Oleh : Wirda Faswita Akper Sehat

dokumen-dokumen yang mirip
Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

HUBUNGAN PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DENGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD ULIN BANJARMASIN

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) PERAWATAN LUKA POST OPERASI APPENDIKTOMI PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif kuantitatif. Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

STUDI KOMPARASI PELAKSANAAN DISCHARGE PI.,/INNING OLEH PERAWAT DI BANGSAL MULTAT.ANI DAN MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

PERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS.

HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

Lampiran 1 Kode : LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Ardian Hidayah, NIM adalah mahasiswa

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.

PENGGUNAAN BAHAN PADA PERAWATAN LUKA

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Efektivitas Terapi Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Kronis

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

KECUKUPAN ASUPAN NUTRISI UNTUK PENYEMBUHAN TULANG PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013

KEJADIAN FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI (B2) RSUD Dr M YUNUS BENGKULU. Zulkarnain Mr

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB I PENDAHULUAN. anestesi dapat menghambat kemampuan klien untuk merespon stimulus

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kita. Salah satu komplikasi awal dari fraktur yang terjadi pada tulang adalah nyeri. Nyeri ini

Sardo Hot Roganda Sinaga 1, Magda Siringoringo 2 Staf Pengajar dan Mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRACT

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

BAB 1 PENDAHULUAN. proses penyembuhan luka. Pada dasarnya luka akan sembuh dengan sendirinya

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

Transkripsi:

TINDAKAN PERAWATAN LUKA PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2015 Oleh : Wirda Faswita Akper Sehat ABSTRAK Wound care in patients with a fracture is a comprehensive wound assessment in order to determine the clinical decisions in accordance with the needs of patients fracture. Increased knowledge and clinical skills needed to support quality wound care. The objective of the research was identified the actions of wound care in patients with open fractures on wound healing in Haji Hospital Medan. The methodology is quantitative research with descriptive design. These study population are 10 fractur patient in Haji Hospital Medan. Sampel elected by total sample technique of 10 patients with open fractures. The result of the study was found that the majority of nurses (70%) using tools with complete wound care, 80% of nurses do wound care in accordance with the procedure, the level of open fracture healing patients using wound care measures <21 days (fast) about 6 respondent and > 21 days (slow) about 4 respondent. The better the wound care measures sooner phase of wound healing. Keywords: Wound Care, Patient Fracture Abstrak Perawatan luka pada pasien faktur adalah pengkajian luka yang komferehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien fraktur. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk penunjang perawatan luka yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengidentifikasi tindakan perawatan luka pada pasien fraktur terbuka terhadap penyembuhan luka di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desai descriptive pada populasi pasien stroke di Rumah Sakit Haji Medan. Jumlah sampel sebanyak 10 orang responden pasien fraktur terbuka dengan menggunaka metode accidental sampling. Data dianalisa dengan hasil penelitian di Rumah Sakit Haji Medan didapatkan bahwa mayoritas perawat (70 %) menggunakan alat perawatan luka dengan lengkap, 80% perawat melakukan prosedur perawatan luka sesuai dengan prosedur dan tingkat kecepatan kesembuhan pasien fraktur terbuka dengan

menggunakan tindakan perawatan luka < 21 hari (cepat) yakni sebanyak 6 orang sedangkan > 21 hari (lambat) yakni sebanyak 4 orang.. Semakin baik tindakan perawatan luka semakin cepat fase penyembuhan luka. Kata kunci: Tindakan Perawatan Luka, Pasien Fraktur. LATAR BELAKANG Perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga 1970 tiga peneliti telah memulai tentang perawatan luka. Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih baik dari pada lingkungan kering. (Winter,1962) mengatakan bahwa laju epitelisasi luka yang ditutup poly etylen dua kali lebih cepat dari pada luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab dari pada kering (Potter 1998). Perawatan luka lembab tidak meningkatkan infeksi pada kenyataannya tingkat infeksi pada semua jenis balutan lembab adalah 2,5% lebih baik dibanding pada balutan kering (Thompson, 2000). Fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Fraktur terbagi atas fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur terbuka yaitu tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi (Fitriyani, 2007). Prioritas perawatan pada penderita patah tulang (fraktur) terbuka adalah mencegah cidera tulang/jaringan lanjut, menghilangkan nyeri, mencegah komplikasi, memberikan informasi tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan/penyembuhan luka (Barbara, 1998). Dari data rekam medik Rumah Sakit Haji Medan menunjukkan penyembuhan luka setelah 2 minggu, luka hanya sembuh 3% sampai dengan 5%. Sampai akhir bulan hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai dan tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kesembuhan dicapai kembali setelah perawatan lebih dari satu bulan. Dari data yang diperoleh dari ruangan Al Ikhlas Rumah Sakit Haji Medan, untuk tahun 2013 kasus fraktur terbuka berjumlah 124 kasus dengan rata-rata 11 kasus per bulan. Tahun 2014 jumlah kasus 184 dengan rata-rata 16 kasus perbulan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam upaya penyembuhan luka fraktur terbuka yaitu dengan mengganti balutan yang tepat menggunakan prinsip-prinsip steril antiseptic dan mengelola nyeri dengan pemberian obat-obatan yang tepat maka akan tercapai efektivitas penyembuhan luka. Balutan luka tertutup yang sering digunakan yaitu balutan kering karena akan mempercepat penyembuhan pada luka insisi post operasi, di Rumah

Sakit Haji Medan untuk perawatan luka post operasi pada Fraktur terbuka menggunakan balutan kering dengan cara menutupkan seluruh luka dengan kasa steril yang kering. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan menggunakan desain deskriptive dengan menggunakan metode observasional, peneliti melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka fraktur tertutup (dependen) setelah dilakukan perawatan luka (Independen). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling pada 10 pasien fraktur terbuka di ruangan Al Ikhlas Rumah Sakit Haji Medan selama satu bulan. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Pada Pasien Fraktur Terbuka di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2015. Tabel 1. Berdasarkan table di atas mayoritas responden yang menderita Fraktur terbuka di Ruang Al- Ikhlas Rumah Sakit Haji Medan, yakni ; umur < 20 thn berjumlah 4 responden ( 40% ), berjenis kelamin laki laki dengan jumah 8 orang ( 80% ), dan minoritas yakni ; umur 31 40 thn berjumlah 1 orang ( 10% ), berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 2 orang ( 20% ). 1. Perawatan Luka Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perawatan Luka Pada Pasien Fraktur Terbuka di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2015 Perawatan Luka Frekuensi Persentase (%) Baik 6 60 Tidak Baik 4 40 Total 10 100 Tabel 2. responden perawatan luka pasien fraktur terbuka adalah baik yakni sebanyak 6 orang ( 60% ) dan tidak baik yakni sebanyak 4 orang ( 40% ). 2. Penyembuhan Luka Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyembuhan Luka Pada Pasien Fraktur Terbuka Dengan Perawatan luka di Rumah Sakit Haji Medan 2015 Penyembuhan Luka Frekuensi Persentase (%) Cepat 6 60 Lambat 4 40 Total 10 100 Tabel 3. responden penyembuhan luka pasien fraktur terbuka dengan balutan adalah cepat yakni sebanyak 6 orang (60 %) dan lambat yakni sebanyak 4 orang (40 %). PEMBAHASAN 1. Perawatan luka

Dari hasil penelitian ini, 10 responden perawatan luka pasien fraktur terbuka adalah baik yakni 6 orang ( 60% ), dan kurang baik yakni sebanyak 4 orang (40%). Ini dinilai dari hasil pengisian lembar observasi kelengkapan persiapan alat dan perawatan luka yang berjumlah 25 nomor (poin). Dari 10 responden yang dilakukan observasi tersebut, 6 orang dikategorikan dalam perawatan luka yang baik karena dari 25 poin prosedur tetap pelayanan perawatan luka yang sudah ditetapkan di RSUP H. Adam Malik Medan, dilakukan lebih dari 20 poin. Hanya ada beberapa poin yang tidak dilakukan, antara lain : tidak memakai kapas lidi, tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan serta tidak tersedianya bensin dalam tempatnya. Sedangkan 4 orang responden yang mendapatkan pelayanan perawatan luka dengan kategori yang kurang baik karena dari 25 poin protap pelayanan yang sudah ditetapkan, yang dilakukan kurang dari 20 poin. Dengan perincian sebagai berikut : 2 responden dengan perawatan luka yang ; tidak memakai kapas lidi, tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, tidak tersedianya bensin dalam tempatnya, pasien tidak diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, pinset yang sudah tidak steril tidak diletakkan diletakkan dalam bengkok, tidak mencatat hasil observasi dan respon pasien. Dan 2 responden dengan perawatan luka ; tidak menyiapkan pincet cirurgic, tidak menyiapkan kapas lidi, tidak menyiapkan bensin dalam tempatnya, pasien tidak diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, membersihkan luka tidak menggunakan pinset, tidak mencatat hasil observasi dan respon pasien, serta tidak mencuci tangan sesudah melakukan tindakan dan langsung merawat luka pasien yang lain. Pasien dengan fraktur terbuka agar diperhatikan perawatan lukanya. Perawatan luka adalah pengkajian luka yang komferehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan klinis diperlukan untuk penunjang perawatan luka yang berkualitas (Agustina: 2009). Perawatan luka yang baik akan mempengaruhi kecepatan proses penyembuhan luka pada pasien fraktur terbuka. Dalam pelaksanaan perawatana luka yang baik adalah dengan menerapkan prosedur yang telah ditetapkan, memperhatikan prinsip septik antiseptik, pengelolahan rasa nyeri dengan tepat dengan langkah-langkah yang bisa dilaksanakan perawat untuk meringankan rasa nyeri adalah : Pada tahap awal dari pengobatan, beritahu obat-obat yang dipesan, yaitu obat analgesic/sedative dengan dosis yang sesuai pada jarak waktu yang tepat.

Ganti-ganti posisi secara teratur, asal dalam batas yang diizinkan dalam pengobatan. Bila rasa nyeri mereda diskusikan dengan pasien mengenai pengurangan dosis obat atau seringnya pemakaian (Long, 2002). 2. Penyembuhan luka Dari hasil penelitian pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa pengaruh tindakan perawatan luka memberikan pengaruh yang baik pada pasien post operasi fraktur terbuka. Tingkat kecepatan penyembuhan luka responden lebih cepat yakni < 21 hari sebanyak 6 orang, sedangkan kecepatan penyembuhan luka responden lambat yakni > 21 hari sebanyak 4 orang. Hasil ini diperoleh dari 10 responden yang diobsevasi dengan lembar observasi tanda-tanda fase penyembuhan luka, yaitu : 1. Pada Fase inflamatori (1-4 hari) a. Luka tampak bengkak b. Daerah luka tampak kemerahan c. Debris. d. Nyeri 2. Pada Fase Proliferasi (5-21 hari) a. Luka kering b. Pinggiran luka tampak menyatu c. Kekuatan tegangan luka meningkat. Ternyata 6 responden (6 orang) dengan hasil : Pada fase inflamatori (1-4 hari) ; lukanya tampak bengkak, daerah luka tampak kemerahan, debris, serta nyeri. Dan pada fase proliferasi (5-21 hari) ; lukanya kering, pinggiran luka tampak menyatu dan kekuatan tegangan luka meningkat. Dan 4 responden (4 orang) dengan hasil : Pada fase inflamatori (1-4 hari) ; luka tampak bengkak, daerah luka tampak kemerahan, febris, nyeri. Dan pada fase proliferasi (5-21 hari) ; luka tidak kering, pingiran luka tampak tidak menyatu. Terjadinya penyembuhan yang lambat dikarenakan faktor usia dan kemungkinan nutrisi yang kurang baik, tetapi untuk kebutuhan nutrisinya tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu: Usia, nyeri post operasi dan nutrisi. Tindakan keperawatan yang harus diperhatikan dalam upaya penyembuhan luka pada pasien fraktur terbuka yakni dengan balutan, untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya dari kerusakan lebih lanjut dan untuk menggantikan sementara beberapa kulit yang utuh. Tindakan balutan pada pasien fraktur terbuka, gunanya untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya dari kerusakan lebih lanjut. dengan tujuan untuk mempercepat pembentukan jaringan. Dengan cara : menggunakan balutan yang sifatnya semipermiabel untuk mencegah kekeringan dan menjaga jaringan tetap baik, tidak melekat, Impermeable terhadap bakteri, mampu mempertahankan kelembaban yang tinggi pada tempat luka sementara juga mengeluarkan

eksudat yang berlebihan. Penyekat suhu, non-toksik dan non-alergik, nyaman dan mudah disesuaikan, mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut, tidak perlu terlalu sering mengganti balutan (Morison, 2003; 44). Menurut Alimus, 2006 ; Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : a. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. b. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami kekurangan kadar haemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. c. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. d. Penyakit lain, memengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit seperti diabetes militus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka. e. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena terdapat kandungan zat gizi di dalamnya. f. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengonsumsi obat-obatan, merokok, atau stres, akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama. Bahan makanan yang mengandung Vit. K antara lain sayur hijau, hati, kacang kedelai. Diharapkan dalam mempercepat penyembuhan luka pada pasien fraktur terbuka untuk menggunakan protap pelayanan perawatan yang sudah ditetapkan dalam perawatan luka. Aktifitas tenaga keperawatan dalam mempercepat penyembuhan luka pasien fraktur terbuka berperan sebagai pendidik dan pelaksana. Dalam melaksanakan penelitian ini ditemukan beberapa kesulitan misalnya adanya faktor yang sulit dikontrol yaitu kebudayaan, ansietas, keletihan, dukungan keluarga dan social, penggunaan obat anti inflamasi. Faktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi hasil pengukuran kecepatan penyembuhan luka pada pasien fraktur terbuka. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Haji dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh tindakan perawatan terhadap cepatnya penyembuhan luka. Tingkat kecepatan kesembuhan pasien fraktur terbuka dengan menggunakan tindakan perawatan luka < 21 hari (cepat) yakni sebanyak 6 orang sedangkan > 21 hari (lambat) yakni sebanyak 4 orang. SARAN Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada rumah sakit dalam membuat dan menetapkan prosedur perawatan, agar selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknik perawatan yang terus berkembang, agar dapat memberikan pelayanan dengan mutu yang lebih baik guna meningkatkan pelayanan rumah sakit. Perawat diharapkan menggunakan manajemen perawatan luka dalam mempercepat proses penyembuhan luka pada pasien fraktur terbuka serta melakukan perawatan luka yang tepat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mempercepat penyembuhan luka DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Fitriyani, A. 2007, Bone Fraktur (Fraktur Tulang), www.fkuii.org, 7 Februari 2007. Lukman, Nurna Ningsih, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Salemba Medika, Jakarta. Moesbar, Nazar. 2007, Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada Kecelakaan Lalu Lintas, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Bedah pada Fakultas Kedokteran, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara, 28 Juli 2007, Universitas Sumatera Utara, 2007. Moh. Nazir. 2002, Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Morison, M.J. 2004, Seri Pedoman Praktis Manajemen Luka, Alih Bahasa Tyasmono A. F, Cetakan I, EGC, Jakarta Notoatmodjo, S. 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan II, 0Edisi Revisi, Rineke Cipta, Jakarta. Potter, Patricia A. 2000, Keterampilan dan Prosedur Dasar (Poket Guide to Basic Skill and Procedures), Alih Bahasa Monica Ester, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Smeltzer,S.C. dan Brenda G.B. 2003, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta. Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. EGC, Jakarta