KIAT LANGKAH MENGELOLA KOPERASI BARU



dokumen-dokumen yang mirip
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI

APA ITU KOPERASI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN

MENGENAL KEUANGAN DAN MODAL KOPERASI

PERAN DUAL IDENTITY DALAM KEANGGOTAAN KOPERASI Oleh : Siti Maro ah *)

EFISIENSI = REVENUE > COST

MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR EFISIENSI. Triyono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

Contoh laporan keuangan koperasi

PENGARUH VOLUME USAHA DAN BIAYA USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA KOPKAR DI KOTA BATAM. Makhdalena Universitas Riau. Abstrak

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

ANGGOTA DALAM RANGKA MENUNJANG PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya, dana

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50

ORGANISASI KOPERASI. Evan Purnama Ramdan

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

A. PENDAHULUAN WIB. 1 diunduh pada tanggal 18 Juli 2012, pukul

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

Oleh: Agung Utama ASPEK KEUANGAN DALAM PERENCANAAN USAHA

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN A. Deskripsi Mata Kuliah B. Standar Kompetensi Mata Kuliah

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. IV.1. Sejarah Singkat KUD Muara Mahat Sejahtera. bedomisili dan berkantor di Desa Muara Mahat Baru Kecamatan Tapung

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

KEWENANGAN NOTARIS MEMBUAT AKTA KOPERASI Habib Adjie (Notaris PPAT PL II Kota Surabaya) TELP : FAX :

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015


Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 5 TAHUN 2000 (5/2000) TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN MOBILITAS PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyebabnya adalah implementasi sistem pengendalian manajemen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

KUESIONER. Hubungan Partisipasi Anggota dengan Kesejahteraan Anggota Koperasi Karyawan Perusahaan Jasa di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

MANAJEMEN KOPERASI Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORITIS

ELASTISITAS JUMLAH TABUNGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES. Sri Rahayu.

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

PROSEDUR/TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI Di KALANGAN MASYARAKAT

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KEPADA LPDB-KUMKM

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR 08/per/Dep.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Karyawan (Kopkar) Cipta Sejahtera PDAM Tirta Moedal Kota

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945; 2.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

B U P A T I S R A G E N

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

PEMBUKUAN DALAM ADMINISTRASI KOPERASI

Transkripsi:

KIAT LANGKAH MENGELOLA KOPERASI BARU DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010

KATA PENGANTAR Persoalan menyangkut tata kehidupan koperasi dalam prakteknya menghadapi kendala terutama pemahaman mendasar mengenai pemahaman nilai, prinsip, dan manajemen koperasi, sehingga hal ini ikut mempengaruhi keberadaan dan tumbuh berkembangnya koperasi dimasyarakat. Pengenalan perkoperasiaan kepada khalayak akan menstimulasi pemahaman dan minat masyarakat menjadi anggota maupun mendirikan koperasi sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Praktek berkoperasi masih dihadapkan pada kendala dalam penyelenggaraan keorganisasian dan usaha koperasi. Buku saku berisi uraian praktis perkoperasian, yang dapat dijadikan pegangan umum dan bahan bacaan singkat bagi berbagai kalangan masyarakat, serta dapat membuka wawasan pembacanya mengenai koperasi. Buku saku perkoperasian ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun diperlukan bagi koperasi, anggota, pengurus, pengawas dan masyarakat untuk lebih memahami koperasi. Semoga Allah SWT memberkati dan menempatkan karya ini sebagai amal kebajikan. Amin Jakarta, 2010 Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

DAFTAR ISI Kata Pengantar... I Daftar Isi... III KIAT-LANGKAH MENGELOLA KOPERASI BARU... 1 Langkah 1: Pemahaman Perangkat Hukum dan peraturan... 2 Langkah 2: Menyusun Aturan Main Organisasi... 3 Langkah 3: Sosialisasi Anggaran Dasar Kepada Anggota dan Karyawan Koperasi... 5 Langkah 4: Melengkapi Sarana dan Prasarana Koperasi... 6 Langkah 5: Memfungsikan Perangkat Organisasi Koperasi... 7 Langkah 6: Mengelola dan Mengorganisasikan Sumber Daya yang Dimiliki Koperasi... 8 Langkah 7: Menggerakan dan Menjalankan Organisasi & Usaha Koperasi... 9 Langkah 8: Mengendalikan Organsasi dan Usaha Koperasi... 11 5 (LIMA) LANGKAH USAHA KOPERASI BARU... 12 Langkah 1: Identifikasi Jenis/Bidang Usaha Koperasi... 13 Langkah 2: Menaksir Volume Usaha... 14

Langkah 3: Menaksir Kebutuhan Modal dan Sumbernya... 15 Langkah 4: Perkiraan Hasil Usaha... 17 Langkah 5: Menaksir Manfaat yang Diterima Anggota... 19 Daftar Pustaka... 21

KIAT-LANGKAH MENGELOLA KOPERASI BARU Delapan (8) kiat-langkah mengelola koperasi baru : 1. Pemahaman perangkat hukum dan peraturan 2. Menyusun aturan main organisasi (anggaran dasar) 3. Sosialisasi aturan main kepada seluruh anggota 4. Melengkapi sarana dan prasarana koperasi termasuk buku-buku organisasi 5. Memfungsikan perangkat organisasi koperasi 6. Mengelola dan mengorganisasikan sumber daya yang ada (manusia, uang, sumber daya alam, fisik dll) 7. Menjalankan dan menggerakan organisasi dan usaha koperasi 8. Mengendalikan organisasi dan usaha koperasi Langkah 1: Pemahaman Perangkat Hukum Dan Peraturan Bagi pengurus dan pengawas baru yang telah diangkat oleh anggota sebaiknya sebelum melaksanakan tugas terlebih dahulu harus memahami UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dan peraturan turunannya yang berlaku Dokumen UU dan peraturan yang dimaksud dapat diperoleh di instansi yang membidangi koperasi di tingkat Kabupaten/Kota. Tahap ini merupakan masa orientasi bagi pengurus dan pengawas untuk memahami jatidiri koperasi (devinisi, fungsi, dan peran, tujuan koperasi, perangkat organisasi, ruang lingkup usaha koperasi, permodalan koperasi, jenis koperasi, dsb) Jika sudah dipahami, pengurus dan pengawas dianggap siap untuk menjalankan dan menggerakan organisasi koperasi.

Langkah 2: Menyusun Aturan Main Organisasi (Anggaran Dasar) Meskipun dalam rapat pembukaan koperasi anggaran dasar harus sudah disusun oleh kelompok pemrakarsa, tapi pada kenyataan masih perlu disempurnakan untuk dilampirkan pada saat pengajuan akta pendirian. Anggaran dasar adalah ketentuan-ketentuan pokok yang mengatur tentang tata laksana kehidupan organisasi koperasi. Ketentuan pokok yang dimaksud mencakup: 1. Daftar nama pendiri; 2. Nama dan tempat kedudukan; 3. Maksud & tujuan serta bidang usaha; 4. Ketentuan mengenai keanggotaan; 5. Ketentuan mengenai rapat anggota; 6. Ketentuan mengenai pengelolan; 7. Ketentuan mengenai permodalan; 8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; 9. Ketentuan mengenai pembahgian hasil usaha; 10. Ketentuan mengenai sanksi; Langkah 3: Sosialisasi Anggaran Dasar Kepada Anggota Dan Karyawan Koperasi Tujuanya adalah agar seluruh anggota termasuk juga karyawan mengetahui dan memahami bagaimana berorganisasi di koperasi yang baik dan benar. Fokus sosialisasi kepada anggota adalah mengenai hak dan kewajiban anggota baik sebagai pemilik maupun pelanggan koperasi, mekanisme pengambilan keputusan di koperasi. Gunakan metode sosialisasi yang menyenangkan sesuai dengan latar belakang sosio-kultural anggota. Langkah 4: Melengkapi Sarana Dan Prasarana Koperasi Prasarana yang harus ada: kantor dengan papan nama koperasi yang jelas. Sarana: meja, kursi, lemari, telepon, komputer dsb.

Buku-buku organisasi: 1. Buku daftar anggota; 2. Buku notulen rapat; 3. Buku inventaris; 4. Buku tamu; 5. Buku sarana pejabat; 6. Buku lain yang diperlukan. Buku-buku organisasi diatas dapat diperoleh pada intansi yang membidangi koperasi di Kabupaten/Kota. langkah 8: Mengendalikan Organisasi Dan Usaha Koperasi Pengendalian Pasif 1. Memonitor kegiatan; 2. Mengevaluasi kegiatan; 3. Mengawasi pelaksanaan; 4. Buku tamu; 5. Buku saran pejabat; 6. Buku lain yang diperlukan. Pengendalian aktif: 1. Mencari factor penyebab terjadinya penyimpangan; 2. Mencari solusi pemecahan agar penyimpangan dapat ditekan dan bila memungkinkan dicegah. Pengendalian organisasi dan usaha koperasi menjadi tanggung jawab pengurus, sedangkan pengawas dititik beratkan pada pengawasan. 5 (LIMA) LANGKAH USAHA KOPERASI BARU 1. Identifikasi jenis/bidang usaha 2. Menaksir volume (skala) usaha 3. Menaksir kebutuhan modal dan sumberdaya 4. Memperkirakan perhitungan hasil usaha 5. Menaksir manfaat yang dapat diterima anggota

Langkah 1: Identifikasi Jenis/Bidang Usaha Koperasi Karena anggota koperasi memiliki identitas ganda yaitu sebagai pemilik dan penggalang, maka usaha koperasi harus ada keterkaitan dengan kebutuhan anggota. Jika anggota koperasi adalah para petani yang ikut mengelola hutan, maka usaha yang harus diadakan oleh koperasi selayaknya sesuai dengan kebutuhan petani yang mengelola usaha kehutanan. Usaha uang dibutuhkan oleh para petani hutan, misalnya: 1. Penyediaan sarana produksi tani hutan seperti: kandang, bibit sapi, peralatan tani dan sebagainya; 2. Pemasaran hasil produksi tani hutan dari anggota; 3. Penyediaan sembako; 4. Layanan jasa keuangan simpan pinjam. Langkah 2: Menaksir Volume Usaha Volume usaha koperasi dapat ditaksir dengan cara : 1. Menaksir rata-rata kebutuhan anggota per satuan periode (hari, minggu, bulan, musim atau tahun) : 1. Sarana produksi = Rp.. 2. Pemasaran hasil = Rp.. 3. Sembako = Rp.. 4. Simpanan = Rp.. 5. Pinjaman = Rp.. 2. Mengalikan rata-rata kebutuhan per periode dari masing-masing kebutuhan anggota dengan jumlah anggota dan calon anggota akan dilayani akan diperoleh volume usaha koperasi senilai Rp. Langkah 3: Menaksir Kebutuhan Modal dan Sumbernya 1. Modal Kerja Operasional - Pembelian Sarana Produksi = Rp - Pembelian Produk Anggota = Rp - Pembelian Sembako = Rp

- Pinjam Yang Diberikan = Rp - Upah Kerja = Rp - Gaji Karyawan = Rp - Biaya Organisasi = Rp ----------------------------------------------------------------------- Total Per Tahun Modal Kerja Per Tahun = Rp.. = Rp.. 2. Modal Untuk Investasi = Rp.. - Tanah = Rp.. - Kantor = Rp.. - Peralatan = Rp.. - Perijinan = Rp.. - Kendaraan = Rp.. - Aktiva Lainnya = Rp.. ------------------------------------------------------------------------ Total Inventasi = Rp. 3. Kebutuhan Modal Modal Kerja Per Bulan + Modal inventasi = Rp. Langkah 4: Perkiraan Hail Usaha Agar diperoleh ketelitian yang baik, sebaiknya perhitungan hasil usaha dilakukan terpisah tiap bidang usaha Contoh format untuk menghitung hasil usaha unit sarana produksi : 1. Penjual = Rp. 2. Harga Pokok = Rp. ------------------------------------------------------------------------- Hasil usaha kotor = Rp. 3. Biaya operasioanal = Rp. 4. Biaya organisasi = Rp.

5. Penyusutan = Rp. 6. Bunga pinjaman = Rp. ------------------------------------------------------------------------- Hasil usaha bersih = Rp. Hasil usaha untuk seluruh unit usaha koperasi dihitung: menjumlahkan/rekapitulasi seluruh unit usaha yang akan dibuka koperasi = Rp.. Hasilnya merupakna volume usaha koperasi per periode tertentu. Langkah 5: Menaksir Manfaat yang Diterima Anggota Karena anggota koperasi memiliki identitas ganda yaitu sebagai pemilik dan penggalang, maka usaha koperasi harus ada keterkaitan dengan kebutuhan anggota setia dan terus berpartisipasi Manfaat yang dapat diberikan: 1. Jumlah anggota yang dilayani =.. orang 2. Volume Transanksi (dirinci berdasarkan pembelian saprotan, penjualan hasil, pembelian sembako, pengambilan pinjaman, dll) = Rp.. 3. Manfaat ekonom Langsung yang diterima anggota dapat dihitung : Mengalikan volume transksi anggota dengan selisih harga yang menguntungkan anggota = Rp 4. Manfaat Ekonomi tidak langsung : Besarnya prosesentasi sisa hasil usaha (shu) bagi anggota sesuai dengan anggaran dasar dan keputusan rapat anggota = Rp

DAFTAR PUSTAKA Departemen KoperasidanPembinaanPengusahaKecil, R.I. 1993, Pelatihan Dasar Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi / KUD, Jakarta. Folke Dubell, 1985. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri, Jatinangor : ikopin. Hanel, Alfred. 1994. Dual or Double Nature of Cooperative. Dalam Internasional Handbook of Cooperative Organization. Vandenhoeck&Ruprecht. Gottingen. Herman Soewardi. 1995. Filsafat Koperasi atau Cooperativism. UPT Penerbit Ikopin. Ima Soewandi, tanpa tahun Latar Belakang Sejarah dan Sendi Dasar Koperasi (sebuahout-line), jakarta : Departemen Perdagangan dan Koperasi. Munkner, 1989. Pengantar Hukum Koperasi, Bandung : Unpad Ropke, Jonche, 1995. The Economic Theory of Cooperative Enterprises in Developing countries. With Special Reference ti Indonesia. Marburg. Sagimun, M.D. 1990. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta. Suarny Amran, 1992. Analisis Beberapa Kesalahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dalam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan Koperasi, Editor Rusidi dan Maman Sutarman, Jatinangor, Bandung : Ikopin. Tim Ikopin. 2000. Penjiwaan Koperasi. Bandung:Ikopin. Jatinangor, Bandung : Ikopin T.Gilarso.1989. Pengelola Koperasi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian.