Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB II LANDASAN TEORI

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

Modul Elektronika 2017

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

BAB II Transistor Bipolar

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGERTIAN THYRISTOR

BAB III ANALISA RANGKAIAN

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang AND. Tabel 1.1 kebenaran Gerbang AND 2 masukan : Masukan Keluaran A B YAND

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya bahasan maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang meliputi :

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

8 pin DIP 14 pin DIP

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Gambar 1.1 Konfigurasi pin IC 74LS138

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN ALAT

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Modul 05: Transistor

BAB III DESKRIPSI MASALAH

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

Transkripsi:

Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil, keuntungan dari penggunaan power supply diharapkan dapat memberikan efisiensi yang cukup tinggi. Dengan simulasi menggunakan Multisim kita dapat menghitung besar efisiensi dari rangkaian power supply ini. Dan disini didapatkan efisiensi sekitar... %. Pendahuluan Sumber energi sekarang sudah semakin tipis dan perlu adanya penghematan penggunaan listrik. Untuk itu perlu adanya pengembangan teknologi untuk LED s yang mampu menghemat energi dibandinkan dengan lampu pijar atau lampu TL. Riset tentang penggunaan lampu LED s selalu dikembangkan karena LED s sangatlah cocok untuk lampu penerangan yang hemat energi, serta lampu LED s mempunyai umur yang panjang, intensitas yang tinggi serta tidak panas. Dengan menggunakan simulasi dengan Multisim diharapkan dapat untuk menghitung efiensi dari rangkaian power supply untuk LED. Mengapa Lampu LED sekarang ini banyak digunakan sebagai lampu penerangan, Traffic light dan lampu hias. Karena LED mempunyai beberapa keuntungan diantaranya : Hemat energi karena pemakaian daya yang rendah Mempunyai umur pemakaian yg relatip panjang Intensitas cahayanya besar Tidak panas Mudah didisain dalam panel Mempunyai ukuran dimensi yang paling kecil Tahan jatuh dan tahan getaran Tidak ada radiasi UV atau radiasi IR Cahaya lurus (spot light) Banyak warna Tidak banyak memerlukan perawatan Distribusi sinar lebih merata Mampu menggunakan back-up baterai dan mampu menyimpan daya dari solar cell Beberapa klasifikasi dari power supplai berdasarkan topologi rangkaian : Buck converter (single inductor; teganga output < tegangan input) Boost converter (single inductor; tegangan output > tegangan input) buck-boost converter (single inductor; tegangan output dapat menjadi lebih besar atau keci dari tegangan input) 1. Timer (IC NE 555) Timer 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar rangkaian RC dan komparator yang dirangkai dengan komponen digital (R-Sflip-flop). 555 yang pertama diproduksi oleh Signetics yaitu tipe SE-555 yang bekerja pada -55 C s.d. 125 C dan NE-555 yang bekerja pada 0 C -70 C. Kemudian 555 diproduksi dengan desain yang berbeda meliputi LM555, 556(versi dual), dan LMC-555(versi CMOS).

Timer 555 beroperasi pada power supply DC +5v s.d. +18V dengan stabilitas temperatur 50ppm/ C(0,005%/ C). Output 555 dapat berupa arus sink/source hingga 200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp, transistor dan jenis IC linear lain. Keluaran gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50 99.9% dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz.. Operasi monostabil (gambar 2) membutuhkan masukan pulsa trigger pada pin2 dari IC 555. Masukan trigger berupa drop level tegangan lebih dari +2/3 Vcc menuju tegangan kurang dari + Vcc/3 Gambar Konfigurasi Pin Timer (IC NE 555) Fungsi Pin Pada Timer ( IC NE 555 ) 1. Ground (pin1) Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya. 2. Trigger (pin2) Masukan trigger biasanya dijaga pada tegangan lebih dari 1/3Vcc agar output pin3 dari IC 555 low. Jika masukan trigger menjadi low (<1/3Vcc) mengakibatkan output pin3 menjadi high. Output pin 3 akan bertahan high selama masukan triggernya low, tetapi tidak serta merta menjadi low ketika pin 2 kembali high 3. Output (pin3) Output pada 555 dapat mengalir arus baik sinking(masuk) maupun sourcing (keluar) hingga 200mA. Tidak seperti IC lain yang biasanya hanya dapat mengalirkan arus source (keluar) yang sangat kecil. Berikut menjelaskan arus sinking maupun source. a) Arus masuk (sinking current) Sebuah beban luar (Rl) dihubungkan antara output 555 dan Vcc. Maka, arus hanya akan mengalir melalui beban tersebut jika output 555 dalam keadaan low. Pada saat tersebut Rl dgroundkan melalui pin1 sehingga mengalir arus Rs1 dari pin3 ke pin1(ground). b) Arus keluar (source current) RL dihubungkan antara pin3 dan ground, maka ketika output pin3 high maka Rl terhubung dengan Vcc melalui Rs2 dan pin8

4. Reset (pin4) Pin reset ini terhubung dengan input preset dari R-S flip-flop kontrol. Jika pin 4 diberi masukan low output dari 555 akan serta merta menjadi low. Biasanya, jika tidak digunakan pin4 dihubungkan ke Vcc untuk menjaga agar tidak terjadi keadaan low. 5. Control Voltage (pin5) Biasanya diberi 2/3Vcc (hasil dari pembagi tegangan). Dengan memberi sumber tegangan eksternal atau dengan menghubungkan sebuah resistor ke ground akan mengubah duty cycle outputnya. Jika pin5 tidak digunakan harus dihubungkan dengan decoupling kapasitor 0,01-0,1mikroFarad. 6. TreshHold (pin6) Pin ini terhubung pada input noninverting komparator1 untuk memonitor tegangan kapasitor pada rangkaian RC eksternal. Apabila tegangan pin6 <2/3Vcc, output komparator1 akan low, output flip-flop low (Q-), output pin3 high. Sebaliknya jika >2/3Vcc output komparator1 akan high, output Flip-flopnya high, dan pin3 low 7. Discharge (pin7) Pin ini terhubung ke kaki kolektor transistor NPN Q1 dan kaki emiter Q1 terhubung ke ground, basis Q1 terhubung dengan Qnot R-S flip-flop. Ketika output 555 high maka Qnot low menyebabkan resistansi CE sangat besar sehingga Q1 off. Ketika Qnot High CE resistensinya sangat kecil menyebabkan CE grounded sehingga Q1 on. Dengan kata lain, pin7 grounded (arus mengalir dari pin7 lewat CE ke pin1) 8. Vcc (pin 8) Vcc (sumber tegangan dc) dihubungkan antara pin8 dengan pin1 (ground). 2. LED (Light Emiting Diode) LED (Light Emiting Diode) adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. LED terdiri dari sebuah bahan semikonduktor yang diisi penuh. Dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa muatan elektron dan lubang elektron mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase yang berbeda, ketika elektron bertemu dengan lubang elektron, maka dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah dan melepaskan energi dalam bentuk proton. Gambar Bentuk Fisik LED

3. BD139 Sebagai Transistor Saklar Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya. BD139 pada rangkaian berfungsi sebagai transistor saklar, jadi pada saat Basis transistor terena tegangan maka port collector dan emitter seperti terhubung singkat atau short circuit, yang artinya arus dan tegangan dari port collector bersambung ke port emitter transistor, sehingga tegangan dan arus yang dialirkan dari port collector bisa menerima ground yang ada di port Emitter transistor. Namun jika pada port basis tidak ada tegangan dan arus maka port emitter dan collector tidak terhubung dengan kata lain mengalami open circuit. 4. PWM NE555 PWM supply menggunakan IC NE555. IC NE555 diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja tetap (nilai RC tetap) dengan output diberikan ke rangkaian Led. Konsep dasar kontrol PWM menggunakan NE555 terletak pada penambahan 2 buah dioda yang mengendalikan proses charge dan discharge kapasitor C 0,1 uf. Posisi tuas potensiometer 100K yang terhubung dengan 2 buah dioda tersebut akan menetukan waktu charge atau discharge kapasitor C 0,1 uf.

Gambar Rangkaian PWM dengan IC NE 555 Berikut bentuk gelombang charge dan discharge terhadap output astabil multivibrator NE555 sebagai kontrol LED. Posisi Tuas Potensiometer Ditengah (Ton Duty Cycle 50%)

Dengan tuas potensiometer seperti diatas, bentuk pulsa output yang dihasilkan oleh astabil multivibrator berfariasi dengan ton duty cyle 50%, 90% dan 5% dimana semakin tingi ton duty cycle-nya maka daya yang di berikan rangkaian Led semakin besar dan kecerahan led akan semakin tinggi begitu pula sebaliknya semakin rendah ton duty cycle maka semakin rendah kecerahan LED.