Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Nurliani, Ritman IshakPaudi, dan Dewi Tureni

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Blajar Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas III SDN 1 Laemanta

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDK Siendeng Melalui Metode Diskusi

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda di Kelas IV SDN 1 Ogowele Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Masalah utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian mengacu pada desain Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Tindakan dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Ogowele, terdiri 30 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah yakni hanya 19 Orang Siswa yang memperoleh nilai 80 dengan ketuntasan belajar siswa 63,3%, pada siklus ke dua meningkat menjadi 28 orang siswa mencapai ketuntasan belajar 93,3%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV SDN 1 Ogowele. Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar, Pengaruh Gaya terhadap Gerak Benda I. PENDAHULUAN Pengajaran bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal melalui berbagai pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kajian yang mendalam terhadap berbagai komponen dalam proses pembelajaran. Komponen yang dimaksud adalah siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahankemudahan kepada siswa dalam belajar dan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan siswa untuk belajar. Keterkaitan antar komponen ini hendaknya mendapat perhatian yang serius dari guru di dalam mengimplementasikan materi pelajaran. 79

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. (Oemar Hamalik, 2001: 27) Hasil belajar siswa di sekolah, pada umumnya dinyatakan dengan nilai-nilai berupa angka-angka, hal ini didukung oleh pendapat Hasibuan (1994: 28) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, yang diperoleh dari hasil teks atau final mengenai jumlah tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan langsung dengan menggunakan teks. Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Pramono Ahmadi dalam Sutarto (1987: 09) bahwa: hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah pada umumnya dinyatakan dengan nilai-nilai berupa angka-angka. Sebaliknya, Usman dan Setiawati (1993:08) berpendapat bahwa hasil belajar dijadikan tolak ukur dalam menyatakan suatu keberhasilan dapat dinyatakan berdasarkan ketentuan kurikulum yang dipergunakan, yakni: (a) daya serap terhadap pelajaran diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. (b) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik secara individu maupun klasikal. Strategi dan metode pembelajaran yang baik dan tepat sangat diperlukan untuk terciptanya kegiatan belajar mengajar IPA yang aktif yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Martiningsih, 2007). 80

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa terlibat secara langsung dalam proses penemuan pemahaman materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan guru. Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi teori konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalah nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antara siswa, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa. Menurut Arends dalam Trianto (2009: 213), karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa; 2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran; 3) Penyelidikan autentik. Siswa dituntut untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, membuat ramalan, 81

mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan; 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer; dan 5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bila guru ingin agar siswanya berhasil meningkatkan hasil belajarnya, maka guru harus mampu menguasai dan menerapkan berbagai metode, model, dan pendekatan dalam pembelajaran, diantaranya adalah pembelajaran berbasis masalah. Karena, pembelajaran ini merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan langsung siswa untuk memecahkan masalah secara berkelompok atau suatu hal yang sifatnya berproses. Hal ini harus dilakukan guru, mengingat selama ini kegiatan belajar mengajar berlangsung di SDN 1 Ogowele, masih banyak siswa kelas IV khususnya pada mata pelajaran IPA ditemukan mengalami kesulitan belajar, sehingga mengerjakan tugas, baik tugas (latihan) di sekolah maupun tugas PR (Pekerjaan Rumah) tidak terselesaikan dengan baik dan benar, yang berdampak pada hasil belajar siswa tidak maksimal seperti apa yang diharapkan. Berdasarkan Rumusan masalah tersebut, maka permasalahan pada penelitian ini adalah apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda di SDN 1 Ogowele?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda pada siswa Kelas IV SDN 1 Ogowele dengan pembelajaran berbasis masalah. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Ogowele Kec. Dondo Kabupaten Tolitoli. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV berjumlah 30 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus dengan 2 siklus dan 4 kali pertemuan. Model penelitian ini 82

mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia, 2012:29). Tiap siklus dilakukan 4 tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif (hasil tugas siswa, hasil tes awal dan tes akhir) dan data kualitatif (data aktivitas guru dan siswa). Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara: a) Pemberian tes awal dan tes pada setiap akhir tindakan; dan b) observasi (aktivitas guru dan siswa). Data kuantitatif diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Persentase daya serap individu ΣX DSI = x 100% ΣY Keterangan: X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI = Daya serap Individu Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%. 2. Ketuntasan Belajar secara Klasikal ΣN (KBK) = x 100% ΣS Keterangan: ƩN = Jumlah siswa yang tuntas ƩS = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan belajar klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas jika presentase klasikal yang dicapai adalah 80 %. 3. Daya Serap Klasikal ΣP (DSK) = x 100% ΣI Keterangan: ƩP = Skor yang diperoleh siswa 83

ƩI = Skor ideal untuk siswa DSK = Daya Serap Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65% Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase, yang dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah Skor Persentase nilai rata-rata = x 100% Skor Maksimum >NR 90% sangat baik <NR 90% - 70% baik <NR 70% - 50% cukup <NR 50% - 30% kurang <NR 30% -10% sangat kurang Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila hasil belajar siswa Kelas IV SDN 1 Ogowele selama proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN 1 Ogowele. III. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 1. Hasil Observasi aktivitas Guru Siklus 1 84

Tahap Awal Inti Deskripsi Kegiatan Skor Nilai 1 2 3 4 Motivasi dan Apersepsi 1. Mengucapkan salam 2. Menanyakan kehadiran siswa 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar serta memotivasi untuk membangun kerjasama dalam pembelajaran. 4. Menjelaskan kepada siswa prosedur pembelajaran kita adalah menemukan permasalahan yang berkaitan dengan ciri-ciri mahluk hidup serta mencari penyelesaiannya melalui diskusi kelompok. 5. Membagikan perlengkapan belajar seperti LKS, karton, spidol. 6. Meminta kelompok untuk menyiapkan kamera atau video melalui handphone. 1. Mengarahkan siswa dengan tertib keluar dari kelas untuk melakukan pengamatan lingkungan sekitar sekolah dengan menggunakan LKS sebagai ramburambu. 2. Mengawasi dan mengarahkan interaksi yang terjadi antara siswa dalam kelompok, antara siswa antar kelompok. 3. Mengingatkan kelompoknya untuk menuliskan laporan dan mendokumentasikan hasil pengamatan mereka. 4. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang di temukan dalam kelompoknya. 5. Mengatur presentasi hasil kerja kelompok secara bergantian, dan kelompok lain mengajukan pertanyaan atau tanggapan. 6. Membimbing semua kelompok untuk menyimpulkan hasil pengamatan. 7. Membimbing siswa untuk mengkaji kembali cara menginventarisir dan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh semua kelompok dan menjelaskan halhal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan. 8. Menyimpulkan hasil pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran. Penutup 1. Mengevaluasi secara umum hasil pekerjaan kelompok dan merangkum secara bersama-sama intisari dari penyelesaian masalah yang ditemukan. 2. Memberikan tugas individu sebagai pekerjaan di rumah. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru memulai pembelajaran dengan melaksanakan tahap kedua dan ketiga dalam pembelajaran kontekstual yaitu 85

mengelola pengetahuan awal siswa terhadap masalah, dan mengorganisasi siswa dalam bentuk kelompok, serta membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam kedua tahap ini yaitu meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal yang dimilikinya terhadap materi dengan cara guru memberikan pertanyaan kepada siswa melalui pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari misalnya siswa pernah mendorong dan menarik meja atau lemari di rumah yang akan dibuktikan pada kegiatan pembelajaran melalui percobaan yang dilakukan oleh siswa melalui bimbingan guru, (2) guru memotivasi siswa dalam membangun pengetahuan siswa dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal (konstruktivisme), dengan cara siswa dapat memahami melalui percobaan bahwa benda itu dapat digerakkan harus menggunakan besar gaya yang cukup misalnya siswa dapat mendorong benda yang sesuai dengan besar gaya atau kekuatan siswa tapi sebaliknya siswa tidak dapat mendorong benda yang massanya lebih besar dari gaya yang dibutuhkan, contohnya siswa melakukan percobaan mendorong lemari atau dinding kelas. Membimbing siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi gaya mempengaruhi gerak benda (questioning) dengan memberikan pertanyaan kepada siswa melalui pengamatan, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar (learning community), yaitu dengan cara guru membagi siswa menjadi empat kelompok belajar 3 kelompok masing-masing 7 orang dan 1 kelompok lagi hanya 6 orang yang ditugaskan kepada guru untuk melakukan percobaan dengan cara menarik dan mendorong benda-benda seperti lemari, tembok, kursi menendang bola, dan menarik ketapel. Mengumpulkan informasi yang sesuai melalui observasi yang berhubungan dengan materi dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya yaitu dengan cara mengamati percobaan yang dilakukan dan kemudian mengisi lembar LKS yang telah tersedia melalui pengamatan dan mengumpulkan informasi dari pengamatan. Sedangkan pada tahap akhir pembelajaran direncanakan guru melaksanakan tahap 4 dan tahap 5 dalam langkahlangkah pembelajaran kontekstual, yaitu menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah, serta mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 86

Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I, maka kegiatan selanjutnya adalah mengadakan tes formatif berupa tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 7 nomor. Hasil ketuntasan belajar siswa individual 30 orang dan sebanyak 15 orang yang belum tuntas. Ketidaktuntasan ini disebabkan oleh karena saat tes formatif, siswa kurang menjawab dengan benar. Jika dipersentasikan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I untuk daya serap klasikal adalah 71,04 % dan ketuntasan klasikal adalah 58%. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum tuntas secara individu, sedangkan ketuntasan secara klasikal masih dibawah 85%. Tabel 2 Hasil analisis Evaluasi Siklus I Tuntas Belum Tuntas Daya Serap Tuntas Jumlah siswa Individu Individu Klasikal Klasikal 30 siswa 17 siswa 13 siswa 71,04% 58% Selain 7 aspek yang diamati secara tertulis dalam lembar observasi siswa maupun guru, terdapat beberapa aspek lain yang diamati sebagai pendukung dalam refleksi tindakan. Refleksi tindakan pada siklus I ini bermaksud untuk melihat kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang disebabkan oleh beberapa faktor: 1) Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang dan harus ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya; 2) Kekompakan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS masih tergolong kurang; 3) Kemampuan siswa pada saat menarik kesimpulan masih tergolong kurang dan harus diperbaiki kembali; 4) Guru memberikan motivasi masih tergolong kurang dan harus ditingkatkan lagi agar siswa lebih bias mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; dan 5) Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru masih kurang mengontrol kelompok-kelompok belajar. Berdasarkan hasil pengamatan observer, faktor tersebut merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I, oleh karena itu masih terdapat siswa yang belum tuntas. Kelemahan-kelemahan tersebut yang harus diperbaiki oleh guru untuk mencapai yang diinginkan pada siklus berikutnya. Tabel 3. Hasil Observasi aktivitas Guru Siklus 2 87

Tahap Awal Deskripsi Kegiatan Skor Nilai 1 2 3 4 Motivasi dan Apersepsi 1. Mengucapkan salam 2. Menanyakan kehadiran siswa 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar serta memotivasi untuk membangun kerjasama dalam pembelajaran. 4. Menjelaskan kepada siswa prosedur pembelajaran kita adalah menemukan permasalahan yang berkaitan dengan ciri-ciri mahluk hidup serta mencari penyelesaiannya melalui diskusi kelompok. 5. Membagikan perlengkapan belajar seperti LKS, karton, spidol. 6. Meminta kelompok untuk menyiapkan kamera atau video melalui handphone. Inti 1. Mengarahkan siswa dengan tertib keluar dari kelas untuk melakukan pengamatan lingkungan sekitar sekolah dengan menggunakan LKS sebagai ramburambu. 2. Mengawasi dan mengarahkan interaksi yang terjadi antara siswa dalam kelompok, antara siswa antar kelompok. 3. Mengingatkan kelompoknya untuk menuliskan laporan dan mendokumentasikan hasil pengamatan mereka. 4. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang di temukan dalam kelompoknya. 5. Mengatur presentasi hasil kerja kelompok secara bergantian, dan kelompok lain mengajukan pertanyaan atau tanggapan. 6. Membimbing semua kelompok untuk menyimpulkan hasil pengamatan. 7. Membimbing siswa untuk mengkaji kembali cara menginventarisir dan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh semua kelompok dan menjelaskan halhal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan. 8. Menyimpulkan hasil pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran. Penutup 1. Mengevaluasi secara umum hasil pekerjaan kelompok dan merangkum secara bersama-sama intisari dari penyelesaian masalah yang ditemukan. 2. Memberikan tugas individu sebagai pekerjaan di rumah. 88

Adapun aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pertama tama yaitu dengan cara melakukan kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan dengan cara mengucapkan salam kepada siswa, mengecek kehadiran siswa, mengelola kelas dengan baik dengan cara mengatur tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai, kemudian guru melakukan refleksi dengan cara guru menjelaskan kepada siswa yaitu Anak-anak minggu yang lalu kita telah belajar IPA mengenai gaya mempengaruhi gerak benda, pak guru telah memeriksa hasil pekerjaan kalian dan ternyata hasil pekerjaan kalian belum sesuai dengan yang diharapkan masih banyak yang belum mengerti dan belum menjawab pertanyaan yang diberikan pak guru dengan baik, oleh karena itu hari ini kita akan mempelajari kembali materi gaya mempengaruhi gerak benda. Jadi anak-anak apa yang disampaikan pak guru tolong perhatikan dan dengarkan dengan baik, dan apabila masih ada yang kurang atau belum dimengerti jangan ragu-ragu bertanya kepada guru. Selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran kita pada hari ini adalah (1) siswa dapat menyebutkan contoh peristiwa berdasarkan pengalamannya di lingkungan sehari-hari yang membuktikan bahwa benda dapat bergerak jika diberikan gaya, (2) siswa dapat melakukan percobaan pengaruh gaya dorongan terhadap suatu benda, dan (3) siswa dapat melakukan percobaan pengaruh gaya tarikan terhadap suatu benda. Jadi selama pelajaran berlangsung pak guru meminta kalian untuk mengamati dan mendengarkan apa yang dipelajari agar kalian dapat memahami materi yang akan pak guru berikan, karena sebentar pak guru akan menyuruh kalian untuk mengisi LKS melalui kelompok belajar dan akan memberikan evaluasi atau penilaian pada akhir pembelajaran, jadi langkah-langkah pembelajaran kita pada hari ini hampir sama dengan langkahlangkah pembelajaran minggu yang lalu. Pada tahap mengelola pengetahuan awal siswa terhadap masalah tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan awal terhadap materi gaya mempengaruhi gerak benda (Konstruktivisme). Aktivitas pada pembelajaran ini yaitu guru membuka pengetahuan awal siswa dengan cara memberikan pemahaman dibenak siswa mengenai gaya dapat mempengaruhi gerak benda agar siswa dapat mengemukakan pengetahuan awal yang dimiliki terhadap materi gaya, dan memberikan beberapa 89

contoh apakah benda yang tadinya diam setelah diberikan gaya apakah bergerak atau tidak (inquiry) siswa akan mencari sendiri jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. serta guru memberikan pertanyaan mengenai pemahaman yang diberikan (questioning). Tahap mengorganisasi, serta membimbing penyelidikan individual dan kelompok, yaitu dengan cara guru akan membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan teknik permainan dengan cara siswa akan menyebutkan angka 1,2,3 dan 4. Siswa, yang menyebutkan angka 1 masuk dalam kelompok 1, siswa yang menyebutkan angka 2 masuk dalam kelompok 2, siswa yang menyebutkan angka 3 masuk dalam kelompok 3, dan menyebutkan angka 4 masuk dalam kelompok 4, jadi yang menyebut angka 1 bergabung dan membentuk kelompok 1, begitupun yang menyebut angka 2,3 dan 4 bergabung ke kelompoknya masing-masing kelompok sudah terbentuk, guru membagikan LKS yang akan isi sebelum melakukan percobaan. Setiap kelompok mengisi LKS sesuai yang tertulis di lembar kerja siswa kurang lebih 10 menit. Setelah 10 menit usai siswa melakukan praktek atau percobaan selama 10 menit. Setelah itu guru meminta siswa mengumpulkan lembar kerja siswa dari masing-masing kelompok siswa, kegiatan berikutnya adalah tahap Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu siswa melakukan refleksi dengan cara siswa melakukan tinjauan ulang apakah percobaan mereka lakukan sudah sesuai kemudian guru menilai terhadap poses-proses yang mereka lakukan apakah kelompok siswa tersebut sudah sesuai melakukan percobaan dengan beberapa tahapan yang terformat dalam LKS ini untuk penilaian yang sebenarnya (Autentic Assesment) Peningkatan hasil penilaian observasi guru dan siswa mempengaruhi hasil evaluasi. Hasil evaluasi diperoleh dengan memberikan tes formatif berupa tes uraian pada akhir tindakan pembelajaran. Hasil tersebut menunjukan ketuntasan secara keseluruhan dan jika dipresentasikan daya serap klasikal 85,31 % dan tuntas klasikal 100 % Hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan yang sangat berarti dikarenakan pada siklus II guru lebih 90

meningkatkan kinerja, memperbaiki segala kekurangan-kekurangan pada siklus I, seperti pada kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, guru langsung banyak memberikan motivasi kepada siswa agar lebih siap untuk menerima pelajaran yang akan didiskusikan, demikian juga dengan kekompakan anggota kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) semakin meningkat karena termotivasi oleh guru dengan cara menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerjasama dalam kelompok, pada saat siswa menarik kesimpulan diakhir pembelajaran juga semakin meningkat dikarenakan guru meminta siswa untuk menyimpulkan secara bersamasama. Pada aktivitas guru juga banyak mengalami peningkatan yaitu guru lebih banyak memberikan motivasi dan membimbing siswa pada saat kegiatan pembelajaran dan pada saat siswa mengerjakan LKS, hasilnya mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa semakin siap mengikuti pembelajaran. Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa dinilai baik. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus ini, dimana daya serap klasikal mencapai 85,31% dan ketuntasan belajar klasikal 100%. IV. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 1 Ogowele pada pokok bahasan gaya mempengaruhi gerak benda, hasil observasi yang menunjukan aktivitas guru pada setiap Siklus menunjukan perubahan lebih baik. Demikian pula dengan tingkat keberhasilan siswa dapat diukur dari hasil evaluasi belajar siswa mencapai ketuntasan yang diharapkan. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bentuk pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan melaksanakan 5 tahapan pembelajaran kontekstual, dan dilengkapi dengan alat peraga, serta dilengkapi dengan LKS dan tes akhir pembelajaran layak dipertimbangkan untuk menjadi bentuk pembelajaran alternatif baik pada mata pelajaran IPA maupun pada mata pelajaran lainnya; dan 3) Guru 91

perlu menyediakan alat peraga yang konkrit yang dekat dengan lingkungan keseharian siswa yang harus sesuai dengan materi yang diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu. Edukasi Mitra Grafika. Depdiknas. (2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. (2008). Buku Paket SAINS Kelas IV. Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Hasibuan.(1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Karya. Sudjana. (1997). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sumiati dan Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Sutarto. (1987). Hasil Belajar. Jakarta: Berdasarkan Kurikulum. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Usman dan Setiawati. (1993). Hasil Belajar. Berdasarkan Kurikulum. 92