BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

MATERI DAN METODE Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif.

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1. Hasil Karakterisasi tiap OTU's

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 472/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN GAPU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penanda Morfologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada September - Desember 2013 di dua lokasi, yaitu

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

DESKRIPSI KEMIRI SUNAN POPULASI KEMIRI SUNAN 1. Nama yang diusulkan : KEMIRI SUNAN 1

SIMULASI UJI BUSS (BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL) TIGA VARIETAS NENAS (Ananas comosus L. Merr) Oleh Efi Mulyati A

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 68/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SIMEMANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

nanas madu (cayenne), nanas queen, panduan praktikum

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 572/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS LINGSAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. tersebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di sekitar daerah khatulistiwa yaitu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur. Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 182/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA ONTARIO 145 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. cara merekontruksi pohon fenetik, tanpa diberikan perlakuan selama. penelitian yang dilakukan berlangsung.

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

INVENTARISASI KLON UNGGUL LOKAL TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Badrul Munir, S.TP, MP PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 303/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SAWO SEDAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

MATERI DAN METODE. pisau, penggaris, jangka sorong, spatula, petridis, blender, pipet isap, oven,

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 353/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG TEXAS BLUE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN AFFINSYAH ARRAFIQAH RAHMAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 363/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA FANTASTIC SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 222/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KY KERITING SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 364/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KRANTI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

ABSTRAK II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 121/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DALHARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mendata dan mengevaluasi karakteristik morfologi daun, duri, buah, mata dan mahkota pada 10 kultivar nanas Subang, yang kemudian hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan software MEGA 4.0.2 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) untuk menghasilkan pohon filogenetik yang terstruktur mengenai hubungan kekerabatan kultivar nanas Subang serta kultivar nanas Subang dan Malaysia. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kultivar Ananas comosus (L.) Merr., yang terdapat di Perkebunan Toto Mariuk, Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 kultivar nanas Subang terpilih yang diamati (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Sampel Tumbuhan yang Digunakan No. Kultivar Ananas comosus (L.) Merr. 1. Cayenne Biasa 2. Cayenne Simadu 26

27 3. Cayenne Duri 4. Cayenne Leor 5. Cayenne Bulat No. Kultivar Ananas comosus (L.) Merr. 6. Cayenne Hilo 7. Cayenne Gelung Duri 8. Cayenne Bottleneck 9. Cayenne Big Eye 10. Queen Blitar C. Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Bulan Maret 2013. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi 229 Bandung. D. Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan bahan utama yaitu kultivar nanas Subang. Nanas yang digunakan dalam penelitian ini adalah nanas yang diperoleh dari Perkebunan Toto Mariuk, Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat. 1. Alat Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Daftar Alat yang Digunakan No. Nama Alat Kegunaan Jumlah 1. Pisau Memotong sampel tumbuhan 1 buah 2. Camera digital Mendokumentasikan hasil 1 buah penelitian 3. Kertas label Memberi identitas sampel 1 pack

28 4. Tabel skoring Tabel yang berisikan karakter 3 buah karakteristik morfologi morfologi yang akan di amati 5. Penggaris Mengukur sampel 2 buah 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah organ daun, buah dan mahkota dari 10 kultivar nanas, seperti yang dapat terlihat pada Tabel 3.1. E. Langkah Kerja Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, identifikasi tumbuhan, pengambilan sampel dan observasi morfologi serta studi pustaka. 1. Persiapan Awal Persiapan yang dilakukan meliputi pembuatan proposal penelitian, kegiatan survei ke lapangan untuk mencari lokasi pengambilan sampel nanas dan mengetahui sampel yang akan dicuplik, serta menyiapkan alat alat yang mendukung penelitian. 2. Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan sumber berupa jurnal dan skripsi yang berhubungan dengan tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.). 3. Pengambilan Sampel Tumbuhan Metode sampling dilakukan secara langsung, dengan pengambilan sampel nanas sebanyak 10 buah yang berasal dari Perkebunan Toto Mariuk,

29 Jalan Cagak Subang dan Kebun Percobaan Subang, Jawa Barat. Bagian dari tumbuhan yang diambil adalah organ daun, buah, dan mahkota. 4. Observasi Morfologi Untuk mempermudah pengamatan saat kegiatan observasi digunakan tabel skoring. Tabel berisi karakter karakter morfologi dengan bobot setiap karakter. Total karakter yang diamati berjumlah 21 karakter yaitu delapan karakter pengamatan daun, enam karakter pengamatan duri, tiga karakter pengamatan buah, tiga karakter pengamatan mata buah dan satu karakter pengamatan mahkota. Total karakter yang diamati untuk nanas Subang dan Malaysia berjumlah 15 karakter yang meliputi tujuh karakter pengamatan daun yaitu bentuk daun, tepi daun, permukaan daun, permukaan daun mengkilap, warna daun bagian atas, warna daun bagian bawah, bentuk petak daun, lima karakter pengamatan duri yaitu daun berduri, lokasi duri, pola distribusi duri, bentuk duri, ukuran duri, dua karakter pengamatan buah yaitu bentuk buah, warna kulit buah dan satu karakter pengamatan bentuk mata. Karakter morfologi daun, duri, buah dan mata berpedoman pada Morphological Characteristic and Phylogeny of Malaysian Pineapple oleh Syafiqah (2012) dan karakter morfologi mahkota berdasarkan pada Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (2007). Karakter yang digunakan merupakan Multi State karakter dengan nilai skor angka 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka 0 merupakan nilai skoring yang paling rendah (karakter primitif), angka 1 bernilai sedang, pertengahan atau rendah, sedangkan nilai 2, 3, 4 dan 5 merupakan nilai paling tinggi pada skoring

30 menunjukkan karakter kemajuan. Jika skor angka dikonversi untuk dianalisis dengan software MEGA 4.0.2 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis), maka 0 5 diubah menjadi m, k, l, i, f, dan n seperti urutan protein pada bakteri. Karakter karakter morfologi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Karakteristik Morfologi yang Diobservasi No. Karakteristik Morfologi Skor 1. Daun berduri 0 ada 1 tidak ada 2. Lokasi duri 0 sepanjang tepi daun 1 ujung dan pangkal daun 2 ujung daun 3 pangkal daun 4 tidak ada Keterangan Diamati adanya duri di bagian tepi daun. Diamati sebaran duri pada daun, dari bagian ujung, tengah dan pangkal daun. 3. Pola distribusi duri 0 rapat (< 0,2 cm) dan jumlah banyak 1 renggang (>0,2) dan jumlah banyak 2 rapat (< 0,2 cm) dan jumlah sedikit 3 renggang (>0,2) dan jumlah sedikit Dihitung jarak antar duri, dan jumlah duri yang ada pada daun.

31 4 tidak ada 4. Bentuk duri 0 tumpul 1 tajam 2 tidak ada 5. Ukuran duri 0 panjang (> 0,1 cm) 1 pendek (< 0,1 cm) 2 tidak ada Diamati bentuk ujung duri yang terdapat pada bagian daun dan dengan sentuhan tangan. Dihitung dari pangkal duri hingga ujung duri. 6. Arah duri 0 mengarah ke ujung 1 mengarah ke pangkal 2 keduanya Diamati orientasi duri. arah No. Karakteristik Morfologi Skor 7. Warna duri 0 kehijauan 1 kemerahan 2 keunguan 8. Bentuk daun 0 linear (sempit dan panjang) 1 acuminatus (meruncing ke satu titik) 9. Tepi daun 0 berduri 1 entire (halus) 2 ciliate (berambut) Keterangan Diamati warna duri pada daun dewasa. Diamati bentuk daun dewasa. Diamati tekstur tepi daun dewasa. 10. Permukaan daun 0 halus 1 kasar Diamati permukaan dewasa. tekstur daun

32 11. Permukaan daun bagian atas mengkilap 12. Warna daun (bagian atas) 13. Warna daun (bagian bawah) 0 ada 1 tidak 0 hijau 1 hijau kemerahan 2 hijau kecoklatan 0 hijau keputihan 1 hijau kemerahan 2 hijau kecoklatan Diamati pada permukaan daun dewasa bagian atas. Diamati dengan melihat warna pada permukaan daun bagian atas. Diamati dengan cara melihat warna pada permukaan daun bagian bawah. 14. Bentuk petak daun 0 canaliculatus (bentuk menyerupai huruf U) 1 carinatus (bentuk menyerupai huruf V) No. Karakteristik Morfologi Skor 15. Bentuk buah 0 silinder 1 bulat 2 kerucut 16. Warna kulit buah 0 kuning 1 hijau tua 2 hijau muda 3 hijau oranye 4 oranye kemerahan Diamati dengan cara melihat bentuk daun secara keseluruhan. Keterangan Diamati bentuk buah secara keseluruhan. Diamati warna kulit buah ketika buah sudah matang. 17. Warna daging buah (diamati ketika matang) 0 hijau 1 hijau keperakan 2 kuning keputihan Diamati warna daging buah ketika buah sudah matang.

33 3 kuning kemerahan 4 kecoklatan 18. Bentuk mata 0 menonjol 1 datar 19. Kedalaman mata 0 dangkal 1 dalam 20. Ukuran mata 0 kecil (<1,9 cm) 1 besar (>1,9cm) Diamati bentuk mata pada buah Diraba dengan indra perasa sentuhan tangan. Dihitung bagian terlebar mata. 21. Bentuk mahkota 0 jorong jambul (oblong Diamati bentuk blocky) mahkota secara 1 bentuk hati (akron) 2 kerucut panjang (long conical) 3 silindris dengan ujung lebat (lengthened cylindrical with buncy top) 4 kerucut (cone) keseluruhan. No. Karakteristik Morfologi Skor Keterangan 5 silindris memanjang (lengthened cylindrical) Keterangan : (*) Hasil skor 1, 2, 3, 4, 5 = karakter lebih maju atau modern, 0 = karakter primitif. Konversi hasil skor k, l, i, f, n = karakter lebih maju atau modern, m = karakter primitif. Sumber : Syafiqah (2012); Departemen Pertanian Republik Indonesia (2007) 5. Analisis Data

34 Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel skoring yang karakter telah diamati. Setelah seluruh data morfologi daun, duri, buah, mata dan mahkota terkumpul, dilakukan analisis dengan menggunakan MEGA 4.0.2 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) yang merupakan analisis karakteristik dalam data berupa deskriptif untuk membangun pohon filogenetik (Syafiqah, 2012). Sehingga diperoleh hubungan kekerabatan berupa pohon filogenetik yang terstruktur mengenai hubungan kekerabatan kultivar nanas Subang serta kultivar nanas Subang dan Malaysia. Langkah langkah dalam melakukan analisis filogenetik dan merekonstruksi pohon filogenetik adalah sebagai berikut: a. Setelah dilakukan observasi morfologi langsung dan skoring, didapat matriks skoring dari tiap karakter. b. Ubah skoring 0, 1, 2, 3, 4, 5, menjadi urutan protein pada bakteri m, k, l, i, f, n. c. Buka program ClustalX (1.83) sebelum dimasukan ke program MEGA 4.0.2 d. Klik file, kemudian Load Sequences Open e. Setelah file dalam bentuk notepad dipilih, klik Aligment Output Format Option f. Pilih output format dalam bentuk NEXUS format Close g. Klik Do Complete Aligment hingga didapatkan dalam bentuk NEXUS.files. h. Buka program MEGA 4.0.2 untuk membangun pohon filogenetik i. Klik File kemudian Open Data j. Pilih all files agar nxs.file dapat terbaca klik nxs.file k. Klik icon convert to MEGA format

35 l. Setelah masuk ke data format pilih.nexus (PAUP, McClade) OK m. Save as untuk mendapatkan data berupa mega.file untuk tahap selanjutnya. n. Untuk mengaktifkan data file yang akan dianalisis, buka click me to active a data file o. Pilih data dalam bentuk mega.file yang telah disave as input data, kemudian klik protein sequences karena tabel skoring diubah menjadi urutan protein bakteri OK close p. Klik phylogeny construct phylogeny maximum parsimony compute q. Jika terdapat outgroup klik place root on branch agar outgroup terpisah dari ingroup r. Untuk menyimpan file berupa foto klik image save as TIFF file. s. Lakukan beberapa kali ulangan, hingga didapatkan pohon filogenetik yang representatif dan pilih tampilan yang terbaik. Setelah didapatkan pohon filogenetik nanas Subang yang representatif, langkah selanjutnya adalah menganalisis pohon filogenetik nanas Subang. Selain menganalisis pohon filogenetik dari nanas Subang dilakukan perbandingan dengan menyatukan data antara nanas Subang dengan nanas Malaysia berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syafiqah (2012) sehingga dapat terlihat perbedaan ataupun persamaan karakter dari pohon filogenetik nanas Subang nanas Malaysia yang mengindikasikan jauh dan dekatnya hubungan kekerabatan kedua kelompok nanas berbeda asal negara ini. F. Alur Penelitian Persiapan Pengambilan sampel dari kebun nanas di Subang Pengamatan morfologi 10 kultivar nanas Subang yang berbeda

36 Gambar 3. 1. Bagan Alur Penelitian