ANALISA HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA KECELAKAAN KERJA DI PT XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI HUMAN EROR PADA PROSES PRODUKSI CASSAVA CHIPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA DAN HEART DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.

ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan)

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN di PT. X MENGGUNAKAN METODE HEART DAN PEMBUATAN SOP PADA PROYEK PEMBANGUNAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

ANALISA HUMAN ERROR DALAM KASUS KECELAKAAN DI PERSILANGAN KERETA API (Studi Kasus Persilangan Kereta Api 25 Jemur Andayani - Surabaya)

METODE HEART DAN SHERPA SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN HUMAN ERROR PADA KECELAKAAN KERJA DALAM PROSES PRODUKSI TEH HITAM

Analisis Human Error Menggunakan Metode TAFEI dan SHERPA Pada Pengoperasian Turbin Gas Blok 2 Pasca Overhaul di Perusahaan Power Plant

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis

ANALISISHUMAN ERROR UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA MESIN BENDING DI PT. X MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC HUMAN ERROR REDUCTION AND PREDICTION APPROACH (SHERPA) *

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

APLIKASI METODE SHERPA UNTUK MENURUNKAN POTENSI KESALAHAN OPERATOR MESIN CUT SAW

Analisa Tingkat Keandalan Operator Inside Welding dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No.1, Juli 2014 pp

DAFTAR PUSTAKA. Armanda, D. (2006). Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan. Jakarta.

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BATIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN HUMAN ERROR PADA OPERATOR PEMBUATAN PATUNG FIBERGLASS DENGAN METODE HEART DAN SHERPA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINDAKAN TIDAK AMAN DAN HUMAN RELIABILITY ANALYSIS (STUDI KASUS : OPERATOR FORKLIFT

Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

ANALISIS KEANDALAN MASINIS DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN METODE HEART

PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Evaluasi Perbaikan Safety Behavior Pekerja dengan Metode Behavior-Based Safety

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS HUMAN ERROR OPERATOR DENGAN AKTIVITAS REPETITIF-MONOTON. Abstrak

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

ANALISIS HUMAN ERROR PEKERJA PADA TARGET PRODUKSI YANG BERBEDA DI UD. ANEKA KARYA

Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Memenuhi Salah Satu. Syarat. Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang,

Upaya Penurunan Tingkat Kecacatan Produk dengan Metode DMAIC di PT. X

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

Nurhayati, et al, Penilaian Human Error Probability dengan Metode Human Error Assessment and

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

ANALISIS KESELAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GEDUNG BAGIAN LUAR DENGAN MEMANFAATKAN FOTO KONSTRUKSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : GIO FANDRI TARIGAN NIM.

Perancangan Fasilitas Kerja untuk Mereduksi Human Error

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

Uci Marlina Pasaribu

Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools dan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. XYZ

ANALISIS RESIKO KERJA PADA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI CV SEMPURNA BOGA MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. bisa memenuhi permintaan sandang yang semakin meningkat tersebut,

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

ANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 9

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesalahan operator, kesalahpahaman, kesalahan pengawasan. Kesalahan

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK

Peningkatan Perilaku Aman di PT. XXX dengan Pendekatan Behavior Based Safety

Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

Transkripsi:

ANALISA HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA KECELAKAAN KERJA DI PT XYZ Tiara Rahmania 1, Elisabeth Ginting 2, Buchari 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155 Email : yayarahmania@gmail.com Email : elisabeth@usu.ac.id Email : ibossanti@yahoo.com Abstrak. PT XYZ berusaha untuk menjaga keamanan, keselamatan dan kenyamanan operator ditempat kerja yang memiliki potensi bahaya. Namun pada stasiun ekstrusion sering terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error seperti bekerja dalam keadaan terburu-buru, sikap kerja yang salah dan tidak menggunakan APD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa human error yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja pada operator di stasiun ekstrusion. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SHERPA yang digunakan untuk memprediksi human error yang mungkin terjadi dan metode HEART yang digunakan untuk mengetahui probabilitas kegagalan operator dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari penelitian ini, diketahui prediksi human error yang dapat terjadi pada bagian wet area yaitu kelalaian operator dalam menggunakan APD dengan probabilitas sebesar 0,0532. Prediksi error yang dapat terjadi pada bagian talcum area yaitu kelalaian operator dalam menggunakan APD dan task 1.1 yaitu membersihkan talcum powder yang tumpah dengan probabilitas sebesar 0,038. Sedangkan prediksi error bagian packing area yaitu kelalaian operator dalam menggunakan APD dengan probabilitas sebesar 0,0232. Solusi perbaikan yang dapat dilakukan untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu dengan memberikan training secara berkala kepada semua operator dan dilakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Sedangkan solusi perbaikan untuk task 1.1 yaitu supervisor melakukan pemeriksaan secara rutin dan mengingatkan operator untuk tetap menjaga kebersihan. Kata Kunci : Human Error, Kecelakaan Kerja, SHERPA, HEART Abstract. PT XYZ tried to maintain security, safety and comfort of operator at work that has the potential danger that could happen to anybody, anywhere and anytime. But at the extrusion station, accidents often occurred and supposedly caused by human error such as work in a hurry, the wrong work attitude and not using self protecting devices. This research aimed to analyze human error which caused working accidents operators in extrusion station. Methods used in this research are SHERPA method which used to predict human error that might happen and HEART method which used to know the probability of failure operator in performing the job. In this research known the prediction of human error that could be happened to part of wet area namely omission operators in using self protecting devices with probabilities of 0,0532. Predictions error that can occur to part of talcum area are namely omission operators in using self protecting devices and task 1.1 namely clean talcum powder that is spilled with probabilities of 0,038. While prediction error at packing area namely omission operators in using self protecting devices with probabilities of 0,0232. Improvement solution taken to neglect operators in using self protecting devices namely by giving training periodically to all operators and make an investigation, before operator started working. While improvement solution to task 1.1 namely supervisor conducting a regular and remind operators to keep clean. Keywords : Human Error, Work Accident, SHERPA, HEART 1 Mahasiswa Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU 2 Dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU 3 Dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU 58

PENDAHULUAN Dalam sebuah proses industri, setiap aktivitas akan cenderung mengalami error. Error tersebut dapat berupa sistem error atau human error. Sistem error merupakan error yang disebabkan oleh sistem yang mengontrol proses dan bila diperbaiki sekali maka error tersebut tidak akan muncul lagi. Berbeda dengan human error, manusia dapat diberitahu prosedur yang benar dan memahami prosedur tersebut, tetapi dikarenakan sistem yang kompleks maka sesuatu yang seharusnya dilakukan dengan benar tidak dapat diselesaikan. Arifin, dkk (2012) melakukan penelitian di rumah sakit haji dengan menggunakan pendekatan human reliability analysis terhadap perancangan alat ukur human reliability pada proses administrasi obat di rumah sakit haji. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode SHERPA dan HEART. Metode SHERPA digunakan untuk mereduksi error dan memberikan solusi tertentu dari analisis. Sedangkan metode HEART digunakan dalam menentukan peluang terjadinya error dalam setiap aktivitas pekerjaan. Hasil dari penelitian Arifin ini didapat bahwa 59% human error yang terjadi pada proses administrasi obat merupakan jenis error retrieval yaitu tidak adanya informasi yang didapatkan dan 78% human error yang terjadi disebabkan oleh ketidaksesuaian prosedur. Perbaikan yang dilakukan pada penelitian Arifin yaitu dengan menggunakan check list, monitoring, dan evaluasi terhadap setiap aktivitas. Penelitian tersebut digunakan sebagai referensi dalam pengaplikasian metode SHERPA dan HEART. Selain itu, Wignjosoebroto, dkk (2010) juga melakukan penelitian untuk menganalisa human error dalam kasus kecelakaan di persilangan kereta api. Dalam penelitian Wignjosoebroto, dkk (2010) memprediksi human error yang dapat terjadi pada persilangan kereta api dengan metode SHERPA dan probabilitas terjadinya human error dengan menggunakan metode HEART. Hasil penelitian Wignjosoebroto didapat bahwa probabilitas kegagalan task tertinggi untuk operator kendaraan bermotor yaitu sebesar 0,308 pada kegagalan task mengurangi kecepatan dan probabilitas kegagalan task tertinggi pada petugas penjaga persilangan adalah kegagalan untuk melakukan task periksa tanda peringatan dari stasiun terdekat dengan probabilitas sebesar 0,2822. Penelitian Wignjosoebroto ini juga digunakan sebagai referensi dalam pengaplikasian metode SHERPA dan HEART. Dari hasil penelitian pendahuluan terhadap data kecelakaan kerja yang pernah terjadi, diketahui bahwa kecelakaan kerja yang sering terjadi pada lantai produksi yaitu pada stasiun ekstrusion. Data kecelakaan kerja yang terjadi pada stasiun ekstrusion yaitu pada tahun 2007 terjadi 13 kecelakaan, tahun 2008 terjadi 15 kecelakaan, tahun 2009 terjadi 8 kecelakaan, tahun 2010 terjadi 10 kecelakaan dan tahun 2011 terjadi 5 kecelakaan kerja. Dari data tersebut diketahui kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh human error seperti bekerja dalam keadaan terburu-buru, sikap kerja yang salah dan alat pelindung diri yang tidak sesuai. Selain itu, dari pengamatan langsung di lantai produksi diketahui bahwa lantai produksi licin sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja pada operator. Dari uraian permasalahan tersebut maka diperlukan suatu analisa untuk menentukan solusi apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi human error yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada operator di stasiun ekstrusion. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT XYZ yang bergerak dibidang manufaktur. Jenis penelitian yang dilakukan di PT XYZ tergolong penelitian terapan (applied research) dimana penelitian diarahkan kepada pengambilan tindakan (corrective action) yang bertujuan untuk memecahkan masalah kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SHERPA (Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach) dan metode HEART (Human Error Assessment and Reduction Technique). Metode SHERPA digunakan untuk memprediksi human error yang mungkin terjadi pada saat operator melakukan pekerjaannya. Sedangkan metode HEART digunakan untuk mengetahui probabilitas terjadinya human error tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penelitian pendahuluan, mengumpulkan data, melakukan pengolahan data, menganalisa hasil pengolahan data dan terakhir menyimpulkan hasil penelitian. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode SHERPA adalah sebagai berikut : 1. Langkah I : Hierarchical Analysis (HTA) 2. Langkah II : Human Error Identification (HEI) 3. Langkah III : Konsekuensi Analisis 4. Langkah IV : Analisis Ordinal Probabilitas 5. Langkah V : Analisis Strategi Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode HEART adalah sebagai berikut : 59

1. Mengkategorikan item pekerjaan ke salah satu dari 8 kategori yang ada di tabel Generic Type (GTT). 2. Menentukan proporsi efek atau Assessed Proportion of Effect (APOE) dan menghitung besarnya nilai Assessed Effect (AE) dari setiap EPCs yang telah diidentifikasi. 3. Melakukan perhitungan nilai Human Error Probability (HEP). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. a. Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian adalah kecelakaan kerja. b. Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini yaitu bekerja dalam keadaan terburu-buru, sikap kerja yang salah, tidak menggunakan APD dan lantai produksi licin. Variabel ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada operator. HASIL DAN PEMBAHASAN Prediksi Human Error yang Terjadi dengan Metode SHERPA (Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach) 1. Hierarchical Analysis (HTA) HTA untuk bagian wet area dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 dibawah ini memperlihatkan task yang harus dilakukan oleh operator bagian wet area untuk menghasilkan benang karet. Dari HTA bagian wet area ini dapat diprediksi human error yang mungkin terjadi pada saat operator melakukan pekerjannya. 1.1 Memeriksa kecepatan roller 1. Benang karet ditarik oleh roller menuju water bath 1.2 Membersihkan roller selama proses produksi Proses Pembentukan Benang Karet 2. Benang karet dicuci di water bath 2.1. Membersihkan water bath selama proses produksi Gambar 1. HTA Bagian Wet Area 3. Benang karet dikeringkan di drying oven 3.1. Memeriksa temperatur drying oven HTA untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 dibawah ini memperlihatkan task yang harus dilakukan oleh operator bagian talcum area untuk menghasilkan pita karet. Dari HTA bagian talcum area ini dapat diprediksi human error yang mungkin terjadi pada saat operator melakukan pekerjannya. 1. Pembedakan benang karet di talcum box 1.1 Membersihkan talcum powder yang tumpah Proses Pembentukan Pita Karet 2. Pemasakan pita karet di mesin curing 2.1. Memeriksa suhu mesin curing 3. Pita karet didinginkan menggunakan cooling drum 3.1. Memeriksa suhu cooling drum Gambar 2. HTA Bagian Talcum Area HTA untuk bagian packing area dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 berikut ini merupakan task yang harus dilakukan oleh operator bagian packing area. Dari HTA bagian packing area ini dapat diprediksi human error yang mungkin terjadi pada saat operator melakukan pekerjannya. 1. Menghitung jumlah pita karet yang dikemas Proses Pengemasan Pita Karet 2. Membersihkan saranasarana di packing area Gambar 3. HTA Bagian Packing Area 2. Human Error Identification (HEI) Human Error Identification untuk bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 dibawah ini menjelaskan deskripsi human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian wet area melakukan pekerjaannya. Berdasarkan data kecelakaan kerja, kelalaian operator dalam menggunakan APD merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di bagian wet area. HEI untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan. Tabel 1. Human Error Identification (HEI) Bagian Wet Area Mode Deskripsi Error Error 1.1 A2 1.2 A9 2.1 A8 3.1 C1 Gagal memeriksa kecepatan roller sesuai waktu yang telah ditentukan Operator jarang membersihkan roller selama proses produksi Operator jarang membersihkan water bath selama proses produksi Operator tidak memeriksa temperatur drying oven Human Error Identification untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 dibawah ini menjelaskan deskripsi human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian talcum area 60

melakukan pekerjaannya. Berdasarkan data kecelakaan kerja, kelalaian operator dalam menggunakan APD merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di bagian talcum area. HEI untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan. Tabel 2. Human Error Identification (HEI) Bagian Talcum Area Mode Deskripsi Error Error 1.1 A8 2.1 C1 3.1 C1 Operator jarang membersihkan talcum powder yang tumpah Operator tidak memeriksa suhu mesin curing Operator tidak memeriksa suhu cooling drum Human Error Identification untuk bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 berikut ini menjelaskan deskripsi human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian packing area melakukan pekerjaannya. Berdasarkan data kecelakaan kerja, kelalaian operator dalam menggunakan APD merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di bagian packing area. HEI untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan. Tabel 3. Human Error Identification (HEI) Bagian Packing Area Mode Deskripsi Error Error 1 A8 2 A8 Operator tidak menghitung jumlah pita karet yang dikemas Operator jarang membersihkan sarana-sarana di packing area 3. Konsekuensi Analisis Konsekuensi akibat human error yang terjadi untuk bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 dibawah ini menjelaskan akibat human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian wet area melakukan pekerjaannya. Konsekuensi akibat operator tidak menggunakan APD yaitu menyebabkan kecelakaan kerja pada operator. Tabel 4. Konsekuensi Analisis Bagian Wet Area Konsekuensi 1.1 Kecepatan roller tidak sesuai yang telah ditetapkan 1.2 Menyebabkan kerusakan pada benang karet yang berikutnya 2.1 Proses pencucian benang karet tidak sempurna 3.1 Benang karet tidak kering secara sempurna Konsekuensi akibat human error yang terjadi untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 dibawah ini menjelaskan akibat human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian talcum area melakukan pekerjaannya. Konsekuensi akibat operator tidak menggunakan APD yaitu menyebabkan kecelakaan kerja pada operator. Tabel 5. Konsekuensi Analisis Bagian Talcum Area Konsekuensi 1.1 Talcum powder berserakan dan dapat menyebabkan operator terpeleset 2.1 Pemasakan pita tidak sempurna 3.1 Produk menjadi rusak jika dikemas dalam keadaan panas Konsekuensi akibat human error yang terjadi untuk bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 berikut ini menjelaskan akibat human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian packing area melakukan pekerjaannya. Konsekuensi akibat operator tidak menggunakan APD yaitu menyebabkan kecelakaan kerja pada operator. Tabel 6. Konsekuensi Analisis Bagian Packing Area Konsekuensi Jumlah pita karet tidak sesuai yang telah 1 ditetapkan 2 Lantai produksi kotor dan dapat merusak mutu dari produk yang dihasilkan 4. Analisis Ordinal Probabilitas Probabilitas human error yang terjadi untuk bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 dibawah ini menjelaskan probabilitas human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian wet area melakukan pekerjaannya. Dari Tabel 7 ini dapat dilihat bahwa probabilitas operator melakukan kesalahan dalam pekerjaannya adalah low. Sedangkan 61

probabilitas untuk kelalaian operator tidak menggunakan APD yaitu high. Tabel 7. Probabilitas Bagian Wet Area Probabilitas 1.1 Low 1.2 Low 2.1 Low 3.1 Low Probabilitas human error yang terjadi untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 dibawah ini menjelaskan probabilitas human error yang mungkin terjadi pada saat operator bagian talcum area melakukan pekerjaannya. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa task 1.1 memiliki probabilitas high. Sedangkan probabilitas untuk kelalaian operator tidak menggunakan APD juga high. Tabel 8. Probabilitas Bagian Talcum Area Probabilitas 1.1 High 2.1 Low 3.1 Low Probabilitas human error yang terjadi untuk bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 9. Dari Tabel 9 dibawah ini probabilitas human error pada task yang dilakukan operator adalah low. Sedangkan probabilitas untuk kelalaian operator tidak menggunakan APD yaitu high. Tabel 9. Probabilitas Analisis Bagian Packing Area Probabilitas 1 Low 2 Low 5. Analisis Strategi Solusi perbaikan untuk bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 berikut ini menjelaskan solusi perbaikan untuk mengatasi human error yang mungkin terjadi pada bagian wet area. Solusi perbaikan untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu memberikan training secara berkala dan melakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Tabel 10. Analisis Strategi Bagian Wet Area Solusi Perbaikan 1.1 Menggunakan whiteboard dengan metode checklist 1.2 Melakukan pemeriksaan secara rutin 2.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin 3.1 Menggunakan whiteboard dengan metode checklist Solusi perbaikan untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 dibawah ini menjelaskan solusi perbaikan untuk mengatasi human error yang mungkin terjadi pada bagian talcum area. Solusi perbaikan untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu memberikan training secara berkala dan melakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Tabel 11. Analisis Strategi Bagian Talcum Area Solusi Perbaikan 1.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin 2.1 Menggunakan whiteboard dengan metode checklist 3.1 Menggunakan whiteboard dengan metode checklist Solusi perbaikan untuk bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 dibawah ini menjelaskan solusi perbaikan untuk mengatasi human error yang mungkin terjadi pada bagian packing area. Solusi perbaikan untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu memberikan training secara berkala dan melakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Tabel 12. Analisis Strategi Bagian Packing Area Solusi Perbaikan 1 Melakukan pemeriksaan secara rutin 2 Melakukan pemeriksaan secara rutin Perhitungan Probabilitas Terjadinya Human Error dengan Metode HEART (Human Error Assessment and Reduction Technique) 1. Mengkategorikan item pekerjaan ke salah satu dari 8 kategori yang ada di tabel Generic Type (GTT). Pada Tabel 13 berikut dapat dilihat kategori item pekerjaan dan nilai nominal human error probability untuk bagian wet area. Nominal human error probability yang tertinggi adalah sebesar 0,02 pada task 1.2 dan 2.1. Sedangkan kelalaian operator dalam menggunakan APD termasuk tipe E dengan nilai nominal HEP 0,02. 62

Tabel 13. Kategori Pekerjaan untuk Bagian Wet Area Generic Nominal Human Type Error Probability (GTT) 1.1 G 0,0004 1.2 E 0,02 2.1 E 0,02 3.1 G 0,0004 Pada Tabel 14 berikut dapat dilihat kategori item pekerjaan dan nilai nominal human error probability untuk bagian talcum area. Nominal human error probability yang tertinggi adalah sebesar 0,02 pada task 1.1. Sedangkan kelalaian operator dalam menggunakan APD termasuk tipe E dengan nilai nominal HEP 0,02. Tabel 14. Kategori Pekerjaan untuk Bagian Talcum Area Generic Nominal Human Type Error Probability (GTT) 1.1 E 0,02 2.1 G 0,0004 3.1 G 0,0004 Pada Tabel 15 berikut dapat dilihat kategori item pekerjaan dan nilai nominal human error probability untuk bagian packing area. Nominal human error probability untuk task yang dilakukan operator adalah sebesar 0,02. Sedangkan kelalaian operator dalam menggunakan APD termasuk tipe E dengan nilai nominal HEP 0,02. Tabel 15. Kategori Pekerjaan untuk Bagian Packing Area Generic Nominal Human Type Error Probability (GTT) 1 E 0,02 2 E 0,02 2. Menentukan proporsi efek atau Assessed Proportion of Effect (APOE) dan menghitung besarnya nilai Assessed Effect (AE). Nilai Assessed Proportion of Effect dan perhitungan nilai AE untuk pekerjaan bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 16. Nilai Assessed Effect (AE) dibawah ini akan mempengaruhi besarnya nilai HEP untuk operator bagian wet area. Tabel 16. Nilai Proporsi Efek dan AE untuk Bagian Wet Area Nomor Urut (Tabel EPCs) Max Effect AE ((Max. Effect-1) x APOE)+1) 3 10 1,9 15 3 1,4 Nilai Assessed Proportion of Effect dan perhitungan nilai AE untuk pekerjaan bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 17. Nilai Assessed Effect (AE) dibawah ini akan mempengaruhi besarnya nilai HEP untuk operator bagian talcum area. Tabel 17. Nilai Proporsi Efek dan AE untuk Bagian Talcum Area Nomor Urut (Tabel EPCs) Max Effect AE ((Max. Effect-1) x APOE)+1) 3 10 1,9 Nilai Assessed Proportion of Effect dan perhitungan nilai AE untuk pekerjaan bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 18. Nilai Assessed Effect (AE) dibawah ini akan mempengaruhi besarnya nilai HEP untuk operator bagian packing area. Tabel 18. Nilai Proporsi Efek dan AE untuk Bagian Packing Area Nomor Urut (Tabel EPCs) Max Effect AE ((Max. Effect-1) x APOE)+1) 22 1,8 1,16 3. Melakukan perhitungan nilai Human Error Probability (HEP). Nilai HEP untuk bagian wet area dapat dilihat pada Tabel 19. Nilai HEP menjelaskan besarnya peluang terjadinya kegagalan pada saat operator bagian wet area melakukan pekerjaannnya. Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa nilai HEP tertinggi adalah pada task 1.2 dan 2.1 sebesar 0,0532. Sedangkan nilai HEP untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD juga memiliki nilai sebesar 0,0532. Tabel 19. Nilai HEP untuk Bagian Wet Area HEP 1.1 0,001064 1.2 0,0532 2.1 0,0532 3.1 0,001064 Nilai HEP untuk bagian talcum area dapat dilihat pada Tabel 20. Nilai HEP menjelaskan besarnya peluang 63

terjadinya kegagalan pada saat operator bagian talcum area melakukan pekerjaannnya. Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa nilai HEP tertinggi adalah pada task 1.1 sebesar 0,038. Sedangkan nilai HEP untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD juga memiliki nilai sebesar 0,038. Tabel 20. Nilai HEP untuk Bagian Talcum Area HEP 1.1 0,038 2.1 0,00076 3.1 0,00076 Nilai HEP untuk bagian packing area dapat dilihat pada Tabel 21. Nilai HEP menjelaskan besarnya peluang terjadinya kegagalan pada saat operator bagian packing area melakukan pekerjaannnya. Nilai HEP untuk kelalaian operator dalam menggunakan APD dan task yang harus dilakukan operator adalah sebesar 0,0232. Tabel 21. Nilai HEP untuk Bagian Packing Area HEP 1 0,0232 2 0,0232 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Probabilitas high untuk bagian wet area adalah operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan, sehingga untuk mengatasinya dengan memberikan training secara berkala kepada semua operator dan dilakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Nilai HEP untuk prediksi human error tersebut yaitu sebesar 0,0532. Probabilitas high untuk bagian talcum area adalah operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan dan task 1.1 yaitu membersihkan talcum powder yang tumpah. Solusi yang diberikan untuk mengatasi human error kelalaian operator dalam menggunakan APD yaitu dengan memberikan training secara berkala kepada semua operator dan dilakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja dan pada task 1.1 dapat diatasi dengan supervisor melakukan pemeriksaan secara rutin dan mengingatkan operator untuk tetap menjaga kebersihan, sehingga diharapkan kecelakaan kerja yang disebabkan human error tersebut tidak akan terulang kembali. Nilai HEP untuk prediksi kedua human error tersebut yaitu sebesar 0,038. Probabilitas high untuk bagian packing area adalah operator tidak menggunakan APD yang disediakan perusahaan. Solusi perbaikan untuk mengatasi human error tersebut yaitu dengan memberikan training secara berkala kepada semua operator dan dilakukan pemeriksaan sebelum operator mulai bekerja. Nilai HEP untuk prediksi human error tersebut yaitu sebesar 0,0232. DAFTAR PUSTAKA Dhillon, Balbir S. 1987. Human Reliability: With Human Factors. Exeter, UK: Pergamon Press. Heinrich, H. W, dkk. 1975. Industrial Accident Prevention. Fifth Edition. New York: Mc Graw-Hill Book Company. Lyons, Melinda, et al. 2004. Human Reliability Analysis In Healthcare: A Review of Techniques. International Journal of Risk & Safety in Medicine 16 (2004), IOS Press. Reinach, Stephen J. et al. 2007. The Use of HEART to Assess The Risk of Remote Control Locomotive Operations: A Tale of Two Cities. Proceedings Of The Human Factors And Ergonomics Society 51st Annual Meeting 2007. Sandom, Carl dan Roger S. Harvey (Ed.). 2009. Human Factors for Engineers. London, United Kingdom: The Institution of Engineering and Technology. Seastrunk, C. S. 2005. Algorithm to Systematically Reduce Human Error in Healthcare. Master of Science, North Carolina State University. Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press. Stanton, Neville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methode. London : CRC Press. Wignjosoebroto, Sritomo, dkk. 2010. Analisa Human error dalam Kasus Kecelakaan di Persilangan Kereta Api. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. 64

65