SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

BAB III ANALISIS STRUKTUR

BAB 2 SAMBUNGAN (JOINT ) 2.1. Sambungan Keling (Rivet)

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX

Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris

Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Las.

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

BAB 1 PENDAHULUAN. perhitungan analisis struktur akan dihasilkan gaya-gaya dalam dari struktur baja

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB 4 SAMBUNGAN LAS. Sambungan las (welding joint) merupakan jenis sambungan tetap. Sambungan las menghasilkan kekuatan sambungan yang besar.

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

KOMPUTERISASI SAMBUNGAN LAS YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG DENGAN METODE KEKUATAN BATAS BERDASARKAN SPESIFIKASI AISC LRFD 1999

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

Beberapa hal yang dapat diperoleh dari perhitungan analisis sambungan tiang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Struktur Baja 2. Kolom

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

MACAM MACAM SAMBUNGAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

PUNTIRAN. A. pengertian

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

BATANG GANDA DENGAN KLOS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB 7 ANALISA GAYA DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

FRAME DAN SAMBUNGAN LAS

TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Torsi. Pertemuan - 7

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

12. LAS DAN PAKU KELING

Tegangan Dalam Balok

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LENTURAN. Gambar 2.1. Pembebanan Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

DASAR-DASAR PENGELASAN

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

10Teinik. Template Mesin Pemindahan Bahan Power Point. Sistem Peralatan Tambahan Khusus Kait Pada Mesin Pemindahan Bahan. Ir. H. Pirnadi, MSc. APU.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

SifatPenampangMaterial (Section Properties)

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

RANGKA BATANG ( TRUSS)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

X. TEGANGAN GESER Pengertian Tegangan Geser Prinsip Tegangan Geser. [Tegangan Geser]

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Memahami Ilmu dasar statika Memahami besaran Skalar dan besaran Vektor Memahami sistim satuan Memahami Hukum Newton

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB 4 Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur, Gaya Normal dan Geser

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

Dinding Penahan Tanah

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PERENCANAAN PENGELASAN PADA MATERIAL BAJA ABSTRACT

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

Transkripsi:

SAMBUNGAN LAS Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Dalam sambungan las ini, yang akan dibahas hanya bagaimana cara menghitung kekuatan hasil pengelasan saja, sedangkan bagaimana teknik pengelasan serta teorinya, akan diterangkan secara lebih terinci pada kuliah teknologi mekanik. Sistim sambungan las ini termasuk jenis sambungan tetap dimana pada konstruksi dan alat permesinan, sambungan las ini sangat banyak digunakan. Untuk menghitung kekuatan sambungan las ini, disesuaikan dengan cara pengelasannya serta jenis pembebanan yang bekerja pada penampang yang dilas tersebut. 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS. 6.1.1 Sambungan Tumpu ( Butt Joint ). Bila sambungan las ini menerima gaya luar ( gambar diatas ), maka sambungan tersebut akan putus tertarik, sehingga tegangan yang terjadi pada bahan las : σ = Luas penampang yang akan putus : A = L. t

Dimana : L = lebar yang dilas. T = tebal plat yang dilas. 6.1.2 Sambungan las sudut. Untuk sambungan las sudut ini, kemungkinan akan putus akibat gaya luar adalah tertarik maka : Untuk menentukan las penampang yang akan putus pada sambungan sudut ini pada luas penampang yang paling kecil, untuk ni dicari jarak yang terpendek dari segitiga ABC ( lihat gambar ). Perhatikan gambar : AC = AB = leher las = t Dari gambar terlihat jarak yang terpendek adalah : AD < AC dan AB AD = AC sin 45⁰ AD = 0,707 AC == AD = 0,707 t = t

Maka luas penampang yang mungkin putus : A = L X Ad = L t === σ = = = F = σ Ada beberapa macam sistim pengelasan sudut yaitu : a. Las sudut melintang tunggal. Untuk sistim sambungan sudut ini, gaya yang mampu ditahan : F = σ b. Las sudut melintang ganda. Untuk sistim sambungan ini, dikarenakan ada dua penampang las ( diatas dan dibawah ) yang akan putus maka gaya yang mampu ditahan : F = 2 σ c. Las sudut sisi paralel untuk sistim penyambungan dengan las sisi paralel ini, apabila sambungan lasnya tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan, maka akan putus tergeser. Besar tegangan geser yang terjadi pada sambungan las tersebut. g = g = Dimana : F = gaya luar yang bekerja. A = luas penampang las yang akan putus. A = 2 Maka besar gaya yang mampu ditahan : F = 2 g

d. Las sudut melintang dan las sudut sisi paralel. Sambungan jenis ini, sambungan lasnya mendapat pembebanan tarik untuk las melintang dan mendapat pembebanan geser untuk las sisi paralel, maka besar tegangan yang terjadi terdiri dari tegangan tarik dan geser. Untuk menentukan besar gaya yang mampu ditahan, yaitu dengan menggabungkan ( menjumlahkan ) gaya dari keduanya : Untuk las sudut melintang. F₁ = σ Bila yang dilas hanya bagian atasnya saja. F₂ = σ Untuk bagian atas dan bawah dilas melintang. Untuk las sisi paralel : F₂ = g Untuk kedua sisi yang dilas. Maka besar gaya yang mampu ditahan pada sistim sambungan sudut dan sisi paralel : F = F 1 + F2 => F = σ + g Bila las melintangnya bagian atasnya saja. F = σ + g Bila yang dilas melintang diatas dan dibawahnya.

6.1.3 Las sudut untuk propil. Bila sudut konstruksi akan disambung suatu propil seperti gambar, maka panjang sisi yang dilas paralel untuk bagian atas dan bawah tidak sama. Ini disebabkan titik kerja gaya yang bkerja melalui pusat berat dari propil tersebut. Untuk mendapatkan distribusi gaya yang ditahan oleh kedua sisi tersebut sama, maka caranya sebagai berikut : Mula mula dicari dulu letak titik berat dari propil yang akan dilas tersebut yaitu : X s = dan Y s = Setelah titik berat diperoleh, tentukan jarak dari total gaya yang bekerja kesisi yang akan dilas ( e dan e ). Menentukan panjang La dan Lb yang akan dilakukan pengelasan : Panjang total (L) yang akan dilas dapat dicari berdasarkan gaya total yang harus ditahan oleh seluruh las tersebut. F = g === L = Dimana panjang total pengelasan sama dengan jumlah panjang yang akan dilas sisi bagian atas ditambah sisi bagian bawah. L = La + lb Lb = L La

Agar terjadi kesetimbangan, maka besar momen yang diakibatkan gaya yang mampu ditahan oleh hasil pengelasan sepanjang La terhadap letak titik pusat gaya harus sama dengan besar momen yang terjadi yang diakibatkan oleh hasil pengelasan sepanjang Lb terhadap titik pusat gaya. Besar momen yang terjadi untuk hasil pengelasan sepanjang La : M1 = F1 σ1 dimana F1 = M1 = σ1 Untuk momen hasil pengelasan sepanjang Lb : M2 = F2 e2 dimana F2 = M2 = e2 Agar supaya terjadi keseimbangan maka : M1 = M2 === e1 = e2 La e1 = Lb e2 dimana Lb = L La La e1 = ( L La ) e2 La e1 = L e2 La e2 La e2 + La e2 = Le2 La = 6.1.4 Sambungan las sudut dengan pembebanan Eksentrik. Bila direncanakan hasil pengelasan tersebut, pembebanan yang diberikan adalah pembebanan eksentrik. Akibat pembebanan eksentrik yang diberikan, akan timbul dua tegangan yang bekerja bersama sama yaitu : - Tegangan geser - Tegangan lengkung

Untuk menentukan besar tegangan yang bekerja pada bahan hasil pengelasan tersebut yaitu tegangan kombinasi : Σ ( mak ) = ± ½ + 4 g ( mak ) = ½ Bila hasil pengelasan tersebut, dihitung terhadap tegangan geser yang terjadi maka : g = Dimana : A = luas penampang yang putus tergeser. A = 2 = = L t g = 1 ) Tinjau hasil pengelasan, akibat momen lengkung : = = σb = M dimana Z = σb = Y = ½ h L = b h³ Catatan : Untuk harga... ini diperhitungkan 2 kali., karena yang dilas pada kedua sisi ( bagian atas dan bawah ), maka besar tahan momennya (Z) juga diperhitungkan dua kali. ==== Z = 2 = 2 = b h ² Dimana harga (b) dan (h) adalah lebar dan panjang penampang yang akan putus. B = AD = t Z = t L ² H = L Besar momen yang terjadi : M = F.e Maka besar tegangan lengkung yang terjadi :

Σb = = === σb =.......... 2 ) Dari persamaan 1 & 2, masukkan kerumus tegangan kombinasi : Σb ( mak ) = ± g ( mak ) = Selanjutnya dihitung sesuai dengan harga masing masing. Untuk menentukan besar tegangan yang akan diperlukan, pilihlah harga yang terbesar dari kedua tegangan maksimum tersebut diatas. 6.1.5 Sambungan las sisi sudut sisi paralel dengan pembebanan eksentrik. Untuk menghitung kekuatan dari sambungan las sudut sisi paralel yang mendapat pembebanan eksentrik ini, yaitu dengan meninjau 2 macam tegangan yang akan terjadi : a. Tegangan geser akibat pembebanan langsung. b. Tegangan geser akibat momen lengkung. ad.a Tegangan geser akibat pembebanan langsung : g = dimana : A1 = luas penampang sisi bagian atas. = A2 = luas penampang sisi bagian bawah. = Maka luas seluruh :

A = A1 + A2 = + = 2 === g1 = ad.b Tegangan geser akibat momen lengkung. Untuk langkah penyelesaiannya sbb : Mula mula dicari dulu letak titik berat dari luas bagian yang dilas tersebut : X s = dan Y s = Ambil sebagian kecil luas ( da), lalu tarik garis dari (da) keletak titik berat yang telah diperoleh tadi, maka didapatlah jarak (r) untuk luas yang kecil tersebut terhadap titik beratnya. Hitung gaya geser untuk luas yang kecil tersebut : Df = g da Besar momen yang terjadi yang diakibatkan gaya (df) terhadap titik beratnya adalah : Jadi besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu : dm = df r = g da r dimana : = = konstan g = r === dm = r da r = Jadi besar Momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu : M = F e = = = Dimana : Ic = Ip = da r2 (Momen kelembaman Polar) = Ix + A x²

Oleh karena terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bawah maka momen kelembaman polarnya : Ip = 2 (Fx + A x²) Dimana Ix = b h² = = 2 ( ) = 2A ( ) Untuk luas penampang las yang kemungkinan putus : A = x = jarak garis tegak diantara dua sumbu paralel ). === M = F e = Ip g2 = Untuk menentukan besar resultan tegangan di A adalah : ga = + + 2 Cos 0 Dimana : Cos 0 6.1.6 Sambungan las sudut melintang dan sisi sudut paralel dengan pembebanan eksentrik. Untuk menghitung kekuatan dari sambungan las sudut melintang dan las sudut las sisi paralel yang mendapat pembebanan eksentrik ini, yaitu dengan meninjau 2 macam tegangan yang akan terjadi : a. Tegangan geser akibat pembebanan langsung. b. Tegangan geser akibat momen lengkung. ad.a Tegangan geser akibat pembebanan langsung : g1 = dimana : A1 = luas penampang sisi bagian atas. =

A2 = luas penampang sisi bagian bawah. = A3 = luas penampang las melintang. = Maka luas seluruh : A = A1 + A2 + A3 = == g1 = ad.b Tegangan geser akibat momen lengkung. Untuk langkah penyelesaiannya sbb : Mula mula dicari dulu letak titik berat dari luas bagian yang dilas tersebut : X s = dan Y s = Ambil sebagian kecil luas ( da), lalu tarik garis dari (da) keletak titik berat yang telah diperoleh tadi, maka didapatlah jarak (r) untuk luas yang kecil tersebut terhadap titik beratnya. Hitung gaya geser untuk luas yang kecil tersebut : df = g da Besar momen yang terjadi yang diakibatkan gaya (df) terhadap titik beratnya adalah : Jadi besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu : dm = df r = g da r Dimana : = = konstan > g = r = = = = => dm = r da r = da r2

Jadi besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu : M = F e = da r2 = da r2 Dimana da r2 (Momen inersia terhadap titik berat ) Ig = Ixx + Iyy Ixx = Ix + A y² Iyy = Iy + Ax² Momen inersia terhadap sumbu X : Ixx = Ix + Xy² = b² + A₁ + A₂ Momen inersia terhadap sumbu Y : Iyy = A₁ L² + A₂ L² + A₁ + A₂ + A Dimana : A1 = luas bagian yang akan putus pada sisi paralel bagian atas. = A2 = luas bagian yang akan putus pada sisi paralel bagian atas. = Pada kondisi ini dimana : A₁ = A₂ dan X₁ = X₂ A3 = luas bagian yang akan putus pada las melintang. = x1 = x2 = jarak dari bagian yang dilas sisi paralel atas dan bawah ke pusat titik berat ( sumbu Y ). x3 = jarak dari bagian yang dilas melintang kepusat titik berat ( sumbu Y ). Catatan : Biasanya untuk mempermudah perhitungan, luasnya diambil yaitu : A₁ = t l ; A₂ = t l dan A₃ = t b === M = f e Ig g₂ = Untuk menentukan besar resultan tegangan di A adalah :

ga = + + 2 Cos 0 Dimana : Cos 0 = Dalam tabel dibawah ini, diberikan macam macam jenis pembebanan serta besar tegangan dalam las tersebut.