BAB II RAGAM HIAS SUKU DAYAK BAHAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II RAGAM HIAS SUKU DAYAK BAHAU"

Transkripsi

1 BAB II RAGAM HIAS SUKU DAYAK BAHAU 2.1. Pengertian Ragam Hias Ragam hias seperti apapun bentuknya, merupakan salah satu tayang kepuasan rohani manusia yang tidak bisa ditawar-tawar lagi (Dedi Suardi, 2000). Secara garis besar ragam hias mempunyai pengertian berbagai macam ornamen yang dibuat kedalam benda-benda (Dedi Suardi, 2000). Sementara pengertian ornamen dalam kamus standar Bahasa Indonesia adalah hiasan yang dibuat pada candi gereja / bangunan dengan cara digambar atau dipahat. Beraneka macam jenis ragam hias dimiliki oleh setiap suku di Indonesia sebagai simbol ciri khas sukunya, karena ragam hias merupakan salah satu unsur kebudayaan bagi masyarakat tradisional Indonesia. Kepercayaan akan roh-roh penguasa alam mereka wujudkan kedalam suatu bentuk simbol yang berisi konsep estetika dan mempunyai makna luhur. Ragam hias merupakan interprestasi dalam kehidupan spiritual mayarakat tradisional Indonesia, dibuat dan diciptakan sebagai perwujudan rasa cinta dan hormat pada leluhur. Dipakai dalam ritual-ritual dan upacara adat menurut kebudayaan dan kepercayaan mereka. Ragam hias ini memiliki banyak corak dan warna, serta bentuk yang membangun ragam hias ini pun beragam ada yang menyerupai manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya Ragam Hias Suku Dayak Bahau Ragam hias yang dimiliki suku Dayak Bahau membedakan suku ini dengan suku Dayak lainnya, dengan coraknya yang mudah sekali dikenali. Suku Dayak Bahau menganut sistem bahan tunggal, mereka menolak sistem tempel dan sambung. Dengan demikian ukiran yang dihasilkan akan lebih kuat dan tidak mudah patah. Sesuai dengan peralatan yang dipergunakan biasanya ukiran dibuat tidak terlalu tinggi, bahkan kadang hanya berupa garis saja (bass relief). Namun bukan berarti mereka tidak menggunakan penampilan relief tembus maupun 9

2 tinggi. Beberapa teknik dalam ukiran berusaha memberi kesan dimensional pada ornamennya, mereka melakukan suatu bentuk penyederhanaan dengan meniadakan bagian tertentu. Hal tersebut memberi kita kesempatan untuk menafsirkan sendiri bagian yang ditiadakan tersebut Jenis-Jenis Ragam Hias Suku Dayak Bahau Ragam hias suku Dayak Bahau ini ada beberapa macam jenis, seperti : Ragam hias Geometris Ragam hias Hewan dan Manusia. Dan beberapa bentuk yang diterapkan pada berbagai macam benda, baik pada ornamen bangunan, peralatan rumah tangga, peralatan perang, dan barangbarang seni lainnya. Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum tentang jenis-jenis ragam hias yang terdapat di Kalimantan, khususnya suku Dayak Kalimantan Timur, serta nama dan maknanya yang terkandung didalamnya. a. Ragam Hias Geometris. Ragam hias geometris mengacu pada bentuk-bentuk ilmu ukur sebagai kerangka pola ulang atau rincian bentuk (motif), hal ini menurut Hasanudin dalam batik Pesisiran (2001 : 147). Peran kepercayaan pada penguasa alam dan para leluhur melandasi penciptaan ragam hias geometris yang merupakan media penghubung manusia dengan roh. Dengan adanya bukti-bukti dari yang ditemukan melalui peninggalan-peninggalan masa silam, seperti peralatan rumah tangga, peralatan perang, alat-alat untuk berburu, berbagai peralatan dari batu, jambangan, dan ukiran-ukiran yang terdapat pada bangunan adat tradisional yang memiliki makna religius tersendiri bagi suku tersebut, memperkuat pendapat bahwa ragam hias geometris adalah ragam hias yang cukup tua usianya (Soegeng Toekio, 1987 : 39). Ragam hias yang memiliki nilai religius diciptakan sebagai suatu karya yang berlatar belakang pada kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai spiritual dengan landasan imajinasi yang begitu mengesankan. Unsur garis dan tekstur pada ragam hias geometris menjadi satu kesatuan yang membangun terlaksananya bentuk dan ukiran. Kita dapat melihat bagaimana 10

3 setiap goresan mempunyai peran tersendiri dan kita lihat garis baik yang lurus dan melengkung serta goresan-goresan yang tajam dan keras dengan torehan ringan dan tiis ergumul dalam satu kesatuan yang membentuk kaitan yang indah. Ada beberapa ciri ragam hias geometris Indonesia yang diterapkan pada benda pakai antar lain : Ragam hias geometris dipakai untuk menghias bagian tepi atau pinggiran dari suatu benda. Ragam hias geometris yang diterapkan pada pengisian permukaan bidang benda pakai. Ragam hias geometris sebagai inti atau bagian yang berdiri sendiri, dan merupakan bentuk estetik dalam ornamen arsitektural. Berbagai jenis ragam hias yang digunakan sebagai pinggiran dari suatu benda seperti: zigzag, relung atau alun, pilin, meander, garis-garis silang dan beberapa jenis lainnya. Bentuk demikian sama dengan ragam hias diplylon dari Athena atau juga bentuk-bentuk oedenbrug Hungaria yang banyak menjadi sumber ragam hias di benua Eropa (Soegeng Toekio, 1987 : 39). Di Indonesia sendiri ragam hias pinggiran ini banyak digunakan sebagai ragam hias yang diterapkan pada benda pakai dan bahkan pada bangunan tradisional. Bentukbentuk zigzag, spiral, garis silang, empat persegi serta gabungan-gabungan beberapa bentuk banyak dipergunakan sebagai ragam hias yang diterapkan pada tepian benda pakai dalam kombinasi yang bermacam-macam. Ragam hias geometris lebih banyak mengungkapkan unsur utamanya, dalam hal ini bentuk pola yang utama ragam hias geometris terbagi menjadi 4 (empat) kelompok besar yaitu: Kaki silang, berupa bentuk persilangan garis yang bertumpu pada satu titik; bentuk ini dapat berupa: silang dua, silang tiga dan silang empat, dapat berupa garis yang tegak maupun lengkungan. Pilin (spiral); berupa relung-relung yang saling bertumpuk atau bertumpang seolah-olah membentuk ulir yang berupa huruf S atau kebalikannya. Bentuk ulir ini dapat diperkaya dengan pengulangan pilin ganda atau kombinasi yang dibuat dengan ukiran yang berbeda. 11

4 Kincir, bertolak dari mata angin yang mempunyai gerak ke kiri atau ke kanan. Pada garisnya membentuk putaran yang berakhir dalam susunan melingkar dengan putaran (spill). Bidang, pada kelompok ini terdiri atas bidang segitiga, bundar, empat persegi, dan gumpalan (blob) yang tak beraturan. Keempat kelompok dasar ini dalam ragam hias geometris berbentuk dalam berbagai macam variasi, baik itu bentuk tunggal maupun kombinasi. Bahkan dari segi ketebalan garis atau ukuran garis serta pengulangan dalam tata letaknya akan memberi kesan yang beda. Penampilan yang semu dengan adanya pemotongan atau pemberian tambahan unsur akan menampilkan kesan yang dinamis dan berbeda dengan bentuk tunggalnya. Dalam ragam hias suku Dayak Bahau, bentuk yang paling sering dijumpai dalam ragam hias geometrisnya adalah bentuk dasar pilin (spiral), yang kemudian ditambahkan dengan unsur lain sehingga tampak berbeda. Dari bentuk lengkung, berupa garis melingkar dan alur, yang berupa garis patah-patah melahirkan bentuk yang beraneka ragam. Menggambarkan dengan jelas ciri khas ornamen Dayak. Bentuk lain dari kelompok ragam hias geometris yang dapat dilihat adalah bentuk dasar yang berupa kincir dan bidang. Bentuk kincir dan bidang ini banyak dibuat dengan bentuk yang seolah-olah berdiri sendiri. Hal ini disebabkan karena bagian-bagian yang digambarkan terlihat lebih kuat. Sementara bentuk dengan pola dasar bidang atau gumpalan sebenarnya merupakan bagian dari himpunan suatu ragam hias geometris. Tetapi tidak jarang dibuat menjadi bagian sendiri secara tunggal. Bentuk-bentuknya antara lain terbagi dalam 2 (dua) bagian: Bentuk bidang beraturan, berupa segitiga, lingkaran, persegi empat atau segi enam. Bentuk bidang tidak beraturan, berupa gumpalan dengan bentuk mengarah pada bulatan atau lengkungan, bentuk tajam seperti bintang dan sejenisnya. Hal tersebut di atas menarik kesimpulan bahwa ragam hias geometris cenderung memiliki sifat yang luwes, dengan pengertian dapat diterapkan pada berbagai benda dengan berbagai bentuknya. 12

5 Pada bangunan tradisional adat Dayak Bahau ragam hias geometris terdapat dibeberapa bagian bangunan, seperti di les dinding bagian bawah atau les plank (pinggiran atap). b. Ragam Hias Makhluk Hidup (Fauna dan Manusia) Pada ragam hias jenis ini visualisasi manusia dan hewan mendominasi ruang dan bidang ukiran. Pada masa lampau kedua subjek ini telah dilukiskan dalam perjalanan kehidupan, hal tersebut dapat dilihat pada kehidupan manusia prasejarah, Perjalanan kehidupan manusia pada masa prasejarah dilukiskan beserta alam kehidupannnya pada dinding-dinding gua tempat tinggal mereka. Kaitan kehidupan manusia dengan alam sekitarnya digambarkan dalam adegan perburuan binatang, sebuah pesta adat, bercocok tanam dan sebagainya. Karya-karya ini terlahir atas dasar ungkapan manusia terhadap lingkungan hidupnya, bagaimana manusia menghargai dan menghormati alam yang telah memberinya kehidupan. Lambat laun kemudian ungkapan perasaan bertambah bukan hanya kepada alam, ungkapan manusia ini mengarah pada penghormatan dan penghargaan manusia terhadap sesuatu yang lebih dari dirinya, bahkan menjadikan suatu hubungan yang mengandung makna atau nilai yang sakral. Manusia sendiri digambarkan sebagai figure dari nenek moyang yang menjadi panduan atas apa yang telah dilakukannya pada lukisan yang telah dibuat. Penggambaran manusia sebagai nenek moyang dilakukan terus menerus secara turun temurun. Berbagai ungkapan perasaan yang terlukiskan ini berlangsung terus, tetapi bukan lagi di dindingdinding gua, melainkan pada benda-benda yang dengan sengaja diciptakan dengan membubuhkan gambaran tentang ungkapan perasaan atau bahkan ritual kepercayaan. Seiring perubahan waktu dan semakin berkembangnya pola pikir serta pengetahuan manusia gambaran tentang perjalanan kehidupan nenek moyang ini pun telah menjadi bentuk ragam hias, yang memperkaya khazanah kebudayaan dari suku-suku yang ada di Indonesia. Adanya penggambaran nenek moyang dan kehidupannya dalam rangkaian bentuk ragam hias hampir terdapat di setiap suku yang ada di kepulauan Nusantara. Seperti pada suku Dayak yang ada di Kalimantan khususnya suku 13

6 Dayak Bahau di Kaimantan Timur, terdapat ragam hias dengan bentuk manusia dalam bentuk yang disederhanakan. Atau hanya bagian-bagian dari tubuh manusia yang digambarkan dalam bentuk yang berbeda dari kenyataannya, seperti Deing Wung Loh (hantu orang mati). Deing Wung Loh Beberapa contoh bentuk ragam hias daerah lain di Indonesia seperti di Nusa Tenggara disebut Uis Neno, Uis Afu Neno, Keda; di Sulawesi disebut Sio Walian, Patung Sape, Angke Bulawe; di Irian disebut Totem Mbitoro, Kowar; dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain ragam hias yang menggunakan gambaran manusia, ada juga ragam hias yang menggunakan bentuk fauna. Baik manusia maupun fauna keduanya merupkan kelompok dari makhluk hidup yang memberikan banyak inspirasi penciptaan ragam hias. Begitu banyaknya jenis fauna yang hidup di bumi ini, karena banyaknya jenis fauna kita dapat memebagi kedalam 4 (empat) kelompok jenis secara garis besar, menurut cara hidupnya, yaitu: Fauna yang hidup di darat Fauna yang hidup di air Fauna yang hidup di udara atau bersayap Fauna yang hidup di dua alam (darat dan air) Dari jenis-jenis fauna yang ada, sangat banyak bentuk-bentuk yang dapat kita peroleh sebagai gambaran corak ragam hias yang berlainan. Unsur 14

7 kepercayaan dan adat istiadat juga berperan dalam terciptanya bentuk ragam hias ini. Hal-hal magis juga lahir dari terciptanya bentuk ragam hias, contoh yang paling sering dijumpai adalah bahwa ragam hias ini digunakan sebagai penangkal atau tolak bala. Seperti di Sumatra binatang yang dipercaya sebagai penangkal adalah cecak dalam ragam hiasnya disebut Beraspati, di Toraja binatang kerbau dalam ragam hiasnya disebut Kabong ngo, dan daerah-daerah lain seperti di Jawa ada binatang burung garuda, ular, ikan dan udang, serta masih banyak lagi jenis ragam hias yang bersumber dari binatang yang ada dilingkungan kehidupan masyarakat kita. Suku Dayak Bahau tidak jauh berbeda dengan suku lainnya di Indonesia, yang menggunakan bentuk manusia dan fauna dalam ragam hiasnya. Ragam hias suku Dayak Bahau banyak terdapat di berbagai benda, dan tempat tinggalnya atau di rumah lamin, yang jelas memiliki makna tersendiri bagi suku Dayak Bahau. Beberapa contoh visualisasi ragam hias suku Dayak Bahau, seperti di bawah ini : Naga asoq Bentuk tunggal ragam hias di atas adalah Naga Asoq, yaitu suatu perpaduan dari bentuk naga dan anjing, pada bagian kepala berupa gambaran bentuk naga, sementara di bagian badannya berupa bentuk badan anjing, suku Dayak Bahau lazimnya menyebut anjing dengan sebutan Asoq. 15

8 Patung Pen Lih Gambar di atas adalah gambar patung Pen Lih (hantu Petir), yang dipercaya sebagai raja dari roh-roh jahat. Sebagai simbol tolak bala, dan memiliki nilai kontradiktif (nilai yang bertentangan), yaitu apabila orang takut malah akan ditakuti, sebaliknya apabila orang berani maka Pen Lih sendiri akan takut dan tunduk. Patung Pen Lih diletakan di jalan masuk batas kampung, dimaksudkan untuk menolak semua roh jahat yang dibawa oleh orang luar kampung yang akan masuk kedalam perkampungan suku Dayak Bahau Cara Ungkap dan Tujuan Ungkap Ragam Hias Menurut Dr. Hasanudin M.Sn. dalam bukunya Batik Pesisiran (2001:148) ada beberapa cara ungkap dan tujuan ungkap dalam ragam hias batik, meskipun demikan ada beberapa kesamaan prinsip dan dasar dalam pengungkapan ragam hias yang penulis bahas dalam skripsi ini. Antara lain : 16

9 Dekoratif Pengungkapan dekoratif ditujukan hanya untuk menonjolkan aspek hias atau aspek keindahan saja. ada bagian yang diseleksi atau dihilangkan untuk tidak diungkapkan apa adanya. Ada kecenderungan untuk mengungkapkan ragam hias atau gambar secara datar, mempertimbangkan unsur keseimbangan bentuk-komposisi-irama, dan menonjolkan sisi kekhasan dan hubungan pengulangan. Tujuan utama cara ungkap dekoratif adalah menonjolkan semua unsur ragam hias seacar seimbang dan indah. Karena itu kesan yang kuat dari bentuk ekoratif ini adalaha pengaturan unsur bentuk secara datar. Semua unsur ditampilakn dalam kedudukan yang sama dan dengan jarak yang sama. Ragam hias dekoratif kemudian banayk dipakai sebagai hiasan pada candi di masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Ragam hias dekoratif pada masa islam dipakai sebagai ragam hias ukiran pada masjid, makam, keraton, dan rumah orang islam dengan objek gambar flora dan geometris. Begitu pula pada ragam hias suku Dayak bahau, misalnya dapat kita temui pada pinggiran bawah dinding dan pinggiran bawah atap yang biasa disebut les. Ada yang hanya tediri dari pengulangan ragam hias geometris, juga ada yang berupa bentuk pengulangan Naga Asoq dan Pen Lih. Stilasi Pengungkapan stilasi adalah bentuk yang menekankan pada gaya atau langgam bentuk. Yang diutamakan dalam stilasi adalah gaya yang berpangkal dari imajinasi seseorang setelah mengamati bentuk. Ketepatan bentuk dan persesuaian bentuk denagn objek aslinya bukan tujuan utama. Yang terpenting adalah penampilan yang menyandarkan imajinasi sehingga menghasilkan bentuk yang imajinatif yang bisa diasosiasikan dengan dengan inti kehidupan, misalnya gerak, pertumbuhan dan energi. 17

10 Ragam hias stilasi banyak dijumpai pada ragam hias pinggiran candi, pintu candi dan keraton, serta bagian tertentu dari bangunan rumah, seperti tiang dan sebagainya. Pada ragam hias suku Dayak Bahau kita dapat menemukan cara ungkap stilasi yang terdapat dihiasan pintu, kayu Aran Naga Asoq dan sebagainya yang akan dibahas pada uraian berikutnya Naga Asoq Ditinjau secara visual Jika dilihat lebih teliti, simbol visual Naga Asoq terdiri dari beberapa unsur grafis, yaitu : Garis Bentuk atau Form Tekstur Keseimbangan Proporsi Warna a. Garis Garis secara umum terdiri dari unsur-unsur titik yang juga mempunyai peran tersendiri, unsur titik juga bisa ikut mendukung keindahan. 11 Pada bentuk Naga Asoq kita akan melihat garis lengkung yang terdapat hampir diseluruh bagian Naga Asoq, dari bagian kepala hingga ekor. Naga Asoq Garis Lengkung 18

11 Garis lurus yang ditekuk atau dibengkokan sehingga tercipta suatu lengkungan yang disebut garis lengkung, garis ini mampu menimbulkan kesan yang berbeda-beda, ada yang menimbulkan kesan kuat, lemah, sensitive, dinamis dan ekspresif. Garis lengkung dapat dikelompokkan dalam: segmen lingkaran, setengah lingkaran, lingkaran penuh, bentuk huruf S bentuk bergelombang, dan spiral. Garis lengkung setengah lingkaran yang dianggap sebagai bentuk bulan sabit tegak atau huruf C, motif ini berkesan lunak-me lunakkan atau lemah melemahkan. Garis yang berbentuk lingkaran penuh adalah bentuk yang sempurna, banyak ditemui dan sangat diperlukan dalam rangkaian bentuk yang lain. Apabila dua segmen dalam lingkaran digabungkan, akan terbentuk huruf S yang mendatar, menimbulkan kesan dinamis, mengalir, enerjik, dan penuh aktifitas yang pada abad ke-18 dianggap sebagai garis yang indah. Garis spiral adalah garis yang seolah-olah menggambarkan proses pertumbuhan yang terjadi di alam, seperti pusara air yang berpusat dari intinya kemudian mengembang secara bertahap. Kombinasi garis lengkung dan garis lurus banyak sekali dijumpai disekitar kita, seperti contohnya dialam, terutama pada tanaman dan pohon. Sejak jaman Yunani orang menggabungkan garis lurus dan garis lengkung menjadi kesatuan agar tidak berkesan monoton dan menjemukan. b. Bentuk Atau Form Suatu bangun atau shape yang tampak dari suatu benda dinyatakan sebagai istilah bentuk atau form. Bentuk atau form adalah suatu massa yang berisi garisgaris. Sementara garis adalah bagian tepi atau pinggiran dari suatu benda atau biasa disebut kontur benda. Kontur itu sendiri memperlihatkan bangun atau gerakan dari bentuk itu sendiri. 19

12 Bentuk Naga Asoq terlihat dengan jelas dari garis yang membangunnya, ada bentuk Naga pada bagian kepala dan anjing pada bagian tubuhnya, sementara kakinya yang berjumlah dua pasang seperti layaknya anjing biasa, tetapi bentuknya menyerupai bentuk kaki naga. Naga Asoq Bentuk dari Naga Asoq merupakan suatu bidang, baik yang diaplikasikan pada bidang datar maupun bidang ruang. Pada bidang datar biasanya berupa ukiran yang timbul, sementara pada bidang ruang biasanya berbentuk tiga dimensi. Bidang ruang disini contohnya didalam ukiran patung halaman. Yang memiliki panjang, tinggi dan berdiameter. c. Tekstur Tekstur adalah sifat fisik permukaan dari suatu bahan, seperti : kasar, halus, mengkilap, kusam atau pudar, yang dapat diaplikasikan secara kontras, serasi atau berupa pengulangan untuk suatu bentuk. Tekstur bisa berasal dari bahan-bahan alami yang berserat maupun bahan yang diolah oleh manusia. Tekstur berkaitan erat dengan indera peraba dan indera penglihat tekstur akan lebih jelas terasa bila kita meraba permukaannya serta terlihat jelas tergantung pada cahaya serta bayangannya atau hanya disebabkan oleh ilusi optis. Bahan materiil utama Naga Asoq adalah kayu, yang kemudian diukir sesuai dengan kebutuhan. Kita dapat membuktikannya dengan meraba permukaannya, serta melihat serat yang ada pada bentuk ragam hias Naga Asoq. Karena ukiran pada ragam hias yang ada di ornamen bangunan ini merupakan 20

13 ukiran yang timbul, kita juga dapat merasakan bentuk dari ragam hias yang diukir ketika kita merabanya. Seolah-olah ada kesan ruang di dalamnya. d. Keseimbangan Prinsip dasar dari komposisi adalah keseimbangan yang paling mudah dikenali atau dilihat. Keseimbangan bisa terjadi secara fisik maupun secara visual. Untuk menghayatinya diperlukan suatu titik atau sumbu khayal, guna menentukan letak objek yang akan disusun menurut prinsip keseimbangan. Bentuk keseimbangan yang paling sederhana yaitu keseimbangan simetris yang berkesan resmi atau formal. Sedangkan keseimbangan asimetris berkesan tidak resmi atau informal, tetapi bentuk ini tampak lebih dinamis. Pada ragam hias suku Dayak Bahau sulit sekali ditemukan keseimbangan simetris, terutama pada bentuk Naga Asoq, meskipun diaplikasikan pada beberapa tempat dengan visualisasi yang lebih sederhana. Hal ini lebih dikarenakan oleh bentuk dasar Naga Asoq yang bukan merupakan gambar geometris. e. Proporsi Proporsi merupakan perbandingan antara satu bagian dari suatu objek atau komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan objek atau komposisi. Pada beberapa aplikasi Naga Asoq, salah satunya adalah les, proporsinya lebih seimbang antara satu bagian dengan bagian laninnya. Tetapi pada bentuk lain seperti ukiran pada daun pintu lebih tidak teratur, hanya memenuhi bidang ukir yang ada di daun pintu tesebut. f. Warna Menurut Sulasmi Darma Prawira, dalam Warna sebagai salah satu unsur Seni dan Desain (1989:5), pengertian warna yang diambil dari bahasa sansekerta mempunyai makna yang lebih luas lagi, artinya : tabet, perangai, kasta, bunyi, huruf, suku kata, perkataan. Perkataan warna berarti corak atau rupa berasal dari urat kata wri yang artinya tutup.warna adalah salah satu elemen dalam seni dan desain sebagai unsur keindahan dalam penciptaan seni dan desain. Di Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku, warna mempunyai nilai simbolik yang diungkapkan di dalam brbagai kegiatan seni dan kepercayaan. 21

14 Begitu juga bagi suku Dayak Bahau, warna mempunyai makna yang mendalam dalam kehidupan tradisionalnya. Baik itu menyangkut keyakinan juga seni. Berbagai ragam hias yang digunaan pada ornamen bangunannya suku Dayak Bahau hanya menggunakan empat warna utama ; merah, putih, hitam, dan kuning. Warna merah yang melambangkan darah diambil dari batu / getah malau, warna putih yang melambangkan air yang bergemuruh yang memberi getaran jiwa dan perasaan diambil dari kapur, warna hitam yang melambangkan kegelapan diambil dari arang kayu damar, warna kuning perpaduan matahari dan bulan yang melambangkan senja diambil dari akar. Keempat warna tersebut dipercaya sebagai warna yang mampu memberikan kesan getaran magis di jiwa Pengertian Ragam Hias Naga Asoq Seperti yang telah dibahas di atas, ada beberapa bentuk ragam hias yang digunakan oleh suku Dayak Bahau dalam mengidentitaskan dirinya. Salah satu bentuk ragam hias yang paling sering digunakan oleh suku Dayak Bahau dalam mengidentitaskan dirinya adalah bentuk ragam hias Naga Asoq. Bentuk tunggal ragam hias Naga Asoq, yaitu suatu perpaduan dari bentuk naga dan anjing, pada bagian kepala berupa gambaran bentuk naga, sementara di bagian badannya berupa bentuk badan anjing, suku Dayak Bahau lazimnya menyebut anjing dengan sebutan Asoq. Kenapa suku ini lebih menonjolkan bentuk Naga dan Asoq, hal tersebut lebih dikarenakan oleh suatau kepercayaan yang mereka anut. Pada ragam hias Naga Asoq ini, bila kita mengkajinya lebih jauh akan terlihat suatu bentuk Naga dan Asoq yang seolah-olah sedang berenang,. Perpaduan dalam bentuk tersebut adalah simbol atau suatu lambang yang dipercaya memiliki kekuatan untuk menolak kejahatan. Sedangkan arti dari ragam hias tersebut konon dipercaya bahwa Naga Asoq ini merupakan juru penyelamat dan petunjuk jalan menuju alam setelah kematian. Dan mengapa aplikasi dari bentuk Naga dan Asoq ini seolah-olah berenang, hal tersebut juga terjadi karena lebih kepada penghormatan mereka pada sungai, yang mereka anggap telah memberikan jalan kehidupan bagi suku Dayak Bahau Aplikasi Ragam Hias Naga Asoq 22

15 Ragam hias suku Dayak Bahau telah diaplikasikan pada banyak benda dan tempat sesuai dengan makna dan fungsinya. Ragam hias sendiri merupakan simbol identitas diri, selain untuk menambah keindahan juga merupakan wujud dari tujuan ritual dan kepercayaan masyarakat tradisional Dayak yang tertuang dalam berbagai kegiatan dan aktifitas kehidupan masyarakat Dayak. Kita melihat bahwa suku Dayak Bahau menggunakan bentuk Naga Asoq hampir disetiap benda jadinya, dan merupakan ornamen bagi benda jadi itu sendiri. Ada berbagai macam cara dalam penerapan bentuk Naga Asoq dalam berbagai benda dan tempat, hal ini disesuaikan dengan bidang terapan Naga Asoq. Teknik penerapan Naga Asoq ini ada yang dikombinasikan dengan beberapa bentuk lain yang menghasilkan bentuk lain dari bentuk tunggal Naga Asoq. Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi dari ragam hias Naga Asoq yang penulis ambil dari buku Album Ragam Hias Suku Modang yang disusun oleh Risyahibban, antara lain seperti bawah ini. Gbr. Wajah Pen Lih Bentuk ragam hias diatas terdiri dari dua bentuk ragam hias, yaitu wajah Pen Lih (hantu petir) dan dua pasang Naga Asoq yang ada di bagian atas dan bawah wajah Pen Lih yang seolah-olah melingkupi wajah Pen Lih. Sepasang Naga Asoq di bgian atas seolah-olah memebentuk alis Pen Lih, sedangkan sepasang Naga Asoq yang ada dibagian bawah seolah-olah menyangga wajah Pen Lih. Gambaran wajah Pen Lih ini terlukis pada daun pintu lamin kepala suku, dan 23

16 kalangan keturunan raja dimaksudkan sebagai penangkal atau tolak bala dari segala ancaman roh jahat dan orang yang bermaksud tidak baik pada keluarga kepala suku, hal ini terwujud atas penghormatan seluruh warga pada kepala suku mereka dan juga kepada keturunan raja. Kayu Aran Naga Asoq Gambar di atas adalah patung Naga Asoq yang disebut Kayu Aran Naga Asoq, yang didirikan didepan rumah (lamin) kepala adat suku. Maksudnya untuk memberi kekuatan pada keluarga kepala adat suku sehubungan dengan kebijakan yang diambilnya dalam memerintah dan mengatur warganya agar tidak menyebabkan adanya bencana bagi kampung tempatnya tinggal. Kayu Aran ini terdiri dari dua bentuk Naga Asoq. Pada Naga Asoq yang berada di bagian bawah sedang mengeluarkan Naga Asoq dari mulutnya, makna dari bentuk ini adalah diharapkan bahwa kepala desa yang telahj dipilih oleh rakyatnya dapat melahirkan kebijakan baru untuk memajukan kampung yang dipimpinnya, sementara Naga Asoq yang berada di atas menghadap kebawah ke Naga Asoq yang mengelurkannya dari mulut, memakai hiasan dikepala menyerupai mahkota, maksudnya adalah bahwa meskipun kepala desa tersebut telah terpilih menjadi pemimpin, diharapakan tidak menjadi sombong dan angkuh, 24

17 dapat melihat ke bawah (rakyatnya) agar lebih memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. les Gambar diatas adalah dua macam jenis les yang biasa digunakan di bangunan adat Dayak Bahau. Penempatan les ini biasanya di dinding bagian bawah atau di pinggiran bawah atap. Makna dari ragam hias ini adalah sebagai simbol identitas diri, menambah keindahan, serta lambang kesuburan. Pada gambar les bagian atas ada bentuk Naga Asoq dan wajah Pen Lih. Pada pinggirannya terdapat ragam hias geometris berupa rangkaian huruf S yang mendatar. Alat musik 25

18 Gambar di atas adalah gambar alat musik khas suku Dayak Bahau, karena ada ciri khas pada ragam hias yang digunakannya. Seperti pada gambar yang pertama (atas) adalah sebuah gambar standar gong dengan motif anjing yang sedang kawin, penggambaran badan anjing yang utuh lengkap dengan simbol hubungan kelamin beserta pembuahan sel telur. Pada bagian kepala tampak gambar Dug Gelong yang seolah-olah sedang berenang. Makna dari simbol ini adalah suatu pengharapan bahwa kelak kesenian suku Dayak Bahau dapat terus berkembang dan melhirkan karya seni yang dapat memperkaya khazanah kebudayaan suku Dayak Bahau. Alat musik pada gambar yang kedua dan ketiga (bawah) adalah jenis alat musik tiup atau keruding, terbuat dari bamboo dan terdapat bentuk gambar naga asoq yang disederhanakan bentuknya, sehingga terkesan dinamis. Adanya bentuk Naga asoq disini dimaksudkan untuk memberi semangat kepada yang menggunakan alat musik keruding ini. Kedua alat musik ini digunakan pada upacara adat atau pesta perayaan. Delae Keung Kek Heliu Gambar di atas adalah Delae Keung kek Heliu, yang artinya Naga Gunung Sulau. Sulau dalam bahasa Dayak sama dengan kulit lokan, yang dahulu sama artinya dengan mata uang. Ragam hias ini terletak diujung pinggiran atap, sebagai lambang penolak bala, kesuburan dan lambang kekayaan serta menarik kejayaan bagi pemilik rumah. 26

19 Bila diperhatikan gambar tersebut dengan lebih seksama, kita dapat melihat letak susunan giginya tidak terletak pada satu sudut mulut, tetapi lebih mirip dengan mulut ular yang rahangnya dapat terbuka lebar dan ditarik kebelakang, ada bentuk yang menyerupai lengan yang sedang menyangga rahang bagian bawah dari Delae Keung Kek Heliu. Hulu Mandau Gambar di atas adalah gambar tiga buah hulu mandau (lebeun) yang terbuat dari kayu. Gambar hulu mandau yang disebelah kiri diberi simpai dari ijuk sejenis aren Iman dengan hiasan mata uang Belanda ½ cent. Ada sebuah mitos yang berkaitan dengan Mandau ini. Konon menurut kepercayaan suku Dayak Bahau, apabila sebuah mandau telah menyentuh darah manusia (dalam hal ini berkaitan dengan perburuan kepala yang dahulu dilakukan untuk memeperebutkan kekuasaan) akan terus menerus meminta kembali darah manusia, sampai pemilik mandau ini melepaskan mandaunya (dibuang dengan cara dibakar) atau pemilik mandau ini wafat. 27

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda),

BAB II KAJIAN TEORI. keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda), BAB II KAJIAN TEORI A. Sejarah Kebudayaan Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Sema bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda), Mentifact (fakta

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornament adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga)

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga) LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 a. museum b. planetarirum c. auditorium d. podium 5. Daerah yang dekat dengan laut atau pantai adalah dataran... a. rendah b. tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bertanggung jawab dan pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP VISUAL DAN KONSEP KOMUNIKASI. : Silu meminta Ayus menjaga kéncéng dan Ayus tidak boleh membuka kéncéngnya, Ayus menyanggupinya

BAB IV KONSEP VISUAL DAN KONSEP KOMUNIKASI. : Silu meminta Ayus menjaga kéncéng dan Ayus tidak boleh membuka kéncéngnya, Ayus menyanggupinya berikutnya, Silu menengok ke kiri dan daerah Selatan, maka daerah itupun panen. Sedangkan ketiga gunung tersebut hingga kini masih ada berada di sepanjang sungai dimana Silu menaiki perahunya menuju laut.

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3)

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3) A. Ornamen Ornamen berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Yang dimaksud menghias di sini adalah mengisi sesuatu yang semula kosong menjadi terisi hiasan,

Lebih terperinci

05FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

05FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 05FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan terkenal sebagai salah satu pulau penghasil alam terbesar di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada disekitarnya. Indonesia

Lebih terperinci

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat : Umi Faradillah, S.Pd Standar Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur

Lebih terperinci

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai BAGIAN V POLA HIASAN Dari berbagai pola hias yang dapat kita jumpai dalam desain hiasan baik untuk busana maupun untuk lenan rumah tangga, terdapat beberapa di antaranya sudah merupakan bentuk bentuk baku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah

Lebih terperinci

Kerajinan Fungsi Hias

Kerajinan Fungsi Hias Kerajinan Fungsi Hias KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS

BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS IV.1 Karakteristik Kosmis-Mistis pada Masyarakat Jawa Jika ditinjau dari pemaparan para ahli tentang spiritualisme

Lebih terperinci

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Lebih terperinci

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau 1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango 17 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango Ngango lo huwayo merupakan salah satu kelengkapan adat dalam pelaksanaan upacara adat. Ngango lo huwayo digunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 13 Fakultas FDSK Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id BAHASA RUPA Bahasa Rupa sebagai gambar yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci