RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN SD ALAM PULIH (kasus SD Ikan) Luh Putu Suciati

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Indikator Pembangunan Keberlanjutan

SUMBERDAYA PERTANIAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

NSDA DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Deputi Bappenas Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

BAB III PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Perkspektif ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertemuan ke 4

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

3.5.4 Analisis Skala Optimal Prosedur Analisis

Ekonomi Sumberdaya Alam

Prinsip-prinsip ekologi merupakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekologi. Menjadi pokok dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup

Key words: depletion,forest resources accounting, net price, user cost

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

BAB 2 Data Makroekonomi

Paradigma Kesejahteraan

Tantangan dan strategi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGANNYA

PDRB HIJAU (KONSEP DAN METODOLOGI )

Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

Teori Pengeluaran Pemerintah. Sayifullah, SE., M.Akt. Materi Presentasi. Teori Makro Rostow dan Musgrave Wagner Peacock dan Wiseman Teori Mikro

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

1. Konsep pertumbuhan ekonomi dalam. 2. Growth & Development dan ekstraksi SDAL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB VII Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek

Model Linear Programming:

RANCANGAN EKOLOGIS MP-KONSENTRASI MAGISTER KESEHATAN IBU-ANAK

Pada dasarnya lebih sulit drpd classifier berdasar teori bayes, terutama untuk data dimensi tinggi.

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

MATERI 1. Pendahuluan. I. Ruang Lingkup MSDA Kema hubungan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan (Tietenberg, 1992)

AKUNTING SUMBERDAYA ALAM LAHAN DAN LINGKUNGAN: KABUPATEN KUTAI TIMUR

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

CIRCULAR FLOW & NATIONAL INCOME

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

MANAJEMEN MODAL KERJA

KAJIAN PERENCANAAN GREEN ECONOMY DI KABUPATEN BANDUNG. TIM Penyusun

E O K N O O N M O I M KE K S E E S H E A H T A A T N

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

1. Tinjauan Kebijaksanaan Lingkungan. 2. Kebijaksanaan Nasional 3. Penjabaran Kebijaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Esda UC = User Cost. MCo = Kurva harga agregat dari semua firm di suatu industri (marginal extraction cost)

EVALUASI PROYEK. A, 6.1 dan B DR. MUNAJAT, S.P., M.Si

COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis

x100 GNP GNP Riil = P

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

Analisis Manfaat Biaya (AMB) Sayifullah

Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

V. Consumer Surplus and Consumer Welfare

Pengertian Produk Domestik Bruto

SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. DOSEN: Dr. TIEN AMINATUN, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

DEFINISI SUMBERDAYA ALAM (UURI NO. 32 TH 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Chapter 2. ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION (William R. Scott) Bandi,

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

AKUN suatu alat untuk mencatat transaksi transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan & beban.

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

ESTIMATOR FUNGSI PDF. Pertemuan 4

PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN. Oleh: YUSUF HILMI ADISENDJAJA Jurusan Pendidikan Biologi-FPMIPA-UPI PENDAHULUAN

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

BAB IV ANALISA WILAYAH (Lanjutan-1)

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

BAB IV TEORI KONSUMSI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012

BISNIS DAN LINGKUNGAN. Masalah Polusi, Barang Industri, dan Tanggungjawab Bisnis dalam Konservasi Lingkungan

METODE SIMPLEKS (MS)

Pertemuan ke: 5. Pokok Bahasan : Petak Ukur (PU)

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

Perseroan membeli kembali saham yang beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut. Pembelian kembali dilakukan karena berbagai tujuan,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB 4 NILAI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

ANALISIS & SELEKSI AITEM

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money) deden08m.com

Transkripsi:

RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

PENDAHULUAN Kritik Hueting (1980) dlm bukunya New Scarcity and Economic Growth : menyatakan bhw penggunaan Gross National Product (GNP) sbg alat indikator utk mengukur kesejahteraan suatu bangsa (national wellbeing) sangat misleading (totally misleading).

PENDAHULUAN (2) Hal tsb karena GNP sama sekali tdk menyertakan faktor 2 krusial yg memberikan kontribusi terhadap GDP, khususnya kualitas jasa yg disumbangkan oleh SDA dan lingkungan. Sejak kritik yg dilontarkan Hueting tsb maka upaya utk melahirkan suatu konsep pengukuran indikator well-being pun terus berkembang

Measure of Economic Welfare Ekonom William Nodhaus dan James Tobin selanjutnya mengenalkan konsep pengukuran yg dikenal Measure of Economic Welfare (MEW). MEW pd intinya merupakan modifikasi dari GNP yg telah memasukkan estimasi perhitungan nilai leisure, pekerjaan RT (housework) dan annual service of consumer durable.

Zolotas kemudian mengenalkan konsep Index of Economic Aspect of Welfare (EAW- Index). Perhitungan kesejahteraan lebih difokuskan pd current flow of goods and services. Hal yg mendasar bhw pengukuran Zolotas sudah memperhitungkan aspek lingkungan ke dlm komponen EAW. EAW merupakan indeks pengukuran pertama yg memasukkan deplesi sumberdaya. Inilah batu loncatan pertama dlm membidani lahirnya konsep Resource Accounting.

Jika dlm MEW, aspek kerusakan lingkungan hanya dimasukkan secara implisit dan minor dlm komponen urban disamenities, dlm EAW biaya pengendalian pencemaran utk air, udara dan limbah padat dimasukkan langsung sbg faktor pengurang dlm perhitungan. Selain itu biaya kerusakan polusi udara dan biaya kesehatan jg dimasukkan dlm pengukuran indeks kesejahteraan..

Cobb and Cobb (1994) mengusulkan digunakannya pengukuran baru yg disebut Index of Sustainable Economic Welfare (ISEW) ISEW merupakan ekstensi dari MEW dan EAW dgn bbrp penyesuaian Dlm ISEW tdk hanya deplesi sumberdaya mineral yg dihitung, namun jg deplesi dari lahan basah (wetland) dan lahan-lahan pertanian. Diasumsikan bhw kerusakan lingkungan bersifat kumulatif dan berkorelasi positif dengan konsumsi energi. Di dlm ISEW penghitungan ini dimodifikasi dengan menghitung apa yang disebut sbg speculative estimate thd kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim.

Resources Accounting (RA) secara sederhana diartikan sebagai sistem akunting terhadap stok dan perubahan stok sumberdaya alam baik dalam pengukuran fisik maupun moneter. Resources Accounting pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan informasi terhadap kondisi sumberdaya alam dan perubahanperubahan yg terjadi di dalamnya

SYSTEM OF NATIONAL ACCOUNT Secara makro RA juga ditujukan utk menyediakan pengukuran income dan kesejahteraan yang lebih baik dalam rangka mengevaluasi apakah negaranegara, khususnya negara yg kaya tetap berjalan dlm koridor sustainable consumption path atau tidak.

Metode Resource Accounting Secara umum ada dua metode dasar yg digunakan dlm RA yakni : 1. Metode Net Price atau dikenal Metode Repetto 2. Metode User-Cost atau dikenal dengan Metode El-Serafy

Metode Repetto merupakan metode yang sederhana dimana aspek deplesi dimasukkan secara langsung kedalam perhitungan Net Price dengan formula : Dimana : (P - AC) (R - D) P AC R D = Harga Sumberdaya = Biaya Rata-rata ekstraksi sumberdaya = Deplesi sumberdaya = Penemuan (Resource Discoveries)

KELEMAHAN METODE REPETTO Neumeyer mengajukan kritikan bahwa Metode Repetto kurang memiliki nuansa intuitif krn tdk ada alasan yg dpt diterima utk membangun asumsi bhw biaya eksplorasi merupakan fungsi dari stok total sumberdaya. Asumsi ini menjadi asumsi dasar Metode Repetto, sementara Neumeyer melihat bahwa biaya eksplorasi akan sangat tergantung dr penemuan masa lalu (last discoveries).

MODEL SOLOW HARTWICK Pionir kearah upaya mengakomodasi aspek dinamik dr RA adalah perhitungan yg dikenalkan Hartwick (1990) yg didasarkan pd Model Solow (1986) dan Model Weitzmen (1976) yg kemudian dikenal Solow-Weitzmen-Hartwick atau disingkat Solow-Hartwick Model. Model Solow-Hartwick didasarkan pd problem maksimisasi konsumsi dengan kendala dinamika sumberdaya dan biaya ekstraksi sumberdaya.

Model Solow-Hartwick jg memisahkan RA utk sumberdaya renewable dan non-renewable. Utk sumberdaya non-renewable : max U(C) -pt dt Dengan kendala : K = F(K,L,R) C f(r,s) S = - R Dimana : U = Utilitas C = Konsumsi agregat K = Stok dari man-made capital S = Stok sumberdaya non-renewable R = Ekstraksi kini dr sumberdaya S L = Tenaga kerja p = discount rate

Dengan melakukan maksimisasi dr masalah diatas melalui teknik Hamiltonian, nilai dr green GDP atau Environmentally Adjusted National Product (ENP) dpt dihitung : ENP = C + K (F R f R )R = NNP (F R f R )R

Untuk sumberdaya renewable max U(C,E) -pt dt Dengan kendala : K = F(K,L) C f(e,x) X = g(x) - E Dimana : X = Sumberdaya renewable E = Ekstraksi sumberdaya renewable (harvest level) g(x,e) = Fungsi produksi biologis sumberdaya renewable

Dengan teknik pemecahan yg sama, perhitungan ENP dpt ditulis : ENP = C + K (U E /U C ) f E ) X Selain mengakomodasi dinamika dari sumberdaya (renewable dan non-renewable), Model Solow- Hartwick juga mengakomodasi dampak dr pencemaran thd amenity lingkungan.

PERKEMBANGAN RA DI INDONESIA Thn 1990 sebuah tim penghitungan sumberdaya alam dan lingkungan dari KLH dan BPS telah mencoba melakukan penghitungan neraca sumberdaya alam utk hutan dan minyak bumi serta gas alam Setelah mempelajari konsep dan metode yg umum dipakai oleh para ahli di negara lain banyak dihadapi berbagai masalah

Umumnya data yg tersedia, khususnya yg dipublikasikan tdk sesuai dengan kebutuhan penyusunan neraca sumberdaya alam dan lingkungan. Co/ kasus neraca sumberdaya hutan adalah sangat sulit utk mengetahui berapa besarnya persediaan (stock) kayu dalam hutan di Indonesia. Disamping data persediaan diperlukan jg data mengenai pertumbuhan persediaan tersebut. Data pertumbuhan (riap) kayu dari hutan tanaman mungkin tersedia, namun utk hutan tropis tdk.

Data mengenai kerusakan hutan baik oleh manusia maupun alam relatif lebih sulit diperoleh. Utk itu perlu dilakukan upaya agar kendala ini dpt teratasi. Utk minyak bumi dan gas alamjg krn tdk seluruhnya dikuasai oleh pemerintah maka data mengenai persediaan, eksplorasi, pengambilan dan revisi ada di masing2 perusahaan pertambangan. Kesulitan lain ketika neraca fisik hrs dinyatakan dengan neraca moneter. Krn menyangkut penilaian jenis produksi dan biayanya

NSDAL dan Pembangunan Berkelanjutan Berkembangnya perekonomian yang diikuti peningktan jlh penduduk, perusakan lingkungan dan ekologi serta melambannya pertumbuhan ekonomi krisis SDAL Sbg pra-syarat terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan adalah tersedianya SDAL yang memadai

Ilmu dan teknologi berperan penting utk menjamin pembangunan yg berkelanjutan Utk menjamin adanya SDA bagi pembangunan yg berkelanjutan perlu diciptakan strategi yg mengarah pd upaya tersebut yakni : 1.Meneliti kondisi serta masalah yang berkaitan dgn SDA termasuk tingkat eksploitasi dan penggunaannya 2.Mengubah teori dan praktek pemberian nilai terhadap setiap barang yang ada.

3. Membuat studi mengenai neraca SDA dan aplikasinya dalam sistem neraca nasional 4. Memperjelas property right of natural resource 5. Mengadakan studi mengenai perlindungan SDAL dgn cara memanfaatkan SDA secara rasional. 6. Membuat studi mengenai bgm melindungi, mengembangkan, menyimpan serta memperbanyak persediaan SDA melalui investasi sosial (pendidikan dan pelatihan)