai, 5. Stek yang ditanam tidak langsung terkena sinar matahari dengan cara memberikan peneduh berupa paranet karena materi stek yang ditanam masih dalam kondisi sangat rentan mengalami kekeringan dan kematian, 6. Kelembaban dan suhu agar selalu terjaga dengan membuatkan sungkup plastik, supaya suhu di dalam sungkup selalu lembab sehingga menjaga materi stek yang ditanam tidak mudah mengalami kekeringan. 27
8 Informasi Teknis Vol. 15 No. 1, Juli 2014, III. KESIMPULAN Perbanyakan tanaman secara vegetatif mempunyai beberapa keunggulan antara lain untuk mempertahankan sifat genetik dari tanaman induk dan tidak tergantung dengan musim berbuah. Keberhasilan perbanyakan dipengaruhi beberapa faktor antara lain pemilihan bahan stek, teknik stek yang digunakan, kondisi kelembaban dan suhu, intensias cahaya/ sinar matahari serta cara sterilisasi media tanam. Dugaan sementara stek pucuk mengalami kegagalan karena karakteristik dan sifat alami nyawai yaitu pada bagian ujung batangnya masih berlubang menyerupai batang kangkung, sehingga mudah sekali kering dan membusuk. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta sebagai institusi dan tempat penelitian, Liliek Haryjanto, S.Hut. M.Sc., selaku penanggung jawab kegiatan Penelitian Populasi Dasar untuk Kayu Pertukangan Daur Pendek Jenis Nyawai, dan Supriyanto sebagai tenaga harian di persemaian yang telah membantu proses kegiatan perbanyakan nyawai. DAFTAR PUSTAKA Adinugraha, H.A Teknik Pembibitan Tanaman Hutan. Informasi Tanaman Kehutanan. Rimba Lestari 30 Juni Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Anonim Rencana Penelitian Integratif (RPI) , Pemuliaan Tanaman Hutan. Departemen Kehutanan, hlm Hadiyan, Y. dan Setiawan, A Teknik Sederhana Menyemai Benih Suren (Toona sinensis). Informasi Teknis Vol. 8 No. 1, Juli Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Hendromono dan Komsatun Nyawai (Ficus variegata Blume dan Ficus sycomoroides Miq.) Jenis yang Berprospek Baik Untuk Dikembangkan di Hutan Tanaman. Mitra Hutan Tanaman. Vol. 3. No. 3: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor. Diakses melalui pdf pada tanggal 1 Nopember Kaban, M.S Sambutan Menteri Kehutanan pada acara penanaman serentak seratus juta pohon dalam rangka peringatan seratus tahun kebangkitan nasional di seluruh Indonesia tanggal 28 Nopember Diakses melalui node/4951 pada tanggal 28 Maret
9 Studi Awal Perbanyakan Vegetatif Nyawai (Ficus Variegata) dengan Metode Stek Mandang, Y.I. dan Sudardji, U Anatomi dan Kualitas Serat Sembilan Jenis Kayu Kurang Dikenal Asal Kalimantan Timur. Buletin Penelititan Hasil Hutan. Vol. 19. No. 1: Pudjiono, S Perbanyakan Tanaman Merbau (Intsia bijuga O.Ktze) dan Upaya Pengembangannya. Informasi Teknis Vol. 8 No. 1, Juli Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Rusmana Teknik Produksi Bibit dan Prospek Pengembangan Hutan Tanaman Nyawai (Ficus variegata Blume.). Fokus Litbang 29 Januari Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Diakses melalui pada tanggal 12 November Sudrajat, D.J. dan Pramono, A.A Beringin (Ficus benjamina L.). Atlas Benih Tanaman Hutan, Jilid V. (Edisi khusus andalan Jawa Barat). Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor. Zhekun, Z and Gilbert, M.G Moraceae. Flora of China 5:
Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciTEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN
TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants Endin Izudin Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96
Lebih terperinci(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)
PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat tersebut bila tidak diimbangi dengan usaha penanaman kembali maka degradasi
Lebih terperinciSambung Pucuk Pada Tanaman Durian
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN. Medan Area jalan Kolam No1 Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian 20 m
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITAN Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area jalan Kolam No1 Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian
Lebih terperinciTEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN
TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Lebih terperinciIII. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono
III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono A. Stek Stek merupakan teknik pembiakan vegatatif dengan cara perlakuan pemotongan pada bagian vegatatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2 Gang Mawar no 7 Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *
Pertumbuhan Anakan Alam Eboni (Diospyros celebica Bakh) C. Andriyani Prasetyawati PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN C. Andriyani Prasetyawati * Balai
Lebih terperinciMaman Sulaeman I. PENDAHULUAN
TEKNIK PEMANGKASAN (Shorea leprosula Miq.) SEBAGAI BAHAN PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN CARA STEK Prunning Techniques of Shorea leprosula Miq. as Vegetative Propagation Material for Cutting Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciUNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN
BUDIDAYA BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) for Forest Plantation Establishment Rizki Ary Fambayun Balai Besar Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinciPERSIAPAN BAHAN TANAM TEH
PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinci1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar
1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar Nama Daerah : Benuang bini, benuwang, banuang, bunuang, benua, wenuang Nama Ilmiah : Octomeles Sumatrana Miq Family
Lebih terperinciTeknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit
Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan
Lebih terperinciKata-kata kunci: Ficus variegata Blume, variasi genetik, famili
VARIASI PERTUMBUHAN LIMA BELAS FAMILI NYAWAI (Ficus variegata Blume) PADA TINGKAT SEMAI [Growth variation of Fifteen Families Ficus variegata Blume at seedling level] Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan
Lebih terperinciTEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) I. PENDAHULUAN
TEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar
Lebih terperinciBUDIDAYA SUKUN 1. Benih
BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013
Lebih terperinciKARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.
KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki
Lebih terperinciMetode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%
III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali
Lebih terperinciSumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.
Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hibrid Acacia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu adalah suatu material yang merupakan produk hasil metabolisme organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil sumber daya alam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciCara Mencangkok Pohon Mangga
Cara Mencangkok Pohon Mangga Alat-alat yang diperlukan : 1. Pisau yang kuat dan tajam. 2. Serabut kelapa atau plastik. 3. Tali pengikat atau memakai tali rafia. 4. Paku untuk menusuk bagian bawah plastik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang menjadi sentra penanaman jati adalah puau Jawa (Sumarna, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati dikenal sebagai kayu mewah karena kekuatan dan keawetannya dan merupakan salah satu tanaman yang berkembang baik di indonesia. Hal tersebut tercermin dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas
Lebih terperinciTEKNIK PEMBIBITAN KAYU MERAH (Pterocarpus indicus Willd) The Propagation Technique of Kayu Merah (Pterocarpus indicus Willd) I.
TEKNIK PEMBIBITAN KAYU MERAH (Pterocarpus indicus Willd) The Propagation Technique of Kayu Merah (Pterocarpus indicus Willd) Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan
Lebih terperinciOleh : Iskandar Z. Siregar
3 MODULE PELATIHAN PERSEMAIAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY
Lebih terperinciPENYEDIAAN BIBIT MIMBA MELALUI PERBANYAKAN STEK PUCUK DENGAN APLIKASI HORMON PERTUMBUHAN
PENYEDIAAN BIBIT MIMBA MELALUI PERBANYAKAN STEK PUCUK DENGAN APLIKASI HORMON PERTUMBUHAN Oleh : Asep Rohandi Balai Penelitian Kehutanan Ciamis ABSTRAK Perbanyakan tanaman mimba (Azadirachta indica) secara
Lebih terperinciSugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.
Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A. & Mahfudz PEMBANGUNAN KEBUN PANGKAS JATI SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BENIH UNTUK MENDAPATKAN BIBIT UNGGUL GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM PENANAMAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan
Lebih terperinciRepositori FMIPA UNISMA
Studi Pemberian NAA dan 2,4-D pada Stek Batang Pohon Terompet Kuning (Tabebuia aurea) Ahmad Syafi'i 1, Ari Hayati 2 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Abstrak Stek batang lebih menguntungkan
Lebih terperinciTeknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang
Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang Buah jambu air Citra terkenal di Indonesia, karena mempunyai cita-rasa yang sangat manis dan renyah, ukuran buah cukup besar (200 250 g/ buah), dan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.
PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Mahasiswa
Lebih terperinciKultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang
AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah plantlet kentang kultivar granola, nutrien Farran dimodifikasi, nutrien Otazu dimodifikasi, nutrien Hoagland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eucalyptus pellita F. Muell (E. pellita) merupakan spesies cepat tumbuh yang mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab dengan musim kering tidak lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan kayu nasional Indonesia mencapai lebih dari 60 juta m³. Lima puluh persen dari kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perum Perhutani merupakan Perusahaan milik negara yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di Pulau Jawa dan Madura dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN
20 III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016 di lahan percobaan di desa Giriharjo, Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciMakalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September
PENGARUH UMUR SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN DI PERSEMAIAN 1) Oleh: Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Suren (Toona sureni Merr), merupakan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat dan kegunaan
Lebih terperinciKegiatan di Persemaian Secara Lengkap
Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap Perencanaan persemaian. Pemancangan patok batas. Pemagaran. Pembuatan lay out persemaian. Pembuatan gubug kerja/rumah/kantor untuk kegiatan administrasi persemaian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )
PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) Effect of Clone and Budgraft Time on Growth and Survival Rate Teak (Tectona grandis) Sugeng Pudjiono
Lebih terperinciPEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010
PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009 PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)
PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING) SUWANDI Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta I. PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman banyak dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon
Lebih terperinciACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)
ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L)
PKMP-1-8-1 PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L) R.M. Aulia El Halim, B. Pramudityo, R. Setiawan, I.Y. Habibi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani merupakan sebuah badan usaha yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola hutan tanaman yang ada di Pulau Jawa dan Madura dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciISSN: X. 22 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II
PENGARUH PERBEDAAN MEDIA TANAM TERHADAP PERKEMBANGAN PERAKARAN DAN KEBERHASILAN STEK PUCUK MANGLID (Magnolia champaca var pubinervia (Blume) Figlar & Noot.) 1. Sugeng Pudjiono 1. Peneliti Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciPERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG
PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG Dr. Yadi Setiadi Mine Land Rehabilitation Specialist Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University Campus IPB, Darmaga, Bogor ysetiad55@gmail.com
Lebih terperinciKESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis))
KESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis)) Jumani dan Heni Emawati Dosen Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010 di Laboraturium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciPERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK
PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK ( Pogostemon cablin Benth) Oleh Agung Mahardhika, SP ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jati memiliki kelas awet dan kelas kuat yang tinggi seperti pendapat Sumarna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jati merupakan kayu yang memiliki banyak keunggulan, antara lain yaitu jati memiliki kelas awet dan kelas kuat yang tinggi seperti pendapat Sumarna (2005) yang menyatakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciPROPAGASI BIBIT POHON
PROPAGASI BIBIT POHON La Dr. Yadi Setiadi Land Rehabilitation Specialist Faculty of Forestry, IPB Campus IPB, Darmaga, Bogor ysetiad55@gmail.com Bahan propagasi tanaman Bahan generatif Biji (benih) Bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang asalnya bukan asli dari Indonesia tetapi menjadi sangat terkenal di Indonesia.
Lebih terperinciPERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK
PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret sampai Juni
Lebih terperinciBAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai
Lebih terperinciTEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat
TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat Merbau merupakan salah satu jenis pohon yang menghasilkan kayu dengan kualitas yang baik. Kualitas ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H.R. Soebrantas KM. 15
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Telah menjadi realita bila alam yang memporak-porandakan hutan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan adalah sumber kehidupan karena hutan bukan hanya penopang kehidupan manusia namun juga hewan dan bahkan tumbuhan itu sendiri. Kelangsungan hutan terancam oleh
Lebih terperinciPenanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, ketinggian tempat 1700 m dpl, Suhu rerata
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Dusun Jurangkuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, ketinggian tempat 1700 m dpl, Suhu rerata berkisar 24-27 o C dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) termasuk kedalam famili Leguminosae yang tergolong jenis pohon cepat tumbuh (fast
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciPembuatan Pembibitan Tanaman
LEMBAR INFORMASI No. 1 - Agustus 2012 Pembuatan Pembibitan Tanaman Gambar 1. Pembibitan tanaman Pembibitan tanaman adalah tahapan untuk menyiapkan bahan tanam berupa bibit tanaman baru yang berasal dari
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN BUDIDAYA KAYU PUTIH KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR BUDIDAYA KAYU PUTIH Pengelolaan hutan selama kurang lebih tiga dekade telah menimbulkan dampak luasnya hutan yang terdegradasi. Oleh karena itu, tekanan pada hutan alam harus dikurangi,
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI SENGON (Falcataria moluccana) Establihsment of Sengon (Falcataria moluccana) Seedling Seed Orchard
PEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI SENGON (Falcataria moluccana) Establihsment of Sengon (Falcataria moluccana) Seedling Seed Orchard Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinci