BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION. : Indina Tarziah NPM :

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tunas Den s adalah perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak

Gambar 2.1 Logo +62 Sumber : Olahan Penulis (2015)

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB

Bab 1. PENDAHULUAN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA KONVEKSI TAS AFRA

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

HASIL DAN ANALISIS. data yang ada pada Konveksi Denny Sport untuk pembuatan sistem baru.

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PRODUK DAN JASA

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB V ULASAN HASIL PERANCANGAN

BAB II KERANGKA TEORI

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo

Nisaa Aqmarina EB10

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kata kunci: Pengumpulan Biaya Produksi Pesanan, Job Order Costing Method, Penetapan Harga Jual. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

AMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

ELSYA DESINAYA NELSON EKONOMI / AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA. David, Fred R Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia. Kuncoro, Mudrajad Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapatlah dikemukakan beberapa

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai jenis pakaian jadi berdasarkan pesanan (Job Order). Maka pada bab ini penulis akan melakukan perhitungan harga pokok produksi dari beberapa produk yang telah dihasilkan oleh Tunas Den s pada periode Maret 2013. Selama periode Maret 2013 perusahaan konveksi Tunas Den s telah menghasilkan beberapa produk dengan total produksi sebanyak 3.310 pieces pakaian, dalam rangka memenuhi pesanan yang telah diterima. Berikut rincian data produksi Tunas Den s pada periode Maret 2013: Tabel 4.1 Rincian Data Produksi Tunas Den s Periode Maret 2013 No Produk Kuantitas (pieces) Persentase 1 Kaos Wangki 2.500 75,53 % 2 Sweater 750 22,66 % 3 Jaket 60 1,81 % TOTAL 3.310 100 % 40

41 4.1 Unsur-Unsur Pembentuk Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013 pada Tunas Den s Sebelum melakukan perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan, terlebih dahulu diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang menentukan harga pokok produksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan akurat. Berdasarkan teori akuntansi biaya, unsur-unsur biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berdasarkan hasil penelitian, berikut unsur-unsur pembentuk harga pokok produksi periode Maret 2013 pada Tunas Den s: 4.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh bahan utama atau bahan langsung yang membentuk keseluruh bagian pada suatu produk dan dapat ditelusuri langsung pada barang yang dihasilkan. Bahan baku langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu produk. Berikut disajikan harga perolehan bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi pada periode Maret 2013:

42 Tabel 4.2 Harga Perolehan Bahan Baku Langsung Tunas Den s Periode Maret 2013 No Nama Bahan Baku Satuan Harga per Satuan 1 Bahan katun combed Kg Rp 75.000,00 2 Bahan fleece Kg Rp 66.000,00 3 Bahan taslan M Rp 25.000,00 4 Puring M Rp 9.000,00 5 Benang polyester Gulung Rp 17.000,00 6 Benang katun (kaos wangki) Gulung Rp 16.500,00 7 Benang katun (jaket) Gulung Rp 22.000,00 8 Benang bordir Gulung Rp 17.000,00 9 Resleting badan Piece Rp 6.000,00 10 Resleting saku Piece Rp 1.500,00 11 Kerah Kg Rp 52.000,00 12 Kancing Lusin Rp 6.500,00 13 Perepet Roll Rp 30.000,00 14 Tali kur Pak Rp 20.000,00 15 Cat sablon Kg Rp 42.000,00 16 Rip Sweater Kg Rp 45.000,00 Berikut ini penjelasan mengenai bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses produksi pada periode Maret 2013:

43 1. Bahan katun combed Bahan katun combed adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan disisir (combed) pada proses finishingnya. Katun combed memiliki serat kapas yang lebih panjang, lurus, rata, dan memiliki sedikit nap (sambungan kapas pada pilinan benang). 2. Bahan fleece Bahan fleece merupakan jenis kain yang sifatnya mudah menyerap tinta. Biasanya digunakan untuk produksi pakaian jenis fullprint yang disablon pada bagian badan dan bagian tangan seperti sweater. 3. Bahan taslan Bahan taslan adalah jenis kain yang digunakan untuk produksi jaket. Bahan taslan memiliki tekstur tebal dengan permukaan agak licin, memiliki kerapatan serat bahan yang tinggi dan bersifat waterproof. Bahan taslan memiliki keunggulan bahan yang nyaman saat dipakai karena mengikuti bentuk tubuh dan mudah dilipat. 4. Puring Puring adalah jenis kain tipis yang digunakan untuk lapisan bagian dalam jaket. Bahan puring memiliki tekstur kasar dan kerapatan serat yang rendah. 5. Benang polyester Benang polyester merupakan jenis benang yang digunakan pada proses obras. Benang jenis ini biasanya dibeli dalam satuan pak dimana setiap paknya berisi 12 gulung benang polyester.

44 6. Benang katun Benang katun biasa disebut juga sebagai benang jahit, terbuat dari serat alami (kapas). Pada perusahaan konveksi biasanya benang katun dibeli dalam satuan pak yang dalam setiap pak berisi 12 gulung benang katun. 7. Benang bordir Benang bordir adalah jenis benang dengan tekstur lebih halus, digunakan dalam proses bordir agar pakaian terlihat lebih menarik. 8. Resleting Resleting adalah bahan baku yang digunakan untuk melengkapi produksi jaket sebagai pengganti kancing. 9. Kerah Kerah adalah salah satu komponen yang melengkapi pakaian. Kerah menempel di bagian lingkar leher, sehingga menjadi hiasan untuk bagian leher pakaian. Kerah digunakan untuk produksi kaos wangki dan polo shirt. 10. Kancing Kancing adalah bahan baku yang digunakan untuk produksi kaos agar produk terlihat lebih menarik. 11. Perepet Perepet merupakan material tekstil yang digunakan pada sweater, terdiri dari dua bagian yang dapat menyatu jika dipertemukan. Dua bagian tersebut memiliki tekstur masing-masing kasar dan halus.

45 12. Tali kur Tali kur adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi sweater. Biasanya terdapat bada bagian topi dan tangan sweater. 13. Cat sablon Cat sablon adalah bahan baku berupa tinta yang digunakan pada proses sablon untuk sweater. 14. Rip sweater Rip merupakan bahan baku yang digunakan pada bagian pinggiran lengan dan bagian pinggiran bawah pada sweater. Sehingga jahitan pada sweater terlihat rapi. 4.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk upah karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan manfaatnya dapat ditelusuri langsung pada barang yang dihasilkan. Tunas Den s menentukan tarif atau upah yang berbeda untuk setiap jenis pengerjaan dan jenis produknya. Upah yang dibayarkan adalah upah per satuan produk. Berikut disajikan spesifikasi pekerjaan dan masing-masing upahnya untuk produksi periode Maret 2013:

46 Tabel 4.3 Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Upah per Piece 1 Bagian Pemotongan (kaos) Rp 3.000,00 2 Bagian Pemotongan (sweater) Rp 3.000,00 3 Bagian Pemotongan (jaket) Rp 3.500,00 4 Bagian Jahit (kaos) Rp 2.500,00 5 Bagian Jahit (sweater) Rp 7.000,00 6 Bagian Jahit (jaket) Rp 11.000,00 7 Bagian Obras (kaos) Rp 1.500,00 8 Bagian Obras (sweater) Rp 2.500,00 9 Bagian Bordir (kaos) Rp 2.500,00 10 Bagian Bordir (jaket) Rp 6.000,00 11 Bagian Sablon (sweater) Rp 3.500,00 Penentuan upah untuk tenaga kerja langsung dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan dalam pemberian balas jasa. Penentuan upah ini ditentukan atas dasar keputusan pemilik perusahaan dan perjanjian dengan karyawan. Upah ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima setiap periodenya. Semakin banyak seorang pegawai mengerjakan suatu pesanan dan semakin tinggi tingkat kesulitan pengerjaannya, maka akan semakin tinggi pula upah yang diberikan.

47 4.1.3 Biaya Overhead Pabrik Biaya tidak langsung atau biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang menunjang proses produksi. Biaya overhead merupakan biaya yang manfaatnya tidak dapat ditelusuri langsung pada suatu produk. Biaya overhead pabrik yang terjadi dalam proses produksi Tunas Den s pada periode Maret 2013 adalah sebagai berikut: a. Biaya bahan tidak langsung (Bahan penolong) Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relatif kecil. Seperti jarum jahit, jarum obras, jarum overdeck, plastik, karung, dan tali rafia. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung pada Tunas Den s tidak ada. c. Biaya penyusutan mesin Biaya penyusutan pada Tunas Den s terdiri dari penyusutan 6 unit mesin jahit, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin overdeck, dan 1 unit mesin potong. Biaya penyusutan terjadi akibat penurunan nilai manfaat dari mesin-mesin pabrik. d. Biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan merupakan biaya untuk perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi, seperti penggantian minyak pelumas mesin.

48 e. Biaya lain-lain Biaya lain-lain merupakan biaya yang digunakan untuk menunjang proses produk selain biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, dan biaya pemeliharaan. Biaya lain-lain yang terjadi pada Tunas Den s antara lain yaitu biaya listrik, biaya telepon (dalam bentuk voucher), dan biaya sewa gedung. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s mengenai perhitungan harga pokok produksi. Penulis menyimpulkan bahwa unsur-unsur biaya yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi belum tepat dan tidak sesuai dengan teori akuntansi biaya. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya menggunakan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung sebagai unsur pembentuk harga pokok produksi. Menurut penulis, sesuai teori akuntansi biaya seharusnya perusahaan memasukkan biaya overhead pabrik sebagai salah satu unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, karena biaya tersebut memiliki peranan dalam menunjang proses produksi. Menurut Carter (2009:151), Biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke pesanan tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi). Berdasarkan uraian penulis diatas dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik yang seharusnya dialokasikan oleh perusahaan ke setiap produk terdiri dari biaya bahan penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya sewa gedung.

49 4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013 pada Tunas Den s Setelah diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi. Pada bab ini penulis akan menghitung harga pokok produksi untuk setiap produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013 antara lain, kaos wangki, sweater, dan jaket. Metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksi adalah metode harga pokok berdasarkan pesanan (Job Order Cost Method), karena Tunas Den s melakukan proses produksi berdasarkan pada pesanan yang diterima. Menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan harus mengidentifikasi pesanan secara terpisah agar dapat dibedakan biaya per unit antara satu pesanan dengan pesanan lainnya. Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah metode full costing, yaitu metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Berikut perhitungan harga pokok produksi pada Tunas Den s untuk setiap produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013, disertai dengan laporan harga pokok produksi masing-masing produk:

50 4.2.1 Kaos Wangki a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi 2.500 pieces kaos wangki dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk 2.500 pieces kaos wangki: Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan katun combed 625 Kg Rp 75.000,00 Rp 46.875.000,00 2 Kerah 4,5 Kg Rp 52.000,00 Rp 234.000,00 3 Benang polyester 5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 85.000,00 4 Benang katun 5 Gulung Rp 16.500,00 Rp 82.500,00 5 Benang bordir 6 Gulung Rp 17.000,00 Rp 102.000,00 6 Kancing 15,5 Lusin Rp 6.500,00 Rp 100.750,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 47.479.250,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi 2.500 pieces kaos wangki adalah sebesar Rp 47.479.250,00.

51 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi 2.500 pieces kaos wangki dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi 2.500 pieces kaos wangki: Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Pemotongan 2.500 Rp 3.000,00 Rp 7.500.000,00 2 Bagian Jahit 2.500 Rp 2.500,00 Rp 6.250.000,00 3 Bagian Obras 2.500 Rp 1.500,00 Rp 3.750.000,00 4 Bagian Bordir 2.500 Rp 2.500,00 Rp 6.250.000,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 23.750.000,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi 2.500 pieces kaos wangki adalah sebesar Rp 23.750.000,00

52 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik pada Tunas Den s terdiri dari biaya bahan penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya sewa gedung. Sebelum menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan pada kaos wangki, pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 disajikan rincian biaya bahan penolong dan biaya penyusutan mesin (metode garis lurus): Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Penolong Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Jarum jahit 2 Lusin Rp 12.000,00 Rp 24.000,00 2 Jarum obras 2 Lusin Rp 12.000,00 Rp 24.000,00 3 Jarum overdeck 1,5 Lusin Rp 10.500,00 Rp 15.750,00 4 Plastik pembungkus 8 Kg Rp 7.500,00 Rp 60.000,00 5 Karung 4 Pak Rp 51.500,00 Rp 206.000,00 6 Tali rafia 5 Pak Rp 42.000,00 Rp 210.000,00 Total Biaya Bahan Penolong Rp 539.750,00 Jadi, total biaya bahan penolong yang digunakan untuk produksi pada periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 539.750,00.

53 Tabel 4.7 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Produksi Tunas Den s Periode Maret 2013 No Mesin Pabrik Unit Harga Perolehan Masa Manfaat (Tahun) Biaya Penyusutan Per Tahun 1 Mesin Jahit 1 2 Rp 3.000.000,00 8 Rp 750.000,00 2 Mesin Jahit 2 4 Rp 3.500.000,00 8 Rp 1.750.000,00 3 Mesin Obras 4 Rp 2.200.000,00 8 Rp 1.100.000,00 4 Mesin Overdeck 2 Rp 5.000.000,00 8 Rp 1.250.000,00 5 Mesin Potong 1 Rp 3.000.000,00 8 Rp 375.000,00 Total Biaya Penyusutan Mesin per Tahun Rp 5.225.000,00 Total Biaya Penyusutan Mesin per Bulan Rp 435.417,00 Biaya penyusutan mesin produksi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi, total biaya penyusutan per bulan untuk mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 435.417,00. Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:

54 BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 Biaya Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi 2.500 pieces kaos wangki: Tabel 4.8 Biaya Overhead Pabrik Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah Biaya 1 Bahan penolong 2.500 3.310 Rp 539.750,00 Rp 407.666,00 2 Penyusutan mesin 2.500 3.310 Rp 435.417,00 Rp 328.865,00 3 Listrik 2.500 3.310 Rp 495.300,00 Rp 374.094,00 4 Telepon 2.500 3.310 Rp 200.000,00 Rp 151.057,00 5 Pemeliharaan 2.500 3.310 Rp 150.000,00 Rp 113.293,00 6 Sewa gedung 2.500 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 1.283.988,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.658.963,00 Jadi total biaya overhead pabrik untuk produksi 2.500 pieces kaos wangki adalah sebesar Rp 2.658.963,00

55 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan kaos wangki sebanyak 2.500 pieces, dengan cara mengakumulasikan seluruh unsur biaya produksi tersebut. Berikut harga pokok produksi kaos wangki yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi kaos wangki pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

56 Tabel 4.9 Laporan Harga Pokok Kaos Wangki Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Kaos Wangki Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp 47.479.250,00 + Bahan baku yang tersedia Rp 47.479.250,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp 47.479.250,00 Tenaga Kerja Langsung Rp 23.750.000,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp 407.666,00 Biaya penyusutan mesin Rp 328.865,00 Biaya listrik Rp 374.094,00 Biaya telepon Rp 151.057,00 Biaya pemeliharaan Rp 113.293,00 Biaya sewa gedung Rp 1.283.988,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.658.963,00 + Total Biaya Produksi Rp 73.888.213,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp 73.888.213,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp 73.888.213,00

57 Harga Pokok Produksi per piece Kaos Wangki = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp 73.888.213,00 2.500 pieces = Rp 29.555, 29 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk 2.500 pieces kaos wangki pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 73.888.213,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece kaos wangki pada bulan Maret 2013 adalah sebesar Rp 29.555, 29/pcs atau dibulatkan menjadi Rp 29.555,00/pcs.

58 4.2.2 Sweater a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk 750 pieces sweater: Tabel 4.10 Biaya Bahan Baku Langsung Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan fleece 351,6 Kg Rp 66.000,00 Rp 23.205.600,00 2 Benang polyester 7,5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 127.500,00 3 Benang katun 7,5 Gulung Rp 16.500,00 Rp 123.750,00 4 Rip sweater 46,9 Kg Rp 45.000,00 Rp 2.110.500,00 5 Tali kur 5 Pak Rp 20.000,00 Rp 100.000,00 6 Cat sablon 5 Kg Rp 42.000,00 Rp 210.000,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 25.877.350,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp 25.877.350,00

59 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi 750 pieces sweater: Tabel 4.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Potong 750 Rp 3.000,00 Rp 2.250.000,00 2 Bagian Jahit 750 Rp 7.000,00 Rp 5.250.000,00 3 Bagian Obras 750 Rp 2.500,00 Rp 1.875.000,00 4 Bagian Sablon 750 Rp 3.500,00 Rp 2.625.000,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 12.000.000,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp 12.000.000,00

60 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut: BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 Biaya Berikut disajikan biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces sweater: Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah 1 Bahan penolong 750 3.310 Rp 539.750,00 Rp 122.300,00 2 Penyusutan mesin 750 3.310 Rp 435.417,00 Rp 98.659,00 3 Listrik 750 3.310 Rp 495.300,00 Rp 112.228,00 4 Telepon 750 3.310 Rp 200.000,00 Rp 45.317,00 5 Pemeliharaan 750 3.310 Rp 150.000,00 Rp 33.988,00 6 Sewa gedung 750 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 385.196,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp 797.688,00 Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp 797.688,000

61 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan sweater sebanyak 750 pieces, yaitu dengan cara mengakumulasikan semua unsur biaya tersebut. Berikut harga pokok produksi sweater yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi sweater pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

62 Tabel 4.13 Laporan Harga Pokok Produksi Sweater Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Sweater Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp 25.877.350,00 + Bahan baku yang tersedia Rp 25.877.350,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp 25.877.350,00 Tenaga Kerja Langsung Rp 12.000.000,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp 122.300,00 Biaya penyusutan mesin Rp 98.659,00 Biaya listrik Rp 112.228,00 Biaya telepon Rp 45.317,00 Biaya pemeliharaan Rp 33,988,00 Biaya sewa gedung Rp 385.196,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp 797.688,00 + Total Biaya Produksi Rp 38.675.038,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp 38.675.038,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp 38.675.038,00

63 Harga Pokok Produksi per piece Sweater = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp 38.675.038,00 750 pieces = Rp 51.566,72 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk 750 pieces sweater pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 38.675.038,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece sweater sebesar Rp 51.566,72/pcs atau dibulatkan menjadi Rp 51.567,00/pcs.

64 4.2.3 Jaket a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk 60 pieces jaket: Tabel 4.14 Biaya Bahan Baku Langsung Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan taslan 120 M Rp 25.000,00 Rp 3.000.000,00 2 Puring 120 M Rp 9.000,00 Rp 1.080.000,00 3 Benang katun 1 Gulung Rp 22.000,00 Rp 22.000,00 4 Benang bordir 0,5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 8.500,00 5 Resleting badan 60 Pieces Rp 6.000,00 Rp 360.000,00 6 Resleting saku 120 Pieces Rp 1.500,00 Rp 180.000,00 7 Perepet 1,8 Roll Rp 30.000,00 Rp 54.000,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 4.704.500,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp 4.704.500,00

65 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan kuantitas yang dikerjakan dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi 60 pieces jaket: Tabel 4.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Potong 60 Rp 3.500,00 Rp 210.000,00 2 Bagian Jahit 60 Rp 11.000,00 Rp 660.000,00 3 Bagian Bordir 60 Rp 6.000,00 Rp 360.000,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.230.000,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp 1.230.000,00

66 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut: BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Pesanan Produksi Maret 2013 Biaya Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket: Tabel 4.16 Biaya Overhead Pabrik Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah Biaya 1 Bahan penolong 60 3.310 Rp 539.750,00 Rp 9.784,00 2 Penyusutan mesin 60 3.310 Rp 435.417,00 Rp 7.893,00 3 Listrik 60 3.310 Rp 495.300,00 Rp 8.978,00 4 Telepon 60 3.310 Rp 200.000,00 Rp 3.625,00 5 Pemeliharaan 60 3.310 Rp 150.000,00 Rp 2.719,00 6 Sewa gedung 60 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 30.816,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp 63.815,00 Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp 63.815,00

67 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan jaket sebanyak 60 pieces jaket, yaitu dengan cara mengakumulasikan unsur biaya tersebut. Berikut harga pokok produksi jaket yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi jaket pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

68 Tabel 4.17 Laporan Harga Pokok Produksi Jaket Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Jaket Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp 4.704.500,00 + Bahan baku yang tersedia Rp 4.704.500,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp 4.704.500,00 Tenaga Kerja Langsung Rp 1.230.000,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp 9.784,00 Biaya penyusutan mesin Rp 7.893,00 Biaya listrik Rp 8.978,00 Biaya telepon Rp 3.625,00 Biaya pemeliharaan Rp 2.719,00 Biaya sewa gedung Rp 30.816,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp 63.815,00 + Total Biaya Produksi Rp 5.998.315,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp 5.998.315,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp 5.998.315,00

69 Harga Pokok Produksi per piece Jaket = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp 5.998.315,00 60 pieces = Rp 99.971,92 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk 60 pieces jaket pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 5.998.315,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece jaket sebesar Rp 99.971,92/pcs atau dibulatkan menjadi Rp 99.972,00/pcs.

70 Menurut penulis, harga pokok produksi yang sebelumnya ditentukan oleh perusahaan untuk tiap-tiap produk tidak tepat. Hal ini dikarenakan sebelumnya perusahaan menghitung harga pokok produksi dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tanpa membebankan biaya overhead pabrik. Perusahaan seharusnya melakukan perhitungan harga pokok produksi seperti perhitungan yang penulis sajikan di atas, yaitu dengan mengakumulasikan seluruh unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan bahwa, Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.