BAB I PENDAHULUAN .1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sifat Asam Warna Coklat Suhu 35 0 C 60 0 C BOD ppm COD ppm TOD ppm

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Ir. Imam Syafril, MT NIP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Prancangan Pabrik Styrene dari Ethylbenzen Kapasitas ton/tahun A. LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

DAFTAR ISI 1. PROSPEK INDUSTRI DAN PEMASARAN BAHAN KIMIA PULP & KERTAS DI INDONESIA 1. - i- DAFTAR ISI PROFIL INDUSTRI KIMIA DI INDONESIA, 2017

Pabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi

PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE PRA RENCANA PABRIK. Oleh : MOHAMAD HAMDAN SULTONIK

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERINGAN BIOLOGICAL SLUDGE PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS DENGAN MENGGUNAKAN DEHYDRATOR DAN SLUDGE DRUM DRYER TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

BAB XI POLIMER. C dan C mempunyai ikatan ganda : ikatan tunggal = : ikatan ganda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

Prarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

Upstream dan Downstream Ter-Integrasi

BAB III PERANCANGAN PROSES

bergradasi halus, mineral filler, air dan bahan tambah lainnya dicampur secara merata dan dihampar di atas permukaan berbentuk bubur aspal atau

BAB I PENDAHULUAN. UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) merupakan salah satu. rumahan. Peranan UMKM sejak krisis moneter tahun 1998 dipandang sebagai

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. samudera yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter air laut

BAB III PERANCANGAN PROSES

panas,kuat,tahan terhadap berbagai bahan kimia dan permukaannya sangat licin (hampir tidak ada gesekan). Teflon ini digunakan diantaranya untuk

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Sistem pengering pilihan

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

No Properties Value 1 Density kg/m 3 2 Viscosity 5.27 m. Poise 3 Flash Point 22 o C 4 Fire Point 29 o C 5 Calorific Value

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Hasil-hasil distilasi minyak bumi berupa campuran beberapa alkana dan mungkin beberapa jenis hidrokarbon lain.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

Pengolahan Lumpur Tinja Pada Sludge Drying Bed IPLT Keputih Menjadi bahan Bakar Alternatif Dengan Metode Biodrying

EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRARANCANGAN PABRIK VINYL CHLORIDE MONOMER DENGAN PROSES PIROLISIS ETHYLENE DICHLORIDE KAPASITAS TON/TAHUN

Neraca Panas Heater II

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE

4. Melakukan identifikasi kegiatan kegiatan pada pekerjaan pembuatan kusen, pintu, dan kanopi dari UPVC.

Karakteristik Limbah Padat

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLONITRILE DENGAN PROSES DEHIDRASI ETHYLENE CYANOHYDRINE KAPASITAS TON/TAHUN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2011, No Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2011; c. bahwa dalam rangka pemberian Bea Mas

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.011/2011 TENTANG

PENGERINGAN REMPAH-REMPAH MENGGUNAKAN ALAT ROTARY DRYER

Prarancangan Pabrik Diamil Phthalat dari Amil Alkohol dan Phtalic Anhidrid dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

DAMPAK PENAMBAHAN POLIMER TERHADAP KARAKTERISTIK BETON ASPAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III SPESIFIKASI ALAT

PENGERINGAN BUBUK TEH DENGAN MENGGUNAKAN FLUID BED DRYER (FBD) (Aplikasi PTP.N.IV Bah butong Simalungun)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah industri polimer merupakan salah satu limbah yang tergolong dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pada umumnya limbah industri polimer berasal dari kegiatan produksi yang melibatkan proses esterifikasi dan polimerisasi untuk menghasilkan produk seperti polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl acetate (PVA), polyethylene (PE), polypropylene (PP), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), acrylonitrile styrene (AS), synthetic resin (alkyd, amino, epoxy, phenolic, polyester, polyurethane, vinyl acrylic), Phthalate (PET), polystyrene (PS), polyethylene terephthalate (PET), polystyrene (PS), styrene butadiene rubber (SBR). PT Indonesia Toray Synthetics (PT ITS) merupakan salah satu produsen polimer jenis polyester di Indonesia. Limbah yang dihasilkan dari PT ITS sebagian besar berupa limbah cair sedangkan limbah padatnya berupa hasil samping dari proses extrusion. Limbah cair pabrik polyester berasal dari unit kolom distilasi terdiri dari air, ethylene glycol, methyldioxolane, acetic acid, 1,4-Dioxane dan acetaldehyde. Senyawa-senyawa tersebut dihasilkan dari reaksi esterifikasi pada proses pembuatan polyester. Pada reaksi esterifikasi senyawa alkohol dan karboksilat direaksikan untuk menghasilkan senyawa ester dan air. Senyawa ester ini merupakan monomer yang akan bereaksi menjadi polyester pada proses polycondensation (Indrawan, 2010). Kehadiran limbah cair polyester dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah tersebut. Limbah cair yang berasal dari waste water treatment, mengalami pengolahan secara biologi menghasilkan sludge (lumpur) yang disebut biological sludge. Upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yaitu dengan memanfaatkan biological sludge sebagai bahan bakar boiler dengan menggunakan dua alat, yaitu dehydrator dan sludge drum dryer. 1

Bab I Pendahuluan 2 Dehydrator merupakan peralatan proses pengeringan sludge dengan melakukan thickening dan dewatering. Thickening merupakan proses pemadatan sludge untuk mengurangi kandungan air dalam sludge sedangkan dewatering merupakan proses pengeringan dengan atau tanpa media pemanas untuk mengurangi kandungan air dalam sludge. Effluent sludge yang harus dihasilkan dari proses pengeringan dengan menggunakan dehydrator yaitu kandungan air sludge maksimal 85 %. Sludge drum dryer adalah peralatan proses pengeringan lanjutan yang merupakan hasil dari pengeringan pada dehydrator. Proses pengeringan sludge menggunakan saturated steam dengan tekanan 0,6 MPa untuk mencapai kadar air sludge yang dihasilkan kurang dari 30 %. Mengingat pentingnya dehydrator dan sludge drum dryer sebagai peralatan proses pengeringan biological sludge untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan pemanfaatan sebagai bahan bakar boiler maka perlu adanya penelitian mengenai optimasi kondisi operasi kedua alat tersebut untuk mengoptimumkan proses pengeringan biological sludge. 1.2 Perumusan Masalah Biological sludge yang berasal dari proses pengolahan biologis akan dikeringkan sehingga menghasilkan wet cake. Dehydrator di PT ITS memiliki kemampuan mengurangi kadar air maksimal sebesar 85%. Namun data di lapangan menunjukkan kadar air wet cake pada range 80% 90%. Penelitian ini akan menentukan kondisi optimum operasi dehydrator untuk menghasilkan kadar air yang konstan dan memenuhi standar sebesar 85%. Kondisi operasi optimum yang akan diteliti adalah putaran screw dehydrator dan laju alir sludge yang masuk ke dehydrator. Wet cake yang dihasilkan dari dehydrator akan dikeringkan lebih lanjut pada sludge drum dryer untuk menghasilkan dry cake dengan kadar air kurang dari 15%. Media pemanas proses pengeringan pada sludge drum dryer adalah steam bertekanan 0,6 MPa (158,8 0 C, saturated steam) dengan laju penggunaan steam maksimal sebesar 335 kg/jam. Namun laju penggunaan steam di lapangan lebih besar dari 335 kg/jam yaitu sebesar 583

Bab I Pendahuluan 3 kg/jam. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengefesiensikan penggunaan steam tersebut. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menentukan putaran optimum screw dehydrator untuk menghasilkan kadar air (moisture content/m.c) minimum sludge. 2) Menentukan laju alir optimum sludge yang masuk ke dehydrator. 3) Mempelajari kurva karakteristik pengeringan pada sludge drum dryer. 4) Mengkaji fenomena perpindahan panas pada sludge drum dryer. 5) Menentukan waktu pengeringan optimum pada pengeringan dengan menggunakan sludge drum dryer. 1.4 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada : 1) Dehydrator yang digunakan berada di PT. Indonesia Toray Synthetics dengan spesifikasinya disajikan pada Tabel 1.1. Model Throughput (kgds/h) Tabel 1.1 Spesfikasi dehdyrator Panjang (inches) Dimensi Lebar (inchies) Tinggi (inchies) Electricity (kw) ES 302 Max 60 143,7 48,8 63,0 1,4 Dehydrator yang digunakan merupakan jenis volute dewatering press. Variasi putaran screw dehydrator yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah 40, 43, 47, 50, dan 53 rpm. Sedangkan variasi laju alir sludge inlet yang akan dilakukan adalah 5, 6, 7, 8, 9 m 3 /h. 2) Sludge drum dryer yang digunakan berada di PT. Indonesia Toray Synthetics dengan spesifikasinya disajikan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Spesifikasi sludge drum dryer Dimensi Steam Moisture Moisture Electricity Bahan Panjang Diameter Pressure Inlet Outlet (kw) (meter) (meter) (MPa) Stainless 85 % 30% 1,8 1,2 0,6 1,5

Bab I Pendahuluan 4 Sludge drum dryer di PT Indonesia Toray Synthetics merupakan jenis double drum dryer. Steam yang digunakan pada sludge drum dryer berada pada kondisi suhu 158 0 C dan tekanan 0,6 MPa. 3) Analisa yang dilakukan pada penelitian ini meliputi : a. Analisa kadar air (moisture content) dilakukan dengan menggunakan metoda Halogen Analyze Moisture. b. Analisa suhu pada sludge drum dryer dengan menggunakan thermogun infrared. 1.5 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap diantaranya : 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terdapat pada proses pengeringan sludge dengan menggunakan dehydrator dan sludge drum dryer. 2. Studi Literatur Studi literatur dilakukan melalui studi pustaka, kemudian dari media internet dan dari diskusi dengan pembimbing lapangan. Studi litertur dilakukan untuk dapat menentukan langkah pengujian dan pengambilan data yang akan dilakukan. 3. Tahap Persiapan Pengujian dan Pengambilan Data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan peralatan dan bahan untuk proses pengeringan biological sludge. 4. Tahap Pengujian dan Pengambilan Data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah : a. Penentuan kondisi operasi dehydrator Pengaturan kondisi operasi dehydrator bertujuan untuk mendapatkan putaran screw dan laju optimum. b. Penentuan waktu pengeringan sludge drum dryer Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah proses pengeringan biological sludge dengan menggunakan sludge drum dryer sebanyak enam run sehingga diketahui waktu pengeringan optimum.

Bab I Pendahuluan 5 5. Tahap Pengolahan data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pengolahan data percobaan pada dehydrator dan sludge drum dryer. Pengolahan data percobaan pada dehydrator meliputi kadar air biological sludge, penentuan putaran optimum screw dehydrator dan penentuan laju alir optimum sludge inlet. Sedangkan pengolahan data percobaan pada sludge drum dryer meliputi perhitungan perpindahan panas konduksi dan perhitungan pemasangan isolating, informasi kurva karakteristik pengeringan mengenai laju pengeringan konstan (Rc), kadar air pada saat konstan (Xc), dan kadar air pada saat kesetimbangan (X*). 6. Tahap Analisa Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisa dari hasil pengolahan data yang diperoleh pada alat dehydrator dan sludge drum dryer. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori dan informasi yang mendukung penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi metodologi yang dipakai untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis data hasil penelitian serta pembahasan data tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan.