Data Integration Modul Sybase Power Designer

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB

Bab 1a Case Tools - Case Studio 2

TUTORIAL PERANCANGAN DATABASE DENGAN MENGGUNAKAN SYBASE POWER DESIGNER 11

APLIKASI BASIS DATA BERBASIS MICROSOFT ACCESS

Gambar 4.37 Layar Untuk Pembuatan Kolom

Perancangan Analisis dan Database Sistem

Membuat Entity Relationship Diagram (ERD) Menggunakan MySQL Workbench

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soemarso (2007:08) dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar

TABEL DATABASE TABEL - KODE BARANG TOKO INFOMART BARANG - NAMA BARANG - HARGA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto.

BAB III LANDASAN TEORI. penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk

1. MENGENAL VISUAL BASIC

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

Gambar 1. Jendela Ms. Access Pilihan: New : menu untuk membuat file basis data baru. Recent : menu untuk membuka file basis data yang sudah ada.

Perancangan CASE Tools Untuk Mendesain. Conceptual Data Model dan Physical Data Model. Dengan Pendekatan Berorientasi Objek SKRIPSI.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB-I DATABASE DAN MENGENAL MICROSOFT ACCESS

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

MODUL TIK: Tutorial Merancang Database dengan Microsoft Access Oleh: Heri Istiyanto

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

KSI B ~ M.S. WULANDARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Bagian dari administrasi yang khusus mencatat segala kejadian yang. keuangan suatu badan atau perkumpulan tiap-tiap saat.

BAB III LANDASAN TEORI

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi menjadi

MENGOPERASIKAN PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MICROSOFT ACCESS

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB-XI MEMBUAT SUBFORM

Arif Basofi Laboratorium Database Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS ER Diagram (CDM-PDM) Power Designer 6 Data Architect

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Modul 4 Microsoft Access 2007

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI. Aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan oleh user untuk

Mengoperasikan Dasar-Dasar Basis Data (Database)

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM KOMPETENSI

Bab 10 Membuat, Menggunakan dan Memodifikasi Form

1. Pengertian Database

BAB III LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BASIS DATA

MEMBUAT LAPORAN (DATA REPORT)

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

Riyanto

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

4.2. Jenis-Jenis Relationship Seperti yang pernah dibahas pada teori database, terdapat tiga jenis relationship, yaitu: 1. 1 : 1 : One-to-One Setiap r

BAB III METODE PENELITIAN. penyelesaian hasil utama. Analisis sistem perangkat lunak adalah dokumen. komputer yang akan mengimplementasikan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 6 MEMBUAT DAN MEMODIFIKASI LAPORAN (REPORT)

BAB 5. MEMBUAT DAN MENGGUNAKAN FORM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I Pengenalan Microsoft Visual Basic 6.0

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB IV 4. DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

Modul ke: Aplikasi Komputer 13TEKNIK. Pengantar Ms. Access Lanjutan. Fakultas. Hendri, ST. MT. Program Studi

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait untuk

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Transkripsi:

Data Integration Modul Sybase Power Designer DisusunOleh : Putu Agus Yoga Suryadinatha (15101153) I Komang Wahyu Widhiantara (14101143) Rizky Hartono (14101642) SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER INDONESIA (STIKI) TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN Sybase Power Designer adalah sebuah paket program desain tools yang digunakan untuk membuat visualisasi, dokumentasi dan mendesain suatu sistem perangkat lunak. Paket ini meliputi: 1. Process Analyst Model (PAM) 2. Data Architect tools 3. Application modeler tools 4. Metawork tools 1. Process Analyst Model Process analyst adalah suatu Powerdesigner tool yang memungkinkan untuk menggambarkan aliran informasi dari suatu proses di dalam sistem informasi. Suatu PAM menunjukkan bagaimana data diubah dan menunjukkan proses fungsional yang berlaku untuk data itu. Produk ini adalah merupakan suatu alat (tools) yang dapat digunakan untuk membuat pemodelan aliran informasi suatu sistem perangkat. Dengan menggunakan produk software ini diharapkan dapat : - Membangun model fungsional ( OMT) dan diagram arus data - Menggunakan lambang sesuai dengan berbagai metoda didukung: OMT, Yourdon/Demarco, Gane& Sarson, dan SSADM - Menciptakan suatu hirarki proses - Customize dan mencetak laporan model - Menggunakan data item dari suatu Data Konseptual Model ( CDM) - Menggunakan OLE teknologi untuk menghubungkan rancangan model ke aplikasi lain Suatu PAM memungkinkan untuk: - Meneliti proses dari suatu sistem - Menghadirkan proses ini dalam wujud suatu model - Menciptakan suatu struktur pohon hirarkis [yang] mewakili proses ini 2. Data Architect Data architect adalah sebuah tools yang digunakan untuk mendesain suatu data base. Tools ini akan memberikan keuntungan yaitu akan dapat memberikan dua tingkat pendekatan dalam desain pemodelan data yaitu tingkat konseptual atau logikal (CDM ; Conseptual data Model) dan tingkat fisikal (PDM : Physical data Model). Dengan menggunakan data architect kita akan dapat : - Membuat Model suatu sistem informasi dengan menggunakan suatu entityrelationship diagram. Model ini disebut Conceptual Data Model (CDM) - Menghasilkan suatu Physical Data Model ( PDM) untuk suatu target database management sistem ( DBMS), mempertimbangkan pokok-pokok dari DBMS - Mengcustumize PDM untuk menyesuaikan performa tingkah laku dan fisik - Menghasilkan script database untuk target DBMS - Menghasilkan suatu referensi integritas jika mereka didukung oleh target database

- Meng-customize dan mencetak laporan model - Merekayasa balik aplikasi dan database dan aplikasi - Menggambarkan atribut yang diperluas untuk PDM object 3. Application modeler tools a. CDM(Conceptual Data Model) Suatu CDM menghadirkan keseluruhan struktur logis dari suatu database, yang mana tidak terikat pada jenis apapun perangkat lunak atau penyimpanan data struktur. Suatu model konseptual sering berisi object data yang belum diterapkan didalam fisik database [Itu] memberi suatu penyajian yang formal menyangkut data yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan atau suatu aktivitas bisnis. CDM mempunyai beberapa peran sebagai berikut : - Menghadirkan organisasi data di (dalam) suatu format grafis - Memverifikasi kebenaran disain data - Menghasilkan PDM yang (mana) menetapkan implementasi phisik (menyangkut) database Suatu CDM menggambarkan interaksi dari beberapa objek berikut: Objek Keterangan Domain Satuan nilai-nilai daerah di mana suatu data item sah Data item Potongan informasi dasar Entity atribut Entity Relationship Inheritance link Potongan informasi dasar yang terberkait dengan suatu entity Orang kesatuan, tempat, hal atau konsep yang mempunyai karakteristik kepada perusahaan dan sekitar yang anda inginkan untuk menyimpan informasi Nama asosiasi atau koneksi antar entity Hubungan khusus yang menggambarkan suatu kesatuan sebagai kasus khusus dari suatu kesatuan yang lebih umum b. PDM (Physical data model) PDM adalah merupakan suatu implementasi phisik dari database. Dengan PDM, kita dapat mempertimbangkan secara detil tentang implementasi phisik nyata. PDM mmemasukkan kedalam laporan perangkat lunak atau penyimpanan data struktur. Kita dapat memodifikasi PDM untuk menyesuaikan batasan phisik (physical constrain) atau hasil rancangan. PDM mempunyai beberapa peran sebagai berikut : - Menghadirkan organisasi phisik data di (dalam) suatu format grafis - Menghasilkan catatan untuk modifikasi dan pembuatan database - Menggambarkan batasan (constrain) dan referensi integritas - Menghasilkan extended atribut - Merekayasa balik database yang ada - Memperbaharui suatu CDM Ada beberapa jalan untuk membuat suatu PDM: - Membuat suatu PDM dari suatu CDM - Membuat suatu PDM sejak dari awal mula - Mengkonversi dari suatu database ke dalam suatu PDM Suatu PDM menggambarkan interaksi dari beberapa object berikut : Objek Keterangan Table Kumpulan dari baris-baris (record) dan kolom-kolom (fields) Column Struktur data yang berisi data item atau attribute didalam suatu baris

Primary key Foreign key Index Reference view (record), suatu model persamaan dari kolom database (fileds) colomn yang memiliki nilai unik mengidentifikasikan suatu baris dalam tabel colomn yang memiliki nilai tergantung dari primary key dalam tabel yang lain (relation tabel) Struktur data yang didasarkan pada suatu kunci (key), didasarkan pada kecepatan akses dan nilai control tertentu hubungan antara primary key dan foreign key dari tabel yang berbeda Struktur data yang merupakan hasil dari query sql dan dibangun dari data di dalam satu atau banyak tabel 4. Metaworks Metaworks merupakan kamus adalah suatu alat untuk me-manage pengembangan aplikasi di dalam suatu kelompok lingkungan perangkat lunak. Dengan menggunakan Metaworks kamus kita dapat: - Menciptakan profil dan rekening/tg-jawab untuk para pemakai kamus - Menciptakan proyek, model dan submodels, dan menugaskan [mereka/nya] ke para pemakai - Mengunci dan membuka kunci model - Menyuling/Menyadap dan memperkuat model dan submodels - Membandingkan definisi obyek dan mengatur konflik data - Membuat kamus query - Memodifikasi object di (dalam) kamus Apa yang merupakan tujuan dari suatu kamus? Bagian ini menjelaskan bagaimana kamus Metaworks dapat membantu untuk mengembangkan aplikasi. 1. Memungkinkan kerjasama sekelompok Manakala mengembang;kan aplikasi yang besar diperlukan pembagian dan organisasi tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan untuk menyimpan atau memelihara aplikasi yang besar seghingga dapat dikendalikan dalam dunia waktu nyata. Para pengembang dapat Berbagi informasi, membuat aplikasi secara bersama-sama. 2. Memastikan integritas data Team perancang memberikan permasalahan yang serupa kepada user lain yang jumpai di (dalam) multiuser database. Para perancang mungkin punya daerah tanggung jawab yang tumpang-tindih dan boleh mengakses data yang sama secara serempak, hal ini akan dapatmembahayakan integritas data. Oleh karena itu perlu komunikasi dan kerjasama secara saksama dan kontinyu antar anggota. Kamus Metaworks membantu pengembang memastikan integritas data selagi sejumlah besar para pemakai mengijinkan untuk mengakses data yang sama. 3. Memastikan konsistensi Yang tidak kalah penting untuk team perancang aplikasi adalah pemusatan data. Dengan ituteam perancang dapat menggunakan kembali bagian-bagian dari model, adalah mungkin untuk membangun aplikasi tambahan selagi pemeliharaan model tetap (konsisten). Sehingga keseluruhan proses pengembangan akan menjadi lebih efisien. Kamus Metaworks memusatkan data disain untuk semua sistem informasi aplikasi dan dapat memastikan kecocokan dan konsistensi dari aplikasi yang berbeda. 4. Memungkinkan data untuk bersama Di dalam banyak organisasi, aplikasi jarang beroperasi dengan bebas dari satu/ orang ke orang lain. Operasi mandiri akan bisa dipastikan di dalam data

inconsistencies dan akan mendorong kearah suatu gangguan di dalam sistem informasi. Kamus Metaworks membantu team perancang mengatur definisi daerah dan data. [kamus metaworks akan menyimpan semua data di dalam sistem informasi, dan mungkin dapat digunakan untuk proyek yang berbeda. Hal ini memungkinkan semua para perancang, mengikuti hak akses yang sudah dikenal mereka 5. Fitur yang dimiliki Process Analyst Process Analyst digunakan untuk membuat model beraliran data (data flow model), yang disini disebut PAM (ProcessAnalyst Model). Hal-hal yang dapat dilakukan: - Membuat data flow diagram (DFD) - Menggunakan simbol yang berhubungan dengan metode yang di-support, yaitu: OMT, Yourdon/DeMarco, Gane&Sarson, dan SSADM - Membuat hirarki proses - Mengkustomisasi dan mencetak model report - Menggunakan data item dari Conceptual Data Model (CDM) - Penggunaan teknologi OLE untuk me-link model dengan aplikasi lain. 6. Konsep Dasar Semua metodologi yang diimplementasikan dalam ProcessAnalyst menggunakan konsep pemrosesan data yang sama. Process Analyst men-support empat metodologi: - Object Modeling Technique (OMT) functional model - Yourdon/DeMarco - Gane & Sarson - Structured System Analysis and Design Methodology (SSADM) Untuk memilih metoda dalam ProcessAnalyst: 1. Pilih menu File, lalu Model Options. 2. Pilih radio button dalam groupbox Method. Untuk memulai, pilih method OMT Functional Model. Pada bagian Data items/domain, isi checkbox Enforce dan Data type. Pada bagian Model type, isi checkbox Context model. 3. Click OK Maka Tools palette dan simbol objek dalam model berubah. 7. Beberapa Definisi - Process: "Black box" yang menerima data, mentransformasikannya dan memberikan hasil (output). - Process decomposition: Memecah process menjadi beberapa level hirarki yang lebih rendah. - External entity: Sumber data yang digunakan dalam model. - Data store: Lokasi pada sistem di mana data di simpan untuk sementara atau permanen. - Data flow: Perpindahan data antar komponen dalam sistem.

BAB II KOMPONEN APLIKASI PROSES Menu Toolbar Tools Workspace Gambar 1. Tampilan utama ProcessAnalyst Seperti tampak pada gambar di atas, maka tampilan program terdiri dari komponenkomponen: 1. Menu, terdiri dari 8 komponen menu utama, yaitu File, Edit, Dictionary, Arrange, Format, View, Window, dan Help. 2. Toolbar, merupakan shortcut yang menunjuk pada sub menu yang paling sering diakses. 3. Tools, digunakan untuk menggambar objek-objek dalam model yang bersangkutan. 4. Workspace, digunakan untuk tempat meletakkan objek-objek yang dipilih. 1. Pembuatan Root Process Langkah pertama dalam membuat model adalah membuat root process, yaitu fungsi yang mengelompokkan semua fungsi lain dalam domain analisis. Dari root process inilah proses-proses lain dapat diturunkan. 1.1 Membuka Model Baru Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Jalankan aplikasi ProcessAnalyst. 2. Pilih menu File Save As, maka kota dialog File Save As muncul.

3. Ketikkan nama file. Nama file ini secara otomatis akan memiliki ekstension.pam. 4. Klik OK, maka model siap dibuat. 1.2 Membuat dan Mendefinisikan Proses Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Klik Process pada Tools, dalam Tools digambarkan sebagai kotak dengan gambar lingkaran yang didalamnya berwarna putih. 2. Klik pada workspace. Simbol proses akan muncul di tempat yang di-klik dengan label Prcs_n, di mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek. Angka yang tampak di atas nama proses adalah process identification number, yang mengindikasikan urutan penciptaan proses. 3. Klik kanan pada simbol proses yang baru dibuat tadi, kemudian pilih menu Properties, maka akan tampil Process Properties. 4. Ketikkan nama proses di dalam textbox Name. 5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis, sama dengan nama proses. 6. Klik OK, maka label Prcs_n tadi akan berganti menjadi nama proses. 1.3 Membuat dan Mendefinisikan External Entity Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Klik External Entity pada Tools, dalam Tools digambarkan sebagai gambar bujursangkar yang berwarna putih. 2. Klik pada workspace. Simbol external entity akan muncul di tempat yang diklik dengan label Entt_n, di mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek. 3. Klik kanan pada external entity yang baru dibuat, kemudian pilih menu Properties maka akan tampil External Entity Properties. 4. Ketikkan nama external entity pada textbox Name. 5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis sama dengan nama external entity. 6. Klik OK, maka label Entt_n tadi akan berganti menjadi nama external entity. 1.4 Membuat Data Store Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Klik Data Store pada Tools. Dalam Tools digambarkan sebagai dua garis sejajar dengan warna putih di antara kedua garis tersebut. 2. Klik pada workspace. Simbol data store akan muncul di tempat yang diklik dengan label Stor_n, di mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek. 3. Klik kanan pada data store yang baru dibuat, kemudian pilih menu Properties maka akan tampil Data Store Properties. 4. Ketikkan nama data store pada textbox Name.

5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis sama dengan nama data store. 6. Klik OK, maka label Stor_n tadi akan berganti menjadi nama data store. 1.5 Membuat Data Flow antar Objek Digunakan untuk me-link antar objek pada satu level DFD. Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Klik Data Flow pada Tools. Dalam Tools digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran kecil. 2. Klik objek pertama yang akan dihubungkan, misalnya sebuah external entity, kemudian tahan sejenak. Kemudian drag mouse ke objek kedua yang akan dihubungkan, misalnya sebuah proses, kemudian lepaskan tombol mouse. Simbol data flow akan muncul di tempat yang diklik dengan label Flow_n, di mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek. 3. Klik kanan pada data flow yang baru dibuat, kemudian pilih menu Properties maka akan tampil Data Flow Properties. 4. Ketikkan nama data flow pada textbox Name. 5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis sama dengan nama data flow. 6. Klik OK, maka label Flow_n tadi akan berganti menjadi nama data flow. Tampilan flow dapat diatur sehingga tidak akan tumpang tindih dengan flow lain. Misalnya saja titik pusat flow yang terdapat pada suatu proses dapat diatur dipatahkan bentuknya. Caranya: 1. Pilih flow yang akan dibengkokkan. 2. Tekan CTRL sambil meng-klik bagian tengah flow. 3. Drag flow ke arah lain untuk membuatnya patah. Atau flow dapat diatur bentuknya dengan cara: 1. Klik kanan data flow, kemudian pilih menu Line Style. 2. Pilih salah satu style atau bentuk data flow yang tersedia. 2 Medekomposisikan (Decompose) Root Process Root process merupakan proses pada tingkatan teratas hirarki proses (atau dalam konteks DFD disebut juga DFD level 0). Root process merupakan suatu proses yang melingkupi proses-proses lain. Untuk mengidentifikasikan proses-proses lain ini, maka dilakukan dekomposisi terhadap root process. 1. Mendekomposisi Proses Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Pilih proses yang akan didekomposisi. 2. Klik kanan pada proses tersebut, kemudian pilih Decompose, maka akan muncul window lain yang merupakan workspace bagi DFD level selanjutnya.

3. Untuk kembali ke awal, pilih menu Window, dan pilihlah Window yang diinginkan. 2. Membuat dan Menghubungkan Proses Langkah-langkah pembuatan proses di dalam workspace baru ini sama saja dengan pembuatan proses seperti yang sudah dijelaskan pada bagian 3.2. Langkah untuk menghubungkan antar proses pun sama seperti sudah dijelaskan pada bagian 3.3. Yang berbeda adalah pada DFD level setelah 0 (1, 2 dan selanjutnya), akan ada yang disebut migrated flow, yaitu data flow yang terhubung ke proses yang lebih tinggi. Hal ini ditandai dengan penamaan data flow, yang secara otomatis terbentuk ketika dilakukan pendekomposisian, dan nama data flow-nya diapit oleh kurung siku. Yang perlu dicatat adalah migrated flow tidak bisa terhubung langsung dengan data store. Sedangkan cara penyambungannya dengan proses lain adalah, tarik ujung data flow yang belum tersambung, tahan mouse, dan gerakkan mouse ke arah objek yang ingin dihubungkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika membuka properti proses, maka klik kotak Lowest Level jika proses tidak akan di-decompose lagi. Sedang jika tidak, biarkan kotak tanpa diklik. 3. Menampilkan Process Tree Ketika kita mendekomposisi suatu proses, kita menciptakan sub proses. Untuk melihat hirarki atau tingkatan proses, dapat digunakan Process Tree. Langkahlangkah yang dilakukan: 1. Pilih menu Dictionary Subprocesses Process Tree, maka akan muncul Process Tree window. Process Tree memberikan pandangan umum terhadap proses dan memungkinkan kita untuk menemukan suatu proses dalam diagram dengan menggunakan button Find. 2. Klik Close. 3. Memeriksa Model ProcessAnalyst dapat memeriksa apakah suatu PAM secara metodologi sudah benar. Adanya pesan error dan warning menandakan masih terdapat masalah dalam PAM. Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Pilih menu Dictionary Check Model. Maka akan muncul window yang menunjukkan proses pemeriksaan dan akan menampilkan pesan error dan warning. Pesan terakhir menunjukkan apakah model benar atau tidak. 2. Klik OK. 4. Mengatur Tampilan 1. Menambahkan Title Box Title box adalah kotak yang berisi informasi tentang model yang sedang dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Pastikan bahwa kita sedang berada di root process dengan memilih menu Window. 2. Pilih menu Edit Add Title, maka title box akan muncul di tengah-tengah model. 3. Klik kanan pada title box, kemudian pilih menu Properties maka akan tampil Subprocess Properties. 4. Ketikkan nama proyek pada textbox Project Name, kemudian klik tombol yang terdapat disamping textbox Project Code, sehingga nama code secara otomatis sama dengan nama proyek. 5. Ketikkan nama proses pada textbox Name, kemudian klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis sama dengan nama proses. 6. Isikan nama Anda pada textbox Author. 7. Isikan versi model yang sedang dibuat pada textbox Version. 8. Klik OK. 2. Mengubah Warna Window Langkah-langkah yang dilakukan: 1. Pilih menu Window Window Color. 2. Klik suatu warna pada palet. 3. Klik OK, maka warna background model berubah sesuai dengan warna yang dipilih. 3. Menampilkan Model di Tengah Halaman Langkah-langkahnya: 1. Klik button Zoom to Current Page pada toolbar. 2. Pilih button Grabber pada Tools yang berbentuk tangan. 3. Klik model, kemudian drag ke tengah-tengah halaman. 4. Mencetak Model Bila suatu model dicetak, maka yang dicetak adalah proses yang sedang ditampilkan pada layar. Langkah-langkahnya: 1. Pilih File Print Graphics. 2. Klik OK. 5. Keluar dari ProcessAnalyst Caranya: 1. Jika model belum disimpan, pilih menu File Save. 2. Pilih File Close, yang akan menutup window PAM. 3. Pilih File Exit untuk keluar dari proses analis

5. Keuntungan Sybase Power Designer Sybase Power Designer memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut jika dibandingkan dengan menggunakan cara manual atau menggunakan aplikasi pembantu dari vendor, yaitu : 1. Design database mayoritas menggunakan interface berupa tampilan grafik, hal ini berarti orang yang tidak mengerti bahasa SQL juga bisa menggunakan software ini untuk membuat database dengan berbagai macam tingkat kesulitan 2. Database dapat diciptakan independen dari RDBMS, Sybase tidak bergantung pada vendor tertentu saja untuk mengimplementasikan design database yang telah dibuat pada RDBMS seperti MySQL, Oracle, atau Microsoft SQL Server. Sybase dapat mengkonstruksikan database yang telah kita buat dalam berbagai macam RDBMS, bahkan RDBMS yang jarang kita dengar juga didukung oleh Sybase. 3. Migrasi database menjadi mudah, hal ini dikarenakan Sybase mempunyai fitur untuk mengkoneksikan diri dengan berbagai macam RDBMS seperti Oracle, MySQL, dan Microsoft SQL Server untuk mengkonstruksikan database yang telah didesign pada Sybase. 4. Hampir tidak memerlukan pengetahuan mengenai bahasa SQL, semuanya dilakukan dengan klik sana sini di Sybase, namun begitu kita dapat melihat hasil output SQL dari design database yang sudah kita buat Sybase Power Designer cocok untuk digunakan pada saat kita membutuhkan design database yang kuat dan fleksibel dan membutuhkan waktu yang cepat untuk konstruksi database.software ini juga sering digunakan di perusahaan-perusahaan karena lebih memudahkan mereka untuk melihat secara grafis dari database tersebut. Sybase Power Designer hanya di gunakan sebagai alat bantu saja.

BAB III IMPLEMENTASI Pada implementasi program aplikasi Power Designer, kami akan membuat sebuah contoh sistem perpustakaan menggunakan aplikasi power designer. Berikut langkahlangkahnya: 1. Kita buat dahulu sebuah Context Diagram yang terdiri dari satu buah Proses dan dua buah Eksternal Entitas 2. Hubungkan Eksternal Entitas pertama dengan sistem menggunakan tool flow, dapat ditemukan pada tool data flow diagram

3. Untuk mengubah format flow dapat di edit dengan melakukan klik kanan, pilih line style, dan klik bentuk line yang diinginkan 4. Langkah selanjutnya yaitu memberikan nama data flow, klik double pada line sehingga muncul seperti ini

Setelah itu klik ok, maka nama line akan berubah Lanjutkan hingga diagram konteks lengkap

5. Langkah selanjutnya yaitu membuat level 0, klik kanan pada proses peminjaman dan pengembalian buku, kemudian pilih decompose. Setelah itu tambahkan empat buah proses dan sebuah database hingga seperti dibawah ini 6. Setelah level 0 selesai dibuat, sekarang kita akan membuat level 1, yaitu perincian dari ke empat proses di level 0. Langkahnya dengan cara klik kanan pada proses 1.1 pendaftaran, kemudian klik decompose, kemudian tambahkan dua buah proses seperti gambar dibawah

7. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.2 Memeriksa 8. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.3 Meminjam

9. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.4 Pengembalian