BABI. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan tcrlarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BABI. Manusia yang terlahir normal, memiliki anggota tubuh yang lengkap dan semua

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

Saat ini penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif. (NAPZA) makin merebak di tengah-tengah masyarakat. Banyak keluarga yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DIVAHLIANA ULANDARI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan

17. Keputusan Menteri...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. kurang memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan masyarakatnya. Kondisi masyarakat yang sehat dan cerdas akan. tantangan global di masa kini dan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB IV PENUTUP. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak


REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

Hubungan Self Hypnotherapy pada Persentase Relapse (kekambuhan) Pengguna NAPZA

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia sebagai makhluk pribadi mengalami beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. menggolongkan perbedaan antara jenis obat psikotropika dan obat narkotika, serta

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PI~NI>AIIlJ LlJAN 1.1. Latar Belakang Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan tcrlarang di kalangan remaja diakui menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia. Dalam rentang waklu tiga tahun, jumlah penderita narkoba naik sampai 1000 persen. Pada tahun 1995 Badan Koordinasi Pelaksanaan Inslruksi Presiden (Bakolak lnpres) memperkirakan jumlah pendcrita narkoba di Indonesia sekitar 130.000 orang. Berdasarkan penclitian yang dilakukan tahun 1998 diperoleh angka yang mcnunjukkan bahwa pccandu narkoba bcrlambah jumlahnya menjadi I,3 juta orang dan 17 % dari 1,3 juta alau sckitar 230.000 orang meninggal akibat pcnyalahgunaan narkoba (Trevalga, 2000: 33-34). Sclain itu, data di Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan ba1nva dalam kurun waktu lima tahun pengguna narkoba meningkat rata-rata 58 % setiap tahunnya. Pada tahun 1999, kasus narkoba tercatat 1.833 kasus. Jurnlah itu melonjak menjadi 7.140 kasus pada tahun 2003. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) rnemperkirakan pengguna narkoba di Indonesia mencapai satu persen dari jumlah penduduk dan pccandu narkoba terbanyak adalah remaja berusia 15 sampai 24 tahun. Penelitian lainnya, yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional dan Lembaga Pranata U nivcrsitas I ndoncsia pad a tahun 2003 tcrdapat 3,9 % diantara 13.71 0 mahasiswa di seluruh ibukota propinsi di Indonesia yang menjadi sampcl

2 menggunakan narkoba dalam satu tahun terakhir (Subroto, 2004, Terapi dan Rehabilitasi Korban Narkoba, para 1-3 ). Dari data yang diuraikan tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan narkoba dari hari ke hari, tahun ke tahun tcrus mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya bcbcrapa pcnycbab yang mcndukung makin maraknya penggunaan narkoba. Bcberapa penyebab itu menurut Joewana dan Siregar (dalam Jurnal Psikologi, 2000: 20-24) adalah kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok sosialnya, adanya gangguan kepribadian, dcprcsi dan retardasi mental schingga besar kcmungkinan scorang rcmaja untuk mcnggunakan narkoba. Beragamnya sebab-sebab yang mendorong remaja menggunakan narkoba mengakibatkan besar pula dampak yang akan ditimbulkan. Dampak ini tidak hanya mcmpengaruhi sistcm kognisi, tetapi juga mempcngaruhi sistem psikis dan sosial remaja. Narkoba yang dikonsumsi dapat mcmpengaruhi fungsi di dalam otak. Otak akan menuntut lebih dari yang diterima scbelumnya. Frekucnsi penggunaan yang makin lama makin meningkat akan mcmbuat rcmaja pcngguna menjadi tergantung. Di samping itu, munculnya sindroma amotivasi, gejala-gejala paranoid atau halusinasi mengakibatkan turunnya prcstasi akademik dan kemampuan kerja remaja pengguna narkoba. Semua dampak ini tanpa disadari akan menekan rcmaja pengguna mcnjadi lebih berani dan agrcsif dari pada sebclumnya, yang kemudian mcnycbabkan remaja pengguna terlibat dalam bcrbagai masalah sosial dan pelanggaran hukum. Remaja pada dasarnya bcrarti tumbuh a tau tumbuh menjadi dewasa, selain itu remaja mcmpunyai arti yang lebih luas yaitu mencakup kematangan mental,

