Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya



dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

PRESS RELEASE RAPAT KONSULTASI PUBLIK RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG (RPJP) TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

III. KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

III. KONDISI UMUM LOKASI

BAB III KONDISI UMUM LOKASI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IV. KONDISI UMUM KAWASAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA PERIODE 2010 s/d 2029

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Pembibitan Ceriops tagal

7 TAMAN NASIONAL DI PULAU KALIMANTAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM. 4.1 Sejarah Kawasan

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

Kondisi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda

Daftar Isi. Halaman Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... Kata Pengantar... Sekilas TNBBR...

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

Landasan Hukum : SK. Menhut No. SK. 60/Menhut-II/2005 tanggal 9 Maret 2005

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi

MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM. Edy Hendras Wahyono

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok

OWA KELAWAT (Hylobates muelleri) SEBAGAI OBYEK WISATA PRIMATA DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

TAMAN NASIONAL BERBAK SEBAGAI SUMBER DAYA GENETIK

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

10 Hewan Langka Di Indonesia

Letak, Luas dan Keadaan Wilayah. Areal HPH PT. Suka Jaya Makmur terletak di kelompok hutan S. Pesaguan -

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI KAJIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

JALAN YANG KAMI PILIH Studi Kelayakan partisipatif untuk Ekowisata Lebuk Lantang

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Taman Wisata Alam Gunung Pancar mempunyai luas 447,50 hektar.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

IV. KONDISI UMUM 4.1. Taman Nasional Tesso Nilo Sejarah Kawasan

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN HUTAN WEHEA KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

Cakupan bahasan. A. Status B. Progres C. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah hutan tropis, tanah dan area lautan yang luas, serta kaya akan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PARAKASAK

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

4.1. Letak dan Luas Wilayah

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

NILAI EKONOMI SATWALIAR BERDASARKAN PREFERENSI MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN : Studi Kasus di Hutan Produksi PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

BANGKA BOTANICAL GARDEN SEBUAH KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Taman Satwa Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

POLICYBrief. Pulau Pejantan: Ekosistem Unik. Ekspedisi Awal Keanekaragaman Hayati. P. Pejantan. Volume 1, No. 1, 2017

Transkripsi:

Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan kawasan konservasi yang terletak di jantung Pulau Kalimantan. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam fungsi hidrologis sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan Daerah Aliaran Sungai Katingan di kalimantan Tengah. Kawasan hutan Bukit Baka-Bukit Raya Merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang mendoninasi puncak-puncak pegunungan Schwaner Bukit Baka-Bukit Raya merupakan gabungan Cagar Alam Bukit Baka di Kalimantan Barat dan Cagar Alam Bukit Raya di Kalimantan Tengah. Penetapan Kawasan ini mengalami beberapa kali perubahan. Pertama, tahun 1978, ditetapkan kawasan Bukit Raya ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 50.000 ha. Kedua, tahun 1979, cagar alam diperluas menjadi 110.000 ha. Ketiga, tahun 1981 kawasan Bukit Baka ditetapkan sebagai kawasan Cagar alam dengan luas 100.000 ha. Keempat, tahun 1982 luas Cagar Alam Bukit Baka bertambah menjadi 116.063 ha. Kelima, tahun 1987 mengalami pengurangan luas cagar alam menjadi 70.500 ha. Keenam, tahun 1992, Cagar Alam Bukit Bak dan Cagar Alam Bukit Raya disatukan dan statusnya diubah menjadi taman nasional dengan nama Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 281/Kpts- II/1992, tanggal 26 Pebruari 1992 seluas 181.090 Ha. Berdasarkan peta tanah Provinsi Kalimantan Barat Skala 1 : 500.000 (lembaga Penelitian Tanah Bogor, 1972), jenis tanah dikawasan Taman Nasional bukit Baka-Bukit Raya, Kabupaten Sintang pada umumnya terdiri atas jenis podsolik merah kuning (tanah merah), latosol (tanah merah) dan litosol (tanah tanpa diferesiasi horizon) dengan bahan induk batuan beku endapan, batuan tuff dan metamorf. Fraksi tanah di Kawasan taman nasional pada umumnya kasar, permeable dan sangat mudah tererosi. Tanah Lapisan atas umumnya granular dengan warna yang cenderung gelap kaya akan bahan organik, sedangkan tanah pada lapisan bawah permukaan (subsoil) berwarna merah hingga kuning yang menandakan bahwa tanah tersebut tidak terdapat bahan organik, dan mengandung oksida deside nematt (besi) atau geothine. Bukit Baka-Bukit Raya terdiri atas serangkaian daerah pegunungan dengan fisiografi berupa pegunungan patahan. Ketinggian daerah ini bervariasi antara 150 m dpl sampai dengan ketinggian 2.278 m dpl. Puncak-puncak yang memiliki ketinggian di atas 1.400 m dpl yang berada di dalam kawasan Taman nasional adalah Bukit Panjake (1.450 m dpl), Bukit Lesung (1.600 m dpl), Bukit Panjing (1.620 m dpl), Bukit Baka (1.617 m dpl), Bukit Melabanbun (1.850 m dpl), Bukit Asing (1.750 m dpl), dan Bukit Raya (2.278 m dpl). Kelerengan umumnya bervariasi antara datar, landai, agak curam dan curam. Dataran rendahnya merupakan kawasan landai dan berbukit. Tofografi di bagian Selatan taman nasional yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah umumnya lebih landai di bandingkan dengan bagian Utara taman nasional yang merupakan wilayah provinsi Kalimantan Barat. Sepanjang batas provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah umumnya bertofografi curam (> 40 %).

Laporan akhir pengadaan Citra Landsat/ Satelit Image pada kawasan taman nasional (1985) terhadap hasil interperetasi penyadapan data ekstra landsat TMFCC skala 1 : 100.000 yang didukung dengan peta tofografi skala 1 : 250.000 dan peta Land sistem skala 1 : 250.000, bentuk lapangan taman nasional dapat dibedakan menjadi sistem dataran (2.901/1,6 % dengan kemiringan 18-25%), perbukitan (42.921 ha/23,7 % dengan kelerengan 30-75 %) dan pengunungan (135.268 ha atau sekitar 74,7%, dengan tingkat kelerengan 50-80%). Kawasan ini memiliki tife iklim A (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan rata-rata 2.757 mm per tahun. Temperatur rata-rata 19,5C hingga 34,3C serta kelambaban udara antara 0 % hingga 14,3 %. Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya mempunyai beberapa tipe ekosistem, yaitu : 1. Ekositem Hutan dipterocarpaceae dataran rendah; terletak pada ketinggian 100-1000 mdpl, diperkirakan seluas 115.070 Ha atau 46 %. Pada ketinggian kurang dari 700 m dpl tumbuh diantaranya Bintangur (Callophylum kusteri), Benuang (Octomeles sumatrana), Ulin (Eusideroxylon zwageri), Bengkirai (Shorea laevifolia), Geronggang (Cratoxylon spp), Kapur (Dryobalanops spp), Keladan (Drybalanops beccarii), Keruing (Dipterocarpus spp), Medang (Litsea spp), Tengkawang tukul (Shorea stenoptera), Meranti merah (Shorea leprosula), Meranti (Shorea spp), Resak (Shorea atrinervosa), Durian (Durio zibethinus), Ramoy (Mucuna biplicata), Pasak bumi (Eurycoma longifolia) dan Seloang (Evodia sp). 2. Ekosistem hutan perbukitan; terletak pada ketinggian 1000-1500 m dpl, diperkirakan seluas 58.489,26 Ha atau 23,6 Ha. Pada ketinggian (700-1.500 m dpl), banyak dijumpai Agathis sp, Syzygium verecundum, Syzygium racemosa, Syzygium paludosum, Syzygium steenisii, Syzygium antisepticum, Syzygium rostratum, Syzygium rhamphiphyllum, Syzygium lineatum. 3. Ekosistem Hutan pegunungan; terletak pada ketinggian diatas 1.500 m dpl tipe ekosistem tersebut seluas 6.930 Ha atau 30 %. Terdapat Suku Myrtaceae, Aporuso sp (Fam. Euphorbiaceae), Palaquim dasyphyllum (Fam. Sapotaceae), Garcinia borneensis (Fam. Clusiaceae), Litsea densifolia (Fam. Lauraceae), Baccaurea racemosa (Fam. Euphorbiaceae), Lithocarpus ewyckii (Fam. Fagaceae), Diplycosia kemulensis, Rhododendron nervulosum, R. Quadrasianum, R. Verticillata, Vaccinium claoxylon, dan V. Clementis (Fam. Ericaceae), 4. Ekosistem hutan lumut; Vegetasi lumut terdapat puncak-puncak bukit lumut-lumut epifitik, Nephentes ephippita, Burmannia longifolia, Calamus javansis, Melastoma sp, Ficus discoidea, Myrica javanica, Leptopspermum flavescens, Rubus alpertris, Hedyotis sp dan Polyosma sp.dalam jumlah yang berlimpah dan tumbuh subur. Vegetasi lumut tersebut secara karakteristik selalu menyelimuti dan bergelantungan pada batang-batang pohon Flora Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Terdapat juga tumbuhan obatobatan, anggrek hutan, bungga Raflesia (Raflesia sp.) yang merupakan tumbuhan parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia. Tumbuhan endemic antara lain Symplocos rayae, Gluta sabahan, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera glaberrima. Keistimewaan lainnya dari taman nasional Bukit Baka-Bukit Raya adalah melimpahnya jenis-jenis dari suku Symplocaceae seperti Symplocos adenophylla, Symplocos crassipis, Symplocos laeteviridis, Symplocos rayae dan Symplocos rubiginosa.

Beberapa jenis yang tercatat untuk pertama kalinya ditemukan di Kalimantan bahkan Indonesia adalah Gluta sabahan Ding Hou (suku Anacardiaceae), Microtropis valida Ridl (Suku Celasteraceae), Dillenia beccariana Martelli dan Tetracera glaberrima Martelli (suku Dilleniaceae), Lithocarpus coopertus (Blco) Rehd (suku Fagaceae), Gonocaryum crassifolium Ridley (suku Icacinaceae), Misrostegium spectabile (Trin.) A. Camus (suku Graminiceae) dan Selaginnela magnifica Warb (suku Selaginellaceae). Jenis-jenis anggrek itu diantaranya : Anggrek Plinplan (Dendrobium mutaabile), Anggrek topas (Coelogyne rochussenii), Anggrek topi (Polystacya flavescens), Anggrek Bintang berpijar (Bulbophyllum Purpurescens), Anggerak Lidah ular (Cymbidium finlaysonianum), Anggrek jinga (Renathera matutina), Anggrek sisik (Pholidota giobosa), Thelasia carinata, Claderia viridifolia, Eria floribunda, Trichoglottis loncolaria, Flickingeria fimbriata, Grammatophylum speciosum, Agrostophylum longifolium, Callothe vestita, Dendrochylum crassum, Liparis Parviflora, Macodes petola). Adapun Jenis anggrek yang ditemuai diantaranya Agrostophyllum haseltii, Bulbophylum obscorum, Coelogyne septemcostata, Dendrochylum davindtianum, Eria cepifolia, Liparis condylobulbon, Pholida carnes, Thelasis carinata. Fauna Mamalia : Diantaranya yaitu beruang madu (Helarctus malayanus), kesadu (Mydaus javensis), musang wisel (Mustela nupides), linsang/ musang air (Cynogale bennettii), binturong (Arctitis binturong), musang (Paradoxurus hermaphroditus), linsang (Prionodon linsang), musang bergaris (Hemigalus derbyanus), musang belang (Visvessa tangalunga), macan dahan (Neofelis nebulosa), kucing hutan (Felis begalensis), kucing emas (Felis badia), babi hutan putih (Sus barbatus), babi hutan (Sus scrofa), pelanduk (Tragulus napu), kancil (Tragulus sp.), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kijang (Muntiacus muntjak), rusa sambar (Cervus unicolor), terenggiling (Manis javanica), binatang malam (Tarsius bancanus), tikus hutan (Apodemus sylvaticus), bajing kerdil pukang (Exilisciurus exilis), bajing kelapa (Collosciurus notatus), bajing terbang (Petaurista elegans), landak (Hytrix brachyuran), kelelawar ekor trubus (Emballonura alecto), codot madu kecil (Macroglassus minimus), Primata : Diantaranya orang utan (Pongo pygmaeus), lutung kelabu (Presbytis cristata), lutung hitam (Presbytis malalophos), kelasi/ lutung merah (Presbytis rubicunda), lutung dahi putih (Presbytis frontata), ungko (Hylobates agilis), wau-wau (Hylobates lar), kelempiau (Hylobates muelleri), kukang (Nycticebus coucang), tarsius (Tarsius bancanus), kera ekor pendek (Macaca sp.), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), dan beruk (Macaca nemestrina).

Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Buceros Vigil), enggang badak (Buceros rhinoceros), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), elang tiram (Pandion haliaetus), elang bondol (Haliaetus Indus), elang kelabu (Butastur indicus), elang Wallace (Spizaetus nanus), elang tikus (Elanus caeruleus), elang hitam (Inctinaetus malayensis), elang ikan kecil (Ichthyophaga humilis), alap-alap sapi (Falco moluccensis), alap-alap capug (Microhierax fringillarius), puyuh (Coturnix chinensis), kareo padi (Amaurornis phoenicurus), delimukan zamrud (Chalcophaps indica), cerek kalung hitam (Charadrius dubius), punai lehar merah (Treron vernans), burung hantu (Otus spilocephalus), pelatuk (Hemicircus conceretus), pergam besar (Ducula pickeringi), serindit melayu (Loriculus galgulus), kua (Argusianus argus), ayam hutan (Lophura bulweri), dan kuau kerdil kalimantan (Polyplectron schleiermacheri) yang merupakan burung endemik pulau kalimantan yang paling langka dan terancam punah. Ikan ; Diantaranya dari Famili Cypriniciae, dengan jenis-jenis : seluang (Osteochilus spilurus), baung (Mystus micracanthus), adung (Hampala macrolepidota), Puntiopliotes waandersi, Lambocheilos bo, Lambocheilos lehat, Tor tambra, Hampala banaculata, Puntioplites waandersi, dan Chelonodon patoca dan Famili Crustaceae, terdiri Potamidae dan Palacomonidae, dengan jenis-jenis : Macrobracium dan Pilimanus. Reptil dan Amphibi; Diataranya ular (lamaria schlegeli), kadal (Spenomorphus) dan kura-kura darat (famili Testudinidae), katak daun, katak batu, dan kodok. Serangga Diantarannya Kupu-kupu (ordo Lepidoptera), kumbang (ordo coleoptera), Belalang (ordo Orthoptera), Capung (ordo Odonata), dan semut (ordo Hymenoptera). Beberapa lokasi/ obyek yang menarik untuk dikunjungi : 1. Bumi perkemahan belaban; Tempat berkemah ini berada di wilayah Resor Siyai/ Dusun Belaban Ella, tepatnya di tepi sungai belaban km 32 jalan PT Sari Bumi Kusuma (PT. SBK), berjarak 7 km dari kantor Resor atau 15 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat. 2. Arung jeram; lokasi arung jeram di sungai Ella (wilayah Kalimantan Barat)terletak di km 35 jalan PT. SBK wilayah Resort Siyai/ Dusun Belaban. Kegiatan arung jeram ini dapat dilaksanakan atas kerjasama pihak TN Bukit Baka Bukit Raya dan HPH PT. SBK, dan sepanjang sungai Senamang daerah Kuluk Sepangi (Kalimantan Tengah). 3. Trail Wisata; bagi petualang pengamat alam dan kehidupan satwa liar (orang utan, kelimpau, rusa, burung enggang, biawak dll) maka dapat menyusurin trail wisata sepanjang 25 km yang berada di km 35 jalan PT.SBK. 4. Pendakian/ Panorama Alam; terdapat dua bukit yang cukup menarik dan menantang untuk pendakian, yaitu punjak Bukit Baka (1.617 m dpl) dan punjak Bukit Raya (2.278 m dpl), serta Puncak Bukit Asing (1.750 m dpl), Bukit Melabanbun (1.850 m dpl), Bukit Panjing (1.620 m dpl), Bukit Panjake (1.450 m dpl), dan Bukit Lesung (1.600 m dpl). Disepanjang jalan pendakian terdapat beberapa shelter yang dapat digunakan pengunjung sebagai tempat beristirahat.

Pendakian Kepuncak Bukit Baka dengan suhu udara antara 15-20 C dan sering ditutupi kabut Pendakian Kepuncak Bukit Raya suhu udara antara 7-10 C., dapat dilakukan dengan menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan dan. Puncak Bukit Baka dapat ditempuh sekitar tujuh jam perjalanan dari Dusun Nanga Juoi Kecamatan Menukung.. Lama pendakian menuju puncak Bukit Raya dari Nanga Jelundung, dusun Rumokoy, Mihipit, Hulu Labang, Birang Merabai sampai ke puncak bukit sekitar 3-4 hari. 5. Sumber Air Panas Sepan Apoi, di daerah Desa Batu Panahan, tepatnya pada sungai Bemban (anak sungai Katingan), Disamping itu, terdapat padang pengembalaan Rusa (Grazing Ground), dan wisata pengamatan (watching; Bird Watching)/ penelitian habitat satwa (Wisata penelitian; Beruang madu). 6. Air terjun Demang Ehud; Air terjun yang merupakan patahan sungai Ella hulu terletak di ujung trail wisata yang berjarak 25 km dari pintu masuk trail wisata di Km 37 PT. SBK, dan Air terjun Nokan Nayan didaerah Ambalau, Serawai. 7. Wisata Budaya; bagi yang mengagumi wisata dan menikmati karya budaya penduduk asli suku Dayak yang merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan, diantaranya yaitu rumah betang (Rumah panjang tradisional yang dihuni oleh beberapa kepal keluarga), patungpatung leluhur mereka yang terbuat dari kayu ulin/belian, dan kerajinan tangan lainnya. Pada hari-hari tertentu masyarakat setempat masih melakukan ritual upacara adat, seperti upacara sengkelan (tolak bala) khusunya pada saat ada pernikahan dan musim panen. Gawai (Pesta Adat) hampir setiap tahun didakan di Ibukota Kabupaten, dan Ibukota Provinsi. Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya Sarana dan Prasarana Taman Nasional Jaringan jalan beraspal dan Jalan angkutan kayu beberapa HPH disekitar kawasan Taman Nasional, Visitor Center dengan 3 Kamar koleksi, 1 ruang utama dan 1 ruang pertemuan di Sintang Sarana tarnsportasi milik taman nasional berupa kendaraan roda dua, roda empat, speedboat, dan LongBoat Sarana Komunikasi berupa Radio SSB 2 unit (Lokasi Sintang dan Tumbang Hiran), Radio Ring 3 buah (Bellaban, Kaburai, Jelundung) dan Radio HT. Di dalam kawasan : 1. Jalan setapak (Trail) di dalam kawasan Taman Nasional 2. Visitor Lodge di daerah Nanga Juoi 3. Kamp. Eks NRMP/ ITTO Project; terdapat 6 buah kamar tidur, dapur, ruang pertemuan dan MCK. 4. Shelter/ tempat peristirahatan sepanjang jalur pendakian ke Arah Puncak Bukit Baka dan Bukit Raya.

Di sekitar kawasan ; Wilayah Kalimantan Barat: 1. Pos Jaga Kawasan; antara lain Kantor Resor Siyai, Pos Jaga Bellaban Ella dan Barak Polhut di Dusun Bellaban Ella Desa Siyai, 2. Di Nanga Juoi dan Jelundung terdapat Home stay/ Guest house yang dibangun bersama antara pihak Taman Nasional dengan masyarakat setempat 3. Dua buah pintu gerbang di Nanga Juoi dan Jelundung Pos jaga Jelundung, di Dusun Rantau Malam Desa Jelundung. 4. Camp. beberapa HPH dan Pemukiman Masyarakat (rumah warga) disekitar Kawasan Taman Nasional Wilayah Kalimantan Tengah: 1. Pondok Kerja Tumbang Kaburai, berjarak 1 km dari Desa Tumbang Kaburai 2. Pondok Jaga di Desa Kuluk sepangu, Desa Batu Panahan dan Desa Senamang/Sungai Ramanjang. 3. Pusat Informasi; terdapat di desa Tumbang Hiran kec. Marikit 4. Statsiun Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (LITBANG) Kaburai, terdapat Ruang Pertemuan, Ruang Penelitian, dan Rumah Dinas. Cara pencapaian lokasi : Rute 1 : Pontianak - Nanga Pinoh dengan Bis umum, 11,5 jam, Pontianak - Sintang dengan Pesawat udara perintis, 1 jam perjalanan, Pontianak - Sintang dengan Bus Umum, 9 jam perjalanan, Sintang - Nanga Pinoh dengan Bis Umum, 2,5 jam perjalanan, Tujuan Puncak Bukit Baka: Nanga Pinoh - Taman Nasional, 2,5 jam dengan kendaraan roda dua atau 4 jam melalui sungai. Nanga Pinoh Nanga Nuak dengan SpeedBoat, 2,5 jam perjalanan, Nanga Nuak Taman Nasional dengan Motor/ Jip, 1 sampai 1,5 jam perjalanan, Nanga Nuak Nanga Mentatai dengan SpeedBoat, 1 sampai 2 jam perjalanan, Nanga Mentatai- Pos jaga Nanga Juoi dengan LongBoat, ½ - 1 Jam perjalanan, Nanga Juoi Puncak Bukit Baka dengan jalan kaki, lebih dari 3 jam perjalanan, Nanga Pinoh Nanga Popay dengan Motor/ Jip, 1 sampai 2 jam perjalanan, Nanga Popay Belaban Ella dengan Motor/ Jip, ½ -1,5 jam perjalanan, Bellaban Ella/ Resor Siyai Pos Jaga Nanga Juoi dengan Motor/ Jip, ½ - 1 jam, Bellaban Ella/ Resor Siyai Pos Jaga Tumbang Kaburai dengan Motor/ Jip, ½ sampai 1 jam, Kaburai Kawasan Bukit Baka dengan jalan kaki, 1/8-1/4 jam perjalanan Nanga Popay Nanga Mentatai dengan SpeedBoat, 4 jam perjalanan, Nanga Mentatai-Kawasan Bukit Baka dengan jalan kaki, ¼ - ½ jam perjalanan Tujuan Puncak Bukit Raya: Nanga Pinoh Nanga Serawai dengan SpeedBoat, 4,5 jam perjalanan Nanga Serawai Jelundung dengan LongBoat, 8 jam perjalanan, Jelundung Puncak Bukit Raya dengan jalan kaki, lebih dari 2 hari perjalanan

Rute 2 : Palangkaraya Kasongan dengan Bis umum, 1,5 jam perjalanan Sampit Kasongan dengan Bis umu, 2 jam perjalanan Kasongan - Tumbang Samba dengan SpeedBoat, 3 jam perjalanan Tumbang Samba Tumbang Hiran dengan SpeedBoat, 4,5 jam perjalanan Tumbang Hiran Batu Panahan dengan LongBoat, 5,5 jam perjalanan Batu Panahan Puncak Bukit Raya dengan jalan kaki, lebih dari 2 hari perjalanan Tumbang Hiran Tumbang Taei dengan LongBoat, ½ jam perjalanan Tumbang Taei Puncak Bukit Raya dengan jalan kaki, lebih dari 2 hari perjalanan Dinyatakan --- Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 281/Kpts-II/1992 luas 181.090 hektar Ditetapkan --- Letak Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah