ASKEP BAYI DENGAN RDS

dokumen-dokumen yang mirip
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. pada pola penyakit. Beberapa penyakit non-infeksi, termasuk penyakit

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mei Vita Cahya Ningsih

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Nurcholid Umam Kurniawan

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: RISTI DYAH KURNIASARI NIM

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

EMBOLI AIR KETUBAN EPIDEMIOLOGI

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI ASPIRASI PNEUMONIA APLIKASI NANDA, NOC, NIC

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

Nurcholid Umam Kurniawan

Asuhan Keperawatan Pada Sistem Kardiovaskuler Anak, oleh Oktavianus Hak Cipta 2014 pada penulis

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan patogenesisnya, Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008) membedakan kelainan kongenital sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor faktor

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYAKIT KATUP JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

MAKALAH PADA PASIEN IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

Transkripsi:

ASKEP BAYI DENGAN RDS Diposkan oleh...::::nurse::::... di 21:25 A. TEORI Adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA (Stark 1986). Patofisiologi Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. Hipoksia akan menyebabkan terjadinya : 1. Oksigenasi jaringan menurun>metabolisme anerobik dengan penimbunan asam laktat asam organic>asidosis metabolic. 2. Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris>transudasi kedalam alveoli>terbentuk fibrin>fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik>lapisan membrane hialin.

Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantun, penurunan aliran darah keparum, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis. Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi, IUGR dan kehamilan kembar. Gambaran Klinis RDS mungkin terjadi pada bayi premature dengan berat badan <1000> Tanda-tanda gangguan pernafasan berupa : Dispnue/hipernue Sianosis Retraksi suprasternal / epigastrik / intercostals Grunting expirasi Didapatkan gejala lain seperti : Bradikardi Hipotensi Kardiomegali Edema terutama didaerah dorsal tangan atau kaki Hipotermi Tonus otot yang menurun Gambaran radiology : bercak-bercak difus berupa infiltrate retikulogranular disertai dengan air bronkogram. B. PATHWAYS Pathways dapat dilihat disini C. ANALISA DATA NO 1 TGL / JAM Diisi pada saat DATA PROBLEM ETIOLOGI Berisi data subjektif dan data objektif masalah yang sedang dialami pasien seperti Etiologi berisi

tanggal pengkajian yang didapat dari pengkajian keperawatan gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll tentang penyakit yang diderita pasien D. DIAGNOSA KEPERAWATAN Inefektif pola nafas b.d adanya penumpukan lendir pada jalan nafas. Gangguan perfusi jaringan b.d kurangnya oksigenasi keotak Defisit volume cairan b.d meningkatnya metabolisme Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat Resiko terjadinya infeksi pada tali pusat b.d invasi kuman patogen kedalam tubuh Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan ortu tentang kondisi bayi. E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret TUJUAN Pola nafas efektif. Dengan Kriteria Hasil : RR 30-60 x/mnt Sianosis (-) Sesak (-) Ronchi (-) Whezing (-) PERENCANAAN 5. Observasi pola Nafas. 6. Observasi frekuensi dan bunyi nafas 7. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi. 8. Observasi adanya sianosis. 9. Lakukan suction. 10. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah. 11. Beri O2 sesuai program. 12. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien. 13. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2. 14. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

2 3 Gangguan perfusi jaringan b.d kurangnya oksigenasi keotak Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake yang tidak adekuat Gangguan jaringan perfusi teratasi o RR 30-60 x/mnt. o Nadi 120-140 x/mnt. o Suhu 36,5-37 C o Sianosis (-) o Ekstremitas hangat Kebutuhan nutrisi terpenuhi o Tidak terjadi penurunan BB> 15 %. o Muntah (-) o Bayi dapat minum dengan baik 20. Observasi frekwensi dan bunyi jantung. 21. Observasi adanya sianosis. 22. Beri oksigen sesuai kebutuhan 23. Kaji kesadaran bayi 24. Observasi TTV 25. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. 29. Observasi intake dan output. 30. Observasi reflek menghisap dan menelan bayi. 31. Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum. 32. Pasang NGT bila diperlukan 33. Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi. 34. Timbang BB tiap hari. 35. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. 36. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi 4 Kecemasan Ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya. Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan. o Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan dalam pengobatan therapy. 40. Jelaskan tentang kondisi bayi. 41. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi. 42. Libatkan orang tua dalam perawatan bayi.

5 Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogen. o o Orang tua tampak tenang. Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan. Infeksi tali pusat tidak terjadi. o o o Suhu 36-37 C Tali pusat kering dan tidak berbau. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat. 43. Berikan support mental. 44. Berikan reinforcement atas pengertian orang tua. 48. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat. 49. Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya. 50. Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat. 51. Observasi adanya perdarahan pada tali pusat. 52. Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses. 53. Observasi suhu bayi. 6 Devisit volume cairan b.d metabolisme yang meningkat Volume terpenuhi dilakukan keperawatan. cairan setelah tindakan o Suhu 36-37 C o Nadi 120-140 x/mnt o Turgor kulit baik. 57. Observasi suhu dan nadi. 58. Berikan cairan sesuai kebutuhan. 59. Observasi tetesan infus. 60. Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi atau overhidrasi. 61. Kolaborasi pemberian therapy.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN KELAINAN JANTUNG KONGENITAL Definisi Yang dimaksud dengan kelainan jantung kongenital adalah kelainan structural dan atau pembuluh darah besar intrathorakal yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskuler. Etiologi Penyebab terjadinya KJK belum dapat diketahui secara pasti tetapi beberapa factor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian KJK. Faktor tersebut adalah : 1. Faktor Prenatal : Penyakit Rubella Alkoholisme Umur ibu > 40 tahun Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin Ibu merokok Ibu menderita infeksi 2. Faktor Genetik Kelainan jantung pada anak yang lahir sebelumnya. Ayah dan Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

Kelainan kromosom seperti sindrom Down. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. KJK pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut : Peningkatan kerja jantung dengan gejala : Kadiomegali Hipertropi Techicardi Curah jantung rendah dengan gejala : Gangguan pertumbuhan Intoleransi aktivitas Hipertensi Pulmonal Dengan gejala Dispneu dan Tachipneu Penurunan saturasi oksigen arteeri Dengan gejala Polisitemia, asidosis dan sianosis Jenis-jenis Kelainan Jantung Bawaan : 1. KJK Asianotik, seperti : a. Duktus Arteriosus Paten (PDA) Yaitu duktus arteriosus tidak menutup setelah lahir b. Defek Septum Ventrikel (VSD)

Yaitu hubungan antara ventrikel kanan dan kiri ukurannya bervariasi dapat disertai kelainan yang lain. c. Defek Septum Atrium (ASD) Adanya hubungan antara atrium kanan dan kiri d. Stenosis Pulmonal (SP) Adanya penyempitan muara arteri pulmonal. e. Stenosis Aorta (SA) Adanya penyempitan aorta. 2. KJK Sianotik, penyebab : a. Peredaran darah janin b. Aliran darah pulmonal berkurang yaitu pada Tetralogi of Fallot (TF) & TA. c. Aliran darah pulmonal meningkat yaitu pada TGA & TAPVD PENGKAJIAN Hal yang perlu dikaji Riwayat perkawinan, misalnya anak tersebut diinginkan atau tidak untuk mengetahui kemungkinan minum obat-obatan / ramuan untuk menggugurkan kandungan. Riwayat kehamilan, yaitu penyakit yang pernah diderita yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin spt hipertensi, DM, Rubella. Khususnya bila terserang pada trimester I. Penyakit keturunan.

Merokok selama hamil. Apakah ayah atau ibu menderita penyakit kelamin misal syphilis. Sebelum hamil ikut KB atau tidak, KB yang pernah digunakan. Obat-obatan yang diminum selama hamil. Gejala yang timbul : Sesak nafas atau dispnea Palpitasi Kehilangan kesadaran yang tiba-tiba akibat penurunan aliran darah keotak Edema Cyanosis Bayi malas minum Pemeriksaan fisik Meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output 2. Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret 3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat 4. Kecemasan ortu b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi bayinya 5. Resiko infeksi tali pusat b.d infasi kuman pathogen RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output. 2. Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret. Tujuan Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3x24 jam. - RR 30-60 x/mnt - Nadi 120-140 x/mnt. - Suhu 36,5-37 C - Sianosis (_) - Ekstremitas hangat Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam - RR 30-60 x/mnt - Sianosis (-) - Sesak (-) - Ronchi (-) - Whezing (-) Perencanaan Observasi frekwensi dan bunyi jantung Observasi adanya sianosis. Beri oksigen sesuai kebutuhan Kaji kesadaran bayi Observasi TTV. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. Observasi pola nafas Observasi frekuensi dan bunyi nafas Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi Observasi adanya sianosis. Lakukan suction Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah. Beri O2 sesuai program Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien. Observasi respon bayi

3 Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat 4. Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya. Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3x24 Jam. - Tidak terjadi penurunan BB>15% - Muntah (-) - Bayi dapat minum dengan baik. Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam - Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan terhadap ventilator dan terapi O2 Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya. Observasi intake dan output Observasi reflek menghisap dan menelan bayi. Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum. Pasang NGT bila diperlukan. Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi Timbang BB tiap hari. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi. Jelaskan tentang kondisi bayi. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi. Libatkan orangtua

5. Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogem. dalam pengobatan therapy. - Orangtua tampak tenang. - Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan Infeksi tali pusat tidak terjadi dalam waktu 3x24 jam Kriteria hail : - Suhu 36-37 C - Tali pusat kering dan tidak berbau. - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat. dalam bayi. perawatan Berikan support mental Berikan reinforcement atas pengertian orangtua. Lakukan tehnik aceptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat. Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya. Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat. Observasi adanya perdarahan pada tali pusat Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses. Observasisuhu bayi