3 emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1990: 206). Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam perkcmbangan hidup individu. Masa ini sering disebut masa transisi, individu mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan masa anak dan mulai mcnyesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan orang dewasa. Remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak karcna ada banyak ciri-ciri remaja yang berbcda dcngan ciri-ciri anak, tapi juga bel urn dapat dikatakan sebagai orang dewasa karena remaja dianggap belum mampu menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, 2001: 260). Untuk itu, pada masa ini rcmaja harus mclewati tahap-tahap perkembangan pada dirinya seperti rasa cemas akan pcran-peran sosial yang akan dihadapinya, sikap terhadap diri, teman-teman, anggota seks lain, karir untuk masa depannya scrta tantangan ideologi-ideologi baru yang berlaku dan harus diintegrasikan. Jika seorang remaja mampu melewati tahap-tahap pcrkcmbangan tersebut maka remaja tersebut dapat dikatakan bcrhasil mcngcmbangkan dirinya sebagai pribadi yang kuat. Sebaliknya, jika remaja gaga! melalui tahapan perkembangannya maka remaja akan cenderung memiliki pribadi yang rapuh dan terbelah-belah. Remaja tidak akan memiliki sikap dan perspektif yang mantap tentang masa depannya. Bahkan remaja dapat terjcrurnus ke dalam hal-hal negatif sepcrti penggunaan narkoba sebagai bentuk pclarian atas apa yang sedang dialaminya dan sebagai bentuk eksistensinya di dalam suatu kelompok. Penggunaan narkoba yang dilakukan sccara terus-menerus akan mengakibatkan remaja mcngalami ketcrgantungan.

4 Untuk memutuskan dan membebaskan remaja dari ketergantungan narkoba bukanlah hal yang mudah. Kelergantungan ini selanjutnya akan menimbulkan efek ingin memakai atau "nagih" bagi penggunanya. Efek ini menimbulkan rasa sakit yang sangat kuat jika tidak segera dipenuhi atau yang sering disebut dengan "sakaw". Remaja yang telah mengonsumsi narkoba dalam jangka waktu yang panjang tidak akan cukup melakukan terapi-terapi seperli detoksifikasi saja dalam proses penyembuhannya, melainkan harus diteruskan dengan tahap rehabilitasi. Namun tahap rehabilitasi ini tidak sepenuhnya mengembalikan kondisi pecandu seperti semula sebelum menggunakan narkoba. Menurut Mulyati, angka keberhasilan penyembuhan pasien di sebuah panti rehabilitasi narkoba hanya mencapai sekitar 65-85% (Subroto, 2004, Terapi dan Rehabilitasi Korban Narkoba, para. I 2). Sebagian besar para pecandu yang Lelah menjalani program rehabilitasi mcngalami kebingungan untuk program selanjutnya khususnya para remaja yang karena ketcrlibatannya pada penyalahgunaan narkoba dimasa lalu terpaksa pulus sekolah dan menjadi pengangguran. Keadaan menganggur inilah yang sangat rcntan atau beresiko tinggi untuk kambuh kembali menggunakan narkoba. Berdasarkan hasil pengamatan, seorang pecandu dinyatakan scmbuh jika dalam waktu 2 tahun setelah menjalani program rehabilitasi tidak kambuh kembali menggunakan narkoha (Hawari, 2002: 33) Kamhuh atau relapse itu sendiri bcrarti kembali memakai ohat-obatan atau alkohol serta kcmbalinya pola pemikiran, perasaan dan perilaku yang sama (Yakita, 2003, Tanda-Tanda Relapse, para. I). Dalam sludi kepuslakaan menunjukkan bahwa

5 angka kekambuhan cukup tinggi yaitu 43,9 %. Disebulkan pula penggunaan narkoba ini merupakan penyakit kronik yang bcrulang kali kambuh (a chronic relapsing disease). Pada umumnya pengguna narkoba adalah laki-laki (94 %) dan dalam golongan usia 16-25 tahun sebanyak 71 %. Namun tinggi rendahnya angka kckambuhan tergantung pada mctodc tcrapi yang dilakukan tcrhadap pasicn narkoba. f<"aktor yang paling dominan menyebabkan kekambuhan adalah faktor Ieman. Pengaruh atau bujukan ternan merupakan 80 % dari awal seseorang menggunakan narkoba dan selanjutnya dari teman itu pula suplai diperoleh untuk pemakaian bcrikutnya dan dari Ieman juga kckambuhan lerjadi ( Hawari, 1991: 4-5). I3esarnya pengaruh lingkungan dan Ieman sebaya membuat pccandu mclakukan apa saja yang menjadi keinginan kclompok dan tidak mampu mcno1ak keinginan lersebut atau sering discbut sebagai ketidakmampuan bersikap asertif. Ascrtif mengandung pcngertian sebagai pcrilaku dimana sescorang mengungkapkan apa yang paling diinginkan lanpa mcrasa cemas, mengekspresikan kejujuran dan melaksanakan hak asasmya tanpa melanggar hak asasi orang lain (Rakos dalam Sudagijono, 1991: I 0). Remaja yang mcmiliki kemampuan asertif akan mampu membatasi diri dari pengaruh teman-tcman sebaya yang bersifat negatif dan lcbih dapat mcngckspresikan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri tanpa harus rnerasa ccrnas atau khawatir tcrhadap situasi-situasi kelompok yang kadang dirasakan scbagai suatu tekanan (Rakos dalam Sudagijono, 1999: 85). Untuk itu sangat penting bagi para pccandu untuk memiliki kemampuan asertivitas seperti kemampuan mengeksprcsikan cmosi, pikiran, perasaan sc1ia

6 keinginan dan kebutuhannya terhadap orang Jain tanpa merugikan diri sendiri atau orang Jain. Kemampuan-kemampuan tcrsebut sangat penting agar saat telah mcnyelcsaikan proses rchabilitasi pecandu dapat mcrasa nyaman akan dirinya dan dapat melakukan hak-haknya tanpa rasa takut dan tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Misalnya, dengan memiliki kcmampuan asertif, pecandu narkoba mampu mengontro\ diri dan emosinya untuk tidak kembali menggunakan narkoba jika bert emu dengan teman-teman sesama pemakai narkoba atau jika secara tidak sengaja menemukan barang-barang yang biasa digunakan untuk mengkonsumsi narkoba. Berdasarkan uraian di atas, pcneliti menduga ada hubungan antara ascrtivitas dengan kckambuhan menggunakan narkoba pasca rehabilitasi sehingga perlu diadakan penelitian. 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah adalah suatu upaya untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang ditcliti sehingga diperolch gambaran tentang apa, bagaimana dan siapa yang diteliti. Ada bcberapa hal yang perlu dibatasi agar penclitian ini tetap pada arahnya: 1. Walaupun ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan menggunakan narkoba, dajam penclitian ini yang akan diteliti hanya faktor asertivitas yang diperkirakan berhubungan dengan kekambuhan individu menggunakan narkoba pasca rehabijitasi.

7 2. Untuk mengetahui pengaruh tersebut maka dilakukan penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara ascrtivitas dcngan kckambuhan mcnggunakan narkoba pasca rehabilitasi. 3. Subjek yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah para pecandu narkoba yang tclah melakukan rchabilitasi dan berusia antara 18-24 tahun. 1.3. Rumusan Masalah Bcrdasarkan uraian pada Jatar bclakang masalah dan batasan masalah, maka masalah yang ada dapat di rumuskan sebagai berikut: "Apakah ada hubungan antara asertivitas dengan kekambuhan menggunakan narkoba pasca rchabilitasi?". 1.4. Tujuan Pcnelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcngctahui ada tidaknya hubungan antara ascrtivitas dcngan kekambuhan mcnggunakan narkoba pasca rehabilitasi. 1.5. Manfaat Penclitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mcmberikan sumbangan bcrupa masukan bagi pcngembangan teori pcrubahan sosial di bidang psikologi perkembangan, khususnya yang menyangkut pcnggunaan narkoba pada rcmaja

8 2. Manfaat Praktis. a. Bagi subjek pcnelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan akan pentingnya asertivitas terhadap kekambuhan penggunaan narkoba. b. Bagi orangtua Hasil penelitian ini diharapkan dapat membcrikan masukan akan pcntingnya sikap asertivitas dan pcntingnya mengetahui kemungkinan terjadinya kekambuhan menggunakan narkoba pasca rehabilitasi. c. Bagi yayasan Memberikan pertimbangan kepada yayasan rehabilitasi rnengenai pentingnya sikap ascrtif bagi para pccandu.