PENERAPAN TEKNOLOGI PEMISAHAN ANAK AYAM LOKAL SISTEM KOTAK INDUKAN DI LAHAN PASANG SURUT SUGIHAN KIRI SUMATERA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

KIAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BURAS

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN AYAM BURAS DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN RINGKASAN

POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENGEMBANGAN AYAM BURAS PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DI PROPINSI PAPUA. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Papua 2

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AYAM LOKAL DI LAHAN RAWA UNTUK MEMACU EKONOMI PERDESAAN

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

PENGKAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG DAUN PISANG TERHADAP PERFORMAN AYAM BURAS DI JAYAPURA

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

ADAPTASI TEKNOLOGI BUDIDAYA AYAM BURAS DI LAMPUNG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

KEONG MAS SEBAGAI BAHAN PAKAN AYAM BURRS

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

KAJIAN FAKTOR PENENTU TEKNIS DALAM POLA PENGEMBANGAN MANAJEMEN AYAM BURRS DI DESA BUNGA RAYA, RIAU

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN AYAM LOKAL DI LAHAN MARGINAL

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

POTENSI PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN SELATAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

HASIL-HASIL PENELITIAN DAN SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN AYAM KEDU

PERANAN TERNAK SAPI DI LAHAN PASANG SURUT

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN AMPAS TAHU SEBAGAI PAKAN AYAM BURRS DI KABUPATEN NABIRE


BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN MUTU PAKANUNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR TERNAK ITIK LOKAL DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

EVALUASI MODEL PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI INDONESIA: KASUS DI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

1) Fak. Ekonomi Universitas Andalas 2) Fak. Peternakan Universitas Andalas I. PENDAHULUAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB III MATERI DAN METODE

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

PENGOLAHAN TERNAK ITIK AFKIR SEBAGAI PANGAN ASUH DI DESA SEMAU KECAMATAN BRAM HITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

MATERI DAN METODA. Materi

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Tenni Teknis Fnngsional Von Penelin 200 : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMISAHAN ANAK AYAM LOKAL SISTEM KOTAK INDUKAN DI LAHAN PASANG SURUT SUGIHAN KIRI SUMATERA SELATAN DEDI Mt1SLIH Balai Penelitian TernakPo.Box 221 Bo,Qor 16002 RINGKASAN Pemeliharaan ayam lokal di lahan pasang surut Sugihan Kiri pada umumnya,masih dilakukan secara ekstensif tradisional sehingga produkti%itasnya rendah. Pada Sistem pemeliharaan secara tradisional tersebut. tingkat kematian anak ayam umur 0-8 minggu mencapai 68.5 %. Suatu pengamatan tentang penerapan teknologi pemisahan anak ayam Nang bertujuan untuk menekan kematian dan meningkatkan pertumbuhan pada anak-anak anam lokal umur 0-8 minggu telah dilakukan di lahan pasang surut Sugihan Kiri Sumatera Selatan selama 8 minggu. Pengamatan dilakukan terhadap 290 ekor anak ayam lokal dengan melibatkan It) petani kooperator yang dibagi ke dalam 2 perlakuan. masing-masing perlakuan melibatkan 5 petani. Pada perlakuan I (tradisional) anak-anak ayam diasuh oleh induknya sampai dengan disapih dan tidak diberi pakan tambahan. Vaksinasi ND dilakukan pada anakanak anam umur ; hari dan 3 minggu. Penerapan teknologi pada perlakuan II (sistem kotak indukan) dilakukan dengan memisahkan anak-anak anam umur () - 3 hari setelah menetas kemudian dipelihara sampai dengan umur 8 minggu dalam kotak indukan yang dilengkapi dengan lampu pemanas. Komposisi pakan Nang diberikan adalah 50 %jagung. 30 % dedak dan 20% sisa ikan. Vaksinasi ND dilakukan pada anak-anak a\am umur 3 hari dan 3 minggu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat kematian pada perlakuan II (Sistem Kotak Indukan) lebih rendah (35.3%) apabila dibandingkan dengan perlakuan I (Sistem Tradisional) (54.3 %). Bobot badan anak anam umur 8 minggu pada perlakuan II lebih tinggi (226.3 gram) dibandingkan dengan perlakuan I (205.5 gram). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi pemisahan anak anam Sistem kotak indukan mampu menurunkan kematian dan meningkatkan pertumbuhan anak-anak anam lokal pada kondisi lahan pasang surut. Kata kunci : Ayam lokal. lahan pasang surut. teknologi pemisahan anak. PENDAHULUAN Sugihan Kin merupakan salah satu daerah transmigrasi lahan pasang surut yang terletak di Kabupaten Musj Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan memiliki areal pertanian yang cukup potensial termasuk Sub Sektor Peternakan. Tersedianya sumber pakan seperti dedak. jagung. limbah ikan. serangga dan inseta lainnya merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha peternakan. Sumber pendapatan petani di wilayah ini terutama bergantung pada usaha tanaman pangan. sedangkan ternak diusahakan secara sambilan dan berfungsi sebagai tambahan pendapatan. Jenis ternak yang diusahakan di wilayah ini adalah sapi. kambing. ayam lokal. itik clan entok. 174

Temp Tekms Fungsional Aon Penehrr 1002 Ayam lokal. jenis ternak unggas yang paling banyak dipelihara dengan rata-rata pemilikan 21,6 ekor merupakan sumber cash income bagi keluarga tani di wilayah ini. Pemeliharaan ayam lokal pada umumnya masih dilakukan secara tradisional sehingga produktivitasnya rendah. Kendala utama yang dihadapai adalah tingginya kematian akibat penyakit tetelo dan kematian pada anak-anak ayam (Ananto et. al. 1998). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian tertinggi (68,5 %) terjadi pada ayam-ayam lokal umur 0-6 minggu yang dipelihara secara tradisional (Kingston. 1979). Dengan melakukan vaksinasi tetelo saja kematian anak ayam sampai umur 1.5 bulan masih cukup tinggi yaitu mencapai 51 % (Balai Penelitian Ternak. 1990). Ketaren (1992) melaporkan bahwa dengan adanya perbaikan pakan dan pemisahan anak ayam dalam kotak indukan mampu meningkatkan daya hidup anak ayam dari 45 % menjadi 70 %. Kajian ini bertujuan untuk mengintroduksikan teknologi pemisahan anak ayam sitem kotak indukan pada tingkat petani dalam upaya untuk menekan kematian dan meningkatkan pertumbuhan anak-anak ayam lokal sesuai dengan potensi dan kondisi lahan pasang surut. BAHAN DAN CARA Pengamatan dilakukan di daerah lahan pasang surut yang terletak di Desa Margomulyo. Kecamatan Pembantu Muara Padang Wilayah Sugihan Kiri Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Selama 8 minggu (Desember 1999 - Januari 2000). Pengamatan dilakukan terhadap 290 ekor anak ayam lokal dengan melibatkan 10 petani kooperator yang dibagi kedalam 2 perlakuan. masing-masing perlakuan melibatkan 5 petani kooperator. Perlakuan I adalah kontrol (tradisional) dimana anak-anak ayam dipelihara/diasuh oleh induknya mulai menetas sampai dengan disapih tidak diberi pakan tambahan. kebutuhan pakan diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Vaksinasi ND dilakukan pada anak-anak ayam berumur 3 hari dan 3 minggu. Introduksi teknologi dilakukan pada perlakuan II melalui bimbingan teknis dan praktek lapang. Penerapan teknologi dilakukan dengan memisahkan anak-anak ayam umur 0-3 hari setelah menetas kemudian dipelihara selama 8 minggu dalam kotak indukan berukuran panjang 1.2 m. lebar 0.6 m dan tinggi 0.6 m. Kotak indukan dibuat secara sederhana dari bahan bahan yang murah dan mudah didapat/tersedia di lokasi (tripleks/peti bekas/bambu/kawat). Kotak indukan dilengkapi dengan lampu pemanas. tempat pakan dan tempat minum Alas kotak ditaburi sekam padi dicampur kapur tembok untuk memberi kenyamanan pada anak-anak ayam. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan gizi ayam buras yang mengacu kepada hasil penelitian Sinurat. (1991) bahwa untuk anak ayam buras umur 0-12 minggu membutuhkan ransum dengan kandungan 15-17 % protein dan energi metabolis sebesar 2.600 Kkal. Komposisi pakan pada kajian ini terdiri dari 50 % jagung. 30 17 5

/eird 7ekni.c l-angsinnol.\on Penelm 1110= dedak clan 20 % sisa ikan. Ransum tersebut mengandung 16 % protein dengan energi metabolis sebesar 2.743 Kkal (Tabel I ). Pakan clan air minum cliberikan secara adlibitum (tak terbatas). Mineral clan vitamin diberikan sebagai suplemen. Vaksinasi dilakukan pada anak avam umur 3 hari clan 3 minggu. Parameter yang diamati adalah tingkat kematian clan pertumbuhan anak-anak ayam umur 0-8 minggu. Data hasil pengamatan clikumpulkan clan dianalisa secara deskiptif IIIIIIIIID uo"''u ' Gambar I. Kotak Indukan Tabel 1. Komposisi bahan clan Kandungan gizi pakan yang cliberikan Jenis bahan Komposisi (%) Jagung 50 Dedak 30 Sisa ikan 20 Kandungan gizi Protein (%) 16.1 Energi Metabolis (Kkal/kg) 2.743 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan dari rata-rata 30 ekor anak avam lokal per petani pada perlakuan 11 (Sistem kotak indukan) clan 28 ekor anak avam lokal per petani pada perlakuan 1 (tradisional) menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak avam lokal yang hidup sampai dengan umur 8 minggu pada sistem kotak indukan lebih tinggi (22.4 ekor/petani) apabila clibandingkan dengan Sistem 17 6

Tema Teknis Fangstonal Non Peneliri 1002 tradisional (12,8 ekor /petani). Perbedaan ini disebabkan oleh karena lebih tingginya tingkat kematian anak-anak ayam lokal pada sistem tradisional (15.2 ekor/petani) atau sebesar 54.3 % apabila dibandingkan dengan Sistem Kotak indukan (7,6 ekor/petani) atau sebesar 25.3 % (Tabel 2). Hal ini erat kaitannya dengan adanya penerapan teknologi. dimana pada Sistem Kotak indukan keamanan clan kebutuhan anak ayam lokal lebih terpenuhi apabila dibandingkan dengan sistem tradisional. Penyebab kematian pada anak-anak ayam lokal yang dipelihara secara tradisional terutama adalah serangan predator/binatang buas seperti tikus. musang. anjing clan kecelakaan seperti terinjak/terhimpit induknya, dipatuk ayam lain. tercebur ke parit clan gangguan iklim/cuaca yang ekstrim. Hasil yang diperoleh ternyata ticlak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilaporkan Ketaren (1992) bahwa dengan perbaikan pakan clan pemisahan anak ayam dalam kotak indukan mampu meningkatkan daya hidup anak ayam lokal dari 45 % menjadi 70 %. Namun tingkat kematian yang dicapai masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Prasetyo (1998) yang melaporkan bahwa tingkat kematian pada anak ayam lokal yang dipelihara dengan pemisahan anak sampai dengan umur 8 minggu adalah 20.1 %. Bobot tetas anak-anak ayam lokal yang dipelihara dengan sistem tradisional clan sistem kotak indukan ticlak menunjukkan perbeclaan yang nyata yaitu berturut 24.5 gram/ekor clan 26 gram/ekor. Namun bobot badan anak ayam lokal pada umur 8 minggu pada perlakuan II (sistem kotak indukan) lebih tinggi (226.3 gram) apabila dibandingkan dengan perlakuan I (sistem tradisional) (205.5 gram) (Tabel 2). Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh karena pada sistem kotak indukan anak-anak ayam Iokal memperoleh kualitas pakan yang lebih baik (Tabel I) sedangkan pada sistem tradisional pakan tambahan tidak diberikan. kebutuhan pakan anak-anak ayam lokal diperoleh dari sisa-sisa dapur clan lingkungan sekitarnya (seadanya). Tabel 2. Keragaan anak ayam umur 0-8 minggu per petani dengan Sistem Kotak indukan clan sistem Tradisional di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Uraian Tradisional Kotak indukan Rata-rataiumlah awal (e/petani) 28 30 Rata-rata kematian (e/petani) 15,2 7.6 Rata-rata jumlah anak hidup s/d 8 mg (e/petani) 12.8 22.4 Rata-rata kematian (%) 54.3 25.3 Rata-rata Robot_ tetas dram/eor) 24.5 26 Rata-rata bobot badan 8 mg (gr/e) 205,5 226.3

lemn lekms f angsionul.%on Penehu?00= Namun hasil in] masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Prasetyo (1989) yang melaporkan bahwa bobot badan anak ayam lokal umur 8 migggu yang dipelihara dengan pemisahan anak mencapai 402.4 gram. Terdapatnya perbedaan antara hasil-hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan sumber genetik dan lingkungan yang berbeda. KESIMPULAN Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi pemisahan anak ayam sistem kotak indukan pada kondisi lahan pasang surut mampu menekan kematian anak-anak ayam dari 54.3 % menjadi 25.3 %. Meningkatkan bobot badan anak ayam lokal umur 8 minggu dari 205.5 gram/ekor menjadi 226.3 gram/ekor. DAFTAR PUSTAKA Ananto. E.E.. H. Subagyo. Inu G. Ismail. Uka Kusnadi. Trip Alihamsyah. Ridwan Thahir. Hermanto clan Dewa K.S. Suastikal998. Prospek Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Modern di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan. Proyek Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan. Balai Penelitian Ternak (1990). Laporan. Tahunan 1989-1990 Ketaren. P. 1992. Teknologi Pengembangan Ayam Buras. Program Keterkaitan Penelitian clan Penyuluhan. Badan Litbang Pertanian. Ketaren. P.P.. Prasetyo. L.H.. Juarini. E.J.. Togatorop. M.H. dan Iskandar. S. 1992. Lima Tahun Penelitian Peternakan. 1987-1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Kingston. 1979. Peranan ayam berkeliaran di Indonesia. Laporan Seminar Ilmu clan Industri Perunggasan 11. Pusat Penelitian clan PengembangAn Ternak Bogor. Prasetyo. T. 1989. Keragaan ayam kampung yang dipelihara dengan sistem pemisahan anak di pedesaan. Prosiding Seminar Nasional Tentang Unggas Lokal. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Sinurat. A.P. (1991). Penyusunan ransum ayam buras. Wartazoa 2. (1-2) : 1-4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor.