RENCANA STRATEGIS INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PENYUSUNAN PROGRAM KERJA TIM PENYELENGGARA HCU RS BETHESDA LEMPUYANGWANGI YOGYAKARTA 2014

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

FK (AIPKI) SMF-DEPT-INST PASIEN TERAKREDITASI TEACHING HOSPITAL (ARSPI) KOLEGIUM 1. PEMILIK 2. DIREKSI 3. PROFESIONAL 4.KARYAWAN BAN-PT AKR-KOL KARS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

Keterkaitan Sasaran Kegiatan dan Target Tahun Pencapaian

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

J02/PMK.05/2014 TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BHAYANGKARA SETUKPA PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI KARTU RENCANA STASE

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

R E N C A N A S T R A T E G I

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS PENERIMAAN PASIEN BARU RAWAT JALAN DALAM KUALITAS PELAYANAN DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

Rencana Strategis (RENSTRA)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA OPERASIONAL PERIODE 2016

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai persentase

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF TAHUN 2012 2016 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit umum Dr. Saiful Anwar merupakan rumah sakit yang berkeinginan untuk membangun kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelaksanannya berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan, dan kemandirian, adil dan merata. Renstra Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Anesthesi dan Terapi Intensif disusun mengacu pada rencana strategis RSU Dr. Saiful Anwar 2011-2015 dan Fakultas Brawijaya 2007-2012. Sasaran Rencana strategi IPDS Anesthesi dan Terapi Intensif lebih menfokuskan terhadap : meningkatnya pendapatan Departemen Anestesiologi, Tercapainya pelayanan yang menjamin kepuasan pelanggan, Terselenggaranya program keselamatan pasien (pasien safety), Tersedianya tenaga perawat dan tenaga lain yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pelayanan, Terselenggaranya sistem pengembangan perawat dan non perawat, Terselenggaranya pendidikan tenaga kedokteran trampil dan mahir, Tersedianya alat medik di Departemen Anestesi, Terciptanya iklim budaya penelitian dan pengembangan. B. Kondisi IPDS Anesthesi dan Terapi Intensif Keadaan Fasilitas IPDS: IPDS baru terbentuk semenjak 2010 sehingga masih perlu banyak pembenahan diseluruh sektor. IPDS dalam kurun terakhir ini permasalahan dalam hal sarana prasarana adalah banyaknya alat-alat yang lama yang fungsinya menurun, Suku cadang sulit, belum lengkap dan jumlah tidak mencukupi, tidak adanya laporan pemeliharaan/ kerusakan/ kalibrasi S/P, tidak jelasnya penanggung jawab perbaikan, dan tingkat utilitas belum tercatat.

Sumber Daya Insani ASUMSI STATUS KETERANGAN Jumlah pelayanan anestesi pertahun sesuai dengan trend ( 2010 2011 ) NAIK 0,8% 2010: 6271 2011: 6791 Jumlah staf medis yang mencukupi Belum Mencukupi Kebutuhan Full Time : 14-16 STAF RSSA:9 Peningkatan tarif jasa medis anestesi Proses Pengajuan SK DIRUT: 40 % Sesuai usulan tim tarif IDSAI Sumber Data : Laporan Raker Jumlah Pelayanan Medis 2010-2011 Unit Pelayanan Operasi pembatalan Instalasi Bedah Sentral (IBS) 6791 110 Instalasi Gawat Darurat 6145 0 One Day Care (ODC) 195 5

MRI/CT Scan 381 7 Poliklinik anestesi 1480 37 Acut Pain Service (Epidural) 590 17 ANALISA LINGKUNGAN INTERN & EKSTERN A. Analisa Lingkungan Intern Sumber Daya Insani ( SDI ). Hasil analisis terhadap ketersediaan SDI di IPDS Anesthesiologi dan Terapi Intensif Pelayanan medis umum, tenaga dokter spesialis ada 9 tenaga Tenaga Administrasi yang dimiliki IPDS ada 5 tenaga (satu tenaga yang mengurusi administrasi di intern IPDS, 1 tenaga yang mengurusi yang berhubungan dengan FKUB, satu tenaga yang berhubungan dengan RSSA) Sarana dan Prasarana Bangunan dan peralatan masih harus menyesuaikan dengan master plan FKUB dan RSSA, sedangkan kebutuhan bangunan dari IPDS diharapkan dapat ditambah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan. Manajemen Pelayanan. Manajemen pelayanan medis cukup memadai. Manajemen keorganisasian kurang jelas fungsinya Manajemen keuangan tidak jelas sumber dana, tidak ada pelaporan dan tidak ada transparansi B. Analisa Lingkungan Ekstern Mudah dijangakau, terletak ditengah kota Analisa SWOT Kekuatan. Sudah memiliki 9 Tenaga spesialis, yang berkualitas dan berkompetensi Empat tenaga konsultan : a. dr. Hari SpAn : KIC, KMN b. dr. Gunung, SpAn : KIC c. dr. Djudjuk SpAn : KAKV d. dr.karmini SpAn : KPA Sarana dan Sistem ICU yang cukup baik Sarana IT pendidikan mudah dan dapat digunakan secara gratis Kelemahan. Jumlah dokter spesialis jumlahnya masih kurang memenuhi standard System administrasi masih tradisional Tenaga administrasi kurang memenuhi standard kompetensi (tidak mempunyai ijazah ataupun sertifikat keahlian di bidang administrasi) Mempunyai alat-alat audiovisual tapi kurang dimanfaatkan Prasarana banyak yang sudah tua dan tidak berfungsi dengan baik, suku cadang sulit

Sarana (alat-alat) kurang memadai Bangunan kurang luas dan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan IPDS Maping bangunan untuk memperlancar layanan kurang memadai Ketidakjelasan masterplain IPDS anesthesia dan Terapi Intensif dari RSSA dan FKUB Kurang jelasnya mekanisme konsul antar bagian Ketidakjelasan dana pendidikan dari Universitas Peluang. Managemen penanggulangan nyeri dengan diadakannya Pain Klinik peluangnya masih besar Lisensi dengan EDA (European Diploma Anethesia) terbuka secara bebas Kebijakan Pemerintah dalam UU RS & UU Kesehatan yang sangat mendukung terciptanya RS yang berkualitas. Adanya kerjasama dengan RS luar pada tahap stase mandiri Peluang mendapatkan rumah sakit satelit besar Lokasi strategis di jalur utama Malang Ancaman. Belum adanya kejelasan status mandiri karena belum ada hasil kelulusan akreditasi Jumlah dan kualitas tenaga Medis di IPDS lain lebih lengkap Faktor-faktor kunci keberhasilan 1. Tingkatkan sarana, prasarana dan kualitas pelayanan sehingga memenuhi syarat sebagai RS Pendidikan yang berstandar Internasional; 2. Tingkatkan manajemen keuangan dan efisiensi. 3. Berikan pelayanan dibidang Anesthesi dan Terapi Intensif yang prima. 4. Tingkatkan kompetensi tenaga administrasi Indikator Keberhasilan 1. Terbentuknya pain klinik di RSSA Malang 2. Terdapat minimal 1 orang staf anestesi RSSA yang mendapat lisensi dari EDA ( Europea Diploma Anesthesia ) 3. Kualitas RSSA diakui secara nasional dan internasional 4. Terjalinnya MOU untuk tahap mandiri PPDS antara RSSA dengan bberapa RS dalam dan luar negeri 5. Anestesi RSSA menjalin kerjasama dengan minimal 3 RS satelit besar

A. KEBIJAKAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI Kebijakan Pengembangan SDM a. Pemenuhan kekurangan tenaga medis harus dilakukan 100% secara bertahap, karena dalam rangka memenuhi kebutuhan minimal b. Pemenuhan tenaga administrasi yang memenuhi standard kompetensi Bangunan & Sarana Prasana a. Penambahan gedung dan sarana yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan program pendidikan dokter spesialis b. Penambahan alat medis yang dibutuhkan dalam pelayanan anesthesia dan terapi intensif B. STRATEGI Strategi Pengembangan SDM a. Melaksanakan seleksi penerimaan semua jenis tenaga yang dibutuhkan IPDS minimal setahun sekali sesuai kebutuhan. b. Bahwa untuk memenuhi kekurangan tenaga dokter spesialis dan tenaga konsultan maka IPDS dapat mengusulkan penerimaan tenaga spesialistik tiap tahunnya, sedangkan untuk tenaga konsultan maka IPDS dapat mengirimkan tenaga yang ada sekarang untuk melanjutkan pendidikan konsultan. c. Untuk tenaga administrasi dapat dilakuakn dengan cara mengirimkan tenaga yang ada sekarang untuk mengikuti pelatihan tentang administrasi Rumah Sakit PROGRAM PROGRAM PROGRAM PENDIDIKAN INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Tujuan program : menjadikan RS berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang bertaraf Internasional dan berstandard global 1. Bidang pendidikan 1.1 Melaksanakan kegiatan bidang pendidikan di semua strata/jenjang sub-bagian Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif,meliputi mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, peserta pendidikan profesi dokter, peserta pendidikan dokter spesialis 1, pendidikan S2. 1.2 Melakukan penilaian terhadap siswa didik di semua strata/jenjang sub-bagian Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif,meliputi mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, peserta pendidikan profesi dokter, peserta pendidikan dokter spesialis 1, pendidikan S2.

1.3 Melakukan seleksi calon Peserta Pendidikan Dokter Spesialis-1 Lab/SMF..Anestesiologi & Terapi Intensif FKUB/RSSA Malang. 2. Bidang pelayanan 2.1 Memimpin rapat berkala bagian/ UPF.Anestesiologi & Terapi Intensif untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan. 2.2 Menyelenggarakan pengawasan,pengendalian,dan evaluasi dalam kegiatan pelayanan, serta membantu dalam pemecahan masalah yang timbul selama kegiatan pelayanan kesehatan 2.3 Mengelola pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan Rumah Sakit dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna. 2.4 Melakukan pelayanan kesehatan baik preventif,kuratif,maupun rrrehabilitatif pada pasien pribadi baik di poliklinik maupun ruang rawat inap. 2.5 Melakukan koordinasi kegiatan pelayanan yang meliputi ruang rawat inap dan ruang lain. 2.6 melakukan konsul antar Sub bagian ataupun konsul antar Sub-bagian. 2.7 Menjadi pemimpin pada acara kematian di Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif, untuk evaluasi edit-medis. 2.8 Menjadi pemimpin Visite Besar di Lab/SMF..Anestesiologi & Terapi Intensif 3. Bidang penelitian 3.1 Menjadi pembimbing dan penguji penelitian akhir mahasiswa S1 FKUB. 3.2 Menjadi pembimbing dan penguji penelitian mahasiswa S2 FKUB/PPDS. 3.3 Melakukan penelitian pribadi/multisenter. 3.4 Memfasilitasi PPDS-1 untuk melakukan penulisan ilmiah dan melakukan publikasi ilmiah di bidangnya. PENUTUP Rencana strategi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program tiap tahunnya. Program tersebut diharapkan dapat diwujudkan sesuai dengan yang direncanakan dan hasilnya sesuai yang diinginkan. Program-program tersebut dijabarkan tiap tahunnya dan dievaluasi tiap tahunnya sehingga pelaksannaan program selanjutnya dapat dilaksanakan sesuai harapan dan tujuan dari Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anesthesi dan Terapi Intensif.