BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada kota kota besar di Indonesia telah

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

BAB I PENDAHULUAN. berat dengan berbagai fungsi, jenis, bentuk dan merek. Dalam pembangunan

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

TUGAS AKHIR OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN TANAH PADA PROYEK GRAND ISLAND

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penggunaan dana yang besar, serta memiliki resiko yang besar pula.

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

TUGAS AKHIR NOMOR : 933/WM/FT.S/SKR/2016

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT BERAT BACKHOE TRUCK PADA PROYEK JIMBARAN COMMERCIAL CENTER DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dan kondisi rendahnya pertumbuhan ekonomi, disertai dengan kondisi. itu perencanaan perkembangan usaha adalah bagian penting dalam

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat Untuk Pekerjaan Pengangkutan Dan Penimbunan Pada Proyek Grand Island Surabaya Dengan Program Linier

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemasaran. Pada kegiatan usaha pertambangan, terdapat suatu kegiatan

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program Linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

Pertanyaan Peserta. harga. siantar, rantau prapat mohon pencerahannya? Penjelasan Panitia/Pokja ULP. Dokumen Bab Uraian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan industri pertambangan batu andesit penting sekali di sektor konstruksi,

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan

HALAMAN PENGESAHAN...

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman dari pihak bank atau pihak lain, merupakan kekuatan dalam kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, baik pembangunan dibidang struktur maupun non


Terjadi penumpukan volume lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Raya Porong

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

MANAJEMEN PERALATAN BERAT UNTUK JALAN, oleh Ir. Riduan R. Amin, M.T. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp:

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tata Urutan dan Langkah Kerja 3.3 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Konsolidasi Dam di Hilir Syphon Lemurung Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

ABSTRAK. Kata kunci : data insinyur, data material, data excavator, data dump truck, data proyek. vii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan proyek diperlukan perencanaan yang baik, sehingga pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

BAB III LANDASAN TEORI

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

BAB I PENDAHULUAN. besar berwarna gelap vesicular batuan vulkanik yang bisanya porfiritik (berisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.

Ratih Wulandari, ST., MT

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan sistem mekanisasi menggunakan alat-alat berat, hal yang sangat penting dilakukan adalah menghitung kapasitas operasi alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling sesuai serta pemilihan jenis dan jumlah alat berat yang tepat. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan atau penggunaan alat perlu didukung oleh suatu sistem manajemen operasional alat yang baik pula agar diperoleh hasil produktivitas alat yang tinggi dan biaya operasional yang rendah. Hal ini perlu dilakukan mengingat dana yang dikeluarkan untuk pengadaan peralatan sebagai suatu investasi harus dapat dikembalikan berikut keuntungannya selama umur manfaat peralatan tersebut.

Hasil kajian pemilihan alat dan penentuan sistem manajemen operasional yang tepat harus merupakan sebuah keputusan yang mampu menekan seminim mungkin berbagai bentuk kendala dan hambatan yang terjadi pada masa operasional alat. Dengan pemilihan alat dan sistem manajemen operasional yang tepat akan dapat dicapai nilai effisiensi operasional yang tinggi, dan selanjutnya akan berdampak pula pada hasil pekerjaan dan keuntungan finansial yang maksimal. Pertimbangan keputusan dalam penentuan pemilihan alat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : jenis dan lokasi pekerjaan, kapasitas serta sifat fisik dan fungsi alat, faktor waktu operasional, popularitas alat, biaya, dll. Manajemen peralatan sebagai sistem pendukung operasional juga perlu dipersiapkan secara baik. Hal yang penting dalam manajemen peralatan adalah membuat penjadwalan alat. Berbagai jenis alat berat selain digunakan secara independent sesuai fungsi alat, juga dapat dikombinasikan dengan satu atau beberapa jenis alat berat lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kombinasi dari beberapa jenis alat berat ini harus saling sinergi antara jenis alat yang satu dengan alat yang lain. Selain itu, apabila setting jenis dan jumlah peralatan yang dipergunakan tidak seimbang maka akan mengakibatkan turunnya nilai effisiensi kerja alat yang selanjutnya juga dapat mengakibatkan meningkatnya waktu kerja dan biaya operasional. Suatu sistem kombinasi Alat Muat (sovel, loader, backhoe, clamshell, dll) dengan Alat Angkut (dump truck) dapat dipilih untuk melakukan pekerjaan pemindahan tanah atau material. Sistem kombinasi Alat Muat dan armada Alat Angkut ini akan membentuk Siklus Operasi yang berlangsung secara kontinu dalam mencapai suatu target produksi. Namun Waktu Siklus dalam sistem dapat berubah-ubah meskipun kondisi jumlah Alat Muat dan jumlah Alat Angkut sudah dianggap tepat dan tetap saat

beroperasi. Ada kalanya beberapa Dump Truck harus menunggu dalam antrian untuk dimuati, atau kondisi lain kadang kala tanpa alasan yang jelas Alat Muat harus menunggu kedatangan Alat Angkut. Hal ini juga dapat mengakibatkan kerugian produksi. Jika jumlah Alat Angkut ditambahkan pada armada untuk mengurangi atau meniadakan kerugian produksi oleh Alat Muat maka laju produksi kelihatannya membesar, tetapi laju produksi ini tidak cukup besar untuk mengimbangi penambahan biaya yang diakibatkan oleh penambahan Alat Angkut. Faktor penting dalam perhitungan jumlah penggunaan Alat Angkut adalah masalah kecepatan jalan serta jarak angkut. Dan keputusan bijaksana yang harus dipilih adalah hasil perhitungan dengan jumlah Alat Angkut yang akan memberikan biaya terendah per satuan produksi. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan adalah menghitung jumlah penggunaan armada Alat Angkut terhadap pelayanan satu unit Alat Muat, mendapatkan Grafik Hubungan Jumlah Armada Dengan Variabel Kecepatan dan Jarak Angkut menggunakan Metoda Perimbangan Kapasitas Produksi Alat Muat dan Alat Angkut, serta menghitung dan menganalisa jumlah armada Alat Angkut yang optimum dengan biaya produksi yang ekonomis menggunakan Teori Barisan. 1.3. Batasan Masalah Mengingat banyaknya variabel dan faktor yang berpengaruh dalam obyek kajian masalah, maka batasan yang dibahas adalah :

1. Perhitungan jumlah armada dengan menganggap tanah/material yang akan diangkut sudah dalam kondisi tanah lepas pada lokasi penimbunan sementara dan siap dimuat ke dalam Alat Angkut oleh Alat Muat ; 2. Siklus operasi Alat Muat dalam proses pemuatan tanah ke Alat Angkut tidak meliputi kegiatan penggalian dari kondisi tanah asli ke kondisi tanah lepas di lokasi penimbunan sementara ; 3. Alat Muat yang dibahas dalam Studi Literatur adalah jenis Hydraulic Backhoe; 4. Analisa perhitungan jumlah Alat Angkut atas produksi satu unit Alat Muat ; 5. Alat Angkut yang dipergunakan dalam perhitungan jumlah armada adalah Alat Angkut yang memiliki kapasitas dan daya mesin yang sama ; 6. Asumsi perhitungan Alat Muat dan Alat Angkut dalam masa umur ekonomis alat, dengan faktor effisiensi dan kondisi operasi yang ideal ; 7. Analisa perhitungan jumlah armada Alat Angkut dengan variabel kecepatan 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 km/jam, pada jarak angkut 10, 20, 30, dan 40 km. 1.4. Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penulisan berdasarkan batasan masalah yang dibahas, maka secara garis besar sistematika penulisan yang akan disajikan adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Memuat : Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Memuat : Tinjauan Umum Mekanisasi Pekerjaan, Perencanaan Pekerjaan Dengan Sistem Mekanisasi, Sifat fisik dan Klasifikasi Tanah, Traktor Sebagai Tenaga Penggerak, Alat Muat Hydraulic Backhoe, Alat Angkut, Kombinasi Alat Muat dan Alat Angkut, Pengaruh Jarak Tempuh Terhadap Jumlah Alat Angkut, dan Teori Barisan Untuk Menghitung Jumlah Alat Angkut yang Ekonomis. BAB 3 STUDI KASUS Meliputi : Data Proyek, Data Peralatan dan Biaya Alat, Data Lokasi Penampungan dan Perjalanan Alat Angkut, Data Analisa Dengan Variabel Kecepatan dan Jarak Angkut, Diagram Analisa dan Perhitungan Jumlah Armada Alat Angkut. BAB 4 ANALISIS MASALAH Meliputi : Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Muat, Perhitungan Jumlah Armada Untuk Berbagai Variabel Kecepatan dan Jarak Angkut Dengan Teori Perimbangan Kapasitas Produksi, Analisa Studi Kasus Dengan Teori Perimbangan Kapasitas Produksi, Analisa Studi Kasus Dengan Teori Barisan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Memberikan Kesimpulan dan Saran atas hasil Studi Kasus dan Analisis Masalah.