PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 52 MATA UANG PELAPORAN

Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

03 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

04 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 49 AKUNTANSI REKSA DANA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

02 Pernyataan ini mengatur akuntansi waran bagi penerbit baik yang diterbitkan menyertai penerbitan Efek lain maupun yang diterbitkan tersendiri.

01 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi beserta pengungkapan transaksi anjak piutang baik bagi factor maupun bagi klien.

Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan dalam tahap Pengembangan

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 47 AKUNTANSI TANAH

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

04 Siklus transaksi Perusahaan Efek sangat singkat. Misalnya, transaksi perdagangan efek di Bursa Efek Jakarta selesai dalam waktu lima hari.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PSAK NO MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 53 AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM

Akuntansi Dana Pensiun

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Catatan 31 Maret Maret 2010

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

TRANSLASI MATA UANG ASING

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 35 AKUNTANSI PENDAPATAN JASA TELEKOMUNIKASI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

30 Juni 31 Desember

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

JUMLAH ASET LANCAR

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

JUMLAH AKTIVA

Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf

30 September 31 Desember Catatan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

OPERASI DALAM PENGHENTIAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 REVISI (1998)

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

1. jelaskan faktor-faktor penting yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi!

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

BAB 15 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

L2

Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi

Transkripsi:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 52 IKATAN AKUNTAN INDONESIA MATA UANG PELAPORAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 52 tentang MATA UANG PELAPORAN telah disetujui dalam Rapat Komite Standar Akutansi Keuangan pada tanggal 7 Agustus 1998 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 21 Agustus 1998. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items) Jakarta, 4 September 1998 Komite Standar Akutansi Keuangan Jusuf Halim Istini T. Sidharta Mirza Mochtar Wahjudi Prakarsa Katjep K. Abdoeljadir Jan Hoesada Hein G. Surjaatmadja Sobo Sitorus Timoty E. Marnandus Mirawati Sudjono Nur Indriantoro Rusdy Daryono Siti Ch. Fadjriah Osman Sitorus Jusuf Wibisana Yosefa Sayekti Heri Wahyu Setiyarso Ketua Wakil Ketua Sekretaris

Daftar Isi LAMPIRAN Paragraf Tujuan...01 Lingkup... 02 Definisi...03 Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan...04-07 Mata Uang Fungsional...08-13 Penentuan Saldo Awal... 14-15 Penyajian Komparatif...16 Perubahan Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan...17-18 Konsolidasi...19-20 Pengungkapan...21 Tanggal Efektif...22

PERNYATAAN STANDAR AKUTANSI KEUANGAN NO. 52 MATA UANG PELAPORAN Paragraf standar, yang dicetak dengan format tebal dan miring, harus dibaca dalam konteks paragraf penjelasan dan panduan implementasi dalam Pernyataan ini. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items). Tujuan 01. Pernyataan ini bertujuan mengatur mata uang yang digunakan oleh perusahaan dalam catatan akuntansi dan laporan keuangan. Lingkup 02. Pernyataan ini harus diterapkan untuk semua perusahaan yang akan atau telah menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan. Definisi 03. Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi. Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan 04. Mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah mata uang rupiah. Perusahaan dapat menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan hanya apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria mata uang fungsional. 05. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan 06. Pada umumnya laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang lokal. Namun demikian, apabila perusahaan menggunakan mata uang selain mata uang lokal (misalnya dolar Amerika) sebagai mata uang pelaporan, maka mata uang pelaporan tersebut harus merupakan mata uang fungsional. Mata uang fungsional dapat merupakan mata uang rupiah atau mata uang selain rupiah (misalnya dolar amerika), tergantung pada fakta substansi ekonominya. 07. Laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi finansial tentang kinerja, posisi keuangan, dan arus kas perusahaan. Laporan keuangan dihasilkan dari catatan akuntansi perusahaan, sehingga mata uang yang digunakan dalam catatan akuntansi adalah mata uang yang digunakan dalam laopran keuangan. Dengan konsep ini Prosedur pengukuran kembali (remeasurement) dari catatan akuntansi

laporan keuangan atau penjabaran laporan keuangan (translation) tidak diperlukan lagi, kecuali untuk periode yang diperbandingkan apabila perusahaan untuk pertama kali mengadopsi Standar ini (lihat paragraf 16) dan untuk laporan keuangan perusahaan yang dikonsolidasikan (lihat paragraf 19), karena pada hakekatnya laporan keuangan telah disajikan pada mata uang fungsionalnya. Mata Uang Fungsional 08. Suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi indikator berikut ini secara menyeluruh (kumulatif): a) Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tertentu, b) Indikator harga jual: harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor, dan c) Indikator biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu. 09. Harga jual atau biaya perusahaan sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu apabila harga jual atau biaya tersebut dihitung berdasarkan nilai tukar mata uang tertentu. 10. Untuk menentukan mata uang fungsional suatu perusahaan diperlukan pertimbangan mengenai indikator dalam paragraf 08 diatas. Disamping itu, untuk perusahaan yang mempunyai lebih dari satu anak perusahaan atau operasi terpisah dan dapat dibedakan, seperti cabang atau divisi, dimana operasi ini dapat dipandang sebagai suatu perusahaan atau kegiatan operasi terpisah, mungkin digunakan beberapa mata uang fungsional yang berbeda sehingga masing-masing mata uang tersebut perlu dipertimbangkan dalam penentuan mata uang fungsional perusahaan tersebut. Dalam penentuan mata uang fungsional tingkat relevansi dan keandalan diperoleh, misalnya melalui pemberian bobot pada masing-masing indikator tersebut di atas, kemudian atas bobot indikator individu ini ditentukan bobot secara keseluruhan. Dalam hal ini, arus kas masuk memiliki bobot paling besar. Selain pemberian bobot, juga perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dalam jangka panjang. 11. Faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi penentuan mata uang fungsional perlu ditentukan agar perusahaan mempunyai tolak ukur yang konsisten. Apabila faktor-faktor tersebut di atas tidak dapat secara jelas dikaitkan dengan salah satu mata uang sebagai mata uang fungsional, maka dibutuhkan pertimbangan profesional (professional judgement) dengan mempertimbangkan operasi dan kegiatan perusahaan secara rinci, dan harus dilakukan dengan tingkat relevansi dan keandalan yang paling tinggi. 12. Perlakuan akuntansi untuk transaksi dan saldo dalam mata uang non fungsional adalah sebagaimana diatur dalam PSAK 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing. 13. Implikasi dari paragraf 12 di atas adalah, mata uang selain mata uang fungsional dianggap sebagi mata uang non-fungsional, sedangkan mata uang fungsional dianggap sebagai mata uang dasar (base currency) dalam menentukan nilai tukar atau dalam perhitungan selisih kurs. Sebagai contoh, apabila berdasarkan fakta substansi ekonomi mata uang fungsional perusahaan adalah dolar amerika, maka mata

uang selain dolar Amerika dianggap sebgai mata uang non-fungsional, sehingga semua transaksi dalam mata uang non-fungsional harus ditranslasikan ke mata uang fungsional. Penentuan Saldo Awal 14. Penentuan saldo awal untuk tujuan pencatatan akuntansi dilakukan dengan pengukuran kembali akun-akun laporan keuangan seolah-olah mata uang fungsional tersebut telah digunakan sejak tanggal terjadinya trnsaksi. Prosedur pengukuran kembali adalah sebagai berikut: i) Aktiva dan kewajiban moneter diukur kembali dengan menggunakan kurs tanggal neraca; ii) Aktiva dan kewajiban non-moneter serta modal saham diukur kembali dengan menggunakan kurs historis atau kurs tanggal terjadinya transaksi perolehan aktiva tetap, terjadinya kewajiban atau penyetoran modal saham; iii) Selisih antar aktiva, kewajiban dan modal saham dalam mata uang pelaporan baru, yang merupakan hasil perhitungan prosedur (i) dan (ii) di atas, diperhitungkan pada saldo laba atau akumulasi kerugian pada periode tersebut; iv) Pendapatan dan beban diukur kembali dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang selama periode yang diperbandingkan, kecuali untuk beban penyusutan aktiva tetap atau amortisasi aktiva non-moneter yang diukur kembali dengan menggunakan kurs historis aktiva yang bersangkutan; v) Dividen diukur dengan menggunakan kurs tangal pencatatan dividen tersebut; vi) Prosedur (iv) dan (v) di atas akan menghasilkan selisih pengukuran kembali yang diperhitungkan pada saldo laba atau akumulasi kerugian pada periode tersebut; vii) Selisih pengukuran kembali merupakan hasil dari perhitungan berikut: saldo laba (akumulasi kerugian) akhir tahun (hasil dari prosedur (iii)) ditambah dengan dividen (hasil dari prosedur (v)) dan dikurangi dengan hasil perhitungan laba (rugi) bersih selama periode yang diperbandingkan (hasil dari prosedur (iv)). 15. Pengukuran kembali sebagaimana diatur dalam paragraf 14, dilakukan surut hingga tahun dimana mata uang fungsional tersebut mulai berlaku. Penyajian Komparatif 16. Laporan keuangan periode yang diperbandingkan yang tidak menggunakan mata uang fungsional, harus diukur dan disajikan kembali sesuai dengan cara yang dijelaskan pada paragraf 14 dan 15. Perubahan Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan 17. Perusahaan diharuskan untuk mengubah mata uang pencatatan dan pelaporan ke rupiah, apabila mata uang fungsional berubah dari bukan rupiah ke rupiah. Perubahan mata uang pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada awal tahun buku, tidak di tengah tahun buku. 18. Keputusan perusahaan untuk mengubah mata uang pelaporan hanya dapat dilakukan apabila telah terjadi perubahan substansi ekonomi dari mata uang fungsional. Dalam perjalanan hidup perusahaan, karena perubahan operasi atau pasar, mata uang fungsional perusahaan dapat saja berubah. Konsolidasi

19. Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional setelah mempertimbangkan indikator pada paragraf 08 terhadap induk perusahaan dan tiap anak perusahaan. Penjabaran laporan keuangan anak perusahaan ke mata uang fungsional pada laporan keuangan konsolidasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: i) Aktiva dan kewajiban dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca; ii) Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis; iii) Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang; iv) Dividen diukur dengan menggunakan kurs tanggal pencatatan dividen tersebut; v) Prosedur (i) sampai (iv) di atas akan menghasilkan selisih penjabaran kembali yang disajikan dalam akun ekuitas Sebagai Penjabaran. 20. Mata uang pencatatan induk perusahaan harus sama dengan mata uang pelaporan konsolidasi. Pengungkapan 21. Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini: a) Alasan penentuan mata uang pelaporan berdasarkan indikator pada paragraf 08; b) Perubahan mata uang pelaporan dan alasan perubahannya: i) alasan perubahan berdasarkan indikator pada paragraf 08, ii) kurs (historis, sekarang, atau rata-rata tertimbang) yang digunakan dalam pengukuran kembali atau penjabaran, iii) ikhtisar neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan sebagai perbandingan dalam mata uang pelaporan sebelumnya. Tanggal Berlaku Efektif 22. Pernyataan ini efektif berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tangal 1 Januari 2000. Penerapan lebih dini dianjurkan. Lampiran PENGUKURAN KEMBALI KE MATA UANG FUNGSIONAL

Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang sama seperti apabila catatan akuntansi perusahaan tersebut diselenggarakan dalam mata uang fungsionalnya. Dalam proses pengukuran kembali digunakan kurs historis, kurs sekarang, dan kurs rata tertimbang.berikut ini adalah contoh akun yang menggunakan kurs historis, kurs sekarang, dan kurs rata tertimbang. A. Akun yang Diukur Kembali dengan Kurs Historis Akun neraca Surat berharga yang dinilai berdasarkan harga perolehan Persediaan yang dinilai berdasarkan harga perolehan Pembayaran di muka, seperti asuransi, iklan dan sewa Aktiva tetap Paten, merk dagang, lisensi, dan formula Goodwill Aktiva tidak berwujud lainnya Beban ditangguhkan dan kredit, kecuali biaya perolehan Polis untuk perusahaan asuransi Pendapatan ditangguhkan Saham biasa Saham preferen dinilai berdasarkan harga penerbitan Akun laporan laba-rugi Pendapatan dan biaya yang terkait dengan aktiva atau kewajiban non-moneter Harga pokok penjualan Penyusutan aktiva tetap Amortisasi aktiva tidak berwujud Amortisasi pendapatan yang ditangguhkan B. Akun yang Diukur Kembali dengan Kurs Sekarang Aktiva dan kewajiban selain yang disebutkan di atas dikur dengan menggunakan kurs sekarang. Pada umumnya, akun yang menggunakan kurs sekarang adalah aktiva dan kewajiban moneter. C. Akun yang Diukur Kembali dengan Kurs Rata-Rata Tertimbang Akun laporan laba-rugi seharusnya diukur dengan menggunakan kurs historis. Namun apabila hal ini diterapkan, penyusunan laporan keuangan akan menjadi tidak praktis. Dalam hal ini dapat ditempuh cara lain, yaitu dengan penggunaan kurs rata-rata tertimbang yang dapat mencerminkan perubahan kurs selama periode laporan keungan yang dicakup.