Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

KUALITAS DIAGRAM BENDA BEBAS BUATAN SISWA DALAM PHYSICS PROBLEM SOLVING

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

ABSTRAK Kata kunci :

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

CORRELATION BETWEEN DRAWING ABILITY OF FREE BODY DIAGRAMS WITH STUDENT S COGNITIVE ABILITY ON BALANCE AND ROTATIONAL DYNAMICS MATTER

PENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah. Roswati dalam Wisma (2008) mengemukakan bahwa,

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45

Penerapan Five Stage Conceptual Teaching Model untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah pada Siswa SMA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

Kata Kunci : Model Pembelajarann Creative Problem Solving, Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

Oleh: SINTA KARLINA NIM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA

EKSPLORASI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI, MENGOBSERVASI DAN MENJELASKAN DITINJAU DARI GENDER

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA SMA PADA MATERI PERSAMAAN GAS IDEAL BERBASIS HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS MULTIREPRESENTASI

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

DESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PREDIKSI MODIFIKASI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN FISIKA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR MELALUI TES KEMAMPUAN RESPONDEN

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACAKAN PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Oleh: JANNATUN NA IM. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci: self-esteem, orientasi masa depan. Universitas Kristen Maranatha

PROFIL KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE-AWAY

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TERLIBAT TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK NEGERI 1 PADANG. Oleh : Rahayu Yulmianti. Gusneli

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

ABSTRACT. Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X Bandung.

online at Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 84-88

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

Valeria Christy Octavia, Sulisetijono, dan Masjhudi Universitas Negeri Malang

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

PENYELESAIAN MASALAH KONSEP ENERGI PADA GERAK HARMONIK

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI ASAS BERNOULLI KELAS XI SMA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Journal of Physical Education and Sports

Transkripsi:

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 1 Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur Andinisa Rahmaniar a), Heni Rusnayati, Asep Sutiadi Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, 40154 Email: a) andin25.11@gmail.com Abstract Pre-study which was done by researcher got 66.76% students in one of high school in Garut district didn t construct free body diagrams before completing physics problems particularly on the force matter. As a consequence, researcher has a purpose to analyze free body diagrams on high school students to solve restricted response items. The research method which was used is quantitative descriptive. Through purposive sampling technique, obtained a sample of 35 students in one of high school in Garut district. The instrument was used in this study is restricted response items so that students are directed to construct free body diagrams first before completing the test. The data obtained was processed with percentage descriptive analyses. Based on research conducted, there are three types of constructing free body diagrams. The first type, about 8.57% of students construct free body diagrams outside the object which is being observed, the second type as much as 62.85% students construct free body diagrams directly on the object which is being observed and the third type as much as 22.86% students construct free body diagrams outside and directly on the object which is being observed. Keywords: force, free body diagrams, restricted response items Abstrak Studi pendahuluan yang peneliti lakukan memperoleh 66,76% siswa di salah satu SMAN di Kabupaten Garut tidak menggambar free body diagrams sebelum menyelesaikan soal fisika khususnya pada materi gaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis free body diagrams pada siswa SMA dalam menyelesaikan tes uraian terstruktur. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 35 siswa di salah satu SMAN di Kabupaten Garut. Instrumen yang digunakan adalah tes bentuk uraian terstruktur, yang telah dikembangkan dalam pennelitian sebelumnya, yang diarahkan agar siswa menggambar free body diagrams sebelum menjawab tes secara keseluruhan. Data diolah menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menginformasikan bahwa terdapat tiga tipe cara menggambar free body diagrams. Tipe pertama sebanyak 8,57% siswa menggambar free body diagrams di luar benda yang ditinjau, tipe kedua sebanyak 62,85% siswa menggambar free body diagrams langsung pada benda yang ditinjau dan tipe ketiga sebanyak 22,86% siswa menggambar free body diagrams di luar dan langsung pada benda yang ditinjau. Kata-Kata Kunci: gaya, free body diagrams, tes uraian terstruktur

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 2 PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan menyelesaikan soal, khususnya dalam pembelajaran fisika. Seperti yang dijelaskan oleh Gok (2010) bahwa setelah guru menjelaskan suatu konsep, siswa harus mengaplikasikan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal. Oleh sebab itu, siswa dalam menyelesaikan soal perlu paham mengenai konsep yang mereka pelajari, sehingga siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar. Dalam penyelesaian soal fisika, siswa perlu memiliki kemampuan multirepresentasi yang terdiri dari verbal, gambar, diagram, dan matematik, (Yusup, 2009). Pada penelitian ini lebih dikhususkan pada kemampuan menggambar diagram atau free body diagrams pada materi gaya. Kemampuan menggambar free body diagrams sangatlah dibutuhkan oleh siswa dalam menyelesaikan soal fisika khususnya pada materi gaya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan memberikan tes uraian terstruktur yang menuntut siswa untuk menggambar free body diagrams sekitar 66,67 % siswa tidak menggambarkan free body diagrams sebelum mereka menyelesaikan soal dan 49,99 % siswa menggambarkan free body diagrams sebelum menyelesaikan soal. Siswa yang tidak menggambarkan free body diagrams terlebih dahulu tidak bisa menyelesaikan tes dengan benar, sedangkan siswa yang menggambarkan free body diagrams terlebih dahulu hampir benar dalam menyelesaikan tes, walaupun gambarnya masih belum seratus persen benar. Dapat dikatakan bahwa kemampuan menggambar free body diagrams sangatlah diperlukan dalam menyelesaikan soal fisika. Kemampuan siswa menggambar free body diagrams dapat dilatih dengan memberikan pembelajaran mengenai langkah-langkah menggambar free body diagrams secara terperinci. Langkah demi langkah guru ajarkan kepada siswa, sehingga siswa memahami bagaimana menggambar free body diagrams dengan benar. Menurut Rosengrant, dkk. (2009) terdapat enam langkah dalam menggambar free body diagrams. Berikut langkah-langkah menggambar free body diagrams. GAMBAR 1. Langkah-langkah menggambar free body diagrams Pertama, menggambarkan keadaan benda sesuai dengan soal yang ada. Selanjutnya, benda yang akan ditinjau dilingkari, sehingga dapat dibedakan dalam sistem benda tersebut. Lalu, asumsikan benda adalah sebuah partikel dan digambarkan di luar benda yang dilingkari agar lebih terlihat gayagaya yang bekerja pada benda. Langkah berikutnya, menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda. Setelah itu, setiap gaya yang bekerja pada benda digambarkan pada diagram sumbu x dan y dengan menggunakan anak panah. Arah dan panjang anak panah disesuaikan dengan apa yang diketahui. Langkah terakhir, setia gaya yang bekerja pada benda diberi nama sesuai dengan gaya hasil interaksi benda dengan benda lain seperti adalah gaya yang bekerja pada benda dua akibat benda satu. Apabila siswa sudah memahami keenam langkah tersebut, maka siswa akan menggambar free body diagrams dengan benar. Namun, keenam langkah tersebut belum tentu bisa dipahami oleh seluruh siswa karena setiap siswa memiliki batas kemampuan belajar masing-masing. Hal ini mengakibatkan tidak semua siswa

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 3 bisa dipaksakan untuk menggambar free body diagrams menurut langkah-langkah yang dipaparkan oleh Rosengrant, dkk. Oleh sebab itu, untuk melihat bagaimana siswa menggambarkan free body diagrams dalam menyelesaikan soal, peneliti menggunakan tes uraian terstruktur. Tes uraian terstruktur digunakan karena pada tes uraian terstruktur terdapat sub soal yang mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan dengan benar. Dalam penelitian ini, tes uraian terstruktur digunakan agar siswa terarah untuk menggambarkan free body diagrams sebelum menyelesaikan soal. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana siswa SMA menggambar free body diagrams untuk menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dekriptif. Sukmadinata (2012) menjelaskan bahwa penelitian dekriptif yaitu penelitian yang menggambarkan subjek penelitian apa adanya tanpa memberikan perlakuan khusus pada subjek penelitian. Alur penelitian yang dilaksanakan, sebagai berikut: (1) studi pendahuluan dengan melakukan studi pustaka dan studi lapangan, (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) melaksanakan pembelajaran, (4) melakukan tes dengan menggunakan tes uraian terstruktur, (5) wawancara siswa secara acak setelah pelaksanaan tes, (6) mengolah data, dan (7) membuat laporan penelitian. Populasi penelitian ini adalah salah satu SMAN di kabupaten Garut dengan sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Sampel diambil berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan dan sampel berdasarkan rekomendasi guru fisika sebanyak 35 siswa. Data hasil penelitian akan diolah dengan menganalisis jawaban siswa khususnya dalam penggambaran free body diagrams berdasarkan rubrik yang sudah ada yang diklasifiasikan oleh Rosengrant, dkk. (2009) yang terdiri dari empat level, yaitu: (0) no evidence of (sangat kurang) yang berarti siswa tidak menggambarkan free body diagrams, (2) inadequate (kurang memadai) dimana siswa menggambarkan free body diagrams tetapi belum bisa menentukan gaya-gaya yang bekerja pada benda dengan benar, (2) needs improvement (butuh peningkatan) dimana siswa sudah mampu menggambarkan free body diagrams dan menentukan gaya-gaya yang bekerja pada benda tetapi belum mampu menentukan panjang vektor gaya dan penamaan gaya-gaya yang bekerja pada setiap benda dan (3) adequate dimana siswa sudah mampu menggambarkan free body diagrams dengan benar. Hasil analisis data penelitian akan diperkuat dengan hasil wawancara terhadap siswa. Setelah itu hasil penyelesaian siswa diklasifikasikan menjadi tiga tipe penggambaran free body diagramms, yaitu tipe pertama siswa menggambar free body diagrams di luar benda yang ditinjau, tipe kedua siswa menggambar free body diagrams langsung pada objek yang ditinjau dan tipe ketiga siswa menggambar free body diagrams di luar dan langsung pada objek yang ditinjau. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan kepada siswa, terdapat tiga tipe dalam menggambarkan free body diagrams sebelum menyelesaikan tes. Tiga tipe tesebut yaitu: (1) siswa menggambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau, (2) siswa menggambarkan free body diagrams langsung pada benda yang ditinjau dan (3) siswa menggambarkan free body diagrams langsung pada benda dan di luar benda yang ditinjau. Terdapat 8,57 % siswa termasuk ke dalam tipe 1 yang mengambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau. Selain itu, sebanyak 62,85 % siswa termasuk tipe 2 yang menggambarkan free body diagrams langsung pada benda yang ditinjau. Sedangkan siswa yang termasuk tipe 3 yaitu sebanyak 22,86 % siswa menggambarkan free body diagrams langsung dan di luar benda yang ditinjau. Pada tipe 1 siswa menggambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau. Pada tipe ini siswa sudah mampu membayangkan secara abstrak bagaimana keadaan benda pada soal, sehingga ia menggambarkan free body diagrams di luar objek sesuai dengan langkah-langkah yang dipaparkan oleh Rosengrant, dkk (2009).

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 4 GAMBAR 2. Tipe 1 siswa menggambar free body diagrams diluar benda yang ditinjau Pada GAMBAR 2 siswa termasuk pada tingkat adequate yang mana siswa sudah mampu menggambar free body diagrams dengan benar Selain itu siswa termasuk tipe 1 dalam meenggambar free body diagrams. Hal ini dikarenakan siswa sudah mampu membayangkan keadaan benda tanpa harus digambar langsung pada bendanya. Ciri-ciri perkembangan kognitif remaja yang berumur dari 12-20 tahun dimana pada tahap ini remaja sudah mampu membedakan hal-hal yang abstrak dan konkret, sehingga siswa mampu membayangkan hal-hal secara abstrak (Hariyanto, 2011). Selain itu juga, dengan menggambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau membuat siswa lebih jelas melihat gaya-gaya yang bekerja pada benda yang ditinjau. Hal ini terlihat pada jawaban siswa, walaupun siswa masih kurang benar dalam menentukan panjang vektor gaya normal yang seharusnya sama panjang dengan vektor gaya berat dan siswa masih belum mampu membedakan koefisien gesek statis dan dinamis, sehingga siswa salah dalam perhitungannya. Pada tipe 2 yaitu siswa menggambarkan free body diagrams langsung pada benda yang ditinjau. Siswa tidak bisa membayangkan keadaan benda secara abstrak sehingga untuk mempermudah siswa menyelesaikan soal siswa langsung menggambarkan free body diagrams pada benda yang ditinjau. GAMBAR 3. Tipe 2 siswa menggambar free body diagrmas langsung pada benda yang ditinjau

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 5 Berdasarkan GAMBAR 3 siswa termasuk dalam tingkat needs improvement yang mana siswa sudah mampu menggambar free body diagrams tetapi siswa belum mampu membedakan panjang vektor gayanya. Selain itu siswa termasuk dalam tipe 2 dalam penggambaran free body diagrams. Siswa yang termasuk dalam tipe ini lebih jelas menggambarkan free body diagrams langsung pada gambarnya. Siswa tidak dapat membayangkan keadaan benda. Dilihat dari penyelesaiannya siswa sudah benar dalam menyelesaikan soal, walaupun siswa terdapat kesalahan dalam menentukan panjang vektor gaya normal yang seharusnya sama panjang dengan vektor gaya berat. Pada tipe yang terakhir yaitu tipe 3 siswa menggambarkan free body diagrams langsung pada benda dan juga menggambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau. GAMBAR 4. Tipe 3 siswa menggambar free body diagrams langsung dan di luar benda yang ditinjau Berdasarkan GAMBAR 4 siswa termasuk dalam tingkat adequate yang mana siswa sudah mampu menggambarkan free body diagrams dengan benar. Siswa termasuk dalam tipe 3 dalam penggambaran free body diagrams. Hal ini dikarenakan siswa yang termasuk dalam tipe ini sulit membayangkan keadaan benda secara abstrak, sehingga siswa membayangkan keadaan benda dengan cara menggambarkan langsung free body diagrams pada benda. Setelah mereka membayangkan keadaan benda, siswa menggambarkan free body diagrams di luar benda yang ditinjau. Hal ini siswa lakukan agar gaya-gaya yang bekerja pada benda terlihat jelas. Siswa yang termasuk dalam tipe ini dapat menyelesaikan soal dengan benar. Mereka merasa terbantu dengan menggambar free body daigrams seperti yang mereka lakukan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, walaupun pada usia 12-20 tahun seharusnya siswa sudah mampu membayangkan hal-hal secara abstrak, tetapi tidak semua remaja mengalami perkembangan intelektual yang sama. Perkembangan intelektual seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Dahlan, 2014). Selain itu, faktor hereditas seseorang yaitu sejak di dalam kandungan dimana kemampuan intelektual seseorang bergantung pada gen yang dimiliki dan kemampuan intelektual seseorang dapat berkembang atau tidaknya bergantung pada lingkungan di sekitar yang membatasi atau tidak perkembangan intelektual seseorang (Dahlan, 2014). Faktor lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan keluarga dan sekolah. Ketiga tipe menggambar free body diagrams dapat siswa gunakan dalam menyelesaikan suatu soal pada materi gaya, tetapi seperti yang telah diketahui bahwa kemampuan siswa beranekaragam sehingga guru tidak bisa memaksakan kehendaknya agar siswa mengikuti apa yang dijelaskan guru. Namun, guru dapat memberikan arahan bagaimana menggambar free body diagrams yang benar.

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dari penelitian, didapatkan tiga tipe dalam menggambar free body diagrams yaitu tipe pertama sebanyak 8,57% siswa menggambar free body diagrams di luar benda yang ditinjau, tipe kedua sebanyak 62,85% menggambar free body diagrams langsung pada benda yang ditinjau dan tipe ketiga sebanyak 22,86% siswa menggambar free body diagrams di luar dan langsung pada benda yang ditinjau. Ketiga tipe tersebut dapat digunakan siswa dalam menyelesaikan soal, tetapi disesuaikan dengan kemampuan intelektual siswanya. REFERENSI Dahlan, A., 2014. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Intelek Kognitif. [Online] Available at: http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html [Accessed April 2016]. Gok, T., 2010. The General Assesment of Problem Solving Processes and Metacognition in Physics Education. Eurasian Journal of Physiscs and Chemistry Education. Hariyanto, 2011. Perkembangan Psikologis Remaja. [Online] Available at: http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ [Accessed April 2016]. Rosengrant, D., Heuvelen, A. V. & Etkina, E., 2009. Do Students uuse and Understand Free Body Diagrams?. Physical Review Special Topics. Sukmadinata, N. S., 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yusup, M., 2009. Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika. Palembang: s.n.