PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan mereka karena ukuran-ukuran kinerja yang ada dirasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya. Pengelolaan aktivitas setiap organisasi harus benar-benar tepat. manusia terutama yang memiliki etos kerja yang tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kemampuan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. 1 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ike Kusdyah Rachmawati (2008:1) Ike Kusdyah Rachmawati (2008)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini kegiatan suatu perusahaan sangat pesat sekali. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang begitu dinamis telah dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sumber daya manusia yang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan menghadapi pesaingnya.(agung Roscahyo, 2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) saat ini semakin berperan besar bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II LANDASAN TEORI

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan hidupnya tanpa adanya lembaga sebagai tempat mencari nafkah

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

UMIYATI A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh perusahaan.semakin ketat persaingan antar perusahaan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

Transkripsi:

6 PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA Oleh : Daswati ABSTRAK Perlu disadari bahwa pegawai merupakan suatu potensi kesuksesan untuk mengimbangi perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek yang mempengaruhi beban kerja pimpinan, dituntut tersedianya tenaga yang setiap saat memenuhi kebutuhan. Keseluruhan tugas hanya akan bermanfaat dan berhasil baik, apabila diusahakan oleh pribadi itu sendiri pengembangannya. Dengan adanya pengembangan diharapkan seseorang mempunyai kemampuan kerja yang serbaguna, berhasil guna dan dapat bekerja sesuai kebutuhan serta tuntutan organisasi dimana ia bekerja. Kemampuan untuk berkembang dan bertindak secara kreatif serta berpikir untuk memecahkan masalah/mengambil keputusan, walaupun setiap pegawai berbeda tingkat kemampuannya. segala cara yang dimiliki oleh organisasi seperti peraturan, presedur, metode, struktur organisasinya hanya merupakan benda mati dan hanya akan ada manfaatnya apabila di kelola oleh pikiran yang memiliki pengetahuan luas dan keterampilan yang tinggi, dengan disertai disiplin dan dedikasi yang besar. Kata Kunci: Pengembangan Pegawai Dan Produktivitas Kerja PENDAHULUAN Untuk mengembangkan produktivitas kerja maka setiap manusia harus mampu menunjukkan keperibadiannya secara murni ditengahtengah masyarakat, karena kita ketahui bahwa pada umumnya 67

manusia itu tidak mau menampakkan keperibadiannya secara tulus dan murni den menutupi kelemahan-kelemahannya, atau cirinya yang khas supaya tindakannya dapat diterima oleh masyarakat atau lingkungannya. Orang seperti ini hidupnya jauh dari ketenangan, oleh karena itu setiap manusia ingin produktif dalam bekerja diharapkan mau dan rela melepaskan topengnya, dengan melihat keadaan dirinya sedalam-dalamnya, dengan segala kekuatan dan kelemahannya, apa adanya dan dimanfaatkannya kekuatan sendiri, bakat dan kemampuannya, maka manusia itu akan memenuhi ketenangan hidupnya dan dapat bekerja dengan baik. Dengan melihat apa kekurangan yang ada pada diri seseorang maka setiap manusia yakin bahwa semua kekurangan itu pasti ada jalan kelurnya, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan maka jalan keluarnya berusaha mengikuti pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan agar setiap manusia dapat lebih mampu dan keratif dalam melaksanakan pekerjaan, sebab manusia sebagai pekerja dituntut memiliki keperibadian yang kuat yaitu dapat menentukan dirinya sendiri, berbuat apa, sebagai apa, mau apa dan sebagainya, sehingga setiap manusia memasuki suatu organisasi harus mengoreksi diri sendiri apa yang harus disumbangkan pada organisasi apakah mampu atau tidak. Kalau manusia sebagai pegawai dapat mengetahui dirinya sendiri apa kelebihan dan apa kekurangannya maka manusia itu dapat menjadi manusia yang memiliki keperibadian yang kuat. Menurut Sedarmayanti ( 2004: 2) mengatakan keperibadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perilaku, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik dari segi jasmani, mental, rohani, maupun emosi, yang ditata dalam suatu cara yang khas dengan mendapat pengaruh dari luar. Pola tersebut terwujud menjadi tingkah laku dalam usaha menjadi manusia sesuai dengan apa yang dikehendaki. Jadi setiap orang memiliki keperibadian yang berbeda dengan yang lainnya, karena setiap individu akan memiliki keunikan dalam latar 68

belakang kehidupannya, dinamika perilakunya, perkembangan dirinya, aspek keperibadiannya dan pola interaksinya dengan lingkungan. Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, maka hal tersebut hendaknya mendapat perhatian secara cermat untuk mengikuti suatu pengembangan baik melalui pendidikan maupun pelatihan. PEMBAHASAN Untuk meningkatkan produktivitas kerja seseorang maka perlu memiliki keperibadian yang kuat dan pengembangan kemampuan serta keterampilan agar dapat menunjang terlaksananya semua kegiatan yang ada dalam sebuah organisasi yang diikuti. 1. Pengembangan Untuk memberikan gambaran tentang pengembangan pegawai, maka dikutip berbagai pendapat para ahli antara lain Hasibuan (1994:75) menjelaskan bahwa pengembangan pegawai (sumber daya manusia) adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual dan moral pegawai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan konsep tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengembangan pegawai mengandung arti bahwa suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan agar aktivitas yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan wujud dari pengembangan pegawai adalah pendidikan dan pelatihan. Pengertian pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam instruksi Presiden Nomor 15 Tanggal 13 September 1974, mengatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha untuk membina keperibadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmaniah dan rohani, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila. Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem 69

pendidikan yang berlaku, dalam waktu relative yang singkat dan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan jangka pendek yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional dan juga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas atas pekerjaan yang tertentu. Jadi peranan pendidikan dan pelatihan demikian penting dalam suatu lembaga agar dapat membantu pegawai menjangkau lebih tinggi atau menduduki jabatan yang lebih tinggi sesuai dengn struktur organisasi yang telah ditentukan. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dalam Pasal 31 yaitu untuk mencapai daya dan hasil guna sebesar-besarnya, diadakan pengaturan pendidikan serta pengaturan dan penyelenggaraan latihan-latihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan dan pelatihan merupakan manifestasi dari pengembangan yaitu proses peneingkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Moekijat (1989:33) berpendapat bahwa pembangunan pegawai (sumber daya manusia) sebagai upaya-upaya yang berkaitan dengan pengembangan aktivitas dibidang pendidikan dan latihan, kesehatan, gizi, penurunan fertilitas, peningkatan kemampuan, penelitian dan pengembangan tekhnologi. Defenisi tersebut di atas jelaslah bahwa upaya-upaya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia akan diarahkan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Jadi istilah pengembangan pada intinya mempunyai maksud untuk meningkatkan kemampuan seseorang/sekelompok orang dan upaya tersebut berhubungan dengan aspek pendidikan dan latihan 70

Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi tersebut, perlu dilakukan pengembangan karier lebih dini, karena pengembangan karier adalah usaha peningkatan pribadi dalam mencapai sesuatu tujuan kehidupan pribadi di masa-masa akan datang. Menurut Ishak Arep (2004:29) mengatakan bahwa pengembangan karier merupakan tindak lanjut pelaksanaan program perencanaan karier. Kegiatan pengembangan karier individual, mengandung beragam segi yaitu: a. Kinerja Karyawan Program penegembangan kerier harus memperhatikan kinerja karyawan. Jangan sampai karyawan yang kinerjanya rendah mendapat promosi sementara pegawai yang kinerjanya tinggi tidak mendapat promosi, bahkan dimutasi ke tempat lain yang setara atau lebih rendah jabatannya, hanya karena factor like and moralitas dan pribadi dari pmpinan. Oleh karena itulah, untuk menciptakan pengembangan karier yang baik, pemimpin harus baik dulu dalam arti orang yang mempunyai kepribadian baik. b. Kesetiaan Pada Organisasi. Suatu organisasi dimana dalam meningkatkan kesetiaan manusia kepada organisasi selain mendapatkan gaji juga dilakukan memiliki organisasi). c. Bawahan Sebagai Kunci Sukses Tidak ada pimpinan yang sukses tanpa bawahan dan tidak ada pimpinan tanpa dukungan bawahan. Justru keberhasiulan pimpinan adalah karena keberhasilan bawahan. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bawahan adalah kunci sukses. 71

Oleh karena itu setiap pimpinan harus melakukan kaderisasi, sebagai bentuk dari pengembangan karier pegawai yang berada di bawah pimpinannya. Bahkan seorang pimpinan yang baik adalah pemimpin yang menyiapkan kader-kader yang mampu mengantikan dan meneruskan kepemimpinannya. d. Kesmpatan Berkembang Dalam pengembangan karier, tidak boleh ada diskriminasi. Tidak boleh ada diskriminasi antara mata bulat dan mata sipit. Tidak boleh ada diskriminasi antara kulit putih dengan kulit hitam, dan tidak boleh ada diskriminasi lain, apapun alasannya. Jika seseorang telah menjadi pegawai, apapun warna kulitnya, apapun bentuk matanya, tetap mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan kariernya. Dibiarkanlah karier pegawai berjalan secara alamiah sesuai dengan bakatnya, e. Pengalaman International Dalam pengembangan karier, perlu ada pengalaman international yang dilakukan Negara-negara industri dalam mengembangkan karier SDMnya. Perusahan-perusahaan besar, perlu diadakan studi banding bagaimana mereka mengembangkan karier para karyawannya. Inilah perlunya pengalaman international. 2. Kepribadian Istilah keperibadian sering didengan sehubungan dengan keadaan seseorang atau karakter seseorang. Keperibadian dapat diartikan sebagai identitas seseorang, sehingga banyak menyangkut masalah watak, sifat, yang tercermin nyata dalam perbuatan serta tindakan seseorang. Orang yang berperibadi, adalah orang yang sadar akan dirinya dan dapat mengerti dengan tepat peribadinya. Seorang yang berkeperibadian kuat adalah orang yang dapat menentukan dirinya sendiri, berbuat apa, sebagai apa, mau apa dan sebagainya, karena keperibadian tersusun atau disposisi, yang terorganisisr dalam susunan hierarkhis berdasarkan hal yang bersifat umum dan penting. Di samping yang dibawa sejak lahir, berperan pula disposisi psykhis 72

lainnya yang diperoleh dari pengalaman. Dengan demikian pada dasarnya dapat ditarik kesimpulan bahwa personality merupakan suatu kebutuhan, kebutuhan yang bersifat kompleks yang disebabkan karena banyaknya factor dalam dan factor yang ikut menentukan keperibadian yang termaskud dimana paduan antara factor dalam dan factor luar menimbulkan gambaran yang unik, artinya tidak ada dua individu yang benar identik antara seseorang dengan orang lain. Sedarmayanti (2004:2) berpendapat bahwa individu merupakan perwujudan dari suatu latar belakang tertentu. Oleh karena itu perbedaan latar belakang seseorang akan membuat keunikan keperibadiannya. Latar belakang yang dimaksud adalah meliputi latar belakang biologis, sosial, psikologis, cultural, fisik dan spiritual. Keunikan latar belakang masing-masing akan mewujudkan keunikan setiap pribadi. Setiap individu dipandang sebagai pribadi yang memiliki keunikan dalam dinamika perilakunya. Oleh akrena itu ada individu yang dinbamis, cepat, dan produktif, akan tetapi ada pula individu yang statis, lamban dan kurang produktif. Dari sudut proses perwujudan darinya, setiap individu dapat dipandang sedang berada dalam proses perkembangan menuju kea rah tercapainya perwujudan diri. Individu akan menempuh tahap perkembangannya secara berkesinambungan. Kehadirannya sebagai seorang pegawai pada saat ini pada dasarnya merupakan keberadaan dalam tahapan perkembangan yang merupakan hasil dari tahapan masa lalu dan titik tolak untuk tahap perkembangannya di masa yang akan datang. 4. Produktivitas Kerja Dalam era pembangunan dewasa ini dimana dunia semakin maju dan semakin moderen, maka tuntutan efektivitas dan efisiensi serta produktivitas dalam melaksanakan kegiatan disebuah organisasi semakin menjadi mutlak. Kalau memperhatikan penggunaan kata efektif dalam bahasa Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa kata efektif bermakna berhasilguna, tepat penggunaannya. 73

Untuk lebih jelasnya penulis mengetengahkan pendapat yang dikemukakan oleh Indriyo Gitosudarmo (1993:3) bahwa: itetapkan dapat dicapai tanpa memperhatikan berapa pun biaya serta investasi yang dikeluarkan, sedangkan efisiensi berarti bahwa melaksanakan sesuatu dikeluarkan ongkos atau korban yang minimal. Jadi jelaslah bahwa sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya adalah efektif.. Jadi kalau tujuan dan sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu tidak dapat dikatakan efektif. Dengan demikian maka dalam pengertian efektivitas yang diutamakan atau yang dipentingkan adalah semata-mata tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa memperdulikan faktor biaya, waktu dan berbagai pengorbanan lainnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa apa yang dianggap betul-betul efektif belum tentu efisien, sebab dalam mengejar efek atau hasil ditetapkan sama sekali tidak memperhatikan daya, dana dan prasarana yang dikeluarkan betapapun besarnya. Sebaliknya segenap efektivitas atau kegiatan yang dilakukan secara benar-benar efisien akan menjadi efektif. Kitannya dengan keperibadian seseorang dalam menghadapi tugas dan pekerjaannya akan berpengaruh kepada tingkat produktivitas kerja seseorang. Menurut Sedarmayanti produktivitas berasal dari Bahasa Inggeris, product:result, otcome berkembang menjadi kata productive yang berarti menghasilkan, dan peroductivity having the ability make or create, creative. Perkataan itu dipergunakan dalam bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai maupun tidak dapat dinilai dengan uang. Jadi produktivitas yang digambarkan melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi kerja, diantaranya dapat diperhitungkan apabila hasilnya bersifat material atau non 74

material yang dapat dinilai dengan uang. Di samping itu terdapat juga tidak dapat diukur, karean hasilnya bersifat non material dan tidak dapat dihitung dengan nilai uang. Jadi kesimpulannya bahwa produktivitas merupakan fungsi dari efektivitas dan efisiensi. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya, termasuk bahan, uang dan waktu yang akan menghasilkan produktivitas yang relative tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka untuk meningkatkan produktivitas kerja seseorang diperlukan pengembangan keperibadian, melakukan pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan dan pengembangan karier agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pengembangan keperibadian yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk berusaha mengenal dirinya sendiri baru masuk dalam suatu organisasi agar tahu tentang kekurangan-kekurangan serta kelebihan yang dimiliki. Selanjutnya pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan agar seseorang dapat memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi. Kemudian pengembangan karier adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan pengembangan demi peningkatan kariernya dan dapat dipromosikan untuk menduduki suatu jabatan tertentu bila memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Apabila pengembangan yang dilakukan oleh seseorang tersebut maka dapat memperlihatkan produktivitas kerja yang memuaskan, karena produktivitas kerja seseorang meningkat disebabkan karena dedikasi yang tinggi, loyalitas, kesungguhan, disiplin dan penggunaan metode secara tepat. 75

DAFTAR PUSTAKA Asep Arif, 2004, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Universitas Trisakti, Jakarta. Gitosudarmo Indriyo, 1993, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen, BPFO, Jakarta. Gouzali Saydam, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Djambatan, Jakarta. Hasibuan, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sedarmayanti, 2004, Pengembangan Keperibadian Pegawai, Mandar Maju, Bandung 76