BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sensor dan Transduser Transduser adalah alat yang mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya. Transduser dibagi menjadi dua (Petruzella, 1996) yakni transduser input dan transduser output. Transduser input-listrik mengubah energi non-listrik menjadi energi listrik seperti mikropon dan transduser output-listrik mengubah energi listrik menjadi energi non-listrik seperti speaker. Sensor adalah alat atau komponen elektronika yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, cahaya, dan kimia menjadi arus listrik (Petruzella, 1996). Secara garis besar sensor dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Sensor Fisika yaitu sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukumhukum fisika misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor suara, sensor tekan, sensor percepatan, dll. 2. Sensor Kimia yaitu sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik dan biasanya melibatkan beberapa reaksi kimia seperti sensor PH, sensor gas, sensor ledakan, sensor oksigen, sensor gas buang kendaraan, dll Sensor Infra Merah Sensor infra merah merupakan sensor yang termasuk kedalam jenis sensor fotolistrik. Sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja dengan dua cara yakni sinar infra merah yang dipancarkan dapat diterima secara langsung oleh penerima infra merah atau sinar infra merah terhalang oleh suatu benda sehingga penerima tidak dapat mendeteksi sinar infra merah. Manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm kemanan, dan otomatisasi suatu sistem peralatan. Pemancar pada sistem ini biasanya terdiri atas LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirim melalui sinar infra merah, 6

2 7 sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat fototransistor, fotodioda, atau modul receiver yang berfungsi menerima sinar infra merah yang dikirim oleh pemancar. 2.2 Dioda Dioda merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyearahkan arus listrik. Pada saat penemuan, piranti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Gambar 2.1 memperlihatkan kemasan dan simbol dioda. Gambar 2.1 Kemasan dan simbol dioda Sumber : (7 mei 2012) Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristk tegangan dan arus (V-I) seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Dioda semikonduktor terdiri atas sambungan p-n dimana bahan tipe-p menjadi sisi anoda dan bahan tipe-n menjadi sisi katoda. Ketika dioda diberikan prategangan maju (gambar 2.3a) atau anoda diberi tegangan lebih positif dan katoda diberi tegangan lebih negatif, maka dioda akan mengalirkan arus karena terjadinya perpindahan elektron dari sisi-p kesisi-n. Sedangkan pada saat diberi prategangan mundur (gambar 2.3b), dioda tidak dapat mengalirkan arus listrik. Dioda pada umumnya memiliki tegangan halang (barrier voltage) sebesar 0,7 Volt untuk dioda dengan bahan Silikon dan 0,3 Volt untuk dioda berbahan Germanium. Nilai barrier voltage tersebut merupakan keadaan pada suhu kamar (25 o C), jika terjadi kenaikan suhu maka tegangan barrier akan lebih kecil dengan penurunan sebesar 2,5 mv/ o C (Supriyadi, 2010). Jenis dioda dapat diklasifikasikan kedalam dioda umum untuk penyearah, Light Emitting Diode (LED), dioda zener, dioda varactor, dll.

3 8 Gambar 2.2 Karakteristik dioda Sumber : (7 Mei 2012) 1 1 (a) 2 (b) 2 Gambar 2.3 (a) Forward bias (b) Reverse bias Light Emitting Diode Infra Merah Light Emitting Diode infra merah merupakan komponen aplikasi semikonduktor yang menghasilkan radiasi infra merah yang biasanya terbuat dari bahan gallium arsenide dengan frekuensi cahaya 30 khz s.d. 50 khz. Prinsip dasar dari sebuah LED infra merah adalah merupakan p-n Junction yang memancarkan radiasi infra merah atau cahaya yang invisible, apabila p-n Junction ini dihubungkan dengan prategangan maju (forward bias). Gambar 2.4 merupakan konstruksi dari LED infra merah dan gambar 2.5 adalah simbol LED infra merah.

4 9 Gambar 2.4 Bagian dari LED (Light Emitting Diode) infra merah Sumber : Encyclopedia Britannica, Inc. dalam (7 Mei 2012) ANODA KATODA Gambar 2.5 Simbol LED infra merah Prinsip kerja dari LED infra merah adalah apabila pada anoda diberi tegangan yang lebih positif dari pada katoda, maka arus akan mengalir. Sebagai reaksi pada semikonduktor akan terjadi perpindahan elektron dari tipe-n menuju tipe-p serta perpindahan hole dari tipe-p ke tipe-n pada pita valensinya. Akibat dari proses ini terjadi rekombinasi antara elektron dan hole sambil melepaskan energi yang berupa pancaran cahaya. Gambar 2.6 menunjukkan prinsip kerja dari LED infra merah. Gambar 2.6 Prinsip kerja dari Light Emitting Diode Sumber : (7 Mei 2012)

5 Fotodioda Fotodioda adalah dioda sambungan p-n yang secara khusus dirancang untuk mendeteksi cahaya atau receiver. Persambungan p-n pada fotodioda jika dibias mundur dan disinari, maka arus akan berubah hampir linear dengan fluks cahaya (Millman & Halkias, 1984). Tegangan bias mundur ini akan menyebabkan perluasan daerah pengosongan. Ketika energi cahaya yang jatuh pada daerah pengosongan dan menembus daerah katoda, energi cahaya ini dapat menyebabkan elektron keluar dari pita valensi dan masuk ke pita pita konduksi dan meninggalkan hole pada pita valensi, dengan kata lain elektron dan hole menempati daerah masing-masing. Kondisi di atas menyebabkan energi cahaya yang jatuh pada daerah pengosongan akan meniadakan sambungan. Daerah pengosongan yang semula menyekat arus ini akan berubah menghasilkan aliran arus elektron-hole. Simbol fotodioda diperlihatkan pada gambar 2.7. Gambar 2.7 Simbol fotodioda Sumber : (7 Mei 2012) 2.3 Transistor Transistor adalah komponen semikonduktor yang mempunyai tiga kaki atau lebih sehingga daya dapat diperkuat. Fungsi transistor adalah sebagai penguat atau amplifier, tahanan variabel, atau saklar tergantung penggunaan (Petruzella, 1996). Transistor adalah suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Transistor pada dasarnya terdiri atas tiga lapisan bahan, dengan lapisan tengah memiliki penghantaran (konduktivitas) yang komplementer (saling melengkapi) dengan penghantaran kedua lapisan sebelah luar. Lapisan tengah ini sangat tipis dan dikenal sebagai basis (base), sedangkan kedua lapisan sebelah luar disebut emitor (emitter) dan kolektor (collector) Bipolar Junction Transistor

6 11 Transistor bipolar dibuat dengan menggunakan semikonduktor ekstrinsik jenis-p dan jenis-n, yang disusun seperti pada gambar 2.8. Pada setiap transistor ada tiga terminal yang akan disambung ke rangkaian, yaitu kolektor (C), emitor (E) dan basis (B). (a) (b) Gambar 2.8 Konstruksi, analogi, dan simbol transistor bipolar junction (a) Tipe NPN (b) Tipe PNP Sumber : (8 Mei 2012) Transistor harus diberi tegangan bias dc agar bekerja. Tegangan bias ini harus lebih besar dari tegangan V BE transistor. Tegangan V BE untuk transistor yang dibuat dari bahan germanium adalah sebesar 0,2 0,3 volt, sedangkan untuk transistor silikon adalah sebesar 0,6-0,7 volt. Pada transistor dapat didefinisikan tiga daerah kerja berdasarkan tegangan bias yang diberikan pada terminalnya, yaitu : 1. Daerah aktif Ini adalah daerah yang dipakai jika transistor berfungsi sebagai penguat dan sering juga disebut daerah operasi normal. 2. Daerah Cut off Pada daerah ini transistor dapat dianalogikan sebagai saklar tertutup atau off. Hal ini dikarenakan arus yang mengalir sangat kecil. 3. Daerah Saturasi/Jenuh Pada daerah ini transistor dapat dianalogikan sebagai saklar terbuka atau on. Hal ini dikarenakan arus kolektor yang mengalir maksimum. Setelah menggetahui mengenai ketiga daerah kerja transistor, prinsip kerja dari transistor bipolar dapat dilihat pada kurva karakteristik garis beban transistor yang diperlihatkan pada gambar 2.9.

