LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 3 Tahun 1985 Seri B No. 2 Pada tanggal 21 Januari 1985 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DAN FASILITAS LAINNYA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Menimbang : a. bahwa Pemerintah berkewajiban untuk melindungi masyarakat yang menggunakan daging sebagai bahan makanan dan daging itu didapat dari hasil pemotongan ternak ; b. bahwa untuk secara berlanjut dan teratur dapat diawasi pemotongan ternak yang menghasilkan daging bagi konsumsi Masyarakat, maka dipandang perlu disediakan oleh Pemerintah tempat pemotongan serta fasilitas lainnya yang berkenaan dengan itu; c. bahwa tempat pemotongan ternak yang menghasilkan daging untuk konsumsi masyarakat, yang disediakan dan dipelihara oleh Pemerintah Daerah disebut Rumah Potong Umum, atau Rumah Potong yang disediakan oleh pihak lain, tetapi atas persetujuannya Rumah Potong itu oleh Pemerintah Daerah ditunjuk dan ditetapkan menjadi Rumah Potong Umum ; d. bahwa untuk membangun dan memelihara suatu bangunan diperlukan dana dan dana ini wajarlah bila sebagian atau
seluruhnya dibebankan kepada imbalan jasa dari pada pemakai fasilitas rumah potong umum itu sendiri; e. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung No. 3 Tahun 1978 tentang Retribusi Rumah Potong Umum sampai Surat Gubernur Kepala Daerah Tk. I Bali tanggal 8 Agustus 1978 No. HOT/1.c/118/1978, perlu disempurnakan; f. bahwa imbalan jasa/retribusi dimaksud huruf d, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.; Mengingat : 1. Undang Undang No. 12 Darurat Tahun 1975 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia No. 57 Tahun 1975. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1288 ); 2. Undang Undang No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II didalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali. Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia No. 122 Tahun 1958. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1655 ); 3. Undang Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 2824 ); 4. Undang Undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 No. 38. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3037 ) 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan
Penyakit Hewan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 No. 20. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3101 ); 6. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner ( Lembaran Negara republi Indonesia Tahun 1983 No. 28 ); 7. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 1969 tentang Penertiban Pungutan Daerah; 8. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemotongan Ternak Potong. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung M E M U T U S K A N Menetapkan : Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tentang Retribusi Rumah Potong Umum dan Fasilitas Lainnya. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung;
b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung; c. Akhli adalah Sesuai dengan yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan; d. Rumah Potong Umum, Ternak Potong, Daging adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 5 Tahun 1974 termasuk Rumah Potong Umum Pembantu; e. Kandang adalah suatu bangunan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk menyiapkan atau menempatkan untuk sementara ternak potong yang akan dipotong serta tempat pengawasan dan pemeriksaan ternak potong itu sebelum dipotong dan Kesehatan Hewan; f. Angkutan Ternak Potong adalah Kendaraan Bermotor khusus yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk mengangkut ternak potong dari suatu tempat ke Rumah Potong Umum; g. Angkutan Daging adalah Kendaraan Bermotor khusus yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk mengangkut daging dari rumah potong umum ketempattempat penjualan daging. B A B II Rumah potong Umum dan Fasilitas Lainnya Pasal 2 (1) Rumah Potong Umum disediakan dan dipelihara oleh Pemerintah Daerah untuk dapat dimanfaatkan oleh yang berkepentingan; (2) Rumah potong dapat disediakan oleh pihak lain, tetapi atas persetujuannya Rumah Potong itu oleh Pemerintah Daerah ditunjuk dan ditetapkan menjadi Rumah Potong Umum, sehingga dapat dimanfaatkan oleh yang berkepentingan.
Pasal 3 (1) Kandang Ternak Potong dibangun dan dipelihara oleh Pemerintah Daerah dan dapat dipergunakan oleh yang berkepentingan untuk mengandangkan sementara ternak potong sebelum dipotong di Rumah Potong Umum. Pasal 4 Selain Rumah Potong Umum dan Kandang Ternak Potong Pemerintah Daerah juga menyediakan fasilitas pengangkutan ternak potong dan Pengangkutan Daging. P a s a l 5 Setiap orang atau Badan Hukum diwajibkan untuk memotang ternak pada Rumah Potong Umum dan menggunakan Angkutan Daging yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 6 (1) Setiap orang atau Badan Hukum yang memotong Ternak Potong di Rumah Potong Umum diwajibkan membayar uang Retribusi Rumah Potong Umum, Uang Retribusi Kandang Ternak Potong : (2) Setiap orang atau Badan Hukum yang menggunakan fasilitas angkutan ternak potong, angkutan daging diwajibkan membayar Retribusi :
(3) Setiap orang atau Badan Hukum yang memotong ternak potong di Rumah Potong Umum, diwajibkan membayar Retribusi pemeriksaan ternak potong dan pemeriksaan daging. B A B III Besarnya Retribusi Pasal 7 (1) Besarnya retribusi dimaksud pasal 6 ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Retribusi Rumah Potong Umum : 1. Sapi, Kerbau, Kuda per ekor... Rp. 1.250,-(Seribu dua ratus lima puluh rupiah) 2. Babi, Kambing, Domba per ekor... Rp. 600,- ( Enam ratus rupiah ) 3. Unggas per ekor... Rp. 100.,- ( Seratus rupiah ) b. Retribusi kandang : 1. Sapi, Kerbau, Kuda per ekor... Rp. 250,- (Dua ratus lima puluh rupiah) 2. Babi, Kambinng, Domba per ekor...rp. 100,- ( Seratus Rupiah ) (2) Retribusi yang dimaksud pada pasal 6 ayat (2) adalah sebagai berikut : a. Retribusi Angkutan Ternak Potong dari Pasar Hewan Beringkit ke Rumah Potong Umum Denpasar : 1. Sapi, Kerbau, Kuda per ekor...rp. 1.000,- ( Seribu rupiah ) 2. Babi, Kambing Domba per ekor... Rp. 500,- ( Lima ratus rupiah )
b. Retribusi Angkutan daging dari Rumah Potong Umum ke Kota Denpasar : 1. Sapi, Kerbau, Kuda per ekor... Rp. 200 ( Dua ratus rupiah ) 2. Babi, Kambing, Domba per ekor...rp. 100,- ( Seratus rupiah ) (3) Retribusi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) adalah sebagai berikut : a. Sapi Kerbau, Kuda per ekor... Rp. 300,- ( Tiga ratus rupiah ) b. Babi, Kambing, Domba per ekor... Rp. 150,- ( Seratus lima puluh rupiah ) c. Unggas per ekor... Rp. 25,- ( Dua puluh lima rupiah ) B A B IV Ketata - laksanaan Pasal 8 Kepala Daerah menunjuk dan menetapkan Dokter Hewan / Kepala Cabang Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung untuk bertanggung jawab didalam dan diluar Rumah Potong Umum sepanjang mengenai kesehatan ternak Potong dan kesehatan daging, serta tehnik pemotongan. Pasal 9 (1) Bupati Kepala Daerah menunjuk dan menetapkan dengan Keputusan pejabat/petugas yang memungut Retribusi Rumah Potong Umum dan Fasilitas lainnya.
(2) Pejabat / petugas pemungut Retribusi Rumah Potong Umum dan Fasilitas lainnya, bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah dalam mengumpulkan, menyiapkan dan menyetorkan uang hasil pungutannya kepada Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dengan tata cara yang telah berlaku untuk itu : (3) Pejabat / petugas pemungut Retribusi Rumah Potong Umum dan Fasilitas lainnya, diberi uang perangsang sebesar 4 %. (4) Pemungutan Retribusi dilaksanakan dengan memberikan tanda pembayaran berupa karcis kepada wajib Retribusi. Pasal 10 Akhli yang melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ternak potong diberikan ongkos pemeriksaan sebesar 25 % dari besarnya retribusi sebagai dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) Peraturan Daerah ini. B A B V S A N G S I - S A N G S I Pasal 11 (1) Barang siapa melanggar ketentuan yang tercantum dalam pasal 5, 6 dan 7 Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 1 ( satu ) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ) : (2) Tindak pidana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.
B A B VI Ketentuan Penutup Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Denpasar. 17 Maret 1984 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung K e t u a Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung, t.t.d t.t.d ( Anak Agung Ngurah Manik Parasara ) ( I D. G. O K A ) Disahkan oleh : Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali dengan Keputusan Tanggal 2 10 1984 No. 942 Tahun. 1984
Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 3 Tahun 1985 Seri B Nomor 2 pada tanggal 21 Januari 1985. An. Bupati Kepala Daerah Tk. II Badung Pjs.Sekretaris Wilayah/Daerah, t. t. d ( Sang Made Muka BA. ) NIP. 010041214
P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG UMUM DAN FASILITAS LAINNYA I. U M U M Daging merupakan bahan makanan yang sangat penting ditinjau dari kesehatan masyarakat. Apabila daging konsumsi itu tidak sehat, maka akan sangat menggangu kesehatan masyarakat yang mempergunakannya. Berkenaan dengan itu, Pemerintah Daerah wajib mengusahakan segala sesuatu agar masyarakat selalu mendapat daging konsumsi yang sehat. Salah satu cara untuk melidungi masyarakat dalam hubungan dengan kesehatan daging konsumsi, ialah mengadakan pengawasan yang sebaikbaiknya terhadap daging yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan jalan menggunakan Rumah Potong dan fasilitas lainnya dan mengkordinasikan petugas-petugas/pejabatpejabat yang berwenang untuk itu. Pengawasan Kesehatan daging itu dapat dipusatkan disuatu tempat atau suatu bangunan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, Tempat ini atau bangunan ini disebut Rumah Potong Umum dan pengertian Rumah Potong Umum mencakup semua aspek yang berkenaan dengan pengawasan kesehatan daging, misalnya termasuk pengawasan kesehatan ternak potong yang akan dipotong, pengawasan tempat penjualan daging dan yang dimaksud fasilitas lainnya, kandang, angkutan ternak potong, angkutan daging lain-lain yang berkenaan dengan itu. Bangunan-bangunan yang dipergunakan sebagai tempat pengawasan dan pemeriksaan daging dengan segala aspeknya, adalah fasilitas yang disesuikan oleh Pemerintah Daerah bagi seorang atau Badan Hukum yang berusaha dibidang usaha perdagangan daging atau pengolahan daging.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah menetapkan, setiap memakai fasilitas milik Pemerinta Daerah wajib membayar retribusi sebesar imbalan jasa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 huruf a, b, d, e, f dan g cukup jelas Pasal 1 huruf c : yang dimaksud dengan Akhli menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 pasal 1 huruf m, ialah dokter-dokter Hewan dan/atau Sarjana-Sarjana Peternakan, disamping itu orang-orang lain yang berdasakan pendidikan dan ilmu pengetahuannya ditetapkan oleh Menteri sebagai Akhli. Pasal 2 Ayat (1) Pasal 3 Ayat (2) Cukup jelas Rumah Potong Umum diadakan oleh Pemerintah Daerah, dan juga pihak lain diperkenakan untuk mengadakan Rumah Potong Umum sepanjang dapat persetujuan Pemerintah Daerah. Pasal 3 Ayat (1) Menurut ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku, maka semua ternak potong yang akan dipotong di Rumah Potong Umum, terlebih dahulu diistirahatkan pada tempat-tempat yang ditetapkan oleh Akhli serta diperiksa kesehatannya oleh Akhli pula. Untuk itu Pemerintah Daerah menyediakan kandang ternak potong. Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas
Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas