Arsitektur Dayak Kenyah

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH LAMIN SUKU DAYAK KENYAH

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

STS 1032 TEKNOLOGI PEMBINAAN 1

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

CATATAN DOSEN PEMBIMBING...

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

TEKNOLOGI ARSITEKTUR TRADISIONAL RUMAH HONAI SUKU DANI PAPUA

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

PERAN, FUNGSI DAN MAKNA ARSITEKTUR RUMAH LAMIN DALAM BUDAYA ADAT SUKU DAYAK DI KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR. Abito Bamban Yuuwono.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial Lamin

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

4.1. Letak dan Luas Wilayah

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

INTERAKSI KEBUDAYAAN

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program PP (Menyusun Proposal Evaluasi Dampak Dengan Judul Sistem Perkandangan Ayam Buras) Oleh Junaidi Pangeran

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB III KOTA PALEMBANG

1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA KABUPATEN BULUNGAN. Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda )

Komposisi Warna Etnik Dayak Sebagai Pembentuk Image Budaya pada Olahan Desain Interior

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

Implementasi Konsep Eksotika Banua Etam ke dalam Perancangan Interior Pusat Konservasi Anggrek di Balikpapan

PENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

TERBENTUKNYA POLA RUANG DALAM BATIH BARU RUMAH PANGGUNG DAYAK KENYAH DI DESA PAMPANG SAMARINDA

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

Jenis-jenis hewan yang ditugaskan memberi petanda, antara lain : Burung

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

Kura-kura dan Sepasang Itik

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Timur, dikenal dengan keragaman suku asli

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI DESA BAHU PALAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

TANA TORAJA P E N G A N T A R P E N G A N T A R K E P E R C A Y A A N. Aluk Todolo. Puang Matua. Desain Interior - Akademi Teknik PIKA 1

KAJIAN KERAJINAN UKIRAN KAYU SUKU ASMAT

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB II ARSITEKTUR INTERIOR KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BAB II DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS DI KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL

BAB I LATAR BELAKANG KELUARGA DAMPINGAN

GOTONG ROYONG DARI PERSPEKTIF BUDAYA SUKU DAYAK DAN SUKU ASMAT: REFLEKSI MULTIKULTURAL DALAM NOVEL ETNOGRAFIS INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan

Tabel 1.1 Profil keluarga Dampingan No Nama Stataus Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 I Nyoman Suami & 62 Tidak Buruh Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

László Hankó: Kebahagiaan Marina

BAB II RAGAM HIAS SUKU DAYAK BAHAU

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

PERUBAHAN RUANG PADA BANGUNAN RUMAH PANJAE SUKU DAYAK IBAN KALIMANTAN BARAT

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah

Pembentukan Pulau Sulawesi

Bab 1 Arsitektur Tradisional Karo

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Transkripsi:

Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah panjang) dari Suku Dayak Kenyah, karena terdapat kemiripan di setiap suku. Perbedaan hanya pada penamaan komponen bangunan dan motif ornamennya. Satu hal yang menarik, bahwa kepercayaan pada alam gaib sangat mempengaruhi proses pembangunan rumah adat. Nilai spiritual yang dijunjung tinggi tersebut membentuk suatu ikatan kultural yang kuat antara manusia dan alam. Terdapat dua roh nenek moyang yang dipercaya mempunyai kekuatan besar dan berperan sebagai pengatur seluruh kehidupan. Roh nenek moyang tersebut dinamakan Jalong Nyelong (roh lelaki yang menciptakan manusia) dan Bungan Malan (roh wanita yang mengatur seluruh kehidupan manusia). Dalam kehidupan sehari-hari, kekuatan kedua roh nenek moyang itu menjelma dalam bentuk binatang seperti kijang, musang, ular dan beberapa jenis burung. Sebelum pembuatan lamin dimulai, terlebih dahulu kepala kampung, kepala adat dan para orang tua memilih dua orang warga untuk mencari lasan palaki (lahan tempat didirikannya lamin), yaitu sebidang tanah yang subur, kering dan biasanya menghadap ke sungai. Untuk menentukan lahan yang tepat, dua orang yang telah ditugaskan tersebut menunggu pertanda dari roh nenek moyang melalui perantara burung elang. Setelah mendapatkan lasan palaki, dipilih beberapa orang lagi untuk menentukan waktu pembangunan lamin. Orang-orang ini akan melihat pertanda dari matahari dan bulan. Pada masa-masa tersebut, orang-orang ini harus berpuasa dengan tidak memakan apapun kecuali nasi, tidak berkumpul dengan istri, tidak bepergian jauh, hanya mengenakan pakaian putih dan rambut digundul. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai datangnya pertanda. Pada hari pertama dari waktu yang telah ditentukan, dilakukan persembahan sesajen kepada

para roh nenek moyang berupa beberapa ekor ayam dan telur ayam mentah. Hal ini dilakukan agar mendapat restu dari roh nenek moyang. Pertanda baik akan didapatkan jika ada burung elang yang datang tepat diatas lasan palaki, berputar di udara sebanyak delapan kali dan meninggalkan tempat tersebut menuju ke suatu arah dengan tidak berbelok. Sebelum memulai pembangunan lamin, terlebih dahulu diadakan sebuah upacara adat dengan sesajen berupa puluhan ternak seperti ayam, babi dan kerbau untuk berpesta pora. Setelah upacara selesai, baru pembangunan lamin dimulai. Adapun komponen lamin adalah : Tiang bawah Sukaq adalah tiang bawah (tiang utama) yang berfungsi sebagai pondasi bangunan lamin. Sukaq dibuat dari kayu ulin (kayu besi) berdiameter ½ - 1 m dan panjang 6 m, dipancang ditanah dengan kedalaman 2 m dan berjarak 4 m antar tiang satu dengan tiang yang lain. Tangga Lamin mempunyai beberapa buah can (tangga) yang dibuat dari batang pohon berdiameter 30-40 cm. Tangga ini bisa dibalik atau kalau perlu dinaikkan dan diturunkan.

Lantai Asoq (lantai lamin) terdiri dari tiga bagian, yaitu usoq (serambi), bilik (kamar tidur) dan jayung (dapur). Asoq tersusun atas 4 lapisan, yaitu merurat (gelagar pertama), matuukng (gelagar kedua), lala (lantai bagian bawah) dan diatas lala dipasang lantai yang sebenarnya. Asoq terbuat dari jejeran kayu meranti yang di buat papan dengan ukuran 1x10 m. Dinding dan Tiang Atas Dinding lamin terbuat dari jejeran papan berbahan kayu meranti. Dinding inilah yang akan membentuk peruntukan ruang pada lamin. Dinding bagian luar dilapisi dengan ornamenornamen ukiran khas suku Dayak. Sedangkan tiang atas dibuat dari batang pohon belengkanai berdiameter 0,5 m. Fungsi utama tiang-tiang atas adalah untuk menyangga atap pada bagian usoq (serambi) karena tidak berdinding. Tiang-tiang atas juga berfungsi sebagai hiasan karena dipahat menjadi patung-patung dengan berbagai bentuk, pada umumnya berbentuk wajah manusia dan binatang.

Atap Kepang (Atap), terbuat dari jejeran kepingan kayu keras berukuran 70 x 40 cm. Setiap lembaran kayu tersebut diberi lubang sebagai tempat pengikat, kemudian disusun dengan teratur, sehingga bagian tepi lembar yang satu menutupi tepi lembar yang lainnya. Bagian puncak atap ditutup dengan kulit kayu keras yang diikat sedemikian rupa sehingga cukup kuat untuk menahan terpaan angin. Pada bagian ujung-ujung atap dipasang hiasan berupa kayu les yang sudah diukir dan mencuat sampai 2 m.

Ukuran sebuah lamin bervariasi menyesuaikan kebutuhan. Panjangnya berkisar antara 100-200 m dan lebarnya antara 20 25 meter, serta dapat menampung 60 keluarga. Secara umum pembagian ruang pada lamin adalah sebagai berikut :

Usoq yang panjang dapat menampung ratusan tamu, ditempat inilah diadakan beberapa upacara atau ritual adat yang diselenggarakan secara gotong royong. Namun jika usoq sudah tidak mampu menampung, maka upacara tersebut diadakan di halaman/pekarangan. Halaman lamin yang luas juga menjadi tempat bermain anak-anak setiap hari. Selain itu, di pojokpojok halaman menjadi tempat peletakan patung-patung persembahan nenek moyang berukuran besar berdiameter ½ - 1 m dan tingginya 3-4 m. Wajah-wajah patung tersebut bervariasi, diantaranya berupa sosok hantu-hantu yang mengerikan, sosok wajah wanita cantik, sosok manusia jadi-jadian dan lain-lain. Halaman bagian samping sampai belakang lamin berfungsi sebagai kebun, dengan ditumbuhi bermacam-macam pohon sayur-sayuran dan buah-buahan. Sumber : Taman Budaya Kalimantan Timur, 1976