7 12 Gambar 2.9 Kurva karakteristik dan garis beban transistor Sumber : (8 Mei 2012) Garis beban menyatakan segala kemungkinan harga Ic dan V CE untuk suatu rangkaian. Garis beban dan grafik karakteristik dapat digabung sebagai grafik yang menyatakan daerah kerja dari suatu transistor dalam rangkaian. Suatu titik keadaan transistor pada suatu rangkaian yang dinyatakan sebagai nilai I B, I C dan V CE dalam grafik disebut titik daerah aktif. Pada grafik dapat diketahui yaitu : 1. Daerah Cut off Dengan nilai I B 0 dan V CE maksimum. 2. Daerah Aktif Dengan nilai 0<I B <I Bsat, terletak antara daerah cut off dan saturasi. 4. Daerah Saturasi (Jenuh) Dengan nilai I B dan I C maksimum serta V CE minimum. Transistor merupakan sebuah komponen aktif elektronika yang dapat berfungsi sebagai saklar. Caranya transistor dioperasikan secara bergantian didaerah saturasi dan cut off. Dalam hal ini merupakan yang dibuat sebagai saklar adalah terminal Kolektor-Emitor dengan arus I C dan I E yang melaluinya. Sedangkan arus I B merupakan pengontrol saklar yang menentukan apakah saklar tertutup atau terbuka. Pada saat saturasi transistor seperti saklar tertutup dari kolektor ke emitor, sedangkan pada saat cut off transistor seperti saklar terbuka. Sifat-sifat daerah saturasi (saklar tertutup) : V CE» 0 atau short sehingga seperti saklar tertutup I C» I Cmax, yaitu arus yang melalui saklar kolektor-emitter I B I Bsat, yaitu arus pengontrol saklar yang menentukan bahwa transistor memasuki daerah saturasi

8 13 Sifat-sifat daerah cut off (saklar terbuka) V CE = max atau open sehingga saklar terbuka I C = I E» 0, yaitu arus yang melalui saklar tidak ada I B» 0, yaitu arus yang pengontrol saklar yang menentukan bahwa transistor memasuki daerah cut off Fototransistor Fototransistor adalah suatu alat semi konduktor cahaya yang lebih peka dari fotodioda p-n dan digunakan untuk receiver (Millman & Halkias, 1972). Fototransistor yang paling sering dijumpai adalah transistor bipolar NPN dengan sambungan kolektorbasis PN yang peka cahaya (Petruzella, 1996). Kerja dari alat ini dapat dipahami apabila kita mengetahui bahwa pesambungan J E sedikit diberi prategangan maju, basis dirangkai terbuka, dan persambungan J C diberi prategangan balik (Millman & Halkias, 1972). Gambar 2.10 menunjukkan simbol fototransistor dan persambungan pada fototransistor. C Ic N P N Jc JE Radiasi E (a) (b) Gambar 2.10 (a) Simbol Fototransistor (b) Fototransistor (disarikan dari Millman & Halkias, 1972) Misalkan mula mula tak ada eksitasi oleh penyinaran. Dalam hal ini maka pembawa minoritas dibangkitkan secara termal, dan elekron elektron yang menyebrang dari basis ke kolektor maupun hole hole yang menyebrang dari kolektor ke basis, membentuk arus jenuh balik kolektor I CO. Arus kolektor diberikan oleh persamaan 2.1 dan 2.2 (Millman & Halkias, 1972). I C = ( ) Dengan I B = 0, maka : I C = ( ) Apabila cahaya dinyalakan, pembawa minoritas tambahan akan dibangkitkan oleh cahaya dan ini memberikan arus balik jenuh dengan jalan yang sama dengan pembangkitan

9 14 muatan minoritas secara termal. Apabila komponen dari arus balik jenuh disebabkan oleh cahaya yang dinyatakan dengan I L, arus kolektor total adalah sesuai persamaan 2.3 (Millman & Halkias, 1972). I C = ( ) ( ) Keterangan : I C = arus kolektor I B β I L I CO = arus basis = penguatan arus I C terhadap I B = arus balik jenuh akibat adanya cahaya ke fototransistor = arus jenuh balik kolektor 2.4 Generator Frekuensi Generator frekuensi sangat diperlukan untuk menghasilkan sinyal-sinyal yang bukan merupakan sinyal sinusoidal. Bentuk-bentuk gelombang dasar yang dapat dihasilkan oleh hampir semua jenis generator fungsi adalah gelombang persegi dan gelombang segitiga. Gelombang-gelombang ini dapat dibentuk lebih lanjut oleh penguat-penguat nonlinear dan penguat pembatas untuk menghasilkan bentuk-bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk lainnya (Calyton & Winder, 2003). Terdapat dua macam fungsi dasar yang dijalankan oleh generator frekuensi yaitu proses pemuatan kapasitor yang digunakan untuk menentukan perioda gelombang serta membangkitkan sebuah gelombang segitiga dan komparator yang digunakan untuk mendeteksi tegangan kapasitor serta mengalihkan kondisi antara kondisi pengisian muatan dan pelepasan muatan Generator Frekuensi Pewaktu IC 555 Rangkaian terintegrasi IC 555 merupakan IC pewaktu yang dapat dikonfigurasikan untuk menghasilkan waktu tunda yang akurat atau frekuensi osilasi. IC 555 biasanya dikondisikan dengan dua rangkaian yakni operasi stabil dan monostabil. Diagram skematik pewaktu IC 555 diperlihatkan pada gambar 2.11 berikut.

10 15 Gambar 2.11 Diagram skematik IC pewaktu 555 Sumber : (10 Mei 2012) 1. IC 555 Operasi Astabil IC 555 operasi astabil dapt diatur siklus kerja gelombang keluaran dengan memilih nilai resistor yang diperlukan. Proses pengisian muatan kapasitor C, dilakukan oleh resistor Ra + Rb sehingga mencapai catu tegangan positif. Ketika tegangan kapasitor mencapai level referensi batas atas komparator (2/3Vcc), komparator akan memaksa keadaan rangkaian flip-flop untuk berubah sehingga tegangan jatuh ke referensi batas bawah (1/3Vcc) dan siklus kerja tersebut akan terus berulang. Frekuensi osilasi sinyal rangkaian diberikan oleh persamaan 2.4 dan siklus kerja keluaran gelombang oleh persamaan 2.5 (Boylestad & Nashelsky, 2006) serta rangkaian diperlihatkan pada gambar ( ) Siklus kerja (duty cycle) Gambar 2.12 Rangkaian Multivibrator Astabil IC 555 Sumber : (10 Mei 2012)

11 16 2. IC 555 Operasi Monostabil Rangkaian multivibrator monostable IC 555 dapat dilihat pada gambar 2.13 bila masukan picu sedikit lebih rendah dari +1/3Vcc batas referensi tegangan bawah, kapasitor dapat diisi oleh muatan R. Pada saat kapasitor sedikit lebih besar +2/3Vcc batas referensi diatas memiliki keluaran yang tinggi, mengeset flip-flop segera setelah Q menjadi tinggi dan mengaktifkan transistor, dengan demikian dapat dengan cepat dikosongkan. Perioda pada saat high dirumuskan oleh persamaan 2.6 (Boylestad & Nashelsky, 2006) Gambar 2.13 Multivibrator Monostable IC 555 Sumber : (10 Mei 2012) 2.5 Gerbang Logika Pada tahun 1854 George Boole menciptakan logika simbolik yang dikenal dengan aljabar Boole (Widjanarka, 2006). Gerbang logika (logic gate) merupakan dasar pembentuk sistem digital. Gerbang logika beroperasi dengan bilangan biner. Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah tinggi (high) atau rendah (low). Dalam tugas akhir ini tegangan tinggi berarti biner 1 (5 volt), sedangkan tegangan rendah berarti biner 0 (0 volt). Gerbang logika ini hanya merespon terhadap tegangan tinggi dan rendah sedangkan diantara 0 dan 1 tidak merespon. Semua sistem digital disusun hanya menggunakan tiga gerbang logika dasar. Gerbang-gerbang dasar ini antara lain adalah gerbang AND, gerbang OR, dan gerbang NOT.

12 Gerbang AND Gerbang AND dengan simbol pada gambar 2.14, memberikan keluaran hanya bila semua masukan berlogika 1 (satu). Gambar berikut merupakan lambang gerbang AND yang mempunyai dua-masukan dan satu keluaran. A B Y Gambar 2.14 Gerbang AND dengan dua masukan Agar lebih mudah dipahami, dapat dilihat tabel kebenaran gerbang AND pada tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Tabel kebenaran gerbagn AND Gerbang OR Gerbang OR menghasilkan keluaran Logika 1 bila salah satu A atau B, atau keduaduanya berlogika 1. Gambar 2.21 berikut memperlihatkan sebuah gerbang OR dua masukan dengan A dan B yang merupakan masukan-masukannya dan Y adalah keluarannya. A B Y Gambar 2.15 Gerbagn logika OR dengan dua masukan Agar lebih mempermudah, maka tabel kebenaran dari gerbang OR diperlihatkan pada tabel 2.2 berikut ini.

13 18 Tabel 2.2 Tabel kebenaran gerbang OR Gerbang NOT Gerbang NOT hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran. Yang dilakukan hanyalah membalikkan sinyal masukan, jika masukan berlogika 1 (high), maka keluaran berlogika 0 (low), dan sebaliknya. Gambar 2.16 merupakan simbol gerbang NOT dengan tabel kebenran yang diperlihatkan pada tabel 2.3. A A' Gambar 2.16 Gerbang logika NOT Tabel 2.3 tabel kebenaran gerbang logika NOT 2.6 Komparator Kebanyakan aplikasi op-amp menggunakan umpan balik untuk menjaga hubungan yang linier antara input dan output, yang biasanya mencegah output pada op-amp saturasi mendekati +VCC atau VEE. Salah satu aplikasi yang tidak sesuai dengan hal itu (aplikasi op amp dengan umpan balik) adalah komparator tegangan atau disebut juga pembanding. Dalam suatu pembanding tegangan, output dikondisikan agar saturasi. Saturasi positif

14 19 (mendekati +VCC) menunjukkan salah satu hasil dari operasi perbandingan, dan saturasi negatif (mendekati -VEE) menunjukan hasil yang sebaliknya dari perbandingan (lihat gambar 2.17). Gambar 2.17 Perbandingan non inverting ke tegangan 0 volt Pada gambar 2.17 input terminal negatif pada potensial ground, tergandeng dengan Rb1. Bila Vs sedikit lebih besar / positif terhadap ground, Vdiff (V+ - V-) harus dengan cepat mencapai nilai yang cukup untuk mensaturasikan output. Hal ini pasti terjadi, karena penguatan lup terbuka Avol dihentikan untuk mempertahankan Vdiff ketika tidak ada resistansi feedback (RF). Demikian juga, bila Vs sedikit lebih kecil / negatif terhadap ground, maka op-amp akan dengan cepat menuju tegangan saturasi negatif. Rangkaian membandingkan Vs terhadap 0 V. Jika rangkaian itu menemukan Vs diatas 0 V ia menghasilkan Vout mendekati +VCC, jika rangkaian itu menemukan Vs dibawah 0 V ia menghasilkan Vout mendekati VEE. Hasil ini disertai dengan bentuk gelombang. Bila koneksi polaritas dibalik untuk menyerupai inverting amplifier seperti gambar Gambar 2.18 Perbandingan inverting ke tegangan 0 volt Sesuai dengan namanya, komparator berfungsi untuk membandingkan dua macam tegangan, dengan salah satu tegangan merupakan tegangan referensi. Berikut ini disajikan dalam tabel 2.4 mengenai kondisi tegangan input serta logika keluarannya.

15 20 Tabel 2.4 Kondisi tegangan input dan logika keluaran (a) Non-inverting (b) Inverting (a) (b) 2.7 Catu Daya Pembuatan catu daya DC bisanya digunakan dioda bridge atau dapat juga dua buah dioda. Keluaran dari penyearah jembatan merupakan tegangan DC yang berdenyut, sehingga sebelum dipakai untuk memberikan catu daya pada peralatan elektronika, tegangan yang berdenyut itu harus diperhalus denyutnya agar keluaran dari catu daya merupakan tegangan yang hampir mantap. Caranya adalah dengan menggunakan penapis (filter) masukan kapasitor seperti Gambar 2.19 berikut. Gambar 2.19 Rangkaian Penyearah Jembatan dengan filter (a) Penyearah Jembatan Dengan Penapis Kapasitor (b) Bentuk Gelombang Keluaran Kebanyakan sistem catu daya mempunyai penapis masukan kapasitor yang dirancang dengan riak (ripple) 10% atau kurang. Persamaan 2.7 menunjukkan hubungan besarnya tegangan ripple catu daya dengan penapis kapasitor. V rip I dc 2. f. C

16 21 dimana : Vrip Idc 2f C = Tegangan riak puncak ke puncak = Arus beban dc = Frekuensi riak = Kapasitor penapis 2.8 Aktuator Aktuator atau penggerak dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis. Jenis yang pokok dari penggerak adalah relai, solenoid, dan motor Relai Relai adalah alat elektromagnetik yang digunakan dan dioperasikan sebagai saklar (switch). Relai merupakan perpaduan antara lempengan besi sebagai saklar dan lilitan kawat sebagai elektromagnet. Relai terdiri dari sebuah kumparan atau solenoida, sebuah inti feromagnetik dan sebuah armatur yang dapat bergerak dan merupakan tempat dipasangnya kontak yang dapat berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus. Relai akan bekerja jika ada masukan sinyal listrik (tegangan / arus). Pada relai terdapat dua bagian utama, yaitu koil dan kontak. Pada koil terdapat bagian-bagian berikut : 1. Kumparan; merupakan lilitan kawat tembaga, dimana kumparan tersebut akan dialiri arus listrik agar dapat menghasilkan medan magnet pada inti besi. 2. Inti besi; inti besi ini dililiti oleh kumparan untuk menghasilkan medan magnet, sehingga inti besi tersebut mempunyai sifat magnetis. 3. Jangkar; terdiri dari besi lunak yang digunakan untuk mengaktifkan kontak relai setelah jangkar tertarik pada inti besi. Sedangkan pada kontak yang merupakan saklar (switch) terdiri dari 2 macam kondisi yaitu 1. Normally Open (ON); yaitu kontak yang terbuka akan menutup pada saat koil disuplai tegangan.

17 22 2. Normally Close (NC); yaitu kontak yang tertutup akan membuka pada saat koil disuplai tegangan. Gambar 2.20 memperlihatkan simbol salah satu jenis relai yakni relai DPDT (Double Pole Double Throw). Gambar 2.20 Simbol relai DPDT Sumber : (15 Mei 2012) 1. Prinsip Kerja Relai Jika pada koil relai diberikan tegangan yang sesuai dengan tegangan yang dibatasi oleh koil relai, maka arus akan mengalir pada kumparan sehingga inti besi yang diberi kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini akan mengaktifkan kontak relai, jika medan magnet tadi dapat mengalahkan gaya pegas pada jangkar yang melawannya. Induksi magnet tersebut akan menarik pegas kontak, yang akan mengubah posisi awalnya menjadi terhubung ke bagian yang lain. Setelah arus terhenti, maka tidak ada induksi sehingga kontak kembali pada kondisi semula. Gaya magnet ini bergantung pada banyaknya lilitan kumparan dan kuat arus yang mengalir pada kumparan. 2. Jenis Jenis Relai Relai menurut cara kerjanya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Relai yang bekerja dengan arus bolak balik (AC) saja, baik pada koil maupun kontak. 2. Relai yang bekerja dengan arus searah (DC) saja, baik pada koil maupun kontak. 3. Relai yang bekerja dengan arus kedua-duanya (AC / DC), baik pada koil maupun kontak Valve Solenoid Valve atau keran solenoid adalah kombinasi dari dua dasar unit fungsional yaitu (Petruzella, 1996) :

18 23 Solenoid (elektromagnet) dengan inti atau plunger-nya. Badan keran yang berisi lubang mulut pada tempat piringan atau stopkontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengizinkan aliran. Aliran melalui lubang mulut adalah off atau diijinkan dengan gerakan inti dan tergantung pada apakah solenoid diberi energi atau dihilangkan energinya. Apabila kumparan diberi energi, inti ditarik ke dalam kumparan solenoid untuk membuka keran. Pegas mengembalikan keran pada posisi aslinya tertutup apabila arus berhenti. Valve dapat mengontrol hidrolis (cairan minyak), pneumatis (udara) atau aliran air. Keran solenoid (gambar 2.21) cocok untuk menangani aliran pada satu arah saja. Dengan tekanan yang diberikan pada bagian atas dari piringan keran. Keran diklasifikasikan dengan jumlah hubungan dan posisi keran. Simbol keran solenoid diperlihatkan pada gambar Gambar 2.21 Valve Solenoid (Petruzella, 1996) Gambar 2.22 Simbol keran Solenoid Normally Close dan Normally Open (Petruzella, 1996)

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1 Skematik Perangkat Pelayangan Magnetik Bola

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1 Skematik Perangkat Pelayangan Magnetik Bola BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Perangkat pelayangan magnetik pada dasarnya dapat dibuat dalam bentuk pelayangan sebuah bola atau bisa benda berbentuk lain. Pada Gambar 2.1 nampak benda yang digunakan

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1.

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1. BAB 3 PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Umum Alat Alat yang dirancang adalah perangkat pelayangan magnetik dengan menggunakan benda berbentuk bola untuk dilayangkan pada rentang waktu tertentu. Perancangan berdasarkan

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Pengertian Transistor Fungsi Transistor Jenis & Simbol Transistor Prinsip kerja Transistor Aplikasi Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK Programmable Logic Control atau lebih dikenal PLC dengan adalah suatu peralatan

Lebih terperinci

PENGERTIAN THYRISTOR

PENGERTIAN THYRISTOR PENGERTIAN THYRISTOR Thyristor merupakan salah satu devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya.thyristor biasanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias Transistor Bipolar Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : DIODA Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END Materi 6 : Dioda Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa hal berikut : 1. Karakteristik Dioda 2. Jenis Dioda

Lebih terperinci

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda 4.4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA DIODA Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya untuk melindungi perangkat tersebut jika anda

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN SISTEM ALAM PEKA AHAYA MENGGUNAKAN TANSISTO dan Op-Amp 741 Oleh: Pujianto Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan Transistor Bipolar oleh aswan hamonangan Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Modul 05: Transistor

Modul 05: Transistor Modul 05: Transistor Penguat Common-Emitter Reza Rendian Septiawan April 2, 2015 Transistor merupakan komponen elektronik yang tergolong kedalam komponen aktif. Transistor banyak digunakan sebagai komponen

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami

Lebih terperinci

Dwi Sudarno Putra Topik Pengertian Symbol Karakteristik Jenis Dioda Dioda Signal Dioda Proteksi Relay Dioda Rectifier Penyearah ½ Gelombang Penyearah Gelombang Penuh LED Dioda Zener email : dwisudarnoputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kendali Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol. Secara umum, sistem kendali dapat

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik Gambar 1. Transistor Transistor adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap rangkaian elektronika, seperti radio, televisi, handphone, lampu

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR Bab V, Analisa DC pada Transistor Hal: 147 BAB V ANALSA DC PADA TRANSSTOR Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah suatu devais nonlinear terbuat dari bahan semikonduktor dengan 3 terminal yaitu

Lebih terperinci

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Elias Gabriel Sakliressy Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

Bias dalam Transistor BJT

Bias dalam Transistor BJT ias dalam Transistor JT Analisis atau disain terhadap suatu penguat transistor memerlukan informasi mengenai respon sistem baik dalam mode AC maupun DC. Kedua mode tersebut bisa dianalisa secara terpisah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. TRANSISTOR Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Untuk membedakan transistor PNP dan NPN

Lebih terperinci

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas SCR, TRIAC dan DIAC Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TRANSISTOR Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TIK Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci