REFLEKSI & PROSPEK PEMBANGUNAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Perkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang

Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia Kantor Staf Presiden Republik Indonesia

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Diskusi Terbuka INFID

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

Analisis Perkembangan Industri

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Kondisi Perekonomian Indonesia

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

AKSELERASI PEMBANGUNAN DAN RESIDU PERUBAHAN DI JAWA BARAT

SURVEI PERSEPSI PASAR

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anggaran yang Menyejahterakan

REFORMULASI KEBIJAKAN ANGGARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESENJANGAN EKONOMI. Oleh: Ahmad Heri Firdaus


Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Transkripsi:

REFLEKSI & PROSPEK PEMBANGUNAN NASIONAL

Outline. 1.GROUP BOSOWA 1. REFLEKSI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015 2. PROSPEK PEMBANGUNAN NASIONAL 2016 3. REKOMENDASI

KONDISI 2015 2015 merupakan tahun konsolidasi pemerintahan baru Jokowi-JK. Arah kebijakan pembangunan Pemerintah khususnya kebijakan fiskal dilakukan melalui APBN-P 2015 yang diundangkan pada 6 Maret 2015. Tahun 2015 merupakan penguatan pondasi pembangunan nasional ditengah kondisi ekonomi global yang relatif murung. Indonesia perekonomiannya tumbuh relatif baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging market. Kualitas pembangunan nasional relatif membaik yang ditunjukan dengan indeks kesengsaraan yang menurun. Meskipun tetap harus di cermati agar kedepan penyerapan tenaga kerja untuk setiap pertumbuhan ekonomi lebih banyak lagi (penyerapan TK per persen pertumbuhan harus ditingkatkan)

PERTUMBUHAN PDB BERDASARKAN HARGA KONSTAN 2010, TAHUN 2004 2015* (YOY, %) 7 6.5 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3 5.03 5.69 5.5 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.62 5.73 5.06 4.72 4.67 4.73 Sumber: BPS (2015) *Kuartal III 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BEBERAPA NEGARA (YoY, %) 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 - -5.0-10.0-15.0 5.4 5.0 6.9 5.0 6.5 6.1 5.7 5.0 4.7 1.4 1.8 2.1-0.3-2.6 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jepang RRC Indonesia Singapura Thailand Brazil Afrika Selatan Sumber: Bank Indonesia (2015) *Kuartal II 2015

MISERY INDEX INDONESIA 2014-2015 16 14 12 10 8 6 4 2 0 14.30 11.07 2014 2015 Inflasi Tingkat Pengangguran Terbuka Misery Index Sumber : BPS, diolah TAHUN 2015 INDEKS KESENGSARAAN INDONESIA MENGALAMI PERBAIKAN DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA

PERKEMBANGAN KEMISKINAN INDONESIA TAHUN 2015 28.6 28.59 11.24 28.58 11.22 28.56 28.54 28.52 28.5 28.48 11.22 % 28.51 11.13 % 11.2 11.18 11.16 11.14 11.12 11.1 28.46 11.08 Maret September Jumlah Orang Miskin (Juta Jiwa) Kemiskinan (%) Sumber : BPS, diolah Awal 2015 kemiskinan meningkat sebagai konsekuensi dari kenaikan BBM November 2014 sementara APBN belum mengalami penyesuaian dengan program Pemerintahan Baru

MISERY INDEX INDONESIA 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 28.35 19.45 16.88 15.70 14.10 14.63 14.30 10.65 10.35 10.44 11.07 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Inflasi Tingkat Pengangguran Terbuka Misery Index Indeks kesengsaraan merupakan indikator ekonomi, yang diciptakan oleh ekonom Arthur Okun dengan menambahkan tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi. Kedua indikator ini dianggap menimbulkan biaya sosial bagi negara Sumber : BPS, diolah Amerika Serikat adalah salah satu negara yang menjadikan Misery Index sebagai salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan kebijakan pembangunan nasional

PERKEMBANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 39.3 35.1 37.17 34.96 32.53 31.02 29.89 28.59 28.55 28.28 27.73 28.59 28.51 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.36 11.66 11.47 11.25 10.96 11.22 11.13 Jumlah Orang Miskin (Juta Jiwa) Kemiskinan (%) Sumber : BPS, diolah

JUMLAH DAN TINGKAT PENGANGGURAN INDONESIA Jenis Agustus 2013 Ferbuari 2014 Agustus 2014 Februari 2015 Agustus 2015 Angkatan kerja (Juta orang) 120,17 125,32 121,87 128,30 122.38 Bekerja (Juta orang) 112,76 118,17 114,63 120,85 114,82 Penganggur (Juta orang) 7,41 7,15 7,24 7,45 7,56 Tingkat Partisipasi angkatan kerja (%) 66,77 69,17 66,60 69.50 65,76 Tingkat Pengangguran Terbuka 6,17 % 5,70 % 5,94 % 5,81 % 6,18 % Sumber : BPS, diolah

JUMLAH PEKERJA DI SEKTOR KONSTRUKSI TAHUN 2015 MENINGKAT Jumlah Pengangguran dan tingkat pengangguran pada tahun 2015 meningkat, tetapi jumlah pekerja pada pada sektor konstruksi meningkat 930 ribu orang atau 12,77% (September 2014-September 2015) Sumber : BPS Pemanfaatan dana desa dan dana pertanian harus bersifat padat karya dan melibatkan masyarakat desa, diwaktu yang bersamaan strategi pembangunan nasional perlu diarahkan pada sektor industri yang lebih bersifat permanen dalam menyerap tenaga kerja

UTANG PEMERINTAH 27.50% 27.00% 26.50% 26.00% 25.50% 25.00% 24.50% 24.00% 23.50% 23.00% 2,376 24.90% 2,609 24.70% 3,089 27.20% 2013 2014 2015* Outstanding Utang Akhir Tahun (Rp triliun) 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Utang Terhadap PDB 2013 2014 2015 APBN-P Realisasi* Defisit 211,7 226,7 222,5 318,5 Pembiayaan 237,4 248,9 222,5 329,4 Silpa/(Sikpa) 25,7 22,2 0,0 10,8 Utang Pemerintah mengalami peningkatan, akibat melemahnya nilai tukar rupiah serta menutupi defisit anggaran tetapi hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan aset produktif Outstanding Utang Akhir Tahun 2.376 2.609 3.089 Realisasi PDB 9.525 10.543 11.375 Utang Terhadap PDB 24,9% 24,7% 27,2% Sumber : Kementerian Keuangan Catatan :*Realisasi APBN-P 2015 bersifat sementara berdasarkan Siaran Pers Kementerian Keuangan tanggal 3 Januari 2016.

MENINGKATKAN ASET PRODUKTIF Rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi tersier 700 ribu ha Pembangunan jalan baru sepanjang 616,75 Km, jalan bebas hambatan sepanjang 125 Km, peningkatan kapasitas/pelebaran jalan nasional sepanjang 3.869,74 Km. Pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat sebanyak 1.000 unit. Pembangunan sentra perikanan dan sistem informasi nelayan sebanyak 30 sentra perikanan. Pengembangan pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut sebanyak 6 pelabuhan di Indonesia Timur. Pembangunan listrik perdesaan melalui pembangunan jaringan distribusi 718,40 kms, gardu distribusi 14,75 MVA, penyambungan instalasi listrik gratis untuk nelayan dan rakyat tidak mampu sebanyak 28.066 RTS. Peningkatan produksi ikan untuk mencapai 13,6 juta ton yang ditekankan pada perbaikan kualitas produksi. Tambahan fasilitasi penyediaan hunian layak untuk 60.000 rumah tangga berpendapatan rendah dan penanganan kawasan permukiman kumuh untuk 1.300 Ha. Cakupan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang merupakan lanjutan dari Bantuan Siswa Miskin meningkat menjadi 25% rumah tangga miskin dari semula 13%. Dan lain-lain Sumber : APBNP 2015

Sumber : APBNP 2015

Outline. 1. REFLEKSI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015 2. PROSPEK PEMBANGUNAN NASIONAL 2016 3. REKOMENDASI

TANTANGAN

RENDAHNYA HARGA KOMODITAS Commodities Actual(US$) Weekly Monthly Yearly Date Gasoline (USD/Gal) 1.30-0.1 % -4.6 % -9.4 % 31-Dec Gold (USD/t oz) 1,060.46-1.5 % -0.8 % -10.6 % 31-Dec Nikel (USD/MT) 8,780.00 2.1 % -1.8 % -41.8 % 31-Dec Aluminium (USD/Tonne) 1,501.00-2.6 % 1.0 % -17.8 % 31-Dec Rubber (JPY/Kg) 159.00-2.9 % -5.5 % -22.1 % 30-Dec Cocoa (USD/MT) 3,211.00 0.0 % -3.7 % 8.1 % 31-Dec Coffee (Cents/LB) 126.00 5.3 % 4.6 % -19.6 % 31-Dec Coal (USD/MT) 51.50 1.8 % -1.9 % -15.0 % 6-Jan Sumber : Tradingeconomics Harga Komoditas pada tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan dan diproyeksikan masih akan berlanjut pada tahun 2016

FED FUND RATE Sumber : Tradingeconomics Suku Bunga The Fed masih jauh dari kondisi sebelum krisis 2008, sehingga membuka peluang cukup lebar untuk naik pada tahun 2016

EKONOMI TIONGKOK MELANJUTKAN PERLAMBATAN Ekonomi Tiongkok diproyeksikan masih melanjutkan perlambatan pada tahun 2016 Sumber : Tradingeconomics

PROSPEK

PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH Paket kebijakan pemerintah yang telah dan akan dikeluarkan mulai dapat diimplementasikan dan dirasakan dampaknya Investasi tahun 2016 diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan Ease of Doing Business 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 EKONOMI Dari 183 Dari 183 Dari 183 Dari 185 Dari 189 Dari 189 Dari 189 Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Australia 10 11 15 10 10 13 Brunei Darussalam 117 86 83 79 59 101 84 Canada 9 7 13 17 19 16 14 Chile 53 41 39 37 34 41 48 China 78 87 91 91 96 90 84 Hong Kong, China (SAR) 2 2 2 2 2 3 5 Indonesia 115 126 129 128 120 114 109 Japan 19 20 20 24 27 29 34 Korea (Republic of) 15 15 8 8 7 5 4 Malaysia 23 23 18 12 6 18 18 Mexico 41 54 53 48 53 39 38 New Zealand 3 3 3 3 3 2 2 Papua New Guinea 108 103 101 104 113 133 145 Peru 46 39 41 43 42 35 50 Philippines 146 134 136 138 108 95 103 Russian Federation 116 124 120 112 92 62 51 Singapore 1 1 1 1 1 1 1 Thailand 16 16 17 18 18 26 49 United States 5 4 4 4 4 7 7 Viet Nam 88 90 98 99 99 78 90 Doing Doing Doing Doing Doing Doing Doing Business Business Business Business Business Business Business Sumber : 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PEMBANGUNAN ASET PRODUKTIF TERUS DILAKUKAN PEMERINTAH Pembangunan jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 768,7 km dan 8051,7 m Pembangunan jalur kereta api sepanjang 142,12 km Pengembangan/perbaikan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 400.000 ha Pembangunan 11.642 unit rusun Pembangunan 981 unit sekolah baru, 14.566 ruang kelas baru dan 11.625 rehabilitasi ruang kelas Kartu Indonesia Pintar sebanyak 19,54 juta siswa Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Air, Surya, dan Angin masing-masing sebesar 1.712,5 MW, 5.534 MW, 92,1 MW, dan 11,2 MW Dan lain sebagainya Sumber : APBN 2016

INFLASI TERKENDALI Keberanian pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM secara berkala dapat memberikan dampak besar terhadap pengendalian inflasi Pembangunan infrastruktur yang sudah mulai dilakukan sejak tahun 2015 yang lalu diharapkan dapat mengurangi biaya logistik yang akan merujung pada inflasi yang lebih terkendali

PERCEPATAN PERTUMBUHAN DI DAERAH/DESA Dana desa yang telah disalurkan oleh pemerintah diharapkan akan meningkatkan dan mempercepat pembangunan di daerah hingga pada level desa, sehingga dapat menstimulus perekonomian nasional menjadi lebih cepat dan lebih merata 50 40 30 20 10 0 20.8 Dana Desa (Rp triliun) 47 APBNP 2015 APBN 2016 Sumber : APBN 2016

Outline. 1. REFLEKSI PEMBANGUNAN EKONOMI 2015 2. PROSPEK PEMBANGUNAN NASIONAL 2016 3. REKOMENDASI

REKOMENDASI (1) Meningkatkan fokus pada sektor industri pengolahan, turunnya harga komoditas mentah dipasar internasional harus dijadikan momentum perekonomian Indonesia untuk naik kelas (tidak lagi bertumpu pada bahan mentah tetapi pada barang jadi yang memiliki nilai tambah tinggi) Memperhatikan Primary Balance Deficit, untuk menjaga kesinambungan fiskal maka pemerintah perlu memperhatikan defisit neraca primer yang mulai terjadi sejak tahun 2012 20.00 0.00-20.00-40.00-60.00-80.00-100.00-120.00 4.15 8.86 Primary Balance -52.8-98.6-93.3-66.8-88.3 2010 2011 2012 2013 2014 APBNP 2015 APBN 2016

REKOMENDASI (2) Transformasi Pengendalian Inflasi umum ke inflasi pangan, inflasi yang sejauh ini terkendali harus ditransformasi sampai kepada stabilitas harga bahan makanan Perlu dipertimbangkan special rate (suku bunga), bagi industri yang berbasis ekspor, memiliki nilai tambah dan industri padat karya Mengurangi ketimpangan akses dalam rangka mengurangi ketimpangan pendapatan, ketimpangan pendapatan (gini ratio) dapat dikurangi dengan meningkatkan akses bagi masyarakat menengah kebawah sehingga mampu bersaing dan mengejar ketertinggalannya. Akses ini selain berupa perlindungan sosial juga akses lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu akses kur juga perlu diberikan lebih besar bagi masyarakat golongan miskin Paket kebijakan ekonomi pemerintah pusat juga perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Penyerapan anggaran harus dilakukan sejak triwulan I

REKOMENDASI (3) Pembangunan infrasturktur khususnya didaerah harus didasarkan pada prinsip pemanfaatan sumberdaya lokal (Local Resource Based) yang meliputi penggunaan tenaga kerja lokal, sumberdaya lokal, dan peralatan ringan/tepat guna. Study ILO/UNDP (2010) menyatakan dengan penggunaan pola LRB menghasilkan peningkatan dalam kesempatan pekerjaan lokal sekitar 5-10% dibandingkan dengan pendekatan yang lebih insentif modal

TERIMA KASIH