PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

DI SEKTOR INDUSTRI PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jakarta, 31 Januari 2012

telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015

PENGEMBANGAN SDM SEKTOR INDUSTRI NASIONAL DALAM MENDUKUNG MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

STANDAR INDUSTRI HIJAU

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

50001, BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

INDONESIA GREEN AWARDS 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM INFORMASI MONITORING EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR INDUSTRI

PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Steel and Pulp & Paper Industries (Phase I) merupakan program yang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

STANDAR INDUSTRI HIJAU

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KONSERVASI ENERGI PETA REGULASI

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

2012, No BAB I PENDAHULUAN

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Hasil Simulasi Kebijakan

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

PROGRAM KERJA DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU TAHUN ANGGARAN 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017

BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Restrukturisasi Mesin. Industri Kecil dan Menengah.

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Skema Karbon Nusantara serta Kesiapan Lembaga Verifikasi dan Validasi Pendukung

PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI BIOMASSA (TSHE) INDONESIA

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI

THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. POU YUEN INDONESIA CIANJUR, 27 OKTOBER 2015

Audit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

PROGRAM KERJA DITJEN ILMTA TAHUN 2010 DAN RENCANA KERJA DITJEN ILMTA TAHUN 2011

KRITERIA HIJAU DAN EMAS

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Peran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA

Sistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Restrukturisasi. Mesin. Tekstil. Pencabutan.

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

KEBIJAKAN PENDANAAN BI MEMBERDAYAKAN SEKTOR UMKM DI DAERAH

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA TEMU INVESTOR PURWAKARTA PURWAKARTA, 12 OKTOBER 2015

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 10 Mei 2013

SIH Standar Industri Hijau

Transkripsi:

PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI TRI RENI BUDIHARTI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA,22 OKTOBER 2012 1

LATAR BELAKANG 1. Posisi Sektor Industri terhadap pertumbuhan ekonomi Sektor industri adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia; Pada tahun 2011, kontribusi sektor industri terhadap PDB mencapai 20,92%, merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan sektor sektor lainnya. Pertumbuhan sektor industri pada tahun 2011 adalah sebesar 6,83%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6,46%. Perhatian pemerintah terhadap kemajuan sektor industri tertuang Perpres No. 28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN ); Sasaran Jangka panjang menjadikan Indonesia negara industri yang tangguh pada tahun 2025; Semakin ketatnya persaingan perusahaan sektor industri dalam menghadapi era globalisasi; Dituntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan daya saingnya, dlm berbagai aspek penunjangnya; 2

2. Kebijakan Pelaksanaan Konservasi Energi Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% (dengan sumber daya nasional) dan sampai 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020; Pada Perpres 61/2011 tentang RAN GRK Bidang Industri ditargetkan untuk menurunkan emisi sebesar 1 JutaTCO 2 e (26%) atau 5 Juta TCO 2 e (41%) melalui kegiatan utama yaitu melalui konservasi energi, modifikasi proses dan atau minimalisasi limbah. Dan konservasi energi melalui efisiensi energi merupakan langkah yang lebih praktis dan menguntungkan bila dilaksanakan di sektor industri PP 70/2009 dan Permen ESDM No 14 tentang konservasi energi dan pengelolaan energi bagi pengguna energi sebesar 6000 TOE/tahun atau lebih Permen Perindustrian No. 12/2012 tentang Peta Panduan ( Roadmap) Penurunan Emisi CO2 di Industri Semen Di Indonesia

Kebijakan Restrukturisasi Mesin Dan/Peralatan Industri Gula, Tektil, Alas Kaki Serta Penyamakan Kulit REGULASI 1. Peraturan Menteri Perindustrian No. 50/M IND/PER/3/2012 tentang Program Revitalisasi Industri Gula Melalui Restrukturisasi Mesin Dan/Atau Peralatan Pabrik Gula. 2. Peraturan Menteri Perindustrian No 15/M IND/PER/2/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian No.123/M IND/PER/11/2010 Tentang Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki. BENTUK STIMULAN Potongan Harga sebesar 12,5 %, untuk pembelian mesin dan/peralatan produk dalam negeri atau impor; Potongan Harga ditambah 10 %, jika produk dalam negeri memenuhi persyaratan capaian TKDN, berdasarkan perhitungan sesuai ketentuan perundang undangan. Berlaku untuk ITPT ( Industri Tekstil dan Produk Tekstil) dan IAK ( Industri Alas Kaki) serta Industri Penyamakan Kulit Potongan Harga sebesar 10%,, jika mesin impor; Potongan Harga sebesar25%, Jika TKDN minimal sebesar 25% ( Teknologi harus baru, bukan bekas dan lebih maju)

3. Potret Teknologi/permesinan di sektor industri Umur mesin yang tua, sebagian besar berusia diatas 20 40 tahun sehingga tingkat konsumsi energi tinggi, kecepatan mesin dan kualitas produk rendah; Untuk mengganti/modifikasi mesin dibutuhkan investasi, sementara bunga komersial perbankan nasional tinggi ( >10%) serta tidak adanya industri permesinan nasional; Bunga pinjaman yang diperlukan sektor industri jauh lebih rendah yaitu sekitar 5 persen;

SEKTOR INDUSTRI PADAT ENERGI DAN PENGEMISI UTAMA 1. Industri Semen; 2. Industri Baja; 3. Industri Pulp & Kertas; 4. Industri Tekstil; 5. Industri Kimia; 6. Industri Pupuk; 7. Industri Makanan dan Minuman; 8. Industri Keramik dan Gelas. 6

Grand Strategi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri (2010 2020) 7

PROGRAM KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 2011) No Proyek Tahun Tujuan Hasil 2006-2007 Feasibility study & Pemilihan Lokasi Follow-up Pilot (PT.Daliatex Kusuma) 1 NEDO 2007-2009 Model project: instalasi peralatan dan pengumpulan data primer Investigation tentang metoda konservasi dan pengurangan kuantitas air di industri tekstil FS menunjukkan bahwa target energi adalah 60 dari 100 skala, sedangkan untuk air adalah 71 dari 100 skala. Peluang untuk melakukan konservasi energi dan mengurangi kuantitas air melalui tahapan berikut: 1.Mengetahui kondisi operasi saat ini 2.Studi kasus dengan minor modification 3.Studi kasus penggantian peralatan/mesin (replacement to new machines) 2009-2010 Model project: instalasi peralatan dan pengumpulan data primer Investigation tentang metoda konservasi dan pengurangan kuantitas air di industri tekstil FS menunjukkan bahwa target energi adalah 60 dari 100 skala, sedangkan untuk air adalah 71 dari 100 skala. Peluang untuk melakukan konservasi energi dan mengurangi kuantitas air melalui tahapa berikut: 1.Mengetahui kondisi operasi saat ini 2.Studi kasus dengan minor modification 3.Studi kasus penggantian peralatan/mesin (replacement to new machines) 2 AFD 2009 Analisa informasi tentang program dan rencana aksi di tahap selanjutnya 1. Proses produksi semen paling tepat dalam konteks Negara Indonesia. 2. Perlu dihitung biaya penurunan emisi. 2010 Penyususnan roadmap pengurangan emisi CO2 di industri semen Kunjungan lapangan ke 9 industri semen untuk pengumpulan data dan penerapan teknologi

PROGRAM ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 2011) No Proyek Tahun Tujuan Hasil 3 GTZ/GIZ 2007-2008 4 METI 2009 2010 Technology Need Assessment (TNA) pada industri semen, baja, pulp & kertas, tekstil dan gula. Mendukung kebijakan Indonesia untuk meningkatkan pengurangan emisi CO2 yang telah disusun oleh Kementerian Perindustrian dan memberikan kontribusi bagi pelaksanaan langkahlangkah pengurangan emisi CO2 di Indonesia yang efektif. 1. Komitmen pemerintah untuk mengembangkan pembangunan berkelanjutan 2. Fasilitas berupa skema finansial untuk mendorong hemat energi di sektor industri 3. Perbaikan pada boiler dan furnace di industri sebagai prioritas untuk dikembangkan, sehingga akan diperoleh peningkatan efisiensi pada boiler dan furnace mulai dari 7,4% sampai 14,5%. Rekomendasi Audit teknologi untuk efisiensi energi 5 NL Agency 2009 2012 Mengendalikan pemakaian energi untuk memenuhi tujuan perusahaan/industri dengan melakukan minimisasi pemakaian energi, air, dan limbah yang dihasilkan 1. Penerapan Energy Efficiency Plan (EEP) di sektor industri tertentu (pilot project). 2. Hasil pemantaauan (monitoring) pelaksanaan Energy Efficiency Plan (EEP) di sektor industri tertentu (pilot project)

Program Energi di Sektor Industri (2006 2011) No Proyek Tahun Tujuan Hasil 6 UNIDO 2011 2015 Promosi efisiensi energi di sektor industri melalui optimalisasi sistem dan Standar Manajemen Energi (ISO 50001) Komponen 1: Pengenalan Sistem Manajemen Energi dan Peningkatan Kapasitas SDM; Pengenalan ISO 50001 secara nasional; Pelatihan Manajemen Energi (tenaga ahli lokal; manager pabrik; dan operator); Pengembangan jaringan antar sektor industri. Komponen 2: Peningkatan Kapasitas SDM tentang Sistem Optimalisasi Pelatihan Manajemen Energi (tenaga ahli lokal; manager pabrik; operator; dan vendor); Komponen 3: Pengembangan Kapasitas Finansial Harmonisasi Kriteria Eavluasi Proyek Efisiensi Energi; Pelatihan pengembangan finansial; Kapasitas institusi pemerintah, bank lokal, dan institusi finansial lainnya dalam promosi dan investasi dalam proyek efisiensi energi di sektor industri; Pelatihan pelaku industri dalam penyiapan proposal proyek efisiensi energi yang bankable; Komponen 4: Implementasi Proyek Manajemen Energi dan Optimalisasi Sistem Perbaikan Operasional Proyek; Implementasi ISO 50001 di industri; Pengembangan jejaring.

PROGRAM ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 2011) No Proyek Tahun Tujuan Hasil 7 ICCTF 2010 2011 Tersedianya Grand Strategy Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan yang akan digunakan sebagai bahan atau acuan konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor industri. Target: Penerapan Konservasi Energi pada Industri: Baja, Pulp & Kertas; 35 Manager Energi di Industri Baja; 15 Manager Energi di Industri Pulp & Kerats; 50 Pedoman Teknis Konservasi Energi dan Pengurangan emisi CO2 di Sektor Industri; Pre-FS dan FS; Penerapan No-Cost & Low-Cost Pilot Project di industri baja dan industri pulp & kertas; 1 Paket Draft Regulasi

Peluang dan Tantangan Konservasi Energi di Sektor Industri Peluang Jumlah industri yang harus melakukan efisiensi energi cukup besar dengan potensi penghematan cukup tinggi Umumnya perusahaan memerlukan bantuan untuk pelaksanaan konservasi energi Adanya kebijakan untuk menghentikan subsidi energi ( harga energi naik) Idustri sudah mengetahui pemerintah menggalakkan pengembangan industri hijau (green industry) Tersedianya pelaku bisnis energi efisiensi dan adanya audit energi gratis dari pemerintah Meningkatnya pengetahuan dan perhatian perbankan terhadap pelaksanaan bisnis efieiensi energi Mekanisme Akses perbankan untuk Tantangan Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan energi Belum cukupnya jumlah SDM industri yang kompeten melakukan manajemen energi yang sistematis Kurangnya kemauan; pengetahuan dan kemampuan industri merubah business as usual Kurangnya pengetahuan dan kemampuan penyedia jasa dalam menjalankan bisnis efisiensi energi dari aspekteknis maupun keuangan Belum adanya mekanisme insentif yang memberi manfaat langsung ke pelaku efisiensi energi Belum terintegrasinya dipahaminya hubungan antara usaha efisiensi energi dengan penurunan emisi dalam aspek kemudahan akses perbankan

HAMBATAN PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI ( BERDASARKAN PENGAMATAN DI LAPANGAN) Industri masih belum terbudaya memberi laporan ke pemerintah dan umumnya masih menganggap semua data bersifat rahasia; Industri besar terutama yang orientasi ekspor mempunya tenaga ahli yang kompeten sehingga sering tidak yakin dengan kemampuan auditor lokal. Integritas auditor lokal seringkali tidak dibuktikan dengan kemampuan mengolola confidentiality data Ketidakmampuan SDM industri membedakan data yang bersifat rahasia/tidak rahasia, sehingga dianggap semua rahasia. Kurangnya koordinasi antar pemerintah terkait dalam penerapannya dilapangan sehingga industri merasa menghabiskan waktu terlalu banyak untuk program yang sama Belum adanya mekanisme insentif yang efektif Bank belum aware terhadap bisnis efisiensi energi Kemampuan managemen energi di industri sangat rendah, jumlah manager energi baru sekitar 25% 30% dari yang diperlukan;

Lanjutan... Kurangnya apresiasi industri terhadap pelaksana manajemen energi PDCA belum berjalan maksimal Harga energi masih murah Orientasi utama industri masih produktivitas dan kualitas Harga teknologi masih mahal, belum ada bantuan dari pemerintah yang signifikan Penerapan sistem monitoring belum optimal

Sekian dan terima kasih